1
BAB II PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini terdiri dari pengumpulan dan analisa data sekunder, dimana data-data yang terkumpul minimum terdiri dari :
a. Peta lokasi yang sementara dilaksanakan b. Peta rupa bumi
c. Kondisi lokasi baik itu letak geografis, pencapaian iklim, hidrologi dan kemiringan lahan.
2. Penelitian Lapangan
Dilakukan untuk mengetahui keadaan di lapangan yang sebenarnya dan mengkorelasikannya dengan hasil data sekunder, dimana hasil dari penelitian ini akan
diplotkan kedalam peta tata ruang dilapangan.
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan : 1. Pengukuran untuk mengetahui elevasi dari kemiringan lahan dalam lokasi yang
kondisinya berbukit dan jarak jalur pipa yang akan dipergunakan. 2. Data hasil pengukuran dipakai untuk menentukan letak Pipa PVC S12,5 Ø3
” dan Ø 2” dan Pipa yang akan disambung menuju desa dan dusun
a. Titik letak Bak Reservoir serta bangunan Pelengkap lainnya yang dimaksudkan agar kebutuhan akan air bersih oleh warga masyarakat dapat merata. Sambungan
Langsung Pipa kerumah-rumah ini diletakkan pada ketingian di bawah peil reservoir. b. Jalur pipa distribusi dari Pipa Induk ke Desa yang dituju. Bahan pipa yang
digunakan adalah pipa PVC S.12,5 memenuhi Standar SNI atau ISO Type Injuction dengan tekanan kerja min. 10 Bar, Pipa PVC S.12,5 mulai dari ukuran
Ø2,5 Inch Kemudian Pada Jarak Tertentu di alikan ke Pipa PVC. S.12,5 Ø2 Inci dan Pipa PVC AW Ø1 agar mendapatkan tekanan air yang tinggi dari bak Resevoar
hingga ke bak hidran umum dan kran umum maka diusahakan jangan sampai terjadi kebocoran pipa terutama pada setiap sambungan maka dalam pelaksanaannya
harus hati hati dan telitih dalam penyambungan pipa apalagi menggunakan gelang karet dan Untuk menjaga sambungan antar pipa agar tak lepas, pada daerah yang
dianggap kritis dipasangkan trust block dari beton sebagai penopang pipa.
c. Pekerjaan Jembatan Pipa dibuat jika ada pipa yang memotong alur sungai d. Pekerjaan Sambungan Langsung khusus pada Fasilitas Rumah Ibadah Mesjid
e. Pipa yang telah tersambung terlebih dulu dites pengalirannya sebelum ditimbun tanah , untuk memudahkan mengetahui apabila ada kebocoran pada setiap
sambungan pipa.
3. Urain syarat-syarat dan gambar kerja
Uraian syarat-syarat teknisspesifikasi dan gambar kerja digunakan sebagai pedoman dasar dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari uraian dan syarat-syarat ini. Jika didalam gambar terdapat kekurang jelasan atau perbedaan-perbedaan, kontrktor
diwajibkan menanyakan kepada direksi serta membuat gambar-gambar pelengkap atas petunjuk-petunjuk direksi dan disahkan oleh pimpinan proyek.
Tidak dibenarkan samasekali bahwa kontraktor untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut di atas. Akibat kelalaian kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
2
4. Pengamanan
Setelah kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain sebagainya maka kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala yang ada di daerahnya mengenai :
a. Kehilangan dan kerusakan dan bahan yang ada di lokasi pekerjaan b. Kecelakaan dan keselamatan kerja sepenuhnya merupakan tanggung jawab
kontraktor.
5. Rencana Kerja
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor harus bersama-sama dengan direksi mendiskusikan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan setelah
pelulusan pekerjaan. Dua hari sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus memberi tahu Direksi agar petugas
setempat dapat diberi tahu akan adanya kegiatan pelaksanaan. Kontraktor harus menyerahkan secara rinci :
a. Jadwal pelaksanaan proyek sesuai persyaratan kontrak. b. Alat yang akan digunakan dan spesifikasi alat.
c. Bahan utama yang harus disediakan sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan
dalam penawaran. d. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang berpengalaman yang dpekerjakan.
e. Tenaga kerja yang akan dipekerjakan. f.
