Tegangan Ijin Tendon Prategang

pengaruh perubahan tegangan akibat slip pengangkuran. Besar kehilangan dari hasil perhitungan harus diperiksa di lapangan pada saat pra-penegangan, dan harus dilakukan penyesuaian di mana perlu. Pada Peraturan Perencanaan Beton Untuk Struktur Jembatan dan Peraturan Perencanaan Beton Untuk Struktur gedung hal ini tidak dijelaskan secara khusus, namun pada buku Beton Prategang Jilid 1 Edward G. Nawy nilai slip ini secara umum diestimasi sebesar 6,35 mm sampai 9,53 mm. Besarnya perpanjangan total tendon adalah : Es fc L  .............................................................................................. 15 Kehilangan gaya prategang akibat slip : 100 L S ANC rata - rata    ....................................................................... 16 Dimana : ANC = prosentasi kehilangan gaya prategang akibat slip diangkur. L = deformasi pada angkur f c = tegangan pada beton E S = modulus elastisitas bajakabel prategang L = panjang kabel S rata2 = harga rata-rata slip diangkur Kehilangan gaya prategang akibat pemindahan gaya dapat digambarkan seperti Gambar 2.16 dibawah ini : Gambar 2.16 Diagram kehilangan teg. sesaat dan sesudah pengangkuran Garis ABC adalah tegangan pada baja prategang tendon sebelum pengangkuran dilaksanakan. Garis DB adalah tegangan pada tendon setelah pengangkuran tendon dilaksanakan. Disepanjang bentangan L terjadi penurunan tegangan pada ujung pengangkuran dan gaya geser berubah arah pada suatu titik yang berjarak X dari ujung pengangkuran. Karena besarnya gaya geser yang berbalik arah ini tergantung pada koefisien geseran yang sama dengan koefisien geseran awal, maka kemiringan garis DB akan sama dengan garis AB akan tetapi arahnya berlawanan. Perpendekan total tendon sampai X adalah sama dengan panjang penyetelan angker anchorage set d, sehingga kehilangan tegangan pada ujung penarikan kabel dapat dituliskan sebagai berikut : X d 2E Ps p  .......................................................................................... 17 Dimana : Ps = Gaya prategang pada ujung angkur Ps = Px . e _ + K Lx Px = Tegangan pada baja prategang pada ujung pengangkuran. Gambar 2.16 Diagram kehilangan teg. sesaat dan sesudah pengangkuran Garis ABC adalah tegangan pada baja prategang tendon sebelum pengangkuran dilaksanakan. Garis DB adalah tegangan pada tendon setelah pengangkuran tendon dilaksanakan. Disepanjang bentangan L terjadi penurunan tegangan pada ujung pengangkuran dan gaya geser berubah arah pada suatu titik yang berjarak X dari ujung pengangkuran. Karena besarnya gaya geser yang berbalik arah ini tergantung pada koefisien geseran yang sama dengan koefisien geseran awal, maka kemiringan garis DB akan sama dengan garis AB akan tetapi arahnya berlawanan. Perpendekan total tendon sampai X adalah sama dengan panjang penyetelan angker anchorage set d, sehingga kehilangan tegangan pada ujung penarikan kabel dapat dituliskan sebagai berikut : X d 2E Ps p  .......................................................................................... 17 Dimana : Ps = Gaya prategang pada ujung angkur Ps = Px . e _ + K Lx Px = Tegangan pada baja prategang pada ujung pengangkuran. Gambar 2.16 Diagram kehilangan teg. sesaat dan sesudah pengangkuran Garis ABC adalah tegangan pada baja prategang tendon sebelum pengangkuran dilaksanakan. Garis DB adalah tegangan pada tendon setelah pengangkuran tendon dilaksanakan. Disepanjang bentangan L terjadi penurunan tegangan pada ujung pengangkuran dan gaya geser berubah arah pada suatu titik yang berjarak X dari ujung pengangkuran. Karena besarnya gaya geser yang berbalik arah ini tergantung pada koefisien geseran yang sama dengan koefisien geseran awal, maka kemiringan garis DB akan sama dengan garis AB akan tetapi arahnya berlawanan. Perpendekan total tendon sampai X adalah sama dengan panjang penyetelan angker anchorage set d, sehingga kehilangan tegangan pada ujung penarikan kabel dapat dituliskan sebagai berikut : X d 2E Ps p  .......................................................................................... 17 Dimana : Ps = Gaya prategang pada ujung angkur Ps = Px . e _ + K Lx Px = Tegangan pada baja prategang pada ujung pengangkuran.