TA : Rancang Bangun Aplikasi Pendukung Penentuan Titik Bekam Berbasis Android.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENDUKUNG PENENTUAN

TITIK BEKAM BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

RIZKI GUMILAR NURPRATOMO 08.41010.0072

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015


(2)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan manusia. Karena sebagaian makhluk hidup, khususnya manusia sangatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk melepas diri dari berbagai penyakit itulah yang mendorong manusia berupaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai mengkonsumsi berbagai jenis herbal maupun sudah bercampur dengan bahan

unorganik, yang diyakini berkhasiat memyembuhkan penyakit tertentu atau

dengan sistem pemijatan, akupuntur, pembekaman, hingga operasi pembedahan. Beberapa kalangan masyarakat melakukan pengobatan bekam atau biasa disebut dengan pengobatan cupping yang merupakan pengobatan peninggalan Nabi Muhammad SAW. Selain digunakan sebagai pengobatan, bekam juga dapat digunakan untuk kebugaran dan meningkatkan metabolisme tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Pada dasarnya bekam merupakan pengobatan dengan cara membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Cara ini berfungsi untuk membuang darah yang telah rusak atau teroksidan karena tingginya oksidan yang terletak pada tubuh.

Permasalahan yang terjadi selama ini dalam melakukan pengobatan bekam adalah terapis mengalami kendala dalam mengingat kombinasi titik-titik bekam yang terdiri atas 135 titik bekam. Hal inilah yang menyebabkan lambatnya


(3)

proses bekam karena terapis harus membuka buku titik-titik bekam dan riwayat pasien kemudian disesuaikan dengan gambar anatomi titik bekam agar dapat menghasilkan lokasi titik-titik bekam. Dari permasalahan tersebut maka dibuat sebuah media berupa Aplikasi Pendukung Penentuan Titik Bekam Berbasis

Android. Aplikasi pendukung penentuan titik bekam adalah suatu aplikasi yang

dapat memberikan informasi kepada terapis mengenai lokasi titik-titik yang harus dibekam berdasarkan penyakit. Dengan ini terapis dapat mengetahui informasi lokasi titik-titik bekam yang harus diambil untuk pembekaman, anatomi titik-titik bekam, pengenalan fungsi dari masing-masing titik bekam, daftar pasien yang pernah ditangani, dan riwayat penyakit yang pernah ditangani dengan bekam.

Saat ini pengguna smartphone Android semakin banyak karena penggunaannya relatif mudah, dan harga semakin terjangkau. Berdasarkan StatCounter (2014) saat ini pengguna Smartphone Android di Indonesia hingga bulan September 2014 telah mencapai 60,71%. Hal inilah alasan untuk memilih

operating sistem android tentunya menjadi keunggulan tersendiri karena terapis

tidak usah repot membawa buku pengobatan bekam yang berat dan data histori penyakit pasien karena terapis lebih dimudahkan untuk membawa kemana-mana karena android sudah dilengkapi dengan fitur-fitur pendukung seperti database SQLite dan grafik 2D.

Dengan dibangunnya aplikasi pendukung penentuan titik bekam berbasis android, dapat membantu pengguna khususnya terapis dalam menentukan lokasi titik bekam. Dimana dalam aplikasi ini dapat memberikan info mengenai pengenalan bekam, pengenalan titik bekam dan pengobatan bekam.


(4)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah bagaimana merancang dan membangun aplikasi pendukung penentuan titik bekam berbasis android.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Aplikasi ini tidak membahas tentang pola bekam seluncur.

2. Aplikasi ini dibangun pada sistem operasi Android minimal versi 3.0. 3. Aplikasi ini ditujukan untuk terapis.

4. Aplikasi ini tidak didukung fitur update data kode titik bekam dan lokasi titik-titik bekam.

5. Aplikasi ini tidak membahas tentang jenis ukuran cup yang digunakan untuk berbekam.

6. Nama penyakit yang dibahas dalam sistem ini adalah: a. Asma

b. Diabetes Mellitus. c. Kesuburan. d. Leukemia. e. Lupus.

f. Masuk angin, yang disertai kepala pusing.

g. Migraine, yang meliputi sakit kepala kana dan kiri. h. Narkoba.


(5)

j. Stroke, yang meliputi kelumpuhan anggota badan sebelah kanan dan kiri.

1.4 Tujuan

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah dapat memberikan solusi kepada terapis untuk mempermudah proses pencarian titik bekam dan penentuan lokasi titik bekam.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini akan disusun dalam beberapa bab berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini. Adapun teori yang dibahas meliputi: Bekam, System Develop Life Cycle (SDLC),

Unified Modeling Language (UML), Android, Database, Testing

dan Implementasi Sistem.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang rancangan sistem yang terdiri atas analisis sistem, perancangan sistem, perancangan user interface dan desain uji coba fungsi aplikasi.


(6)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan bagaimana mengimplementasikan rancangan sistem ke dalam sebuah program dengan menjelaskan tentang fitur-fitur yang terdapat di dalamnya serta membahas uji coba dan evaluasi sistem.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari pembuatan tugas akhir beserta saran untuk perbaikan dan pengembangan sistem yang akan datang.


