MODUL STRUKTUR ATOM MODUL STRUKTUR ATOM

RANGKUMAN MATERI AJAR
KELAS X SMA PROGRAM IPA

Materi:

STRUKTUR ATOM

*KHUSUS UNTUK PARA PENIMBA ILMU
Oleh:
Najmia Rahma, S.Pd.

Why “atom”???
Kalo membicarakan atom berarti kita ngomongin sejarah nih... Bukan berarti
orang IPA ga belajar sejarah lho! Oke, siap-siap ya!!
Begini kisahnya, dahulu kala pada tahun 465 sebelum masehi, ada seseorang
bernama Democritus yang mengungkapkan bahwa benda atau materi itu tersusun dari
partikel-partikel kecil yang tak kasat mata dan tak dapat dapat dibelah. Ia
menyebutnya ATOM (artinya “tak dapat dibelah”). Kalau suatu benda kita belah,
dan teruuus dibelah, maka akan sampai pada belahan yang tak dapat dibelah lagi
karena begitu kecilnya, nah itulah yang katanya merupakan atom. Begitulah kata-kata
atom lahir di dunia.

Sebenarnya banyak yang mengajukan pendapat mengenai rahasia zat, tersusun
atas apa sih zat itu, setidaknya ada 3 filsuf Yunani yang mengajukan teori berbeda,
salah satunya Democritus tadi (yang lainnya ada Heraclitus dan Aristoteles). Setelah
banyak yang mengajukan pendapat mereka masing-masing mengenai penyusun zat,
banyak juga penelitian-penelitian yang didasari dari teori-teori tersebut, hingga
akhirnya pada tahun 1808 masehi, JOHN DALTON menghidupkan kembali TEORI
ATOM.
Mengenai atom, Dalton berasumsi:
1. materi tersusun atas partikel-partikel yang sangat padat dan kecil yang tidak
dapat dipecah-pecah lagi. Partikel itulah yang dinamakan ATOM,
2. atom-atom suatu unsur identik dalam segala hal, tetapi berbeda dengan
atom-atom unsur lain,
3. dalam rekasi kimia terjadi penggabungan atau pemisahan dan penataulangan
atom-atom dari satu komposisi ke komposisi lain,
4. atom dapat bergabung dengan atom lain membentuk suatu molekul dengan
perbandingan sederhana.

1

Model atom yang

diusulkan Dalton

John Dalton

Menurut Dalton, apa yang disebut senyawa tersusun dari kelompok-kelompok atom
tertentu yang disebut MOLEKUL.

Namanya juga teori, jadi dapat dipatahkan jika ada teori lain yang lebih masuk
akal di zamannya... Nah, model atom Dalton ini agak rancu nih! So, pada suatu
ketika sekitar awal tahun 1800-an ada seorang kimiawan bernama HUMPHRY DAVY
yang mencoba melewatkan arus listrik ke suatu zat, eeh ternyata zat tersebut jadi

terdekomposisi. Dengan begitu ia menyimpulkan bahwa unsur-unsur dalam senyawa
kimia dapat bersatu dengan adanya energi listrik. Pada tahun 1832–1833, muridnya
Davy, yaitu MICHAEL FARADAY, mengembangkan kembali penelitian gurunya. Ia
meneliti mengenai hubungan antara jumlah muatan listrik dengan reaksi kimia yang
terjadi. Bekerja sama dengan George Stoney, pada tahun 1874, akhirnya mereka
menghasilkan sebuah hasil, bahwa dalam atom (yang tidak lain tidak bukan adalah
penyusun suatu zat) terdapat muatan listrik!!! Barulah pada tahun 1891, Faraday
menamai muatan listrik itu sebagai ELEKTRON.

