Pengantar sosiologi

Pengertian Sosiologi

“ SOSI OL OG I MER UPAK AN I L MU
SOSI A L YA NG OB J EK NYA
ADAL AH MASYAR AK A T .

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Sosiologi
(Berdiri Sendiri)

(Memenuhi) Unsur-unsur Ilmu
Pengetahuan

Ciri-ciri Utamanya :
a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan
tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal

sehat seta hasilnya tidak bersifat spekulatif
b. Sosiologi bersifat teoretis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu
berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil obesrvasi.


c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi
dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori lama.
d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya

fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjalaskan
fakta tersebut secara analitis.

Definisi Sosiologi
Salah satu Definisi Sosiologi menurut Tokoh :

Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial
(misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral;
hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya).
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala
non-sosial (misalnya gejala geografis, biologis,dan sebagainya).
3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.


Objek Sosiologi

Objek Sosiologi adalah masyarakat yang
dilihat dari sudut hubungan antar manusia,
dan proses yang timbul dari hubungan
manusia di dalam masyarakat.

Definisi Masyarakat
Salah satu Definisi dari Masyarakat, diungkap kan oleh beberapa Tokoh.
Salah satunya ialah :

Selo Soemardjan :

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan

Komponen-komponan dasar suatu
masyarakat
Populasi

Kebudayaan
Hasil-hasil kebudayaan material

Organisasi sosial
Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya

TEORI-TEORI SOSIOLOGI

Beberapa Tokoh yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosiologi :

AUGUSTE COMTE (1789- 1857) :
Bapak Sosiologi, anggapannya sosiologi terdiri dari
social statistics dan social dynamics.

dua bagian pokok, yaitu

Sebagai social statistics sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Social dynamics meneropong bagaimana lembaga- lembaga tersebut berkembang

dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Tiga tahap perkembangan pikiran manusia
Pertama, tahap teologis, ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di
dunia ini mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada
di atas manusia.
Kedua, tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala
di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia.
Ketiga, tahap positif, merupakan tahap di mana manusia telah sanggup untuk
berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.

CHARLES HORTON COOLEY (1864-1929)
1. Mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbalbalik dan hubungan yang tidak terpisahkan antara

individu dengan masyarakat.
2. Teorinya mengidamkan kehidupan bersama, rukun dan
damai

sebagaimana

dijumpai


pada

masyarakat-

masyarakat yang masih bersahaja.
3. Prihatin melihat masyarakat-kasyarakat modern yang
telah goyah norma-normanya, sehingga masyarakat

bersahaja

merupakan

bentuk

ideal

berlebih-lebihan kesempurnaannya.

yang


terlalu

KEGUNAAN TEORI :
a) Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal
yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut
objek yang dipelajari sosiologi.

b) Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangankekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya di

bidang sosiologi.
c) Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan

fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
d) Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem
klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta
memperkembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian.
e) Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk

mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui

kearah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang

diketahui pada masa lampau dan pada dewasa ini.

PERKEMBANGAN TEORI SOSIOLOGI.
Plato (429-347 SM.)
Seorang Filosof Romawi.
Plato bermaksud merumuskan suatu teori tentang bentuk
citakan, yang organisasinya didasarkan

negara yang dicita-

pada pengamatan kritis terhadap sistem-sistem

sosial yang ada pada zamannya.
Plato menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya

merupakan refleksi dari

manusia perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan, sebagaimana halnya

manusia perorangan yang terganggu keseimbangan

jiwanya yang terdiri dari tiga unsur

pengendali, sehingga suatu negara seyogyanya juga merupakan refleksi dari ketiga unsur
yang berimbang atau serasi tadi.
Dengan jalan menganalisis lembaga-lembaga di dalam masyarakat, maka Plato
berhasil menunjukkan hubungan

fungsional antara lembaga-lembaga tersebut yang pada

hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh.
Dengan demikian maka Plato berhasil merumuskan suatu teori organis tentang
masyarakat, yang mencakup bidang- bidang kehidupan ekonomis dan sosial. Suatu unsur
yang menyebabkan masyarakat berdinamika adalah adanya sistem hukum yang identik
dengan moral, oleh karena didasarkan pada keadilan.