(7)

6 2.1 Bekam

Menurut Umar (2012) Bekam adalah suatu pengobatan dengan cara menghisap kulit dan jaringan dibawah kulit, sehingga darah dan komponen darah mengumpul dibawah kulit, kemudian darah dikeluarkan dengan penyayatan dan penghisapan. Selain itu, ada juga bekam yang tidak disertai dengan pengeluaran darah. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah ‘Oxidant Release Therapy’ atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ atau istilah yang lebih popular adalah ‘Detoksifikasi’. Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara pemberian obat antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan untuk menetralkan oksidan di dalam akan tumbuh dan berkembang kembali. Karena itu, para dokter biasanya memberikan obat antioksidan secara berkala.

2.1.1 Jenis Bekam

Menurut Kasmui (2014) secara umum bekam dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bekam kering, bekam basah dan bekam seluncur atau seluncur. 1. Bekam kering yaitu bekam tanpa sayatan atau tusukan yang mengeluarkan

darah. Bekam jenis ini hanya memindahkan darah kotor yang menyebabkan penyakit dari tempat yang berpengaruh ketempat yang kurang berpengaruh atau menurut pendapat lain dapat diartikan menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada tubuh bagian belakang.


(8)

Dalam proses pembekaman, bekam kering dilakukan sebelum permukaan kulit disayat atau ditusuk.

2. Bekam basah yaitu bekam dengan sayatan atau tusukan dengan mengeluarkan darah statis atau darah kotor.

3. Bekam seluncur atau meluncur merupakan bekam sebagai pengganti kerokan yang bermanfaat untuk membuang angin, melemaskan otot dan melencarkan peredaran darah.

2.1.2 Tata Cara Dalam Berbekam

Berdasarkan hasil pengamatan proses bekam tata cara dalam melakukan bekam secara umum dapat dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan pertama yaitu mencari titik untuk melakukan pembekaman. Gelas (cup) diletakkan tepat diatas titik pada tubuh yang sudah ditentukan, kemudian dilakukan penghisapan sehingga terjadi kehampaan udara pada sebagian besar gelas. Kemudian pada kulit pasien dan jaringan yang terhisap ke dalam gelas terlihat berbentuk lingkaran yang menonjol. Darah tersedot ke permukaan kulit, sehingga tampak sebagai darah lingkaran berwarna merah, karena terjadinya pengumpulan darah tempat tersebut.

Tahap kedua melakukan bekam kering yaitu gelas dibiarkan menempel berada pada tubuh selama 3-5 menit, setelah itu dicabut. Manfaat dari tahap ini yaitu untuk memindahkan sebagai unsure kotor pada bagian-bagian penting didalam tubuh (seperti persendian) ke bagian-bagian yang kurang penting (seperti permukaan kulit). Pada bagian ini merupakan bagian anestesi atau membuat kebal titik tertentu yang selanjutnya dilakukan penyayatan atau tusukan dilakuka pasien tidak merasa sakit. Berikut gambar setelah menentukan titik pada tubuh kemudian


(9)

dilakukan bekam kering dan beberapa titik bekam kering pada tubuh, seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bekam Kering Sumber: (Umar, 2012)

Tahap Ketiga melakukan penyayatan atau tusukan. Ketika melakukan penyayatan pertama kali, lebih baik pembekam mengenali karakter kulit pasien, keadaan pembulu darahnya dan kondisi-kondisi terkait lainnya. Setelah itu penyayatan dapat dilakukan pada beberapa gelas secara bersamaan. Terdapat ketentuan dalam melakukan penyayatan (penyiletan atau penggoresan ringan) yaitu penyayatan dilakukan pada bagian luar kulit dengan kedalaman sayatan kulang lebih 0,1mm atau melakukan penyayatan ringan. Kedalaman sayatan atau tusukan dapat dilakukan berbeda-beda sesuai dengan penyakit pasien, tetapi tidak dianjurkan sampai mengenai pembulu darah arteri ataupun vena. Ketentuan panjang sayatan kurang lebih 4mm, banyaknya sekitar 15 sayatan dalam satu titik. Alat yang digunakan sebagai penyayat yaitu dengan menggunakan pisau bedah medis yang telah disterilkan.

Terdapat beberapa catatan dalam melakukan tahap ini yaitu pada kasus pasien yang mengidap penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah atau gula, tidak diperkenankan untuk menggunakan sayatan tetapi menggunakan


(10)

tusukan dengan jumlah tusukan maksimal 30 tusukan dalam satu menit. Kemudian ketika melakukan penyayatan, sayatan harus sejajar dengan panjang tubuh dari arah kepala menuju kaki dan tidak diperkenankan untuk melakukan penyayatan dengan arah melebar. Sayatan diupayahkan tidak mengenai pembuluh darah vena maupun arteri yang terlihat, misalnya punggung tangan dan telapak kaki. Setelah itu jarak antara sayatan yang satu dengan yang lain berjarak sekitar 3mm.