Faraday meneliti keberadaan elektron itu menggunakan sebuah alat bernama
Tabung Sinar Katoda, seperti ini wujudnya:

2

Gambar A

Tabung Sinar
Katoda
Ada seperti sedotan kecil ke arah kiri katoda, itu sebenarnya
mengarah pada sumber listrik, bisa akki, bisa listrik batere, atau
listrik PLN. Sinar yang dipancarkan dari katoda sebenarnya
merambat lurus (seperti Gambar B), tapi oleh kolimator
difokuskan, jadi sinar yang keluar diameternya lebih kecil. Layar
fluoresens untuk mendeteksi jatuhnya sinar katoda

Gambar B

Tabung Sinar
Katoda

Sinar katoda merambat lurus, makanya bayangan benda jatuhnya
tepat di belakang bendanya.

Gambar C

Tabung Sinar
Katoda

3

Gambar di atas menunjukkan bahwa sinar katoda dapat berbelok
jika didekatkan logam bermuatan. Ia akan mendekat ke logam
bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa SINAR KATODA
BERMUATAN NEGATIF.

Gambar D

Tabung Sinar
Katoda


Selain bermuatan, sinar katoda juga memiliki massa. Aslinya
baling-baling yang ada pada gambar itu bergerak, lho, akibat
ditubruk oleh sinar katoda.

Kembali lagi ke model atom Dalton.... Tadi disebutkan modelnya rancu, ya
karena tidak ada elektron disana! Sedangkan menurut Faraday dalam atom itu harus
ada elektron yang bermuatan negatif dan memiliki massa. Sejenius-jeniusnya seorang
ilmuwan akan kalah oleh usia. Sepeninggalan Faraday, pada tahun 1897, muncullah
ilmuwan yang lain bernama JOSEPH JOHN THOMSON yang mempelajari lebih
dalam lagi mengenai elektron ini. Fakta adanya elektron ini menginspirasi Thomson
untuk membangun suatu model atom yang mampu menyempurnakan model atom
Dalton. Menurut Thomson seperti ini:
Ehem, menurut saya, atom mengandung elektron
yang bermuatan negatif dan elektron-elektron ini
tersebar secara merata di dalam seluruh atom.
Atomnya sendiri berupa bola pejal yang
bermuatan positif, modelnya seperti yang di
bawah... Kalo masih ga kebayang, kalian tahu
Chips AHOY, kan? Yah mirip-mirip, lah...


J.J. Thomson
4

materi bermuatan positif

elektron bermuatan
negatif

Di awal-awal tahun 1900an, sudah jelas bahwa atom memiliki muatan positif
dan negatif. Tapi muncul pertanyaan di benak orang-orang akademisi, “bagaimana

posisi muatan-muatan ini? Apakah benar elektron tersebar tidak merata begitu saja?”
Terinspirasi oleh Thomson, seorang muridnya bernama ERNEST RUTHERFORD, yang
pada saat itu merupakan murid Thomson yang paling jenius fisika terapannya,
membangun sebuah penelitian yang dikenal sebagai penembakan lempeng emas, ini
terjadi pada tahun 1909–1910.

Gambar di atas merupakan model percobaan penembakan lempeng emas tipis
dengan partikel alfa (α) yang diemisikan (dipancarkan) oleh unsur radioaktif. Sebagian
besar partikel α melewati lempeng emas, sebagian kecil dipantulkan kembali. Dengan


demikian volume atom sebagian besar berupa ruang kosong, sebagian kecil lainnya
berupa inti atom yang bermuatan positif.

5

Berdasarkan percobaannya itu, Rutherford mulai menyempurnakan model
atom milik gurunya, yakni model atom Thomson, dan dikembangkan sebagai berikut:
1. atom tersusun dari inti atom bermuatan positif dan elektron bermuatan
negatif;
2. sebagian besar volume atom berupa ruang kosong yang massanya terpusat
pada inti atom;
3. oleh karena atom netral, maka jumlah muatan positif sama dengan jumlah
muatan negatif;
4. di dalam atom, elektron-elektron selalu bergerak mengelilingi inti.
Gagasan mengenai adanya inti atom pertama kalinya diungkapkan oleh Rutherford.