Ibnu Khaldun (1332-1406)
Seorang ahli filsafat Arab.
Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan


kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah.
Prinsip-prinsip yang sama akan dapat dijumpai, bila

ingin

mengadakan analisis terhadap timbul dan tenggelamnya negaranegara. Gejala-gejala yang sama akan terlihat pada kehidupan
masyarakat-masyarakat

pengembara, dengan segala kekuatan

dan kelemahan- kelemahannya. Faktor yang menyebabkan
bersatunya

manusia di dalam suku-suku clan, negara, dan

sebagainya,

adalah rasa solidaritas. Faktor itulah yang


menyebabkan

adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatan-

kegiatan bersama antara manusia.

Perspektif Dalam Sosiologi

Perspektif Evolusionis
1. Merupakan Perspektif teoretis yang paling awal dalam sosiologi

2. Perspektif ini didasarkan pada karya Augustu Comte (1798-1857) dan
Herbert Spencer (1820-1903)

3. Perspektif ini memberikan keterangan tentang bagaimana masyarakat
manusia berkembang dan tumbuh.
4. Para sosiolog yang memakai perspektif evolusioner, mencari pola

perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang
berbeda, untuk mengetahui apakah ada urutan umum yang dapat

ditemukan.

5. Perspektif evolusioner adalah perspektif yang aktif, sekalipun bukan
merupakan perspektif utama dalam sisiologi

Perspektif Interaksionis
Perspektif ini tidak menyerankan teori-teori besar tentang masyarakat karena
istilah “masyarakat”, “negara”, dan “lembaga masyarakat” adalah abstraksi
konsptual sajaYang dapat ditelaah secara langsung hanyalah orang-orang dan
interaksinya saja.
Para ahli interaksi simbolik seperti G.H. Mead (1863-1931) dan C.H. Cooley
(1846-1929) memusatkan perhatiannya terhadap interaksi antara individu dan
kelompok.
Mereka menemukan bahwa orang-orang berinteraksi terutama
dengan menggunakan simbol-simbol yang mencakup tanda,
isyarat, dan yang paling penting, melalui kata-kata tulisan dan
lisan.
Suatu kata tidak memiliki makna yang melekat dalam kata itu
sendiri, melainkan hanyalah suatu bunyi, dan baru akan memiliki
makna bila orang sependapat bahwa bunyi tersebut memiliki
suatu arti khusus.

Perspektif Fungsionalis
Dalam Perspektif ini, suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan
kelompok yang bekerjasama secara terorganisasi yang berekrja dalam
suatu cara yang agak teratur menurut seperangkat peraturan dan nilai yang
dianut oleh sebagian besar masyarakat tersebut.
Talcott Parsons (1937), Kingsley Davis (1937) dan Robert Merton (1957),
Setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu dan terus
menerus, karena hal itu fungsional.

Bila suatu perubahan sosial tertentu mempromosikan suatu keseimbangan
yang serasi, hal tersebut dianggap fungsional; bila perubahan sosial tersebut
mengganggu keseimbangan, hal tersebut merupakan gangguan fungsional;
bila perubahan sosial tidak membawa pengaruh, maka hal tersebut tidak
fungsional.