Tahapan keempat melakukan bekam basah yang dilakukan setelah penyayatan atau tusukan. Tahapan ini dilakukan sekitar 3-5 menit sampai terlihat darah kental keluar, setelah itu dilepaskan secara hati-hati agar tidak mengalir ke tubuh pasien. Pada kasus tertentu jika gelas dibiarkan menempel ke kulit dalam jangka waktu yang lama (10 menit atau lebih), maka dipermukaan kulit akan tampil beberapa gelembung seperti luka bakar. Gelembung-gelembung yang mengandung cairan bisa ditusuk, sehingga cairan tersebut dapat dikeluarkan. Namun tidak dianjurkan untuk menghilangkan gelembung-gelembun ini, tetapi sebaiknya diperlakukan sebagaimana luka-luka bakar ringan. Kemudian darah dibersihkan dengan tisu. Bagian tubuh yang disayat dibersihkan dengan pembersih seperti madu, minyak habbatusauda atau alkohol.

Setelah tahapan-tahapan ini selesai jarum dan pisau yang digunakan harus dibuang dan tidak digunakan kembali untuk pasien lain. Setelah itu gelas atau cup harus dibersihkan dengan air dan sabun serta dengan pembersih lainnya seperti detol ataupun alkohol. Jika terdapat darah dalam gelas, maka gelas tersebut harus dibersihkan benar-benar dengan klorin.


(11)

2.1.3 Anatomi Hijamah

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang nama bagian tubuh dan susunan tubuh itu dari bagian yang satu dengan yang lain. Akan tetapi ilmu anatomi berbeda dengan anatomi hijamah.

Gambar 2.2 Anatomi Hijamah Tampak Depan Sumber: (Suhardi dan syafa’ah, 2010)


(12)

Anatomi hijamah adalah titik-titik berdasarkan pendekatan ilmu struktur tubuh dan penyakit yang menjangkitinya. Titik-titik anatomi hijamah tidak sama dengan titik akupuntur. Anatomi hijamah dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3.

Gambar 2.3 Anatomi Hijamah Tampak Belakang Sumber: (Suhardi dan syafa’ah, 2010)


(13)

Relasi penentuan kode titik bekam merupakan knowledge base yang digunakan untuk menentukan kode titik bekam. Didalam tabel 2.1 berisi data digunakan untuk menyatakan relasi antara jenis penyakit, jenis kelamin dan jumlah tahapan untuk menghasilkan kode titik bekam. Berikut relasi penentuan kode titik bekam.

Tabel 2.1 Relasi Penentuan Kode Titik Bekam Sumber: (Suhardi dan syafa’ah, 2010)

No Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah

Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita Per -1 Per -2 Per

- 3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3

1 Asma

√ √ KHL1, SA3, SA4, UN9

√ √ KHL1, ZA8, ZA9, UN9

2 Diabetes

Mellitus

√ √ KHL1, ZA14, ZA15,

ZA26, ZA27

√ √ KHL1, ZA14, ZA15

3 Kesubura n √ √ KHL1, BA5, BA10, BA11, RI15, RI18

√ √ KHL1, BA5, BA10, BA11

4 Leukemia √ √ √ √ √ KHL1 BA1, BA4

KHL1, ZA16, ZA17

5 Lupus √ √ √ √ KHL1,

ZA12, ZA13

ZA10, ZA11

6 Masuk

Angin √ √ √ KHL1, UM

7

Migraine

(Kanan) √ √ √

KHL1, RA6, RA8

Migraine

(Kiri) √ √ √

KHL1, RA7, RA9

8 Narkoba √ √ √ √ √ KHL1, UM,

UN2, UN3 ZA7, ZA8, ZA9 BA5, BA11, BA10 9 Pengapur an Lutut (Kanan)

√ √ √ KHL1, RI11, RI7, RI9,


(14)

No Nama Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah

Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita Per -1 Per -2 Per

- 3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3

Pengapur an Lutut (Kiri)

√ √ √ KHL1, RI12, RI8, RI14,

RI10 10 Stroke Anggota Badan (Kanan)

√ √ √ √ √ KHL1, UM, RA8

ZA3, YA1, YA3, YA5, YA7, YA9, YA11 WA1, RI1,RI7, RI9, RI11, RI21, RI23, RI25, RI27, RI13 Stroke Anggota Badan (Kanan)

√ √ √ √ √ KHL1, UM, RA9

ZA4, YA2, YA4, YA6, YA8, YA10, YA 12 WA2, RI2, RI8, RI10, RI12, RI14, RI20, RI22, RI24, RI26

2.1.4 Menentukan Titik Bekam Berdasarkan Penyakit

Penyakit adalah perubahan dalam proses tubuh yang mengganggu kemampuan untuk berfungsi normal. Setiap hari fisiologi tubuh manusia menuntut dipertahankannya tingkat oksigenasi, asiditas, salinitas, dan lainnya dalam rentang spektrum yang sangat sempit. Sebuah penyimpangan dari rentang tersebut dapat disebabkan oleh kegagalan organ, racun, gen, radiasi, atau infeksi bakteri dan virus.

1. Asma

Asma merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus. Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit asma dibedakan berdasarkan jenis kelamin pasien yang dikarenakan memiliki penentuan lokasi titik bekam yang berbeda. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan


(15)

kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.2. Sedangkan pada gambar 2.4 dan gambar 2.5 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit asma.

Tabel 2.2 Tahapan Titik Bekam Penyakit Asma.

No. Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1

Per-2

Per-3

Tahapan 1

Tahapan 2

Tahapan 3

1 Asma

√ √

KHL1, SA3, SA4, UN9

√ √

KHL1, ZA8, ZA9, UN9

Gambar 2.4 Lokasi Titik Bekam Penyakit Asma pada Pria


(16)

2. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar gula darah bervariasi sepanjang hari. Gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit diabetes mellitus dibedakan berdasarkan jenis kelamin pasien yang dikarenakan memiliki penentuan lokasi titik bekam yang berbeda. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tahapan Titik Bekam Penyakit Diabetes Mellitus

No. Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per -1

Per -2

Per-3 Tahapan 1

Tahapan 2

Tahapan 3

2 Diabetes

Mellitus

√ √

KHL1, ZA14, ZA15, ZA26, ZA27

√ √ KHL1, ZA14, ZA15


(17)

Gambar 2.7 Lokasi Titik Bekam Penyakit Diabetes Mellitus pada Wanita

Sedangkan pada gambar 2.6 dan gambar 2.7 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit diabetes mellitus.

3. Kesuburan

Kesuburan merupakan ukuran bagi seorang pria dan wanita untuk bisa memiliki anak. Sebagai alat ukur, tingkat kesuburan merupakan jumlah anak yang lahir per pasangan, orang, maupun populasi. Masa subur merupakan masa dalam siklus menstruasi dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit kesuburan dibedakan berdasarkan jenis kelamin pasien yang dikarenakan memiliki penentuan lokasi titik bekam yang berbeda. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.4. Sedangkan pada gambar 2.8 dan gambar 2.9 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit kesuburan.


(18)

Tabel 2.4 Tahapan Titik Bekam Penyakit Kesuburan

No. Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1

Per-2

Per-3

Tahapan 1

Tahapan 2

Tahapan 3

3 Kesuburan

√ √

KHL1, BA5, BA10, BA11, RI15, RI18

√ √

KHL1, BA5, BA10, BA11

Gambar 2.8 Lokasi Titik Bekam Penyakit Kesuburan pada Pria


(19)

4. Leukemia

Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.

Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit leukemia tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit leukemia membutuhkan 3 pertemuan pengobatan yang memiliki lokasi titik bekam yang berbeda. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Tahapan Titik Bekam Penyakit Leukemia

No. Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1 Per-2 Per-3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3

4 Leukemia √ √ √ √ √ KHL1 BA1, BA4 KHL1,

ZA16, ZA17

Sedangkan pada gambar 2.10 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit leukemia.


(20)

Gambar 2.10 Lokasi Titik Bekam Penyakit Leukemia

5. Lupus

Penyakit lupus adalah peradangan kronis yang terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat berefek pada berbagai sistem di dalam tubuh, antara lain sendi, kulit, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru. Lupus lebih sering terjadi pada wanita, meskipun tidak jelas alasannya.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit lupus tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit leukemia membutuhkan 2 pertemuan pengobatan yang memiliki lokasi titik bekam yang berbeda. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Tahapan Titik Bekam Penyakit Lupus

No. Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1 Per-2 Per-3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3

5 Lupus √ √ √ √

KHL1, ZA12, ZA13

ZA10, ZA11


(21)

Gambar 2.11 Lokasi Titik Bekam Penyakit Leukemia Tahapan

Sedangkan pada gambar 2.11 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit lupus.

6. Masuk Angin (Disertai Pusing)

Masuk angin adalah suatu penyakit yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk angin diyakini menjadi penyakit yang nyata, namun saat ini belum ada bukti medis untuk mendukung klaim ini. Penyakit ini mirip influenza karena gejala dan penyebabnya hampir sama. Masuk angin biasanya dianggap sekadar mitos di dunia kedokteran tetapi kenyataannya banyak sekali penderitanya.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit masuk angin (disertai pusing) tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit masuk angin (disertai pusing) hanya membutuhkan 1 pertemuan pengobatan dan bila belum menunjukkan perubahan yang lebih baik dapat dibekam pada titik yang sama. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.7. Sedangkan pada gambar 2.12 merupakan


(22)

gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit masuk angin (disertai pusing).

Tabel 2.7 Tahapan Titik Bekam Penyakit Masuk Angin Disertai Pusing

No. Nama

Penyakit

Jenis Kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1

Per-2

Per-3

Tahapan 1

Tahapan 2

Tahapan 3

6 Masuk

Angin √ √ √

KHL1, UM

Gambar 2.12 Lokasi Titik Bekam Penyakit Masuk Angin Disertai Pusing

7. Migraine

Migraine adalah sindrom neurologis yang ditandai oleh persepsi tubuh yang berubah, sakit kepala parah, dan mual. Secara fisiologis, sakit kepala migrain adalah suatu kondisi neurologist, lebih umum pada wanita dari pada laki-laki.

Penyakit migrain dikenal juga dengan sakit kepala sebelah yang biasanya terasa seperti berdenyut-denyut di satu atau kedua sisi kepala di sekitar area pelipis, dahi hingga ke mata. Pada kondisi tertentu migrain bahkan dapat menimbulkan rasa mual, muntah, bahkan kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan suara di sekitar.


(23)

Dalam pengobatan bekam pada penyakit migraine tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit migraine hanya membutuhkan 1 pertemuan pengobatan dan bila belum menunjukkan perubahan yang lebih baik dapat dibekam pada titik yang sama. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.8.