Atom itu ya... terdiri dari inti bermuatan positif
yang sangaaat kecil dan disekitarnya itu lho,
dikelilingi oleh elektron! Jaraknya cukup jauhlah

dari inti. Kurang lebih yaa seperti ini lho
modelnya...

Elektron bergerak melingkar,
mengelilingi inti atom

Ernest Rutherford
Ini inti atomnya

Gambar di samping kiri ini merupakan
ilustrasi

Penembakan

Lempeng

Emas

Rutherford. Garis hitam menunjukkan sinar
alfa yang diteruskan, artinya dia berhasil

melewati ruang kosong yang ada diantara
inti dan elektron. Garis biru menunjukkan
sinar alfa menabrak inti yang bermuatan
6

positif, karena sinar alfa bermuatan positif pula, maka seperti magnet akan terjadi
tolak menolak, sehingga sinar alfa dipantulkan kembali. Satu lagi, garis merah
menunjukkan pembelokan sinar alfa, ini bisa terjadi karena sinar alfa bergerak agak
dekat dengan inti tapi tidak tepat pada inti sehingga bukannya dipantulkan, tapi dia
dibelokkan oleh medan magnetik dari inti atom.
Bagaimanapun juga teori manusia tak ada yang sempurna. Model atom
Rutherford ini ternyata ditilik-tilik punya kelemahan yang menurut Hukum Fisika
Klasik Maxwell, jika suatu partikel bermuatan listrik bergerak melingkar akan
memancarkan energinya dalam bentuk cahaya sehingga percepatan semakin
berkurang, dengan demikian elektron tidak akan terus mengorbit di sekitar inti, tapi

lama-kelamaan dia akan jatuh ke inti karena adanya tarikan gravitasi inti.

Kelemahan pada model atom Rutherford mencerminkan bahwa atom tidak
stabil. Nyatanya banyak benda di dunia ini yang stabil. Contoh, meja yang bentuknya

kotak selamanya tidak akan berubah bentuk (kecuali keropos atau didaur ulang) atau
bahkan bisa tiba-tiba hilang sama sekali. Berarti atom-atom pembentuknyapun stabil.
Kalau begitu pasti ada model atom yang dapat mengungguli Model Atom Rutherford
sebelumnya. Ya, benar! Beberapa tahun kemudian muncullah ilmuwan bernama Niels
Bohr yang menyempurnakan Model Atom Rutherford. Dengan menggunakan Teori
Kuantum milik Planck, Bohr mengeluarkan postulat yang berbunyi:
1. dalam mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit tertentu. Kulit ini
stasioner (tetap) pada jarak tertentu;
2. selama elektron berada di kulit stasioner, energinya tetap;
3. elektron dapat beralih dari satu kulit ke kulit yang lain dengan
menyerap atau mengluarkan (emisi) energi. Jika elektron
menyerap energi, maka ia akan berpindah ke kulit yang lebih
luar, karena posisi kulit dari intinya semaikn jauh, maka
energinya makin besar pula. Sedangkan apabila elektron
mengeluarkan energi, maka ia akan jatuh atau kembali lagi ke
kulit yang lebih dekat ke inti atau yang lebih rendah
energinya.

7


Menurut saya, sih mudah saja. Di dalam
atom elektron-elektron mengelilingi inti
pada lintasan tertentu yang disebut
dengan kulit elektron atau tingkat energi.
Modelnya kurang lebih begini...

Niels Bohr
kulit K (n=1)

kulit L (n=2)
Sumber gambar: budisma.web.id

Seperti yang kalian perhatikan, dalam model atom Bohr tersebut terdapat elektronelektron yang mengelilingi inti pada kulit-kulit tertentu. Simbol untuk kulit adalah

n..

