Konsep dan Pengertian Kota Menurut Para

1

KONSEP DAN PENGERTIAN KOTA MENURUT PARA AHLI

Sebelum memahami tentang konsep kota, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai
pengertian konsep. Konsep menurut Woodruf dalam Carapedia.com mendefinisikan konsep
adalah sebagai suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, pengertian tentang
suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap
objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap
objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa
objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan
sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian
tertentu.
Secara umum, Kota merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja tempat
kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan sebagainya. Sedangkan, secara istilah Kota
berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan
menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, social, ekonomi, budaya.
Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan kehidupan modern dan
menjadi wewenang pemerintah kota. Untuk membahas lebih dalam tentang kota, berikut ini
akan dijelaskan mengenai konsep-konsep kota menurut para ahli maupun menurut undangundang, diantaranya:
1. Menurut Spiro Kostof (1991),

Kota adalah Leburan Dari bangunan dan penduduk, sedangkan bentuk kota
pada awalnya adalah netral tetapi kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan
budaya tertentu.
2. Menurut Prof. Bintarto (1983)
Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi
yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala
pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat
heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Namun,
Bintarto juga menambahkan bahwa Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan
manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang
heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.

2

3. Kota menurut Kostof
Kota adalah tujuan dan kenangan terakhir dari perjuangan dan kemuliaan kita.
ia adalah dimana kebanggaan dari masa lalu untuk dipamerkan. Menurut ahli hukum
dari Denmark JJA Worsaae bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak hanya

melihat masa kini dan masa mendatang, tetapi mau berpaling ke masa lampau untuk
menyimak perjalanan yang dilaluinya. Hal senada dengan ungkapan Bung Karno
Jasmerah, jangan melupakan sejarah. Dalam pemahaman ini, kita harus lebih arif dalam
merencanakan kota dengan melihat tatanan perkembangan kota dari bentuk dan struktur
kota pada masa lalu sebagai pedoman merencanakan kota secara utuh pada masa kini
dan mendatang
4. Menurut John Brickerhoff Jackson (1984)
Kota adalah suatu tempat tinggal manusia yang merupakan manifestasi dari
perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh berbagi unsur seperti bangunan,
jalan dan ruang terbuka hijau
5. Menurut Marbun (1992),
Kota merupakan kawasan hunian dengan jumlah penduduk relatif besar, tempat
kerja penduduk yang intensitasnya tinggi serta merupakan tempat pelayanan umum.
Kegiatan ekonomi merupakan hal yang penting bagi suatu kota karena merupakan dasar
agar kota dapat bertahan dan berkembang (Jayadinata, 1992:110). Kedudukan aktifitas
ekonomi sangat penting sehingga seringkali menjadi basis perkembangan sebuah kota.
Adanya berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu kawasan menjadi potensi
perkembangan kawasan tersebut pada masa berikutnya.
6. Menurut Arnold Tonybee
Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu

kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya
masing-masing.
7. Menurut Louis Wirth
Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanent, dihuni oleh
orang-orang yang hetrogen kedudukan sosialnya
8. Menurut Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980
Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasaan administrasi wilayah seperti
kotamadia dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan
perkotaan yang mempunyai ciri non agraris , miiiissalnya ibukota kabupaen, ibukota
kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
3

9. Menurut UU No 22/ 1999 tentang otonomi daerah
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan social dan keegiatan ekonomi.
10. Kota menurut undang-undang penataan ruang tahun no. 26 tahun 2007 Kawasan
perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

11. Menurut Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya di pasar local
12. Kota menurut Alan S. Burger
“The City” yang diterjemahkan oleh Dyayadi dalam bukunya Tata Kota
menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan penduduk
yang heterogen, dimana di kota itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
terintegrasi membentuk suatu sistem sosial dan seterusnya.
13. Menurut John Brickerhoff Jackson (1984)
Kota adalah suatu tempat tinggal manusia yang merupakan manifestasi dari
perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh berbagi unsur seperti bangunan,
jalan dan ruang terbuka hijau.
14. Kota menurut Marx dan Engels
Kota sebagai perserikatan yang dibentuk guna melindungi hak milik dan
memperbanyak alat-alat produksi dan alat-alat yang diperlukan agar masing-masing
anggota dapat mepertahankan diri. Perbedaan kota dan pedesaaan menurut mereka
adalah pemisahan yang besar antara kegiatan rohani dengan materi. Individu-individu
terbagi dalam kedua jenis tenaga kerja ini, yang mengakibatkan mereka mengalami
alienasi.
15. P.J.M. Nas ( 1979 : 28)