Tabel 2.8 Tahapan Titik Bekam Penyakit Migraine

No. Nama

Penyakit

Jenis kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1 Per-2 Per-3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3 7 Migraine

(Kanan) √ √ √

KHL1, RA6, RA8 Migraine

(Kiri) √ √ √

KHL1, RA7, RA9

Sedangkan pada gambar 2.13 dan gambar 2.14 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit migraine kana dan kiri.


(24)

Gambar 2.14 Lokasi Titik Bekam Penyakit Migraine (Kiri)

8. Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Semua istilah ini, baik narkoba ataupun napza, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalah artikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit kecanduan narkoba tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit kecanduan narkoba membutuhkan 3 pertemuan yang berbeda untuk menentukan lokasi titik yang akan dibekam. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.9.


(25)

Tabel 2.9 Tahapan Titik Bekam Penyakit Narkoba

No. Nama

Penyakit

Jenis kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Pert-1 Pert-2 Pert-3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3

8 Narkoba √ √ √ √ √

KHL1, UM, UN2, UN3 ZA7, ZA8, ZA9 BA5, BA11, BA10

Sedangkan pada gambar 2.15 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit narkoba.

Gambar 2.15 Lokasi Titik Bekam Penyakit Narkoba

9. Pengapuran Lutut

Pengapuran tulang atau osteoarthritis adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis terdiri atas osteoartritis primer yang dikenal juga sebagai artritis degeneratif atau penyakit degeneratif sendi, dan osteoartritis

sekunder yang disebabkan oleh trauma tropisme atau cedera.

Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan


(26)

cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.

Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit pengapuran lutut tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit pengapuran lutut membutuhkan 1 pertemuan yang dapat dilakukan secara berulang pada loaski titik bekam yang sama. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10 Tahapan Titik Bekam Penyakit Pengapuran Lutut

No. Nama

Penyakit

Jenis kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita

Per-1

Per-2

Per-3 Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3

9 Pengapuran Lutut (Kanan) √ √ √ KHL1, RI11, RI7, RI9, RI13 Pengapuran

Lutut (Kiri) √ √ √

KHL1, RI12, RI8, RI14,

RI10

Sedangkan pada gambar 2.16 dan gambar 2.17 merupakan gambar anatomi lokasi titik bekam penyakit pengapuran lutut yang menunjukkan lokasi titik dibekam dan disertai kode titik bekam.


(27)

Gambar 2.16 Lokasi Titik Bekam Penyakit Pengapuran Lutut (Kanan)

Gambar 2.17 Lokasi Titik Bekam Penyakit Pengapuran Lutut (Kiri)

10. Stroke Anggota Badan

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di sebelah anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan


(28)

bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.

Dalam pengobatan bekam pada penyakit stroke tidak membedakan jenis kelamin pasien, akan tetapi penyembuhan penyakit pengapuran lutut membutuhkan 3 pertemuan yang berbeda untuk menentukan lokasi titik yang akan dibekam. Tabel relasi antara nama penyakit, jenis kelamin, jumlah tahap dan kode titik bekam dapat dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.11 Tahapan Titik Bekam Penyakit Stroke

No. Nama Penyakit

Jenis kelamin Jumlah Tahapan Kode Titik Bekam

Laki-Laki Wanita Per-1 Per-2 Per-3 Tahap an 1 Tahapan 2 Tahapan 3 10 Stroke Anggota Badan (Kanan)

√ √ √ √ √ KHL1, UM,

RA8 ZA3, YA1, YA3, YA5, YA7, YA9, YA11 WA1, RI1,RI7, RI9, RI11, RI21, RI23, RI25, RI27, RI13 Stroke Anggota Badan (Kanan)

√ √ √ √ √ KHL1, UM,

RA9 ZA4, YA2, YA4, YA6, YA8, YA10, 12 WA2, RI2, RI8, RI10, RI12, RI14, RI20, RI22, RI24, RI26

Sedangkan pada gambar 2.18 dan gambar 2.19 merupakan gambar anatomi yang menunjukkan lokasi titik yang akan dibekam dan disertai kode titik bekam penyakit stroke mulai tahapan pertama hingga tahapan ketiga.


(29)

Gambar 2.18 Lokasi Titik Bekam Penyakit Stroke Anggota Badan (Kanan)

Gambar 2.19 Lokasi Titik Bekam Penyakit Stroke Anggota Badan (Kiri)

2.2 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Turban (2003), System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup pengembangan sistem adalah metode pengembangan sistem tradisional yang digunakan sebagian besar organisasi saat ini. SDLC adalah kerangka kerja yang terstruktur yang berisi proses-proses sekuensial dimana sistem informasi dikembangkan.

Menurut Sommerville (2011) Model Waterfall merupakan salah satu model proses perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar seperti


(30)

spesifikasi, pengembangan dan validasi dengan mempresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda. Seperti requirements definition, system and

software design, implementation and unit testing, integration and system testing,

operational and maintenance seperti ditunjukan pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Model Waterfall

Sumber (Sommerville 2011)

a. Requirements Definition

Dalam merancang sebuah perangkat lunak, yang pertama harus dilakukan adalah membangun semua elemen sistem yang diperlukan. Sistem merupakan hal yang penting dalam membuat sebuah perangkat lunak, karena perangkat lunak harus berhubungan langsung dengan elemen lainnya seperti perangkat keras, database dan pengguna. Tahap ini didefinisikan sebagai sebuah tahap yang menghasilkan sebuah kondisi yang diperlukan oleh pengguna untuk menyelesaikan permasalahan ataupun mencapai sebuah tujuan.


