Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Keramik Tradisional Bali

11 Ida Bhatara Dalam Bangun Sakti yang selalu mereka hormati. Hal ini berhubungan dengan mempercepat pengetahuan dalam pembuatan keramik tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan upacara permohonan kepada Sanghyang Ibu Pertiwi yang bersemayam di Pura tersebut. Kepercayaan ini dapat mendorong minat masyarakat dalam perkembangan keramik tradisional khususnya di desa Basangtamiang. Pande Nyoman. Citra Martini, 19921993: 13-14. Berbeda halnya dengan di desa Jasi dan di desa Tojan yang mana kerajinan gerabah atau keramik tradisional yang dikerjakan sampai sekarang, tidak ada unsur kepercayaan seperti yang dimiliki desa Basangtamiang. Menekuni pekerjaan membuat gerabah oleh perajin di kedua desa yang menjadi objek penelitian, dikerjakan karena mereka sudah mendapatkan dari pendahulunya dan masih mengerjakannya karena umat hindu membutuhkan alat upakara yang terbuat dari tanah liat, sebagai pelengkap dalam upacara keagamaan. Disamping membuat benda-benda untuk upacara perajin juga membuat benda-benda rumah tangga.

2.1.1 Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Keramik Tradisional Bali

Menurut Bernard S. Myers, keramik berasal dari kata Yunani “Keramos” yang berarti benda-benda terbuat dari tanah liat dan dalam pembuatannya melalui proses Pembakaran Myers,1969:429. Istilah lain menyebutkan bahwa keramik adalah segala macam benda yang terbuat dari tanah liat atau batuan non metal dan organik dengan dibakar sehingga pijar dan kemudian menjadi keras. Menurut Dagobart D. Renus dan Harry G. Schrickel dalam buku Encyclopedia Of The Art, bahwa didalam metologi Yunani keramos adalah putra dari Dewa Ariaduc Ariadne Dewa Bacchus, merupakan Dewa pelindung dari perajin keramik Runes,1946:151. Dikatakan bahwa orang Yunani percaya kepada banyak Dewa dimana setiap pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia ada Dewa-Dewanya yang selalu membantu dan melindunginya. Agus Mulyadi Utomo,2010:4-5. Di dalam batasan keramik ada yang menyebutkan istilah gerabah yang berupa periuk, genteng, batu bata yang kebanyakan diproduksi oleh para pengerajin 12 keramik di pedesaan. Dalam ilmu purbakala arkeologi ada disebutkan istilah kereweng yang berupa pecahan-pecahan periuk yang ditemukan pada tempat- tempat pemakaman pada jaman Prasejarah yang sering ditemukan di luar sarkopagus seperti jembung, pring-piring, periuk dan yang lainnya. Dikenakan juga istilah dalam bahasa Inggris yaitu Pottery. A.A. Gede Putra Agung, 19771978:9 Dari beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pengertian keramik merupakan cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat yang mengalami suatu pembentukan, pengeringan dan dilanjutkan dengan pembakaran sampai pada proses penggelasan atau pengelasiran. Tahapan akhir pengglasiran tidak mutlak pada benda keramik.Pengertian gerabah atau keramik tradisional hanya mempergunakan bahan dari tanah liat yang dibakar dengan suhu rendah dan tehnik pembuatan sangat sederhana dan dikerjakan secara turun-temurun.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Keramik Tradisional Bali