Pemeliharaan Lanskap Kawasan Lagoon di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali

HANNY NAPITUPULU. Pemeliharaan Lanskap Kawasan Lagoon, di Kawasan
Pariwisata Nusa Dua, Bali. (Dibimbing oleh AND1 GUNAWAN).
Kawasan Pariwisata Nusa Dua (KPND) merupakan kawasan pariwisata yang
terletak di selatan Pulau Bali. Sebagai pengelola Kawasan Pariwisata Nusa Dua
dibentuk Bali Tozrrisni Delrelopmenf Corporafion (BTDC) atau PT. (Persero)
Pengembangan Pariwisata Bali dibentuk berdasarkan KEPPRES tanggal 11
November 1973 d m Peraturan Pemerintah (PP) No. 2711973.
Lagoon merupakan fasilitas di KPND yang behngsi untuk mengolah limbah
cair menjadi air irigasi. Fasilitas lagoon mensuplai air irigasi yang diperlukan untuk
kegiatan pemeliharaan lanskap di KPND. Pengoperasian pengolahan limbah dan
pemenuhan kebutuhan air irigasi untuk hotel-hotel dan usaha-usaha pariwisata di

KPND ditangani oleh Unit Pengelola Air (UPA).
Tujuan yang ingin diperoleh dari pelaksanaan kegiatan magang ini adalah
untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja praktis serta mempelajari
berbagai aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan lanskap kawasan lagoon dan
sekitamya yang berfUngsi sebagai pemasok air irigasi di Kawasan Pariwisata Nusa
Dua.
Metoda keja kegiatan magang yang digunakan yaitu observasi, inventarisasi,
wawancara, partisipasi aktif di lapang, dan studi pustaka untuk mengumpulkan data
-~

~- - .

.primer d m sekunder. -Data primer- diperoleh -dari kegiatan observasi, -inventacisasi,
wawancara, d m partisipasi aktif di lapang. Data sekunder diperoleh dari studi
pustaka.
Pemeliharaan lanskap kawasan lagoon merupakan upaya untuk memberi suatu
lanskap yang dapat menunjang terjadinya proses pengolahan limbah menjadi air
irigasi dan dalam rangka melestarikan lanskap lagoon yang berpotensi menarik
wisatawan datang berkunjung. Tingkat pemeliharaan lanskap yang diterapkan di
kawasan lagoon adalah pemeliharaan semi intensif.

Kondisi daerah Nusa Dua yang kering dengan curah hujan yang rendah,
menyebabkan kegiatan penyiraman harus dilakukan secara intensif dan dengan
jumlah air yang cukup bagi kebutuhan tanaman. Dalam mendukung pertumbuhan
tanaman di kawasan lagoon perlu dilakukan penambahan jumlah air sehingga sama
dengan hasil analisis kebutuhan air ole11 Unit Pengelola Air sebesar 5 liter/n12.
Kegiatan pembersihan berlangsung kurang efektif, disebabkan karena
keterbatasan fasilitas dan dana. Kegiatan peinbalcaran sampah kadang-kadang harus
tertunda karena kondisi cuaca dan sampah yailg belum cukup kering. Hal dapat
diatasi dengan pencarian daerah pembuangan sampah yang berada di luar kawasan

1%moon.
Penggunaan pupuk yang hanya menggunakan pupuk kaudang dianggap masih
minimal. Oleh sebab itu diperlukan penambahan jenis pupuk lainnya yang berguna
untuk pertumbuhan tanaman. Untuk mendorong peitumbuhan vegetatif dianjurkan
inenggunalcan pupuk yang illengalldung unsur N, K, P04, seperti pupuk, urea, ZA,
DAP dan NPK. Pupuk yang banyak mengalldung unsur Phosphat dianjurkan untuk
mendorong pertumbuhan generatif.
Kegiatan pemangkasan tanaman beluin memperhatikan unsur estetika. Agar
kegiatan ini dapat berlangsung dengall efektif diperlukan peralatan yang lebih baik
dan pelatillan-pelatila singleat untulc nleningkatlcan lceal~liantenaga kerja.
Pengangkatan enceng gondolc (Eichhovnia crassipes) dari kolain IIA perlu
dilakukan untuk mengefektifkan proses penyerapan logam berat dan hara organik

dengan populasi enceng gondok didalamnya merupakan salah satu view yang menarik
di kawasan lagoon.
Perbandingan antara tenaga kerja dan luas areal yang dipelihara di kawasan
lagoon masih belu~uberimbang. Jumla11 enaga kerja yang tersedia untuk kegiatan
pemelil~araanadalah sebesar 1.850 HOK (per tahun) sedangkan berdasarkan analisis
kebutuhan tenaga lcerja (HOK), agar pemeliharaan lanslcap kawasan lagoon dapat
berlangsung dengan baik diperlukan tenaga lcerja sebesar 2.610 HOK (per tahun).

Hal ini beraiti perlu dilalculcan penambahan tenaga kerja sebesar 760 HOK (per