Kulit yang terdekat dengan inti atom, yakni kulit pertama (n = 1) diberi nama kulit

K, kulit kedua (n = 2) diberi nama kulit L, kulit ketiga (n = 3) diberi nama kulit M,
dan seterusnya... Setiap kulit memiliki jumlah maksimal elektron yang menghuninya
dengan mengikuti rumus ini:

Misalkan pada kulit kelima dimana n = 5,
berarti jumlah elektron maksimal...

Jadi, di kulit ke-5 maksimal elektron hanya 50 buah.
Dari susunan elektron ini melahirkan istilah
KONFIGURASI ELEKTRON BOHR.

Dalam menentukan konfigurasi elektron Bohr, harus dipastikan terlebih dahulu jumlah
elektron yang ada pada suatu atom maupun ion. Dengan demikian perhatikan
dengan jeli simbol atom yang selalu dimiliki setiap unsur!

8

Massa Atom

Nomor Atom

Simbol Atom

Nama Atom
Setiap unsur memiliki angka yang menunjukkan MASSA atom dan NOMOR atom.
Keduanya dapat kalian temukan pada TABEL PERIODIK UNSUR yang akan kita bahas
lebih lanjut pada bab berikutnya.
Pada simbol atom kita dapat
menemukan informasi mengenai
partikel penyusunnya, antara lain
proton, elektron, dan neutron.
Proton bermuatan (+), elektron
bermuatan (–), dan neutron tidak
bermuatan (netral).

MASSA atom
memiliki angka
yang lebih
besar dari
NOMOR atom

Jumlah proton dalam suatu atom dapat kita ketahui dari
NOMOR ATOM. Seperti atom besi (iron) di atas, dia memiliki
nomor atom 26, maka jumlah proton pun sama, 26 buah.

Jumlah neutron dapat kita ketahui dari pengurangan MASSA
ATOM dan NOMOR ATOM. Pada atom besi yang memiliki
massa atom 56 (pembulatan) dan nomor atom 26, maka
jumlah neutronnya adalah 56 – 26 = 30 buah.

Jumlah elektron dapat kita ketahui juga melalui
NOMOR ATOM. Hanya perlu diperhatikan muatan
yang dimiliki ION. Atom besi dapat menjadi ion
seperti di samping kanan. Nomor atom ion besi tetap
26, namun ada muatan 3+ disana. Ini artinya atom
besi telah kehilangan elektron sebanyak 3 buah.
9

3+
𝟓𝟔
𝟐𝟔𝑭𝒆

Sehingga, jumlah elektron akan menjadi 26 – 3 = 23
buah
Sebaliknya, jika ion bermuatan negatif, misalkan

2–

, artinya ada penambahan

elektron sebanyak 2 buah. Nomor atom ion S tersebut adalah 16, maka jumlah
elektronnya akan menjadi 16 + 2 = 18 buah.

Gampang ternyata!

Nah! Kalau kalian sudah ketemu dengan para partikel penyusun atom, kalian akan
menemukan sekumpulan atom atau ion yang memiliki nomor atom sama, massa
atom sama, ataupun jumlah neutron sama. Ya, inilah para ISO!!!

Baiklah! Kita lanjutkan ke
KONFIGURASI ELEKTRON BOHR

10

Seperti yang sudah kita bahas
sebelumnya,

bahwa

menurut

Bohr

elektron berada pada kulit-kulitnya dan selalu
mengikuti aturan jumlah maksimal di setiap kulitnya. Mari
kita coba menuliskan konfigurasi elektron menurut Bohr. Semisal ada atom

, begini

konfigurasinya:
Kulit K = 2
Kulit L = 4, jadi, konfigurasi elektron 6C adalah 2 4. Contoh yang lain:
K

L

M

Na

2

8

1

Mg

2

8

2

K

2

8

8

1

Br

2

8

18

7

11
12

19
35

N

ELEKTRON
VALENSI

Hmm... tunggu sebentar, ada yang aneh di
19K.

Bukannya kulit M itu mampu
menampung 18 elektron, kenapa dipecah 8
dan 1??