Rencana secara rinci tentang cara yang akan diusulkan untuk pelaksanaan dilapangan yang berhubungan dengan kontruksi. Encana kerja ini akan dipakai oleh
Direksi sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan pekerjaan dan prestasi kontraktor.
g. Contoh Bahan Kontraktor harus menyampaikan contoh bahan kepada Direksi dengan mutu bahan
yang diusulkan pemakaiannya. Bila tidak sesuai sebagaimana contoh yang disetujui, kontraktor harus mengeluarkan bahan tersebut dari lapangan dan harus
menggantinya dengan yang ditentukan.
h. Jaminan akan bahan material yang akan dipakai. Bahan material yang ditawarkan sesuai jumlah yang diberikan harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan
sebenarnya. Jika menyimpang maka kontraktor harus menggantinya sesuai dengan penawaran.
6. Pembersihan Lapangan Kontraktor harus mengusahakan agar lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa material
atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka segala bahan- bahan sisa , sampah-sampah dan kontruksi sementara harus dikeluarkan dari lapangan
sehingga keadaan lapangan kembali seperti ke keadaan semula.
7. Laporan, Foto Lapangan dan Sebagainya Kontraktor harus membuat foto pelaksanaan pekerjaan dimulai dari persiapan mobilisasi
bahan, tiap-tiap pekerjaan yang sedang dikerjakan maupun yang telah selesai dikerjakan, sedangkan laporan foto kemajuan bulanan dilakukan sesuai dengan
persyaratan kontrak.
Laporan Kemajuan Pekerjaan Laporan harian, minguan dan bulanan tentang tentang kemajuan pekerjaan harus dibuat
oleh kontraktor. Laporan tersebut harus menggambarkan banyaknya pekerjaan yang telah diselesaikan, bahan yang dipakai sebenarnya, bahan di dalam gudang, jumlah
pegawai dan pekerja yang melaksanakan pekerjaan lapangan dan jumlah akumulatif semua kegiatan yang telah dislesaikan atau sedang dilaksanakan yang hasil akhirnya
dihitung dalam bobot presentase terhadap seluruh kegiatan. Bersamaan dengan penyampaian laporan mingguan rencana kerja yang akan
dilaksanakan dalam minggu berikutnya juga disampaikan secara resmi kepada pemberi tugas.
3
8. Gambar dan Buku Persyaratan di Lapangan Dilapangan Kontraktor harus menyimpan dengan baik satu salinan semua gambar, buku
persyaratan, catatan tambahan agenda , gambar yang disetujui. Perintah perubahan lainnya, dalam keadan baik serta ditandatangani dengan catatan tersebuat juga tersedia
untk Direksi.
9. Gambar Sesuai Pelaksanaan Kontraktor harus membuat ghambar-gambar Terlaksana As Build Drawing sesuai
pelaksanaan memenuhi pasal yanberkaitan dalam hal tersebut dari persuaratan umum kontraktor dalam rangkap 6 enam .
Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan untuk kontrak ini harus dibuat dengan menggunakan peta-peta dari Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigran yang disediakan oleh
Direksi. Konteraktor harus mengunakan tanda-tanda dan ketebalan garis menurut lampiran yang terkait dari dokumen ini.
10. Force Majeure
a. Yang dianggap sebagai Force Majeure adalah akibat-akibat dari kejadian di luar kemampuan pemborong baik langsung maupun tidak langsung antara lain
malapetaka alam meliputi :
Gempa Bumi B a n j i r
T a u f a n P e t i r
Kebakaran Sabotase
Kejadian-kejadian akibat
termasuk yang
timbul selama
pelaksanaan berlangsung, kontraktor diharuskan melapor mengajukan persoalannya kepada
Direksi dalam waktu paling lambat 3 x 24 Jam. b. Jika waktu sebagaimana dinyatakan dalam ad. a ini telah dilampaui sedangkan
laporan belum juga disampaikan maka kontrakor kehilangan haknya untuk mengajukan claim dan lain sebagainya yang berhubungang dengan pasal ini.
c. Dalam hal ini untuk lancarnya pekerjaan haruslah ada kerjasama yang baik antara Kontraktor, Konsulan SupervisiPenyedia dan Direksi.
11. Kenaikan Harga
Harga borongan adalah harga mati fixed price , baik harga kontrak maupun harga satuannya.