Kota adalah suatu ciptaan peradaban umat manusia.Kota sebagai hasil dari peradaban lahir
dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan Pedesaan sebagai “daerah yang
melindungi kota.

4

16. Amos Rappoport
Definisi klasik, kota adalah suatu permukiman-permukiman yang yang relatif besar,
padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi
sosial.
Definisi Modern kota adalah suatu permukiman yang dirumuskan bukan dari ciri
morfolgi kota tetapi dari suatu fungsi

yang menciptakan ruang efektif melalui

pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu.
Selain itu, Amos Rapoport mengutip pada Jorge E. Hardoy juga untuk merumuskan
kota sebagai berikut 1) ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan
tempat, 2) bersifat permanen, 3) kepadatan minimum terhadap massa dan tempat, 4)
struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditujukkan oleh jalur jalan dan ruangruang perkotaan yang nyata, 5) tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja, 6)

fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yang meliputi sebuah pasar, sebuah pusat
administratif atau pemerintahan, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau
sebuah pusat aktivitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama, 7)
heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hirarkis pada masyarakat 8) pusat ekonomi
perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan memproses
bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas 9) pusat pelayanan bagi daerah-daerah
lingkungan setempat, 10) pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan
pada massa dan tempat itu.
17. Grunfield
Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi
daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan
sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung
tinggi yang lokasinya berdekatan.
Selain itu, di dalam buku Pengantar Arsitektur Kota oleh Hestin Mulyandari
(2011). Beberapa pandangan tentang kota menurut ahli di bidang perencanaan dan
perancangan perkotaan menjelaskan sebagai berik:
1. Pandangan menurut Dickinson
Kota merupakan suatu permukiman yang bangunan rumahnya rapat, dan
penduduknya bernafkahkan bukan pertanian.


5

2. Pandangan menurut Mufrord
Kota merupakan suatu pertemuan yang berorientasi keluar di mana kota
merupakan daya tarik bagi penghuni luar kota untuk kepentingan perdagangan dan
kerohanian.
3. Pandangan menurut Simmel
Simmel meneropong kota dari sudut psikologi. Kota membawa peningkatan
rangsangan syaraf. Dalam kota metropolitan, orang mendapat berbagai macam pesan
yang tak terduga, dan orang harus bereaksi dengan otaknya, bukan dengan hatinya
seperti dalam masyarakat pedesaan. Pasar, ekonomi keuangan, rasionalisme, sifat
impersonal serta penjadwalan waktu (menurut jam) merupakan dasar bagi rangsangan
syaraf.
Selain itu, konsep kota juga dijelaskan oleh Hamblin (1975) dalam web.unair.ac.id
bahwa kota adalah tempat yang dihuni secara permanen oleh suatu kelompok yang lebih besar
dari suatu klen. Di kota terjadi suatu pembagian kerja, yang kemudian melahirkan kelompokkelompok sosial dengan diferensiasi fungsi, hak, dan tanggung jawab. Dengan pengertian
tersebut, Jones (1966) menegaskan bahwa kota tercakup unsur keluasan wilayah, kepadatan
penduduk yang bersifat heterogen dan bermata pencaharian non pertanian, serta fungsi
administratif-ekonomi-budaya. Sebaliknya, kota bagi orang Islam pada dasarnya adalah,
permukiman tempat seseorang dapat memenuhi kewajiban-kewajiban agama dan sosialnya