(31)

b. System and Software Design

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada software. Untuk memahami sifat program yang dibangun, seorang software engineer harus memahami kebutuhan informasi, fungsi-fungsi, untuk kerja, dan interface yang diperlukan. Proses software design untuk mengubah kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk

blueprint software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat

mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.

c. Implementation and Unit Testing

Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.

d. Integration and System Testing

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu kedalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer. Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).

e. Operation and Maintenance

Sesuatu yang dibuat harus diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari


(32)

error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah

didefinisikan sebelumnya.

Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka Software Engineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.

2.3 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Whitten, dan Bentley, (2007) UML merupakan singkatan dari

Unified Modelling Language adalah sekumpulan pemodelan konvensi yang

digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek. UML menawarkan diagram-diagram dengan perspektif yang berbeda untuk memodelkan suatu sistem. Berikut adalah macam-macam diagram serta tujuannya:

a. Use case Diagram

Secara grafis diagram use case menggambarkan interaksi antara pengguna dengan sistem. Fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang ditekankan pada digram use case adalah “apa” yang diperbuat sistem bukan “bagaimana”. Penjelasan gambar 2.21 use case diagram dapat dilihat pada table 2.12.


(33)

Tabel 2.12 Penjelasan Use Case Diagram Nama

Simbol Gambar Penjelasan

Aktor Apapun yang mempresentasikan

seseorang atau sistem, yang berinteraksi dengan sistem.

Use Case Gambaran fungsionalitas dari suatu

sistem, sehingga pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun.

Gambar 2.21 Contoh Use Case Diagram Sumber (sparxsystems.com)

b. Activity Diagram

Diagram activity menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal,

decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram

activity juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada

beberapa eksekusi yang dapat dilihat pada gambar 2.22. Actor2


(34)

Gambar 2.22 Contoh Activity Diagram Sumber (sparxsystems.com)

Tabel 2.13 Penjelasan Activity Diagram Nama

Simbol Gambar Penjelasan

Initial Node

menggambarkan awal dari proses.

Activity Menggambarkan aktifitas atau kegiatan yang perlu dilakukan.

Flow Menggambarkan alur atau sasaran yang

mengawali kegiatan.

Decision Menggambarkan sebuah keputusan.

Fork Menggambarkan kegiatan parallel.

Join Menggambarkan penggabungan.

Activity Final

Menggambarkan akhir dari sebuah proses.

c. Sequence Diagram

Diagram sequence secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi antara satu sama lain melalui pesan ekusi pada sebuah use case atau operasi. Dapat dilihat pada gambar 2.23.


(35)

Gambar 2.23 Contoh Sequence Diagram Sumber (sparxsystems.com)

Elemen-elemen yang terdapat pada diagram sequence antara lain yaitu :

1. Actor (user), sebagai subjek yang berinteraksi dengan sistem.

2. Object, sebagai objek atau komponen suatu sistem.

3. Separator, sebagai batas antar sub sistem.

4. Message, prosedur pesan atau proses antar elemen komponen.

5. Return message, sebagai pesan balik antar objek.

d. Class Diagram

Diagram kelas adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Kelas menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Contoh class diagram dapat dilihat pada gambar 2.24.


(36)

Gambar 2.24 Contoh Class Diagram Sumber (sparxsystems.com)

Elemen utama pada Diagram kelas adalah kotak yang digunakan untuk merepresentasikan kelas-kelas dan interface. Setiap kotak dibagi menjadi bagian-bagian horisontal. Bagian paling atas menyatakan nama kelas tersebut. Bagian tengah menyatakan daftar atribut-atribut yang dimiliki oleh kelas tersebut. Sebuah atribut menunjuk pada suatu objek yang dikenali oleh kelas tersebut. Dan bagian paling bawah menyatakan operasi-operasi yang dilakukan oleh kelas tersebut.

2.4 Android

2.4.1 Definisi Android

Menurut Safaat (2011) android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android dipuji sebagai platform mobile pertama yang lengkap, terbuka dan bebas.

a. Complete Platform

Para desainer dapat melakukan pendekatan yang kompeherensif ketika mereka sedang mengembangakan platform android. Android merupakan


(37)

sistem operasi yang aman dan banyak menyediakan tools dalam membangun

software dan memungkinkan untuk peluang pengembangan aplikasi.

b. Open Source Platform

Platform Android disediakan melalui lisensi open source. Pengembang dapat

dengan bebas untuk mengembangkan aplikasi.

c. Free Platform

Android adalah aplikasi yang bebas untuk develope. Tidak ada lisensi atau biaya royalti untuk dikembangkan pada platform Android. Tidak diperlukan biaya pengujian.