Penulisan konfigurasi elektron
Bohr ada aturannya! Jika
elektron terakhir (alias
ELEKTRON VALENSI) melebihi
angka 8, maka yang ditulis
adalah jumlah elektron
maksimal pada kulit
sebelumnya. Kemudian pada
kulit selanjutnya tinggal
diisikan kekurangannya saja

Silakan kalian bereksperimen
dengan atom-atom yang lain
dengan melihatnya dalam
Tabel Periodik Unsur

11

Begitulah, model atom Bohr lengkap
dengan penulisan konfigurasi elektronnya.

Namun, pemirsa, Model Atom Bohr ini hanya untuk menjelaskan atom Hidrogen
saja, yang paling sederhana, hanya punya 1 inti dan 1 elektron!! Model atom ini tidak
dapat digunakan pada atom yang memiliki elektron banyak. Coba aja Polonium yang
nomor atomnya 84, otomatis jumlah elektronnya juga 84. Banyak bangeettt! Jadi,
model atom Bohr ini dikaji lagi dan disempurnakan lagi.
Akhirnya 10 tahun setelah teori Bohr, muncullah teori yang baru, yang
dipelopori oleh 3 orang ilmuwan: Louis de Broglie, Werner Heisenberg, dan Erwin
Schrödinger yang menjadi dasar dari model atom MEKANIKA KUANTUM
De Broglie mengungkapkan hipotesisnya bahwa elektron dapat bersifat
sebagai PARTIKEL dan GELOMBANG sekaligus. Sifat elektron yang seperti ini dikenal
sebagai DUALISME. Elektron menempati semacam “awan” bukan orbit melingkar.
Bagian paling padat awan itu adalah tempat kemungkinan terbesar dihuni oleh
elektron-elektron, dan awan-awan ini tidak harus bundar.
daerah dengan
kemungkinan
tertinggi
ditemukannya
elektron

nukleus

nukleus

Posisi tepatnya suatu elektron dan juga kecepatan geraknya tidak dapat ditentukan
secara pasti. Hal ini dikenal dengan prinsip ketidakpastian HEISENBERG. Pola gerakan
elektron

dijelaskan

secara

perhitungan

matematika

oleh

fisikawan

Austria,

SCHRÖDINGER. Berkat beliau, posisi elektron dapat ditentukan kemungkinannya
secara 3 dimensi menggunakan orbital yang merupakan tingkat energi dari suatu

ruang yang mempunyai peluang terbesar untuk ditemukannya elektron di sekitar inti
atom. Orbital-orbital ini dapat bergabung membentuk subkulit. Gabungan dari
12

subkulit-subkulit akan menjadi kulit sama dengan model atom Bohr. Perhitungan
matematika Schrödinger ini melahirkan tiga bilangan yang dikenal sebagai

BILANGAN KUANTUM

dengan lambang
menyatakan
tingkat energi ditemukannya suatu elektron. Tingkat energi ini mirip
dengan kulit yang ada pada teori atom Bohr.
n = 1 2 3 4 ...
dst
K

L

M

N

dengan lambang l merupakan
subkulit yang menentukan bentuk orbital. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya bahwa bentuk orbital tidak harus bundar. Bilangan kuantum
inilah yang menentukan bentuk tersebut. Nilai l adalah dari 0 sampai (n –
1) untuk setiap n.

n = 1, maka l = 0

Untuk:
l = 0 dilambangkan dengan subkulit s

n = 2, maka l = 0 dan 1

l = 1 dilambangkan dengan subkulit p
l = 2 dilambangkan dengan subkulit d
l = 3 dilambangkan dengan subkulit f

n = 3, maka l = 0, 1 dan 2
n = 4, maka l = 0, 1, 2, dan 3

s (sharp), p (principal), d (diffuse), dan f (fundamental)