Apabila selama masa pelaksanaan terjadi kenaikan harga untuk pekerjan ini maka tidak diadakan perhitungan Fluktuasi harga. Kontraktor sudah harus memperhitungkan
kenaikan harga dalam penawaranya.
PEKERJAAN INTAKE
1. Pekerjaan Galian a Galian dibuat sesuai dengan gambar tekniskondisi lapangan.
b Dimensi galian mengikuti gambar tekniskondisi lapangan, c Kemiringan galian harus diperhatikan stabilitas lereng sehingga galian tidak
longsor. d Dasar galian harus dalam dan rata kecualidinyatakan lain dari pihak direksi
sesuai pertimbangan teknis dilapangan . e Tanah galian yang berkualitas tidak dapat digunakan sebagai tanah urug.
f Tanah galian yang tidak dipakai harus dibuang ditempat yang sudah ditentukan oleh DireksiSupervisi sehingga tidak menganggu pelaksanaan pekerjaan dan
lingkungan.
4
2. Pekerjaan Urungan Tanah a Timbunan kembali Bekas Galian Urugan Tanah Kembali
Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah kembalitimbunan diambilkan dari tanah hasil galian, penimbunan dilakukan pada bagian-bagian peil yang terlalu rendah
dan penimbunan kembali sisi luar dan sisi dalam dari pasangan pondasi batu kali.
3. Pekerjaan Beton a Beton yang digunakan adalah beton mutu K. 175.
b Bahan beton terdiri dari semen, pasir, Batu Pecah dan besi sebagai tulangan. c Semen yang digunakan harus semen jenis PC.
d Pasir yang digunakan harus pasir yang berkualitas baik, bersih dari kotoran
yang dapat merusak kontruksi, berkualitas baik dan berkadar Lumpur maksimum 5.
e Pasir yang digunakan harus jenis pasir cor bersi dari kotoran yang dapat merusak konstruksi, berkualitas baik dan berkadar Lumpur maksimum 5.
f Batu Pecah yang digunakan harus kerikil yang berkualitas baik, keras tidak porous, bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak konstruksi, dengan ukuran
seragam diameter antara 2-3 cm g Air yang digunakan harus air tawar, bersih dari segala kotoran yang dapat
merusak konstruksi. h Besi tulangan menggunakan besi yang memenuhi standar SLL, diameter
tulangan sesuai dengan gambar teknis. i
Bekisting dibuat dari papan kayu tebal 2cm atau triplek 4mm. j
Penyambungan papan bekisting harus rapi kuat , tidak bocor dan bagian dalam harus rata.
k Bekisting harus kuat menahan beban selama masa pekerjaan pengecoran berlangsung dan tidak mengalami lendutan pada semua permukaan bekisting.
l Pemasangan besi beton harus memenuhi syarat teknis dan mendapat
persetujuan dari DireksiSupervisi. m Beton bertulang digunakan untuk plat dasar, dinding vertical,dinding penyekat
dan plat penutup n Beton tidak bertulang digunakan untuk lantai kerja
4. Pasangan Batu Kali a Pasangan batu kali dimaksudkan sebagai dinding Intake, dimensi pondasi sesuai
dengan gambar tekhnis. b Pasangan batu kali menggunakan spesi campuran 1 : 3
c Batu yang digunakan harus batu kali belah, atau batu gunung belah, kuat, bersih tidak porous dan tidak retak.
d Pasir yang digunakan sebagai campuran spesi harus pasir berkualitas baik, bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi dan berkadar Lumpur
maksimum 5 . e Air yang digunakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat merusak
konstruksi. f Semen yang digunakan harus jenis PC.
g Batu yang dipasang harus dibasahi secara merata sampai jenuh sebelum dipasang.
h Pemasangan batu kali harus dengan baik, saling mengikat satu sama lain. i
Pemasangan batu kali harus menghindari rongga-rongga yang terlalu banyak diantara pasangan batu kali.
5
PEKERJAAN PERPIPAAN
1 Pekerjaan Persiapan.
a. Pemeriksaan patok-patok sepanjang jalur perpipaan oleh Kontraktor bersama dengan DireksiSupervisi. Apabila terdapat kesulitan menemukan patok-patok
yang hilang, patok pengganti segera dibuat dengan persetujuan DireksiSupervisi. b. Jalur pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. c. Pembuangan ketoran harus ditempat yang sudah ditentukan, tidak mengganggu
pekerjaan.
2. Pekerjaan Galian