Perspektif Konflik
Perspektif konflik secara luas terutama didasarkan pada karya Karl
Marx (1818-1883), yang melihat pertentangan dan eksploitasi kelas
sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah
Teoretisi konflik melihat perjuangan meraih kekuasaan dan
pengahasilan sebagai suatu proses yang berkesinambungan terkecuali
satu hal, dimana orang-orang muncul sebagai penentang – kelas,
bangsa, kewarganegaraan dan bahkan jenis kelamin.
Mereka mengkalin bahwa “nilai-nilai bersama” yang dilihat oleh para
fungsionalis sebagai suatu ikatan pemersatu tidaklah benar-benar suatu
konsensus yang benar; sebaliknya konsensus tersebut adalah ciptaan
kelompok atau kelas yang dominan untuk memaksakan nilai-nilai serta
peraturan mereka terhadap semua orang

SOSIALISASI

PENGERTIAN MENURUT PETER BERGER (1978)

a process by which a child learns to be a
participant member of society
Proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang
anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat

PEMIKIRAN MEAD
Tahap pengembangan diri menurut Mead.

Tahap pertama, Play Stage
Tahap Kedua, Game Stage
Tahap Ketiga, Generalized Other

PEMIKIRAN COOLEY
Looking-glass self
terbentuk melalui tiga tahap.

Tahap pertama, seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan
orang lain terhadapnya.

Tahap kedua, seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang
lain terhadap penampilannya.
Tahap ketiga, seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.

AGEN SOSIALISASI (AGENTS OF SOCIALIZATION)
Agen sosialisasi adalam pihak yang melaksanakan
sosialisasi.
Jacobs (1973: 168-208) mengidentifikasikan empat agen
sosialisasi utama:

1.
2.
3.
4.

Keluarga
Kelompok bermain
Media Massa
Sistem Pendidikan

POLA SOSIALISASI

Sosialisasi Refresif (refressive socialization),

Sosialisasi Partisipatoris (Participatory
Socialization)

INTERAKSI SOSIAL

Interaksi Sosial sebagai Faktor
Utama dalam Kehidupan Sosial
Hubungan antar manusia, ataupun relasirelasi sosial menentukan struktur dari
masyarakatnya. Hubungan antar manusia
atau relasi-relasi sosial ini di dasarkan
kepada komunikasi. Karenanya Komunikasi
merupakan dasar dari existensi suatu
masyarakat

Gillin mengajukan dua syarat yang
harus di penuhi agar suatu interaksi
sosial itu mungkin terjadi, yaitu:
Adanya kontak sosial (social contact)
Dapat di katakan bahwa untuk terjadinya suatu kontak, tidak
perlu harus terjadi secara badaniah seperti arti semula kata
kontak itu sendiri yang secara harfiah berarti “bersama- sama
menyentuh”.

Adanya komunikasi
kontak sosial sebagai syarat pertama terjadinya interaksi sosial
bahwa kontak sosial
termaksud adalah juga sama dengan
komunikasi, atau setidak-tidaknya di dalam pengertian itu telah
terkandung aspek-aspek pengertian komunikasi. Arti yang
terpenting dari komunikasi adalah bahwa individu yang satu
memberikan tafsiran pada peranan-peranan apa yang ingin
disampaikan lewat perikelakuan orang lain tersebut.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin ada dua macam proses sosial yang
timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu :
Proses yang Asosiatif (processes of association) yang terbagi
kedalam tiga bentuk khusus, yakni :
a. akomodasi
b. asimilasi dan akulturasi
Proses yang Disosiatif (processes od Dissociation) yang
mencakup :
a. Persaingan
b. Persaingan yang meliputi kontraversi dan pertentangan
atau pertikaian

Kerja sama (Cooperation)
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha sama antara individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama tertentu

Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha
untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk
mencapai kestabilan.
Asimilasi
Merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang
ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan
perbedaan yang terdapat diantara individu atau kelompok dan
juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,
sikap
dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Persaingan atau Competition
Suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing,
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa
mempergunakan kekerasan atau ancaman.
Kontravensi (Contravention)
Gejala-gejala adanya ketidakpuasan terhadap diri seseorang atau
terhadap suatu rencana.
Pertentangan atau Pertikaian
Suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan
ancaman atau kekerasan

kelompok Sosial atau Social Group adalah himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama,
oleh karena adanya hubungan antara mereka.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan
timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling menolong.

1) Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

2) Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota
lainnya.
3) Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota

kelompok itu,

sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.

Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain.

4) Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

Tipe-tipe Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut atau dasar pelbagai kriteria atau ukuran :
1) Besar kecilnya jumlah anggota
2) Derajat interaksi sosial
3) Kepentingan dan wilayah
4) Berlangsungnya suatu kepentingan
5) Derajat Organisasi
6) Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan
tujuan.

In-Group
Out-Group

Kelompok Primer (Primary Group) atau Face to Face Group.
Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Paguyuban (Gemeinschaft)
Patembayan (Gesselschaft)
Formal Group
Informal Group

Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan
serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.

Bentuk-bentuk Kerumunan :
1) Kerumunan yang beartikulasi dengan struktur sosial ;
- Khalayak penonton atau pendengar yang formal
- Kelompok Ekspresif yang telah direncanakan
2) Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowds)
- Kumpulan yang kurang menyenangkan
- Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik
- Kerumunan Penonton
3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
- Kerumunan yang bertindak emosional
- Kerumunan yang bersifat imoral.

Istilah masyarakat Setempat (Community) menunjuk pada bagian
mesyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti
geografis) dengan batas-batas tertentu, di mana faktor utama yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota,
dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas
wilayahnya.

Empat kriteria untuk mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat:
1) Jumlah penduduk
2) Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
3) Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat
4) Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang
tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan
pendukungnya.

Melville J. Herskovits dan Bonislaw Malinowski

Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu

Kebudayaan adalah sesuatu yang super-organic, karena kebudayaan
yang berturun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus
walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa
silih berganti dikarenakan kematian dan kelahiran

Definisi Kebudayaan
Culture sebagai segala daya dan aktivitet manusia untuk
mengolah dan mengubah alam . Untuk membedakan
pengertian istilah budaya dan kebudayaan, Djoko Widaghdo
(1994), memberikan pembedaan pengertian budaya dan
kebudayaan, dengan mengartikan budaya sebagai daya dari
budi yang berupa cipta, rasa dan karsa, sedangkan kebudayaan
diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut

Menurut Koentjaraningrat (1974), menyatakan
bahwa kebudayaan terdiri atas tiga wujud:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ideide, gagasan, nilai-nilai, norma- norma, dan peraturan.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.

Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Meilville J. Herskovits
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik
Menurut Bronislaw Malinowski
1. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota
masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat
bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama
4. organisasi kekuatan

Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk
melindungi diri terhadap alam, mengatur
hubungan antar manusia dan sebagai wadah
dari segenap perasaan manusia

Sifat Hakikat Kebudayaan
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah
lakunya.

4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang dan tindakan-tindakan yang dizinkan.

Lembaga Kemasyarakatan adalah himpunan
norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di
dalam kehidupan masyarakat. Wujud konkrit
lembaga kemasyarakatan tersebut adalah
asosiasi.

1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui
aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya
2. Suatu tingkat kekelan tertentu merupakan ciri dari semua
lembaga kemasyarakatan
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa
tujuan tertentu
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan
5. Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari lembaga
kemasyarakatan
6. Suatu Lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis atau
yang tidak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertib
yang berlaku dan lain-lain

1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat,
bagaimana mereka harus bertingkahlaku atau bersikap di
dalam menghadapi masalah masalah dalam masyarakat, yang
terutama menyangkut kebutuhan pokok.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan
sistem pengendalian sosial (social control), artinya, sistem
pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggotaanggotanya.

Supaya hubungan antara manusia di dalam
suatu masyarakat terlaksana sebagaimana
diharapkan, maka diciptakan normanorma, yang mempunyai kekuatan
mengikat yang berbeda-beda.

