BAB IV PAJAK RESTORAN
Bagian Kesatu Nama, Obyek, dan Subyek Pajak
Pasal 11
Dengan nama Pajak Restoran dipungut pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Pasal 12
1 Obyek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran. 2 Pelayanan yang disediakan restoran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi
pelayanan penjualan makanan danatau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.
3 Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. Restoran;
b. Rumah Makan; c. Cafe;
d. Kantin; e. Katering.
4 Tidak termasuk obyek pajak restoran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi
Rp. 150.000,- seratus lima puluh ribu rupiah per hari.
Pasal 13
1 Subyek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan danatau minuman dari restoran.
2 Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.
Bagian Kedua Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Penghitungan Pajak
Pasal 14
Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima restoran.
Pasal 15
Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen.
Pasal 16
Besaran pokok pajak restoran yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dengan dasar pengenaan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.
Bagian Ketiga Wilayah Pemungutan
Pasal 17
Pajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat restoran berlokasi.
Bagian Keempat Masa Pajak
Pasal 18
Masa Pajak Restoran adalah jangka waktu yang lamanya 1 satu bulan kalender.
BAB V PAJAK HIBURAN
Bagian Kesatu Nama, Obyek, dan Subyek Pajak
Pasal 19
Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas penyelelenggaraan hiburan.
Pasal 20
1 Obyek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.
2 Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah : a. Tontonan film ;
b. Pagelaran kesenian, musik, tari danatau busana ; c. Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya ;
d. Pameran ; e. Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya ;
f. Sirkus, akrobat dan sulap ; g. Permainan billiard, golf dan bowling ;
h. Pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan ; i. Panti pijat, refleksi, mandi uap spa, dan pusat kebugaran fitness center ;
dan j. Pertandingan olah raga.
3 Tidak termasuk obyek pajak hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah hiburan yang bersifat keagamaan yang tidak melibatkan pihak ketiga atau
sponsor yang bersifat pelestarian hiburan tradisional.
Pasal 21
1 Subyek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. 2 Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
hiburan.
Bagian Kedua Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Penghitungan Pajak
Pasal 22
1 Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan ;
2 Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima
jasa hiburan.
Pasal 23
Besarnya tarif pajak untuk setiap jenis hiburan adalah : a. Untuk hiburan yang menggunakan sarana film di bioskop ditetapkan :
1. Bioskop permanen di dalam gedung sebesar 10 sepuluh persen ; 2. Bioskop keliling sebesar 5 lima persen.
b. Untuk hiburan kesenian ditetapkan : 1. Pagelaran kesenian tradisional 5 lima persen;
2. Pagelaran musik dan tari 15 lima belas persen ; 3. Pagelaran busana 25 dua puluh lima persen.
c. Untuk kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya 25 dua puluh lima persen .
d. Untuk pameran ditetapkan sebesar 15 lima belas persen. e. Untuk hiburan diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya ditetapkan :
1. Diskotik ditetapkan sebesar 35 tiga puluh lima persen. 2. Karaoke ditetapkan sebesar 15 lima belas persen.
3. Klab Malam ditetapkan sebesar 35 tiga puluh lima persen. f. Untuk sirkus, akrobat dan sulap ditetapkan sebesar 15 lima belas persen.
g. Untuk permainan billiard, golf dan bowling ditetapkan : 1. Permainan billiard sebesar 15 lima belas persen.
2. Permainan golf ditetapkan sebesar 15 lima belas persen. 3. Permainan bowling ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen.
h. Untuk pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan ditetapkan sebesar 15 lima belas persen.
i. Untuk panti pijat, refleksi, mandi uap spa ditetapkan sebesar 20 dua puluh persen.
j. Untuk pusat kebugaran fitnes center ditetapkan sebesar 15 lima belas persen.
k. Untuk pertandingan olah raga ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen.
Pasal 24
Besaran pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dengan dasar pengenaan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.
Bagian Ketiga Wilayah Pemungutan
Pasal 25
Pajak Hiburan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat hiburan diselenggarakan.
Bagian Keempat Masa Pajak
Pasal 26
Masa Pajak Hiburan adalah jangka waktu yang lamanya 1 satu bulan kalender.
BAB VI PAJAK REKLAME