secara keseluruhan (Grunebaum, 1955:142-144). Dari sudut ekonomi, kota adalah suatu
permukiman di mana penduduknya lebih mengutamakan kehidupan perdagangan dan
komersial dari pada pertanian. Karena itu Max Weber (1966:66) memberikan pengertian kota
ialah ‘tempat pasar’ (market place), sebuah ‘permukiman pasar’ (market settlement). Namun
MAJ Beg (1965:32) menekankan kota sebagai permukiman dengan aspek kependudukan yang
padat, heterogen termasuk tentunya kelompok yang telah mengenal tulisan yang biasanya
berada dalam masyarakat non-agraris. John Sirjamaki (1964), menambahkan bahwa yang
disebut kota adalah pusat komersial dan industri, merupakan kependudukan-kependudukan
dengan tingkat pemerintah sendiri yang diatur oleh pemerintah kota. Kota-kota itu juga
merupakan pusat-pusat untuk belajar serta kemajuan kebudayaan. Kemudian Gordon Childe
(1952), memberikan tambahan bagi pengertian kota dalam ukuran, heterogennya, pekerjaan
umum, dan lainnya, yaitu masalah pengetahuan pertulisan yang merupakan esensi bagi

6

katagorisasi kota yang memberikan ciri perluasan pengetahuan tertentu dan tinggi dari
kelompok masyarakat non-agraris.1
Selanjutnya pengertian kota ditinjau dari berbagi aspek, antara lain aspek geografis,
fisik, demografis, statistik, sosial, ekonomi, dan administrasi. Pengertian ini merupakan
rumusan dari Nia K. Pontoh dan Iwan Kustiwan (2009: 15). Pengertian kota ditinjau dari aspek

fisik adalah suatu wilayah dengan wilayah terbangun lebih padat dibandingkan dengan area
sekitarnya. Aspek demografis adalah wilayah dengan konsentrasi penduduk yang dicerminkan
oleh jumlah dan tingkat kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan wilayah
sekitarnya. Aspek sosial adalah suatu wilayah dengan kelompok-kelompok sosial masyarakat
yang heterogen. Aspek geografis adalah suatu wilayah dengan wilayah terbangun yang lebih
padat dibandingkan dengan area sekitarnya. Aspek statistik adalah suatu wilayah yang secara
statistik besaran atau ukuran jumlah penduduknya sesuai dengan batasan atau ukuran untuk
criteria kota. Aspek ekonomi adalah suatu wilayah yang memiliki kegiatan usaha sangat
beragam dengan dominasi di sector nonpertanian seperti perdagangan, perindustrian,
pelayanan jasa, perkantoran, pengangkutan, dll. Dan yang terakhir kota ditinjau dari aspek
administrasi adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh suatu garis batas kewenangan administrasi
pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarakan peraturan perundang-undangan.2
Intinya, konsep kota secara geografis adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi, corak
kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.

1
2

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

http://taufikzk.wordpress.com/2013/11/28/pengertian-kota-menurut-para-ahli/

7

DAFTAR RUJUKAN

Afandi, Taufan. 2012.Pengertian Arti dan Definisi Desa dan Kota (Online)
http://kriansidoarjo.blogspot.com/2012/11/pengertian-arti-dan-definisi-desa-dan.html
Bagus.2011.Definisi Kota (online)
http://bagusxplano.wordpress.com/2011/10/06/definisi-kota/ diakses pada 05 September
2014
Carapedia.2013.Pengertian
definisi
konsep
menurut
para
ahli
(online)
http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html
diakses pada 05 September 2014

Habib, Muhammad Alhada Fuadillah.2012. Pengertian Kota (online)
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/ diakses pada 05 September 2014
Mulyandari, H. 2011. Pengantar Arsitektur Kota.CV.Andi Offset:Yogyakarta
Taufik. 2013. Pengertian Kota Menurut Para Ahli (online)
http://taufikzk.wordpress.com/2013/11/28/pengertian-kota-menurut-para-ahli/
pada 05 September 2014
Wati, Indah Purnama.2009.Pengertian Kota (online)
http://indahpurnamawati.blogdetik.com/category/pengertian-kota/
September 2014

diakses

diakses

pada

05

8