Supaya anggota masyarakat menaati
norma-norma yang berlaku, diciptakan
pengendalian sosial (social control)

Sistem lapisan sosial dalam sosiologi dikenal
dengan istilah Social Stratification yang
merupakan pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (secara hirarkis)

A.Tertutup
(closed
social
stratification),
membatasi
kemungkinan
pindahnya
seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang
lain, baik yang merupakan gerak ke atas atau
ke bawah

B.Terbuka (open social stratification), setiap
anggota masyarakat mempunyai kesempatan
untuk berusaha dengan kecakapan sendiri
untuk naik lapisan, atau, bagi mereka yang
tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang
atas ke lapisan dibawahnya

Kelas sosial adalah semua orang dan keluarga
yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu
lapisan, sedang kedudukan mereka itu diketahui
serta diakui oleh masyarakat umum.

Kedudukan, lazimnya dimengerti, mempunyai dua arti.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang
dalam suatu pola tertentu.
 Ascribed status
 Achieved Status

Peranan (Role) , merupakan aspek dinamis dari
kedudukan. Apanila seseorang melaksanakan hak-hak
dan
kewajiban-kewajibannya
sesuai
dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

Suatu Peranan paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu :
a. Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Pernan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur
sosial.

KEKUASAAN, WEWENANG
DAN KEPEMIMPINAN

Kekuasaan
1. Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang
baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai
unsur yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat.
2. Kekuasaan ada dalam bentuk masyarakat, baik yang
bersahaja maupun masyarakat yang kompleks
3. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang
berkuasa dan yang dikuasai.
4. Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya
orang itu disebut pemimpin dan mereke yang menerima
pengaruhnya adalahpengikutnya.

Sifat dan Hakikat Kekuasaan
SIMETRIS :
a. Hubungan persahabatan
b. Hubungan sehari-hari
c. Hubungan yang bersifat
ambivalen
d. Pertentangan antara mereka
yang sejajar kedudukannya.

ASIMETRIS :
a. Popularitas
b. Peniruan
c. Mengikuti perintah
d. Tunduk pada pemimpin
formal dan informal
e. Tunduk pada seorang ahli
f. Pertentangan antara mereka
yang tidak sejajar
kedudukannya
g. Hubungan sehari-hari

Sumber Kekuasaan
SUMBER :
a.Militer, Polisi, Kriminal
b.Ekonomi
c.Politik
d.Hukum
e.Tradisi
f.Ideologi
g.“Diversionary Power”

SUMBER :
a. Pengendalian kekerasan
b. Mengendalikan tanah, buruh, kekayaan material
c. Pengambilan keputusan
d. Mempertahankan, melancarkan interaksi
e. Sistem kepercayaan nilai-nilai
f. Pandangan hidup, integrasi
g. Kepentingan rekreatif

Cara mempertahankan kekuasaan
1.Dengan jalan meninggalkan segenap peraturanperaturan lama, terutama dibidang politik
yangmerugikan kedudukan penguasa
2.Mengadakan sistem-sistem kepercayaan
3.Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik
4.Mengadakan konsolidasi secara horizontal dan
vertikal.

Cara memperkuat Kedudukan
1.Menguasai bidang-bidang kehidupan
tertentu
2.Penguasaan bidang-bidang kehidupan

dalam masyarakat yang dilakukan
dengan paksa dan kekerasan

WEWENANG DAN KEPEMIMPINAN

Wewenang

adalah Kekuasaan yang ada pada seseorang
tau sekelompok orang yang mendapat
pengakuan masyarakat

Wewenang Kharismatik :
Tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik yang tradisional
maupun rasional. Sifatnya cenderung Irasional.
Adakalanya kharisma dapat hilang karena masyarakat
sendiri yang berubah dan mempunyai paham yang
berbeda. Perubahan-perubahan tersebut seringkali tak
dapat diikuti oleh orang yang mempunyai wewenang
kharismatik tadi sehingga dia tertinggal oleh
kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Wewenang Tradisional
Ciri utama wewenang tradisional adalah :

1.Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang
mengikat penguasa yang mempunyai wewenang,
serta orang-orang lainnya dalam masyarakat
2.Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang
kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi
3.Selama tak ada pertentangan dengan
ketentuan-ketentuan tradisional, orang dapat
bertindak secara bebas.