13

dengan lambang
menunjukkan arah orbital dalam ruang. Setiap subkulit (l) memiliki ruang
yang jumlahnya sesuai dengan –l sampai dengan +l.
Misalkan, untuk subkulit p, yang memiliki nilai l = 1, maka nilai m adalah

soo, subkulit p memiliki 3 buah orbital yang dapat ditempati oleh elektron
Sebenarnya masih ada satu bilangan kuantum lagi yang terlepas dari tiga bilangan
sebelumnya, yakni:

dengan lambang
didasari
pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlach bahwa elektron juga
mengalami rotasi, ia dapat berputar pada sumbunya. Terdapat dua arah
putaran elektron, yaitu:

s=

dan s =

Jadi, inilah kesimpulan yang dapat ditarik dari keempat
bilangan kuantum tersebut...

Jumlah maksimal

n

l

m

Subkulit

s

1

0

0

1s

,

2

2

0

0

2s

,

2

elektron
2

8
1

‒1, 0, +1

2p

14

,

6

Jumlah maksimal

n

l

m

Subkulit

s

3

0

0

3s

,

2

1

‒1, 0, +1

3p

,

6

2

‒2, ‒1, 0, +1, +2

3d

,

10

0

0

4s

,

2

1

‒1, 0, +1

4p

,

6

4

elektron

18

32
2

‒2, ‒1, 0, +1, +2

4d

,

10

3

‒3, ‒2, ‒1, 0, +1, +2, +3

4f

,

14

Dengan adanya model atom Mekanika Kuantum ini, maka konfigurasi elektron Bohr
tidak lagi sesuai. Terdapat beberapa aturan dalam menuliskan konfigurasi elektron
berdasarkan mekanika kuantum tersebut.

yang berarti membangun. Pada prinsipnya elektron dalam
suatu atom akan berada dalam kondisi stabil bila memiliki energi yang rendah. Hal ini
membuat elektron memiliki kecenderungan untuk menempati energi terendah terlebih
dahulu. Siapa yang ga mau stabil coba?! Besarnya tingkat energi dapat diketahui dari
nilai bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimut (l).
Subkulit

1s

2s

2p

3s

3p

3d

4s

4p

4d

4f

n

1

2

2

3

3

3

4

4

4

4

l

0

0

1

0

1

2

0

1

2

3

n+l

1

2

3

3

4

5

4

5

6

7

Berdasarkan tabel tersebut, maka urutan tingkat energi dari yang paling rendah ke
yang paling tinggi adalah:
15

Jika terdapat kulit 5, 6, dan seterusnya, maka urutannya akan menjadi seperti ini:

menyatakan bahwa dalam satu atom tidak boleh terdapat
dua elektron dengan empat bilangan kuantum yang sama. Berkat larangan Pauli,
setiap orbital dalam subkulit hanya terbatas ditempati oleh maksimal 2 elektron saja,
sehingga dapat kita peroleh kesimpulan:

subkulit s terdiri dari 1 orbital (0), ditempati
maksimal oleh 2 elektron
subkulit p terdiri dari 3 orbital (–1; 0; +1),
ditempati maksimal oleh 6 elektron
subkulit d terdiri dari 5 orbital (–2; –1; 0;
+1; +2), ditempati maksimal oleh 10
elektron
subkulit f terdiri dari 7 orbital (–3; –2; –1;
0; +1; +2; +3), ditempati maksimal oleh 14
elektron
menyatakan bahwa dalam suatu tingkat energi yang memiliki
lebih dari satu orbital, pengisian elektron harus tidak berpasangan terlebih dahulu,
misalkan pada subkulit d kita memiliki 5 orbital, seperti ini:
–2

–1

0

16

+1

+2

Maka pengisian elektronnya:










–2

–1

0

+1

+2

Jika masih ada elektron yang harus dimasukkan lagi, maka pengisian selanjutnya
berulang ke orbital –2 tapi dengan arah spin yang berbeda.










–2

–1

0

+1

+2

Begitulah seterusnya...

