Pelayanan Taksi Angkutan Taksi

II - 30

2.8.3. Pengguna Jasa Taksi

Pengguna jasa taksi sangat bervariasi jika dilihat dari segi kondisi sosial dan ekonominya. Menurut Lenwinson Weant , 1982, pengguna jasa taksi dapat dikelompokkan menjadi : 1. Orang-orang yang tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan taksi, misal orang tua, orang yang cacat fisik, dan lain-lain. 2. Orang-orang yang menggunakan taksi karena menginginkan pelayanan yang baik. Di negara maju, pengguna jasa taksi mencakup semua lapisan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang bermacam-macam. Taksi sendiri di Indonesia masih merupakan jenis angkutan umum yang relatif mahal bila dibandingkan dengan jenis angkutan umum lainnya, sehingga penumpangnya kebanyakan masih dari golongan ekonomi menengah ke atas.

2.8.4. Pelayanan Taksi

Para pengguna jasa taksi mempunyai tujuan yang sangat bervariasi dalam menggunakan jasa angkutan taksi, misal untuk bekerja, berbelanja, pergi ke sekolah, keperluan keluarga atau sosial, dan lain sebagainya. Menurut Ofyar. Z. Tamin 1997, ada 3 tiga cara untuk memperoleh pelayanan taksi, yaitu : a. Memesan lewat telepon, taksi yang beroperasi dilengkapi dengan alat komunikasi dan setiap saat dipantau oleh kantornya, sehingga bila ada pemesanan lewat telepon bias segera disampaikan kepada pengemudi taksi yang sedang beroperasi dan pengemudi taksi yang kosong dapat menjawab panggilan dari kantor tersebut dan segera menuju ke lokasi pemesan taksi. b. Di kota-kota besar, calon pengguna jasa taksi memanggil taksi dengan cara menunggu taksi yang lewat jalur khusus di trotoar. c. Di beberapa kota yang lain, ada tempat khusus pangkalan taksi yang diperuntukan bagi taksi-taksi untuk menunggu calon penumpang. Selain itu pangkalan taksi tersebut dibuat untuk menghindari dan mengurangi II - 31 kesemrawutan lalu lintas, karena armada taksi tersebut hampir tiap jam bergerak di jalan untuk mencari calon penumpang. Pangkalan tersebut bisa berada di bandara, stasiun kereta api, pelabuhan, terminal, rumah sakit, dan kawasan-kawasan yang ramai. Sistem ini merepotkan bagi calon penumpang yang berasal dari luar kota yang belum mengerti lokasi-lokasi pangkalan taksi, karena mereka memerlukan jasa angkutan taksi. Yang menjadi masalah adalah waktu tunggu kedatangan taksi, karena belum tentu ada taksi kosong berada di dekat lokasi penelepon, terlebih lagi apabila calon penumpang berada di pinggir kota, maka waktu untuk menunggu taksi datang ke lokasi penelepon agak lama. Taksi merupakan alat angkut yang penggunaannya memakai sistem sewa dan rute pengoperasiannya berdasarkan permintaan dari penumpang. Tidak seperti angkutan umum lain yang sebagian besar merupakan angkutan umum massal dan memiliki rute yang pasti beroperasi melalui rute dengan asal dan tujuan terminal tertentu, jumlah penumpang yang cukup banyak, dan ongkos yang telah ditetapkan. Taksi dalam penentuan ongkos atau biaya perjalanannya berdasarkan jarak opersionalnya argometer, walaupun ada yang berdasarkan negosiasi antara penumpang dan pengemudi taksi, tanpa menggunakan argometer. Berdasarkan Surat Keputusan DPC Organda Kota Semarang 2008, tentang penetapan tarip angkutan taksi yang diberlakukan sebagai berikut : A. Tarif Batas Bawah a. Start Pertama Rp 4.500,- b. Pulsa Berikutnya Rp 250,-100 m c. Pulsa Tunggu Rp 25.000,-jam B. Tarif Batas Atas a. Start Pertama Rp 5.000,- b. Pulsa Berikutnya Rp 275,-100 m c. Pulsa Tunggu Rp 27.500,-jam Besarnya tarip angkutan taksi ini diberlakukan di Kota Semarang, terhitung mulai tanggal 24 Mei 2008, seperti terlihat pada lampiran A. II - 32

2.8.5. Peraturan Operasional