Atas dasar pemikiran tersebut maka penting bagi setiap kepala sekolah dan juga pengawas untuk mampu sedini mungkin
mengidentifikasi masalah-masalah manajemen sekolah yang menjadi hambatan bagi tercapainya kinerja sekolah yang optimal.
Penelitian tindakan sekolah merupakan salah satu wujud upaya kepala sekolah - pengawas sekolah untuk memperbaiki
kemampuannya dalam merancang dan mengelola proses pengelolaan sekolah yang kondusif bagi siswa agar dapat melejitkan potensi yang
dimiliki. Ringkasnya penelitian tindakan sekolah, merupakan upaya
kepala sekolah - pengawas sekolah untuk memperbaiki kinerja pengelolaan sekolah sehingga bisa meningkatkan kualitas belajar
mengajar di sekolah. Namun di negeri ini tujuan dan prinsip dasar penelitian tindakan sekolah telah direduksi oleh para kepala sekolah -
pengawas sekolah menjadi sebatas kegiatan administratif untuk mengejar kenaikan pangkat dan sertifikasi. Akibatnya banyak sekali
karya-karya penelitian tindakan sekolah yang sumbangannya terhadap peningkatan kualitas pengelolaan sekolah lemah, atau bahkan kurang
bermakna.
b. Rumusan Masalah
Mencermati realitas empiric yang ada maka dapat dirumuskan dua masalah penting terkait dengan penelitian tindakan sekolah:
masih banyak kepala sekolah - pengawas sekolah yang kurang
paham dasar filosofis penelitian tindakan sekolah
2
masih banyak kepala sekolah - pengawas sekolah yang lemah
dalam melaksanakan penelitian tindakan sekolah sesuai prosedur ilmiah yang disyaratkan sebuah PTK
c. Pembahasan 1. Filosofi PTK
Proses pengelolaan sekolah merupakan proses yang kompleks dan dinamis yang terus berubah setiap waktu baik yang terkait
dengan subyek didik siswa, guru, orangtua siswa, maupun subyek matter konten materi pelajaran, perubahan regulasi dan sejenisnya
sehingga membutuhkan pendekatan, strategi dan metode yang berbeda. Prinsip dasar PTK adalah upaya perbaikan kualitas
pengelolaan sekolah yang akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah teaching – learning quality. Jika kualitas
pengelolaan sekolah meningkat maka oragnisasi sekolah akan sehat, dan jika organisasi sekolah sehat maka akan mampu menampilkan
kinerja yang efektif dan efisien mencapai visi misi sekolah. Oleh karenanya PTK diniatkan untuk mencari pemecahan masalah yang
dialami oleh kepala sekolah - pengawas sekolah dalam meingkatkan kinerja sekolah.
PTK berfokus pada apakah di sekolah ada masalah, apa masalah yang muncul di sekolah sehingga guru dan siswa tidak bisa
menampilkan potensinya secara optimal, apa solusi yang relevan dengan kondisi sekolah saat itu. Jadi masalah yang menjadi fokus
kajian dalam PTK bukan bersumber dari lain tempat melainkan
3
bersumber dari sekolah dimana kepala sekolah - pengawas sekolah menjadi fasilitator pengelolaan sekolah yang baik. Fokus perhatian
PTK adalah masalah riil, bukan masalah yang dibangun atas dasar ”wacana’ atau ”isu”; melainkan harus benar-benar realitas yang
dialami kepala sekolah - pengawas sekolah dalam mengelola dan memfasilitasi mensupervisi kinerja guru dan siswa di sekolah. Dalam
konteks ini kepala sekolah - pengawas sekolah harus memiliki kesadaran kritis bahwa profesi kepala sekolah - pengawas sekolah
adalah profesi intelektual, sehinga ketika dia menghadapi masalah maka harus mampu mencari solusi dengan basis intelektual – kajian
ilmiah. PTK adalah contoh kegiatan intelektual – ilmiah yang dilakukan
kepala sekolah - pengawas sekolah dalam mencari pemecahan masalah dengan menempuh prosedur dan metode ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan. Filosofi yang terkandung dalam PTK sejatinya adalah ”refleksi diri” seorang kepala sekolah - pengawas sekolah
dalam menjalankan tanggungjawab profesional yang senantiasa ingin terus mencapai kesempurnaan dalam melayani guru, orangtua
masyarakat dan muridnya. Sebagaimana lazimnya kegiatan riset ilmiah maka dalam PTK kepala sekolah - pengawas sekolah dituntut
mampu merumuskan masalah atas dasar pengamatan empirik yang didukung dengan kajian teoritik yang mutakhir dan valid.