Konfigurasi elektron untuk atom
1s2

2s2

adalah sebagai berikut:
2p6

3s2

3p6

4s2

3d10

Jika kita hitung angka kecil di sebelah kanan atas (yang merupakan jumlah elektron)
jumlahnya adalah 30 yang menandakan bahwa jumlah elektron untuk atom netral Zn
sama dengan nomor atomnya. Sekarang kita akan tentukan berapa saja bilangan
kuantum yang dimiliki elektron terakhir dari Zn tersebut. Kita mulai dengan Bilangan
Kuantum Utama (n) hingga spin (s), let’s cekidot...
Dari konfigurasi ini,

1s2

2s2

2p6

3s2

3p6

4s2

3d10

bisa kita ketahui bahwa yang dilingkari tersebut merupakan tempat dimana elektron
terakhir yang akan menjadi “tersangka” kita kali ini berada, kita tulis lagi saja supaya
lebih fokus...

3 d 10
Informasi Bil.
Kuantum Spin

Informasi Bil.
Kuantum Utama
Informasi Bil. Kuantum Azimut
yang juga digunakan untuk Bil.
Kuantum Magnetik

17

n = 3 karena berada di kulit ke-3

l = 2 karena berada pada subkulit d, yang juga berarti memiliki 5 buah orbital, yakni
–2, –1, 0, +1, +2, masing-masing orbital diisi oleh elektron maksimal 2 buah,
hitung sampai 10
m=











tanda panah menunjukkan jumlah elektron. Isi

–2

–1

0

+1

+2

terlebih dahulu seluruh orbital dengan , jika
telah terisi semua kembali lagi ke orbital –2 dan

isi dengan . Karena elektron terakhir berada pada orbital +2, maka m = +2

s=

karena elektron terakhir mengarah ke bawah.
Jadi kesimpulannya, elektron terakhir pada

Zn memiliki informasi bilangan

30

kuantum n = 3; l = 2; m = +2; dan s =

Sekarang kita coba untuk mengerjakan sebaliknya, yakni dari bilangan kuantum yang
telah diketahui ingin kita cari nomor atomnya berapa... langsung saja perhatikan
penjelasan berikut:
Diketahui bilangan kuantum elektron terakhir suatu atom adalah n = 4; l =
0; m = 0; dan s =

, maka berapakah nomor atomnya?

Karena n = 4, maka elektron terakhir tersebut berada pada kulit ke-4,

l = 0 menunjukkan subkulit yang ditempatinya, subkulit 0 adalah s,
karena subkulit s hanya memiliki 1 orbital, maka m = 0 akan tergambar seperti ini:
sekarang tinggal kita isi elektronnya. Karena s =

0

, maka elektronnya akan

menghadap ke atas, dan berakhir pada 1 elektron saja di subkulit 4s



Jadi kesimpulannya, elektron terakhir kita ini berada pada subkulit 4s1. Untuk
jumlah elektron total kita harus mundur dahulu hingga orbital 1s, sehingga
urutannya akan menjadi seperti ini:

1s2

2s2

2p6

3s2

18

3p6

4s1

Selanjutnya kita jumlahkan saja angka-angka kecil di sebelah kanan atasnya,
karena itu yang menunjukkan jumlah elektron.
2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 1 = 19
So... nomor atom dengan bilangan kuantum elektron terakhir

n = 4; l = 0; m = 0; dan s =

Baiklah, dengan demikian selesai sudah
pembahasan kita mengenai STRUKTUR
ATOM ini! Kalian harus mau coba-coba
berbagai macam soal yang bervariasi ya...
Selamat memahami!!

19

adalah 19.

Daftar Pustaka
Criddle, C. dan Gonick, L. (2011). Kartun Kimia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).
Setiabudi, A. dan Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta:
DEPDIKNAS.
Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Erlangga.

Dan ulasan-ulasan lainnya bersumber dari internet

20