Android Development Tools (ADT) adalah plugin yang didesain untuk

IDE Eclipse dan memberikan kemudahan programer dalam mengembangkan aplikasi android dengan menggunakan IDE Eclipse. Dengan menggunakan ADT untuk Eclipse memudahkan programer dalam membuat aplikasi project android, membuat GUI aplikasi dan menambahkan komponen-komponen yang lainnya, begitu juga programer dapat melakukan running aplikasi menggunakan android SDK melalui eclipse. Dengan ADT juga bisa melakukan pembuatan package

android (.apk) yang digunakan untuk distribusi aplikasi android yang programer

rancang.

2.4.2 Arsitektur Android

Secara garis besar arsitektur android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut:

a. Application dan Widgets

Application dan widgets ini adalah layer yang berhubungan dengan aplikasi


(38)

dijalankan. Di layer terdapat aplikasi inti termasuk klien email, program SMS, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ditulis menggunakan bahasa pemrograman Java.

b. Applications dan Framework

Android adalah “Open Development Platform” yaitu android menawarkan kepada pengembang atau memberi kemampuan kepada pengembang untuk membangun aplikasi yang bagus dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengakses perangkat keras, akses informasi resources, menjalankan service

background, mengatur alarm, dan menambahkan status notifications, dan

sebagainya. Pengembang memiliki akses penuh menuju API framework seperti yang dilakukan oleh aplikasi yang kategori inti.Arsitektur dirancang agar dapat dengan mudah menggunakan kembali komponen yang sudah digunakan (reuse).

c. Libraries

Android memiliki sekumpulan library C/C++ yang digunakan oleh berbagai

komponen dalam sistem android.Kemampuan-kemampuan ini dilihat oleh para pengembang melalui kerangka kerja aplikasi.

d. Android Runtime

Merupakan lokasi dimana komponen utama dari Dalvik Virtual Machine (DVM) ditempatkan. DVM dirancang secara khusus untuk Android pada saat dijalankan pada lingkungan yang terbatas, dimana baterai yang terbatas, CPU, memori dan penyimpanan data menjadi fokus utama. Android memiliki sebuah tool yang terintegrasi yaitu “dx” yang mengkonversi generated byte code dari (JAR) ke dalam file (DEX) sehingga byte code menjadi lebih


(39)

efisien untuk dijalankan pada prosesor yang kecil. Hal ini memungkinkan untuk memiliki beberapa jenis dari DVM berjalan pada suatu peralatan tunggal pada waktu yang sama. Corelibraries ditulis dalam bahasa java dan berisi kumpulan class, I/O dan peralatan lain.

e. Linux Kernel

Menurut Komatineni dan MacLean (2012) arsitektur android berdasarkan pada Linux 2.6 kernel yang dapat digunakan untuk mengatur keamanan, manajemen memori, manajemen proses, network stack, dan driver model. Kernel juga bertindak sebagai lapisan abstrak antara perangkat keras dan seluruh software stack. Pada gambar 2.28 menunjukkan arsitektur android.

Gambar 2.25 Arsitektur Android Sumber (Ren and Du, 2014)

2.4.3 SQLite

Menurut Kreibich (2010) Sqlite adalah sebuah library yang menerapkan


(40)

Kode untuk sqlite ada dalam domain publik dan dengan demikian bebas digunakan untuk tujuan apapun baik komersial atau pribadi. Sqlite saat ini dapat ditemukan pada berbagai macam aplikasi, termasuk beberapa proyek bergengsi.

Sqlite yang tertanam adalah sebuah mesin database sql. Sqlite tidak memiliki proses server yang terpisah. Sqlite membaca dan menulis file langsung. SQL database lengkap dengan beberapa tabel, index, trigger , dan view, yang terdapat pada satu file disk. Fitur yang terdapat pada SQLite adalah sebagai berikut (Kreibich, 2010) :

a. Serverless

SQLite memerlukan proses server atau sistem yang terpisah untuk mengoperasikannya. SQLite library mengakses databasenya secara langsung.

b. Zero Configuration

Tidak ada server berarti tidak ada pengaturan. Membuat sebuah instance

database semudah membuka file.

c. Cross-Platform

Database pada SQLite berada dalam file cross platform tunggal yang tidak memerlukan administrasi. Sehingga dapat digunakan di berbagai sistem operasi.

d. Self-Contained

Sebuah library berisi seluruh sistem database yang terintegrasi langsung ke

application-host.

e. Small Runtime Footprint

Menggunakan sedikit memory untuk library database.


(41)

g. Full-featured

SQLite mendukung penggunaan bahasa SQL standar.

h. Highly Reliable

Dalam sistem android memiliki beberapa teknik untuk melakukan penyimpanan data. Teknik yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

a. Shared Preference yaitu menyimpan data beberapa nilai dalam bentuk group

key yang dikenal dengan preference.

b. Files yaitu menyimpan data dalam file, juga dapat berupa write dan read pada

file.

c. SQLite Database yaitu menyimpan data dalam bentuk database.

d. Content Providers yaitu menyimpan data dalam content provider service.

2.5 Database Management System

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis data adalah kumpulan datanya, sedang program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS adalah:

a. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.


(42)

b. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

c. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

DBMS memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data.

2. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary.

2.6 Testing dan Implementasi Sistem

Menurut Standar ANSI/IEEE 1059, Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects/error/bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.


(43)

Menurut Romeo (2003), Testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang dikendalikan untuk:

a. Verifikasi.