2. Konsep dasar Prosedur PTK.
4
Awal dari PTK adalah kajian kritis atas praksis pengelolaan sekolah yang dilakukan kepala sekolah - pengawas sekolah. Kepala
sekolah - pengawas sekolah harus mampu melakukan kajian kritis terhadap apa yang dicapai dalam pengelolaan sekolah yang
dipimpinnya. Masalah-masalah yang muncul dalam praksis pengelolaan sekolah harus dikaji secara secara kritis merujuk pada
berbagai teori utama dan best practices yang sudah pernah dilakukan oleh pihak lain. Hasil kajian terhadap masalah-,masalah tersebut lantas
direfleksikan untuk mendapatkan hipotesis tindakan yang akan dicobakan sebagai pemecahan masalah.
Kekuatan PTK terletak pada ketajaman kepala sekolah - pengawas sekolah dalam menemukan dan memformulasikan masalah;
kecermatan dalam memilih alternatif pemecahan masalah yang bertumpu pada kajian teori yang akurat, valid dan komprehensif serta
keterlibatan para kepala sekolah - pengawas sekolah sebagai sebuah kolega dan komunitas pembelajar dalam membantu melakukan
observasi dan refleksi. Sebagaimana lazimnya suatu pemecahan masalah tentu tidak
ada model pemecahan masalah yang instan melainkan perlu beberapa tahap dan siklus perbaikan. Demikian juga dalam PTK ada sejumlah
prosedur atau tahapan yang harus ditempuh dan sifatnya siklik. Berikut ini disajikan langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus
pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut. 1
Penetapan fokus permasalahan 5
2 Perencanaan tindakan
3 Pelaksanaan tindakan
4 Pengumpulan data pengamatanobservasi
5 Refleksi analisis, dan interpretasi
6 Perencanaan tindak lanjut.
Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut.
6
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata
kepala sekolah - pengawas sekolah dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata
guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pengelolaan sekolah. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
1Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pengelolaan sekolah yang dipimpimnya.
2Membantu kepala sekolah - pengawas sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pengelolaan
sekolah dan pendidikan di dalam dan luar sekolah. 3Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga
kependidikan. 4Membangun dan menumbuhkembangkan tradisi ilmiah serta
budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikanpengelolaan sekolah secara berkelanjutan.
3. Kesalahan Dalam Prosedur PTK
7
a. Pada Tingkat Penyusunan Proposal
Kesalahan prosedur yang sering dilakukan para peneliti dalam menyusun proposal antara lain adalah:
Pada bagian latar belakang masalah tidak mampu
mendeskripsikan secara rinci dan meyakinkan bahwa secara obyek ontologis masalah penelitian yang hendak
diteliti itu benar-benar ada. Kelemahan umum para peneliti adalah pada ketidakmampuan menampilkan adanya gap
kesenjangan antara kondisi riil data awal yang sesungguhnya dengan kondisi ideal kerangka teoritikyang
menjadi acuan . Kegagalan dalam menampilkan gap antara realitas di sekolah dengan kondisi ideal dalam teori
ini menjadikan “kehadiran” masalah terkesan “mengada- ada” atau kurang meyakinkan.
Pemilihan pemecahan masalah biasanya berbagai
metode seringkali kurang dilandasi argument yang kuat atas kajian teori dan data awal sebagai pendukung yang
komprehensif. Umumnya mereka hanya membaca dari laporan PTK orang lain lantas ditiru dengan berbagai
modifikasi. Hal ini sangat tidak memadai untuk benar- benar melakukan perbaikan kualitas pengelolaan sekolah;
PTK seperti ini hanya cocok untuk kepala sekolah - 8
pengawas sekolah yang karakternya adalah “kepala sekolah - pengawas sekolah buser” kepala sekolah -
pengawas sekolah pemburu sertifikasi
Kajian pustaka. Banyak sisi lemah dalam membuat kajian pustaka. Sepertinya kurang dipahami apa makna kajian
pustaka atau untuk apa dilakukan kajian pustaka. Kajian pustaka mestinya dijadikan pijakan dalam menjelaskan
variable yang diteliti dan menjelaskan kenapa rencana pemecahan masalah tertentu menjadi pilihan dianggap
cocok. atas dasar pemikiran tersebut maka kajian pustaka menjadi pijakan dalam merumuskan hipotesis tindakan
yang akurat. Umumnya para peneliti miskin bacaan dan tidak menempatkan kajian pustaka sebagai mana paparan
diatas. Bahkan banyak kepala sekolah - pengawas sekolah yangh tampak “miskin’ bahan bacaan sehingga sering
emnggunakan buku-buku yang sudah kedaluwarsa, tidak relevan,
Prosedur pelaksanaan tindakan. Pada fase ini dalam
penulisan proposal mestinya dibuat serinci dan sedetail mungkin scenario pelaksanaan tindakan tahap demi tahap.
b. Pada Tingkat Pelaksanaan Pengumpulan Data