Kepemimpinan (Leadership)
Kemampuan seseorang (pemimpin atau
Leader) untuk mempengaruhi orang lain
(pengikutnya) sehingga orang lain
tersebut bertingkah laku sebagai mana
dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Sifat Kepemimpinan
1. Resmi (formal leadership), yaitu
kepemimpinan yang tersimpul dalam suatu
jabatan.
2.Tidak resmi (informal leadership), yaitu
kepemimpinan karena pengakuan masyarakat
dan kemampuan seseorang untuk
menjalankan kepemimpinan.

Perubahan sosial dapat diartikan
sebagai segala perubahan pada
lembaga-lembaga sosial dalam suatu
masyarakat

Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan
sosial itu merupakan suatu respons ataupun jawaban
dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur utama :

1.Faktor alam

2.Faktor teknologi
3. Faktor kebudayaan

perubahan sosial terdiri dari tiga tahap berurutan :

a. invensi yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan
dikembangkan,

b. difusi, ialah proses di mans ide-ide baru itu
dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan
c. konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi
dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau
penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.

• Perubahan imanen terjadi jika anggota sistem sosial menciptakan dan
mengembangkan ide baru dengan sedikit atau tanpa pengaruh sama
sekali dari pihak luar dan kemudian ide baru itu menyebar ke seluruh
sistem sosial
• Perubahan kontak selektif terjadi jika anggota sistem sosial terbuka
pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru itu
berdasarkan kebutuhan yang mereka rasakan sendiri
• Perubahan kontak terarah atau perubahan terencana adalah
perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian
anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaru yang secara
intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan oleh lembaga dart luar

 Banyak perubahan yang terjadi pada level
individual, dimana seseorang bertindak sebagai
individu yang menerima atau menolak inovasi

 Perubahan juga terjadi pada level sistem social.
Ada berbagai istilah yang dipakai untuk
perubahan macam ini, misalnya pembangunan,
sosialisasi integrasi atau adaptasi. Disini
perhatian kita terarah pada level sistem sosial,
karena itu kami pergunakan istilah perubahan
makro.

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai
sosial dan moral. Masalah tersebut
merupakan
persoalan
karena
menyangkut tata kelakuan yang
immoral, berlawanan dengan hukum
dan bersifat merusak.

Klasifikasi Masalah Sosial
Klasifikasi masalah sosial berdasarkan sumbersumbernya, yaitu :
1.Ekonomis
2.Biologis
3.Biopsikologis
4.Kebudayaan
Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar
kepincangan –kepincangan dalam warisan fisik, warisan biologis,
sosial dan kebijaksanaan sosial. Klasifikasi ini lebih luas ruang
lingkupnya daripada klasifikasi terdahulu.

Ukuran dalam sosiologi suatu masalah
merupakan masalah sosial adalah :
a. Tidak adanya kesesuaian antara ukuran/ nilai-nilai
sosial dengan kenyataan

b. Sumber-sumber sosial dari masalah sosial.
c. Pihak-pihak

yang

menetapkan

apakah

suatu

kepincangan merupakan gejala sosial atau tidak.
d. Manifest social problems dan latent social problems
e. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f. Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial

diperbaiki.

Presentasi Tugas Kelompok

Menganalisis Suku Bangsa di Indonesia

1.Pola interaksi
2.Hubungan kekerabatan
3.Lembaga masyarakatnya
4.Kebudayaan nya

Untuk membandingkan Keragaman
Pola Interaksi dan Proses Sosialisasi
yang beragam, sehingga kita dapat
memahami makna penting dari
Sosiologi.