Berorientasi pada kebutuhan anak Sesuai dengan perkembangan anak Sesuai dengan keunikan setiap individu

13

BAB III PENYENGGARAAN PROGRAM

A. TUJUAN PROGRAM LAYANAN Tujuan Program Integrasi PAUD-BIA

1. Memberikan wahana pembinaan iman bagi anak usia dini dengan mengintegrasikan layanan PAUD berdasarkan iman Katolik, terutama bagi anak-anak yang kurang beruntung. 2. Memperluas jangkauan layanan PAUD khususnya di kalangan Gereja Katolik. 3. Memberi contoh kepada orangtua dan keluarga tentang proses pembinaan iman anak usia dini yang mengintegrasikan program PAUD untuk dilanjutkan di rumah.

B. PRINSIP-PRINSIP PAUD

Program Integrasi PAUD-BIA dilaksanakan dengan prinsip-prinsip PAUD sebagai berikut:

1. Berorientasi pada kebutuhan anak

Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk diakui. Anak tidak bisa belajar dengan baik 14 apabila dia lapar, merasa tidak aman takut, lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau diacuhkan oleh pendidik atau temannya .

2. Sesuai dengan perkembangan anak

Setiap usia mempunyai tugas perkembangan yang berbeda, misalnya pada usia 4 bulan pada umumnya anak bisa tengkurap, usia 6 bulan bisa duduk, 10 bulan bisa berdiri, dan 1 tahun bisa berjalan. Pada dasarnya semua anak memiliki pola perkembangan yang dapat diramalkan, misalnya anak akan bisa berjalan setelah bisa berdiri. Oleh karena itu pendidik harus memahami tahap perkembangan anak dan menyusun kegiatan sesuai dengan tahapan perkembangan untuk mendukung pencapaian tahap perkembangan yang lebih tinggi.

3. Sesuai dengan keunikan setiap individu

Anak merupakan individu yang unik, setiap pribadi anak mempunyai kekhasannya masing-masing. Misalnya: setiap anak memunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang lebih mudah belajar dengan mendengarkan auditori, ada yang dengan melihat 15 visual dan ada yang harus dengan bergerak kinestetik. Anak juga memiliki minat yang berbeda- beda terhadap alatbahan yang dipelajaridigunakan. Setiap anak juga mempunyai karakter yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara yang tersendiri merespon terhadap lingkungan , imaginasi dan pikiran serta kebiasaan yang berbeda. Pendidik seharusnya mempertimbangkan perbedaan individual anak, serta mengakui perbedaan tersebut sebagai kekhususan keunikan masing-masing anak. Untuk mendukung hal tersebut pendidik harus menggunakan cara yang beragam dalam membangun pengalaman anak, serta menyediakan ragam main yang cukup.

4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain