PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD NEGERI JATIBARANG KIDUL 05 KABUPATEN BREBES

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA SD NEGERI JATIBARANG KIDUL 05 KABUPATEN
BREBES

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Stata 1
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Meta Yunia
1102411002

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

i

ii


iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
 “Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai” (Syamsul
Hadi)
 “Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (Confusius)
 “Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas
kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain” (Thomas
Hardy)

PERSEMBAHAN
 Dosen pembimbingku Bapak Drs. Hardjono, M.Pd. yang
selalu memberikan bimbingannya dan doanya
 Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu menyemangati dan
senantiasa memberikan doa serta pengorbanannya

 Kakakku tercinta mas Yudho dan mba Tyas yang tak
lupa memberikan semangat serta doa
 Mas

Setiadi

yang selalu

memberikan

dukungan,

semangat serta doa dan bantuannya
 Sahabat-sahabatku Evin Evianita, Taufiq Noor, Yanuari,
Sari Yuni, Ekita yang telah memberikan bantuan,
dukungan, dan nasehatnya
 Teman-teman kos Selvian yang telah memberikan
dukungan dan semangat
seperjuangan


 Teman-teman

TP’2011

yang

telah

memberikan semangat
 Keluarga besar Teknologi Pendidikan FIP UNNES
terima kasih atas doanya.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
senantiasa tercurah sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Keterampilan Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Jatibarang
Kidul 05 Kabupatan Brebes” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan dukungan berbagai
pihak berupa saran, bimbingan, maupun petunjuk. Oleh karena itu, dengan penuh
kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh
pendidikan formal di Universitas Negeri Semarang.

2.

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan ijin penelitian di SD Negeri Jatibarang Kidul 05.

3.

Dra. Nurussa’adah, M.Si, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan


yang telah memberikan kemudahan administrasi

dalam

penyusunan skripsi ini.
4.

Drs. Hardjono, M.Pd, Dosen Pembimbing dengan penuh kesabaran
membimbing, memberikan masukan dan arahan kepada penulis untuk
kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

5.

Dr. Titi Prihatin M.Pd. dan Drs Budiyono M.S., dosen penguji dengan penuh
kesabaran menguji dan memberikan kesempatan untuk kesempurnaan
penyusunan skripsi ini.

6.


Seluruh Bapak / Ibu Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
yang telah memberikan pengetahuan bekal kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini hingga selesai.

7.

Khunen, S.Pd. SD, Kepala SD Negeri Jatibarang Kidul 05 yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lembaga yang
dipimpinnya.

vi

8.

Guru kelas 5 di SD Negeri Jatibarang Kidul 05 yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian.

9.

Kepala sekolah dan rekan-rekan guru SD Negeri Jatibarang Kidul 05

kabupaten Brebes yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.

10. Siswa serta guru SD Negeri Jatibarang Kidul 05 yang telah banyak membantu
peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
11. Seluruh rekan-rekan seangkatan yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Disadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Semarang,

Penulis

vii


September 2015

ABSTRAK
Yunia, Meta. 2014 “Pengaruh Keterampilan Mengajar Terhadap Motivasi
Belajar Siswa SD Negeri Jatibarang Kidul 05 Kabupaten”. Skripsi.
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Drs. Hardjono, M.Pd.
Kata Kunci : keterampilan mengajar, motivasi belajar siswa, IPA
Penelitian ini tentang Pengaruh Keterampilan Mengajar Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Jatibarang Kidul 05 Kabupaten Brebes.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan mengajar dan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana serta
hubungan antara keterampilan mengajar dan motivasi belajar siswa SD Negeri
Jatibarang Kidul 05 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Jatibarang Kidul 05 Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Brebes. Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas V di SD Negeri Jatibarang Kidul 05 yaitu sejumlah 31 siswa. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan angket. Angket untuk memperoleh data
keterampilan mengajar dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

pesawat sederhana. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji analisis regresi dan
korelasional. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah data
keterampilan mengajar dan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pandangan siswa kelas V SD Negeri Jatibarang Kidul 05
kecamatan Jatibarang kabupaten Brebes tentang keterampilan mengajar dan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana
cenderung cukup tinggi. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
keterampilan mengajar dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana di SD Negeri Jatibarang Kidul 05 kecamatan Jatibarang
kabupaten Brebes. Hal ini ditunjukkan melalui analisis regresi dan korelasi.
Dalam uji analisis regresi, pada taraf signifikan 5% diperoleh signifikan sebesar
0,047. Uji korelasi menunjukkan tingkatan 0,360. Menurut Sarwono yang dikutip
Taufik Hidayat dan Nana Istiadah (2011 :150), korelasi pada tingkat >0,25-0,5
berarti korelasi cukup kuat, sehingga keterampilan mengajar dan motivasi belajar
siswa memiliki hubungan yang cukup kuat.

viii

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. ii
PENGESAHAN ………………………………………………………….. iii
PERNYATAAN ………………………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vi
ABSTRAK ………………………………………………………………… viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………………… 5
1.3 Cakupan Masalah .……………………………………………………….. 5
1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………………... 6
1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 6
1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….. 7
1.7 Penegasan Istilah ………………………………………………………… 8
1.8 Sistematika Penelitian …………………………………………………… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompetensi Guru ……………………………………………………….. 12
2.1.1. Pengertian Kompetensi Guru …………………………………….. 12
2.2 Keterampilan Mengajar ………………………………………………….. 12
2.2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar ……………………………….. 12
2.2.1.1. Pengertian Keterampilan ……………………………………….. 12
2.2.1.2. Pengertian Mengajar …………………………………………… 13
2.2.1.3 Pengertian Keterampilan Mengajar …………………………….. 13
2.2.2 Macam-Macam Keterampilan Mengajar ………………………….. 14

ix

2.2.2.1. Keterampilan Menutup dan Membuka Pelajaran ………………. 15
2.2.2.2 Keterampilan Menerangkan atau Menjelaskan ………………… 16
2.2.2.3. Keterampilan Bertanya …………………………………………. 17
2.2.2.4 Keterampilan Memberikan Penguatan …………………………. 18
2.2.2.5. Keterampilan Mengelola Kelas ………………………………… 20
2.2.2.6 Keterampilan Mengadakan Variasi …………………………….. 21
2.2.2.7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ………… 23
2.2.2.8 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan …... 25
2.3 Motivasi Belajar Siswa ………………………………………………….. 26
2.3.1 Pengertian Motivasi ……………………………………………….. 26
2.3.2 Pengertian Belajar …………………………………………………. 27
2.3.3 Pengertian Motivasi Belajar ……………………………………….. 28
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ……………... 28
2.3.5 Ciri-Ciri Siswa Termotivasi dalam Belajar ……………………….. 31
2.3.6 Fungsi Motivasi Belajar …………………………………………… 31
2.3.7 Macam-Macam Motivasi ………………………………………….. 31
2.3.8 Bentuk Motivasi di Sekolah ……………………………………...... 32
2.4 Pembelajaran IPA di SD …………………………………………………. 34
2.5 Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA ……………………….. 36
2.6 Hubungan antara Keterampilan Mengajar dengan Motivasi Belajar …….. 37
2.7 Kerangka Berpikir ……………………………………………………….. 38
2.8 Hipotesis Penelitian ………………………………………………………. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian …………………………………………………………. 40
3.2 Jenis dan Desain Penelitian ………………………………………………. 40
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………………….. 41
3.3.1 Populasi ……………………………………………………………. 51
3.3.2 Sampel …………………………………………………………….. 41
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ………………………………………. 41
3.4 Variabel Penelitian ……………………………………………………….. 42
3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variable) …………………………… 42

x

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ……………………………. 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………….. 42
3.5.1 Metode Angket atau Kuesioner ……………………………………. 42
3.5.1.1. Angket Keterampilan Mengajar ………………………….. 43
3.5.1.2. Angket Motivasi Belajar ………………………………….. 44
3.6 Teknik Analisis Data …………………………………………………….... 47
3.6.1 Analisis Pendahuluan ………………………………………............. 47
3.6.2 Analisis Deskriptif ………………………………………………..... 48
3.6.3 Uji Hipotesis ………………………………………………………. 49
3.6.3.1. Regresi Linier Sederhana …………………………………. 49
3.6.3.2. Uji Korelasi ……………………………………………….. 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keterampilan Mengajar ………………………………………………….. 52
4.2 Motivasi Belajar Siswa ………………………………………………….. 52
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian …………………………………………... 53
4.1.1. Deskripsi Data Variabel Penelitian ……………………………….. 53
4.1.1.1. Angket …………………………………………………….. 53
4.2 Pengujian Hipotesis …………………………………………………......... 60
4.2.1 Persamaan Regresi ………………………………………………….. 60
4.2.2 Uji Linieritas ……………………………………………………….. 61
4.2.3 Uji Signifikansi Regresi Sederhana ………………………………… 62
4.2.4 Uji Korelasi ………………………………………………………… 62
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………………… 63
4.4 Keterbatasan Hasil Penelitian ……………………………………………... 64
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………... 66
5.2 Saran-Saran ……………………………………………………………….. 67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 68
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 70

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ……………………………………......... 39
3.1 Penyekoran Butir Angket …………………………………………….. . 43
3.2 Kisi-Kisi Angket Keterampilan Mengajar ……………………….......... 44
3.3 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ……………………………............. 45
3.4 Penyekoran Butir Angket …………………………………………….. 48
3.5 Tingkat Kecenderungan Variabel …………………………………….. 49
3.6 Tingkat Korelasi ……………………………………………………… 50
4.1 Data Hasil Angket …………………………………………………….. 54
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Keterampilan Mengajar …………. 55
4.3 Distribusi Kecenderungan Variabel Keterampilan Mengajar …………. 56
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa ………….. 58
4.5 Distribusi Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar Siswa …………. 59

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

LAMPIRAN I : SURAT KETERANGAN ……………………………….

70

1.1.Surat Permohonan Ijin Penelitian
1.2.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
LAMPIRAN II : UJI COBA INSTRUMEN ……………………………...

73

2.1.Lembar Observasi
2.2.Kisi-Kisi Instrumen
2.3.Angket Keterampilan Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa
2.4.Data Rekapitulasi Angket
2.5.Validitas dan Realibilitas Butir Soal
LAMPIRAN III : PENGAMBILAN DATA INSTRUMEN
PENELITIAN ……………………………………………………………. .. 95
3.1.Kisi-Kisi Angket
3.2.Angket Keterampilan Guru Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa
3.3.Data Rekapitukasi Angket
3.4.Tabulasi Data Hasil Penelitian
LAMPIRAN IV : ANALISIS DESKRIPTIF DAN UJI HIPOTESIS ….. .. 113
4.1.Deskripsi Data
4.2.Pemaparan Distribusi Frekuensi
4.3.Perhitungan Kecenderungan Variabel
4.4.Uji Hipotesis Penelitian
4.5.F tabel
LAMPIRAN V : DOKUMENTASI ……………………………………….
5.1.Dokumentasi

xiii

125

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik. Guru sebagai pendidik jabatan merupakan komponen terpenting
dalam proses pembelajaran, karena guru berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar. Pemberian pembelajaran yang efektif
dibutuhkan unsur-unsur sistemik seperti guru, siswa, tujuan pembelajaran,
bahan ajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan suasana kelas yang terbentuk.
Dalam suatu pembelajaran, peran guru sangatlah penting. Pentingnya
peran guru dalam pembelajaran didorong adanya harapan siswa untuk
mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu, guru harus memahami
betul peranannya dalam proses belajar mengajar. Uzer Usman (2008: 4)
menyatakan bahwa “proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat
utama berlangsungnya proses belajar mengajar”.
Di dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas yang harus
dilaksanakan. Uzer Usman (2008 :7) menyatakan bahwa “tugas guru adalah
mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas mendidik yaitu meneruskan dan

1

2

mengembangkan nilai-nilai hidup. Tugas mengajar yaitu untuk meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas melatih yaitu
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa”.
Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, apabila proses belajar
mengajar dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif yang akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sebelum mengajar, guru harus
merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis, sehingga dapat terampil
dalam proses belajar mengajar. Guru sebaiknya melakukan berbagai upaya
untuk peningkatan motivasi belajar siswa. Pada prinsipnya guru dituntut
untuk menguasai keterampilan-keterampilan mengajar.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen
BAB IV pasal 10 ayat 1 yang berbunyi “Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi”. Pada pasal tersebut salah satu kompetensi guru
yaitu kompetensi profesional yang berkaitan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh guru. Menurut Cooper yang dikutip Djam’an Satori dalam buku
Profesi Keguruan (2007: 2.24) menyatakan bahwa “terdapat empat komponen
di dalam kompetensi profesional, salah satunya

yaitu mempunyai

keterampilan dalam teknik mengajar”. Guru harus dapat menguasai
keterampilan-keterampilan dalam teknik mengajar. Uzer Usman (2008: 74)
berpendapat bahwa “keterampilan-keterampilan mengajar yang harus
dikuasai oleh guru yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberikan

3

penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan
mengajar perseorangan”.
Menurut Sardiman (2007: 74), “Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan
kebutuhan atau keinginan”. Jadi motivasi yang kuat pada diri siswa dalam
proses pembelajaran akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar
bagi para siswa dan secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik, guru harus menyukai semua mata pelajaran
yang diberikan, seperti pada mata pelajaran IPA yang bersifat ilmiah. Seorang
guru harus mempunyai teknik yang tepat agar siswa dapat memahami dan
bersemangat dalam mempelajari IPA bersifat ilmiah. Berdasarkan observasi
yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri Jatibarang Kidul 05, peneliti
mengemukakan kenyataan bahwa mata pelajaran IPA dipandang sebagai
sebuah mata pelajaran yang sulit bagi siswa, karena mata pelajaran IPA
bersifat ilmiah dan dalam proses belajar mengajar, guru tidak menyampaikan
mata pelajaran IPA dengan baik, sehingga siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami mata pelajaran IPA.

4

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Yuliana (2013: 15),
menyatakan bahwa “terdapat pengaruh antara keterampilan mengajar guru
terhadap motivasi belajar siswa”. Ia juga mengungkapkan bahwa terdapat
hubungan positif antara keterampilan mengajar guru terhadap motivasi
belajar siswa, semakin tinggi penggunaan keterampilan mengajar guru maka
semakin meningkat motivasi belajar siswa. Diantara komponen-komponenkomponen keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru,
keterampilan memberi penguatan mempunyai hubungan yang erat dalam
memotivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Jatibarang Kidul 05,
banyak siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran IPA pada materi
pesawat sederhana. Terdapat juga siswa yang kurang memperhatikan dan
mendengarkan ketika guru sedang menerangkan. Serta guru kurang
menguasai keterampilan-keterampilan dalam mengajar, sehingga menjadikan
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran tidak memuaskan
dan hasil belajar siswa juga juga tidak memuaskan, karena dari 40 siswa kelas
V, hanya 32 siswa yang sudah memenuhi batas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) sedangkan 8 siswa lainnya masih belum memenuhi KKM. Hal ini
dibuktikan dari hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana banyak yang belum mencapai batas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum). Berbagai sikap siswa yang terlihat menunjukkan
masih rendahnya motivasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Jatibarang
Kidul 05. Kenyataan tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti sejauh

5

mana keterampilan guru mengajar berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V
SD Negeri Jatibarang Kidul 05 kecamatan Jatibarang kabupaten Brebes.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan keterampilan
mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar IPA materi pesawat sederhana
pada siswa kelas V SD Negeri Jatibarang Kidul 05 sebagai berikut :
1. Cara guru mengajar tidak baik
2. Guru kurang memberikan motivasi
3. Guru tidak merencanakan kegiatan pembelajaran dengan baik
4. Guru kurang menguasai keterampilan dalam mengajar.
1.3. Cakupan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memberikan cakupan masalah secara jelas
dan terfokus. Masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada
analisis pengaruh keterampilan mengajar terhadap motivasi belajar siswa SD
Negeri Jatibarang Kidul 05 kecamatan Jatibarang kabupaten Brebes. Motivasi
belajar siswa hanya pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana.
Pembatasan masalah ini mengandung konsep pemahaman sebagai berikut :
Yang dimaksud keterampilan mengajar adalah segala keterampilanketerampilan yang harus dimiliki oleh semua guru yaitu keterampilan
bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup

6

pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perseorangan. Yang merupakan
cirri-ciri siswa yang termotivasi dalam belajar yaitu tekun menghadapi tugas,
ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah belajar, lebih senang belajar mandiri, tidak cepat bosan pada tugastugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan
hal-hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soalsoal.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan-pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Adakah pengaruh antara keterampilan mengajar terhadap motivasi
belajar siswa SD Negeri Jatibarang Kidul 05 kecamatan Jatibarang
kabupaten Brebes?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini bertujuan :
1.

Untuk mengetahui pengaruh antara keterampilan mengajar terhadap
motivasi belajar siswa SD Negeri Jatibarang Kidul 05 kecamatan
Jatibarang kabupaten Brebes.

7

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam
khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian
lanjutan mengenai keterampilan mengajar dan motivasi belajar siswa yang
belum dikaji dalam penelitian ini.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Untuk SD Negeri Jatibarang Kidul 05
Memberikan sumbangan bagi pihak sekolah dalam usaha meningkatkan
keterampilan

mengajar

dengan

memberikan

informasi

mengenai

keterampilan-keterampilan mengajar dalam proses belajar mengajar sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan siswa, baik dari sisi teori maupun praktek
pembelajarannya.
2. Untuk Guru SD Negeri Jatibarang Kidul 05
Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh keterampilan mengajar
terhadap motivasi belajar siswa SD Negeri Jatibarang Kidul 05.
3. Untuk Siswa SD Negeri Jatibarang Kidul 05
Dapat memberikan sumbangan bagi siswa dalam usaha meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V di SD Negeri Jatibarang Kidul 05 dilihat dari
sudut pandang keterampilan mengajar.

8

1.7. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kekaburan dan kerangkapan arti dari istilah-istilah
yang tercantum dalam judul penelitian, serta untuk mempermudah dan
mendapatkan gagasan dari objek-objek penelitian, maka perlu diberikan
penegasan istilah atau batasan istilah sebagai berikut :
1.5.1. Keterampilan mengajar
Keterampilan mengajar merupakan segala keterampilan-keterampilan
yang harus dimiliki oleh semua guru dalam proses belajar mengajar agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Buchari Alma (2010: 14), setiap guru hendaknya memiliki
keterampilan-keterampilan mengajar sebagai bekal utama dalam pelaksanaan
tugas profesional. Keterampilan-keterampilan mengajar yang harus dikuasai
guru yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Keterampilan menerangkan atau menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan mengadakan variasi
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar perseorangan.

9

1.5.2. Motivasi Belajar Siswa
Menurut Ahmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni (2011: 157), motivasi
merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara
perilaku seseorang secara terus menerus.
Motivasi tidak hanya penting untuk membuat peserta didik melakukan
aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak peserta didik
belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka
hadapi.
Menurut Sardiman (2011: 53) siswa yang termotivasi dalam belajar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah belajar
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Tidak cepat bosan pada tugas-tugas rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
1.5.3. Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran IPA adalah ilmu sains yang mempelajari tentang alam
sekitar dan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di
sekolah dasar karena siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
dengan belajar IPA. Mata pelajaran IPA juga dapat membantu siswa untuk

10

memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. Dalam
penelitian, peneliti akan meneliti pada mata pelajaran IPA materi pesawat
sederhana. Karakteristik siswa dalam pembelajaran IPA di dalam kelas V SD
Negeri Jatibarang Kidul 05 yaitu kurang fokus, kurang bersemangat, pasif,
dan kurang memperhatikan guru. Ini semua karena siswa belum termotivasi
dalam proses belajar mengajar.
1.5.4. SD Negeri Jatibarang Kidul 05
SD Negeri Jatibarang Kidul 05 merupakan tempat dilaksanakannya
penelitian ini yang beralamatkan di Jl. Pramuka No. 80 Jatibarang, kecamatan
Jatibarang kabupaten Brebes.
1.8. Sistematika Penelitian
Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah
dapat dibahas secara urut dan terarah. Adapun sistematika ini disusun sebagai
berikut :
1.6.1. Bagian awal, berisi :
Halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar
isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
1.6.2. Bagian isi, terdiri dari :
1. BAB I Pendahuluan, berisi :
Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

11

2. BAB II Tinjauan Pustaka, berisi :
Pengertian keterampilan mengajar, macam-macam keterampilan mengajar,
pengertian motivasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar, ciri-ciri siswa termotivasi dalam belajar, fungsi motivasi belajar,
macam-macam motivasi, bentuk motivasi di sekolah, pembelajaran IPA di
SD, motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, hubungan antara
keterampilan mengajar dengan motivasi belajar siswa, kerangka berpikir,
hipotesis penelitian.
3. BAB III Metode Penelitian, berisi :
Lokasi penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
variabel

penelitian,

jenis

penelitian

dan

pengumpulan data, serta teknik analisis data.
4. BAB IV Hasil dan Pembahasan, berisi :
Hasil dan pembahasan penelitian
5. BAB V Penutup
Simpulan dan Saran
1.6.3. Bagian Akhir terdiri dari :
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran

desain

penelitian,

teknik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kompetensi Guru
2.1.1. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Uzer Usman (2008: 14), “kompetensi guru merupakan
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen
BAB IV pasal 10 ayat 1 yang berbunyi “Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi”. Pada pasal tersebut salah satu kompetensi guru
yaitu kompetensi profesional yang berkaitan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh guru. Menurut Cooper yang dikutip Djam’an Satori dalam buku
Profesi Keguruan (2007: 2.24) menyatakan bahwa “terdapat empat komponen di
dalam kompetensi profesional, salah satunya yaitu mempunyai keterampilan
dalam teknik mengajar”.
2.2. Keterampilan Mengajar
2.2.1. Pengertian Keterampilan Mengajar
2.2.1.1. Pengertian keterampilan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Alwi Hasan (2005: 1043),
“keterampilan diartikan sebagai kecakapan dalam melaksanakan tugas”.

12

13

Menurut Poerwadharminta (2003: 1088), “keterampilan merupakan
kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik
dan cermat”.
Menurut Bambang Wahyudi (2002: 33), “keterampilan adalah kecakapan
atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan hanya diperoleh dalam praktek”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kecakapan atau kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
dengan baik dan cermat.
2.2.1.2. Pengertian mengajar
Menurut Sardiman (2007: 47), “mengajar pada dasarnya merupakan suatu
usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar”.
Menurut Uzer Usman (2008: 6), “mengajar pada prinsipnya
membimbing siswa dalam kegiatan belajar-mengajar atau mengandung
pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran
yang menimbulkan proses belajar”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu

proses

mengorganisasi

lingkungan

dalam

melaksanakan

proses

pembelajaran.
2.2.1.3. Pengertian keterampilan mengajar
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar
adalah kecakapan atau kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik dan cermat.

14

Dalam jurnal penelitian tentang Hubungan antara Keterampilan Dasar
Guru dalam Mengajar dengan Hasil Belajar PKN Siswa (Nur Atikah, Etin
Solihatin dan Agus Martono: 2013) terdapat pendapat bahwa : menurut Rusman
dalam bukunya model-model pembelajaran, Keterampilan Dasar Guru Dalam
Mengajar (Teaching Skills), merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang
yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan
melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa
bentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh
seorang

guru

sebagai

modal

awal

untuk

melaksanakan

tugas-tugas

pembelajarannya secara terencana dan profesional dalam mengajar merupakan
salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh guru.
Dalam jurnal penelitian tentang Hubungan antara Keterampilan Dasar
Guru dalam Mengajar dengan Hasil Belajar PKN Siswa (Nur Atikah, Etin
Solihatin dan Agus Martono: 2013) Prof. Dr.H. Wina Sandjaya, M.Pd.
berpendapat bahwa : keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar
guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran,
sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu
keterampilan

dasar

merupakan

syarat

mutlak

agar

guru

bisa

mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang akan dibahas pada
bab-bab selanjutnya.
2.2.2. Macam-macam Keterampilan Mengajar
Menurut Buchari Alma (2010 : 14), “setiap guru hendaknya memiliki
keterampilan-keterampilan umum mengajar sebagai bekal utama dalam

15

pelaksanaan tugas profesional”. Keterampilan-keterampilan mengajar adalah
sebagai berikut :
2.2.2.1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1) Keterampilan membuka pelajaran (set induction)
Menurut Uzer Usman (2008: 91), “keterampilan membuka pelajaran
(set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam
kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan pro kondisi bagi murid agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar”.
Uzer Usman (2008: 92) berpendapat bahwa komponen keterampilan
membuka pelajaran yaitu meliputi: Pertama : menarik perhatian siswa, yaitu
dengan cara gaya mengajar guru, penggunaan alat bantu pelajaran, serta pola
interaksi yang bervariasi. Kedua : menimbulkan motivasi, yaitu dengan cara
disertai

kehangatan

dan

keantusiasan,

menimbulkan

rasa

ingin

tahu,

mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan minat siswa. Ketiga
: memberi acuan melalui berbagai usaha seperti : mengemukakan tujuan dan
batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan ,
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaanpertanyaan, serta membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang
akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2) Keterampilan menutup pelajaran (close prosedur)
Menurut Buchari Alma (2010 :20), “keterampilan menutup pelajaran
(close prosedur) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran atau kegiatan belajar mengajar”. Keterampilan menutup
pelajaran terdiri atas komponen yaitu : meninjau kembali dengan cara

16

merangkum atau membuat ringkasan, mengadakan evaluasi penguasaan siswa
dengan meminta mereka (1) mendemonstrasikan keterampilan (2) menetapkan
ide baru pada situasi lain (3) mengekspresikan pendapat sendiri dan (4)
memberikan soal tertulis, serta memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa
pekerjaan rumah, membaca/mempelajari bahan ajar yang akan datang,
merancang sesuatu atau berkunjung ke suatu tempat.
Menurut Buchari Alma (2010: 18), keterampilan membuka dan
menutup pelajaran bertujuan untuk:
1. Membangkitkan motivasi dan perhatian
2. Membuat siswa memahami batas tugasnya
3. Membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan
4. Membantu siswa mengetahui tingkat keberhasilannya.
2.2.2.2. Keterampilan Menerangkan atau Menjelaskan
Menurut Uzer Usman (2008: 88), keterampilan menerangkan atau
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Buchari Alma (2010: 21), mengemukakan bahwa tujuan keterampilan
explaining (menerangkan) yaitu:
1) Memberikan pengertian pada orang lain
2) Membuat siswa berpikir secara logis, estetis, dan moral
3) Melatih siswa berpikir dengan menggunakan sebab dan akibat
4) Melatih siswa mandiri di dalam mengambil keputusan bagi dirinya
5) Menanamkan sikap yakin pada diri, bahwa berpikirnya benar
6) Menuntun siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan
pertanyaan
7) Melibatkan siswa dalam berpikir memecahkan masalah
8) Untuk memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat
pengertian mereka/menghindari salah pengertian
9) Membantu siswa menghargai dan memperoleh “process of reasoning”
(proses kiat) dan menggunakan bukti di dalam memecahkan hal-hal yang
tidak pasti.
Uzer Usman (2008: 90) berpendapat bahwa komponen-komponen
keterampilan menjelaskan atau menerangkan yaitu meliputi : Pertama :

17

merencanakan yaitu penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan
dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan.
Yang berkenaan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah
secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur
yang dikaitkan dan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai
dengan hubungan yang telah ditentukan. Sedangkan yang berkenaan dengan
penerimaan pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaanperbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis
kelamin, latar belakang sosial, bakat, minat, kemampuan, serta lingkungan
belajar anak. Kedua : penyajian suatu penjelasan, penyajian suatu penjelasan
dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal seperti ini : (1)
Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa. (2) Penggunaan ilustrasi dan contoh. Dalam
memberikan penjelasan

sebaiknya

digunakan

contoh-contoh

yang ada

hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan seharihari. (3) Pemberian tekanan. Dalam memberikan penjelasan, guru harus
memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi
yang tidak begitu penting.
2.2.2.3. Keterampilan Bertanya
Menurut Buchari Alma (2010: 31), keterampilan bertanya adalah caracara yang digunakan guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Terdapat tiga aspek di dalam keterampilan bertanya yaitu :
1) Clear and brief, clarity and brevity, artinya jelas dan singkat.
2) Directing or distributing questions, artinya pertanyaan harus diarahkan ke
seluruh kelas, kemudian carilah siswa yang akan menjawab.
3) Redirecting the question, artinya pertama-tama pertanyaan ditujukan ke
seluruh kelas, lalu yang mau menjawab diminta menunjuk, kemudian

18

masing-masing yang menunjuk diminta menjawab satu persatu, ini disebut
redirecting. Pertanyaan yang diajukan dapat dibagi dua kategori yaitu low
order question (pertanyaan mudah) dan higher order question (pertanyaan
sulit).
Uzer Usman (2008: 77) mengemukakan bahwa komponen-komponen
keterampilan bertanya yaitu meliputi : pertama : penggunaan pertanyaan secara
jelas dan singkat, artinya pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan
singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai
dengan taraf perkembangannya. Kedua : pemberian acuan, artinya sebelum
memberikan pertanyaan, terkadang guru perlu memberikan acuan yang berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan
dari siswa. Ketiga : pemindahan giliran, artinya sebaiknya pertanyaan perlu
dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa belum tepat atau
belum memadai. Keempat : penyebaran, artinya untuk melibatkan siswa
sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran
jawaban pertanyaan secara acak. Kelima : pemberian waktu berpikir, artinya
setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu
beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah satu siswa untuk
menjawabnya. Keenam : pemberian tuntutan, artinya bila siswa itu menjawab
salah atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan tuntutan kepada
siswa tersebut agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
2.2.2.4. Keterampilan Memberikan Penguatan
Menurut Buchari Alma (2010: 41), penguatan (reinforcement) adalah
respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang
memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.

19

Komponen keterampilan penguatan (reinforcement) yaitu:
1) Verbal reinforcement (penguatan lisan), berupa pujian yang berbentuk :
a. Kata-kata, seperti: baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti,
dan sebagainya.
b. Kalimat, seperti : terima kasih kamu sangat pandai, itu suatu pikiran
yang baik, cara berpikir kritis sekali, dan sebagainya.
2) Gestural reinforcement (penguatan gerak isyarat), berupa :
a. Wajah, seperti : senyum, mengangkat alis, tertawa, kerlingan mata,
siulan, dan sebagainya.
b. Anggota badan, seperti : tepuk tangan, menunjuk, menaikkan tangan,
gelengkan kepala, anggukan, angkat bahu, dan sebagainya.
3) Proximity reinforcement (penguatan pendekatan) yaitu seperti berjalan
mendekati, berdiri di dekat, duduk di dekat kelompok, berdiri di antara
siswa, dan sebagainya.
4) Contact reinforcement (penguatan dengan sentuhan) yaitu seperti tepuk
bahu, punggung, tangan pada kepala, jabat tangan, memegang rambut, dan
sebagainya.
5) Activity reinforcement (penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan)
yaitu seperti berjalan mendahului, membagi bahan, memimpin permainan,
membantu siswa dalam menggunakan AVA (OHP), dan sebagainya.
6) Token reinforcement (penguatan berupa simbol atau benda) yaitu seperti
pemberian hadiah, gambar, es lilin, bintang komentar tertulis pada buku
pekerjaan, nama kehormatan, es cream, dan sebagainya.
Menurut Mulyasa (2011: 78), penguatan mempunyai pengaruh yang
berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk :
meningkatkan

perhatian

siswa

terhadap

pelajaran,

merangsang

dan

meningkatkan motivasi belajar, serta meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang produktif.
Dalam artikel penelitian tentang Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Katolik Talino (Yuliana:
2013), ada empat prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberi
penguatan kepada siswa menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:123), yaitu (1)
Hangat dan antusias, (2) Hindari penggunaan penguatan negatif, (3) Penggunaan
bervariasi, (4) Bermakna.

20

2.2.2.5. Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Buchari Alma (2010: 81), keterampilan mengelola kelas
adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal guna terjadinya proses pembelajaran yang selalu serasi dan efektif.
Keterampilan mengelola kelas terdiri dari atas komponen keterampilan
berikut:
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal, yaitu dengan cara :
a. Menunjukkan sikap tanggap
b. Membagi perhatian baik secara visual maupun verbal
c. Memusatkan perhatian pada kelompok dengan cara menyiagakan siswa
dan menuntut tanggung jawab siswa
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
e. Menegur secara bijaksana, yaitu dengan jelas dan tegas, bukan berupa
peringatan atau ocehan serta membuat aturan
f. Memberikan penguatan jika perlu.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar
yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap
respon negatif siswa yang berkelanjutan. Terdapat 3 jenis strategi yaitu :
a. Memodifikasi tingkah laku. Ada tiga hal pokok yang harus dikuasai oleh
guru, yaitu :
a) Mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara
memberikan contoh dan bimbingan
b) Meningkatkan munculnya tingkah laku yang baik dengan memberikan
reinforcement/penguatan baik kepada individu maupun pada kelas
c) Mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan
memberikan hukuman.
b. Pengelolaan/proses kelompok
Pada strategi ini kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalah
pengelolaan kelas, biasanya dengan diskusi.
c. Menemukan dan memecahkan perilaku yang menimbulkan masalah.
Beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh guru yaitu :
a) Pengabaian yang direncanakan
b) Campur tangan dengan isyarat
c) Mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapkan perasaannya
d) Mengawasi dari dekat
e) Mengakui perasaan negatif siswa
f) Menjauhkan dari benda-benda yang akan menggangu
g) Melakukan humor
h) Pengekangan secara fisik/pengasingan.
Dalam artikel penelitian tentang Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Katolik Talino (Yuliana :

21

2013), Penggunaan keterampilan mengelola kelas terutama ditujukan kepada
anak didik menurut Syahwani Umar dan Syambasril (2012: 85), bertujuan (1)
Untuk Siswa: mendorong siswa mengembankan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya, membantu siswa memahami arah tingkah laku yang
sesuai dengan tata tertib kelas, menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri
dalam tugas dan bertingkah laku wajar sesuai dengan aktivitas kelas. (2) Untuk
Guru: mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara
kelancaran

penyajian.

Memiliki

kesadaran

terhadap

kebutuhan

siswa,

memberikan respon efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan
gangguan-gangguan kecil.
Buchari Alma (2010:82) mengemukakan bahwa manfaat dari
keterampilan mengelola kelas adalah :
1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun
klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib dan aktivitas
yang sedang berlangsung
2) Menyadari kebutuhan siswa
3) Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa.
2.2.2.6. Keterampilan Mengadakan Variasi
Menurut Uzer Usman (2008: 84), variasi stimulus adalah suatu kegiatan
guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk
mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar mengajar, murid
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai
berikut :
1) Variasi dalam cara mengajar guru
Ada beberapa variasi dalam cara mengajar guru, yaitu dengan cara:
a. Penggunaan variasi suara. Variasi suara adalah perubahan suara dari keras
menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat,
atau pada saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

22

b. Pemusatan perhatian siswa. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal
yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru.
c. Kesenyapan atau kebisuan guru. Adanya kesenyapan, kebisuan atau
selingan diam tiba-tiba dan disengaja saat guru menerangkan sesuatu
merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
d. Mengadakan kontak pandang dan gerak. Bila guru sedang berbicara atau
berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan guru menjelajahi
seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid.
e. Gerakan badan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala,
dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam
berkomunikasi.
f. Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru. Pergantian posisi
guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian
siswa.
2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran
Ada beberapa variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, yaitu
dengan cara :
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, seperti grafik, bagan, poster,
gambar, film, dan sebagainya.
b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, seperti rekaman suara, suara
radio, musik, deklamasi puisi, dan sebagainya.
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan.
Seperti : peragaan yang dilakukan guru atau siswa, model eksperimen,
patung, topeng, dan boneka.
d. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, didengar, dan diraba. Seperti :
film, televisi, radio, dan slide projector yang diiringi penjelasan guru.
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Ada beberapa jenis variasi pola interaksi yang dapat digambarkan sebagai
berikut ini :
a. Pola guru-murid :
G
Komunikasi sebagai aksi (satu
arah)
M
M
M
b. Pola guru-murid-guru :
G

M

M

M

Ada balikan (feedback) bagi
guru, tidak ada interaksi
antarsiswa (komunikasi sebagai
interaksi)

23

c. Pola guru-murid-murid
G
Ada balikan bagi guru, siswa
saling belajar satu sama lain
M
M
M
d. Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid
G
Interaksi optimal antara guru
dengan murid dan antara
M
M
murid
dengan
murid
M
M
(komunikasi sebagai transaksi,
multiarah)
e. Pola melingkar
G
Setiap siswa mendapat giliran
untuk mengemukakan jawaban,
tidak diperkenankan berbicara
M
M
M
M
dua kali apabila setiap siswa
belum mendapat giliran
M
Uzer Usman (2008: 84) mengemukakan bahwa tujuan dan manfaat dari
keterampilan

mengadakan

variasi

adalah

:

untuk

menimbulkan

dan

meningkatkan perhatian siswa pada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan,
untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan
menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru, untuk memupuk tingkah laku
yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang
lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik, serta guna memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
2.2.2.7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Menurut Uzer Usman (2008: 94), diskusi kelompok adalah suatu proses
yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka

24

yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau p

Dokumen yang terkait

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI DI SEKOLAH BINAAN 02 KECAMATAN BUMIAYU KABUPATEN BREBES

23 126 215

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 064037 MEDAN TEMBUNG.

2 11 26

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DOLOKSANGGUL.

0 4 20

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 1 6

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 1 10

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 6 BANDUNG.

0 0 45

MODIFIKASI PEMBELAJARAN SHOOTING BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BOLA TEMBAK (BATEM) PADA SISWA KELAS VI MI JATIBARANG KIDUL 01 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES TAHUNPELAJARAN 2015 2016 -

0 1 51

PENGARUH PERAN GURU DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SEKOLAH BINAAN ECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

0 0 72