Apakah telah berlaku sebagaimana yang ditetapkan (menurut spesifikasi)? b. Mendeteksi error.

c. Validasi.

Apakah spesifikasi yang ditetapkan telah memenuhi keinginan atau kebutuhan pengguna yang sebenarnya?

Menurut Romeo (2003), Test Case merupakan tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Metode testing ini dibagi menjadi dua, yaitu:

a. White Box Testing

White box testing atau glass box testing atau clear box testing adalah suatu

metode disain test case yang menggunakan struktur kendali dari disain prosedural. Metode disain test case ini dapat menjamin:

1. Semua jalur (path) yang independen/terpisah dapat dites setidaknya sekali tes.

2. Semua logika keputusan dapat dites dengan jalur yang salah atau jalur yang benar.

3. Semua loop dapat dites terhadap batasannya dan ikatan operasionalnya. 4. Semua struktur internal data dapat dites untuk memastikan validasinya. b. Black Box Testing

Black box testing atau behavioral testing atau specification-based testing,


(44)

detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan spesifikasi kebutuhan dari software.

Menggunakan black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan funsional pada suatu program. Kategori error dapat diketahui melalui black box testing, antara lain:

1. Fungsi yang hilang atau tidak benar.

2. Error dari antar-muka.

3. Error dari struktur data atau akses eksternal database.

4. Error dari kinerja atau tingkah laku.

5. Error dari inisialisasi dan terminasi.

2.6.1 System Testing

System testing adalah serangkaian tes yang berbeda dimana tujuan

utamanya adalah untuk membangun sistem berbasis komputer. Meskipun setiap test memiliki tujuan yang berbeda, setiap pekerjaan harus diverifikasi bahwa elemen-elemen pada sistem telah terintegrasi dengan baik.

2.6.2 Compatibility Testing

Compatibility testing merupakan bagian dari non fungsional testing pada

perangkat lunak, adalah pengujian yang dilakukan pada aplikasi untuk mengevaluasi kompatibilitas aplikasi dengan lingkungan komputasi. Lingkungan komputasi mencakup beberapa aspek seperti hardware, sistem operasi, database,


(45)

Pengujian compatibility digunakan untuk memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mampu berjalan pada hardware, software, operating system, ataupun lingkungan jaringan yang berbeda. Pengujian kompatibilitas berfungsi untuk menentukan set lingkungan yang diharapkan dapat menjalankan sistem yang dikembangkan. Semakin sistem dapat berjalan di banyak jenis perangkat yang berbeda, maka semakin baik aspek kompatibilitasnya.

2.6.3 Usability Testing

Usability adalah analisa kualitatif yang menentukan seberapa mudah

user menggunakan antarmuka suatu aplikasi (Nielsen, 2012). Suatu aplikasi

disebut usable jika fungsi-fungsinya dapat dijalankan secara efektif, efisien, dan memuaskan. Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan tercapainya tujuan pengguna dalam menggunakan aplikasi. Efisiensi berhubungan dengan kelancaran pengguna dalam mencapai tujuan tersebut. Kepuasan berkaitan dengan kepuasan pengguna dalam memakai aplikasi tersebut. Pengujian usability dilakukan untuk mengevaluasi apakah sebuah aplikasi sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum sesuai. Menurut Nielsen (2012), aspek-aspek dalam usability testing mencakup lima hal, yaitu :

a. Learnability, yaitu seberapa mudah bagi pengguna untuk mempelajari dan

menyelesaikan fungsi-fungsi dasar ketika pertama kali menggunakan aplikasi.

b. Efficiency, menjelaskan seberapa cepat pengguna dapat menyelesaikan task

atau fungsi-fungsi dasar saat pertama kali mereka menggunakan aplikasi.

c. Memorability, menjelaskan bagaimana pengguna mengulang kemampuannya

kembali setelah sekian lama, mereka tidak menggunakan aplikasi tersebut dengan mudah.


(46)

d. Errors, menjelaskan kemungkinan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh

pengguna dan seberapa mudah mereka mengatasinya.

e. Satisfaction, yaitu tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi.

Pengukuran kuesioner melalui pemberian skor dengan menggunakan model skala Likert (skala sikap). Metode ini merupakan metode pengskalaan pernyataan sikap dengan menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan skalanya. Untuk melakukan pengskalaan dengan menggunakan model ini, responden diberi daftar pernyataan mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidaksetujuannya. Pilihan jawaban masing–masing pernyataan golongan dalam lima macam kategori, yaitu “Sangat Kurang” (SK), “Kurang” (K), “Cukup Baik” (CB), “Baik” (B), “Sangat Baik” (SB).

Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban diatas akan diberi nilai sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Sedangkan pemberian nilainya adalah sebagai berikut :

Sangat Kurang (SK) : diberi skor 1 Kurang (K) : diberi skor 2 Cukup Baik (CB) : diberi skor 3 Baik (B) : diberi skor 4 Sangat Baik (SB) : diberi skor 5


(47)

46

Pembuatan aplikasi pendukung penentuan titik bekam menggunakan konsep Systems Development Life Cycle (SDLC) yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan di dalam proses pembuatan aplikasi pendukung penentuan titik bekam berbasis android, berikut adalah tahapan-tahapannya :

3.1 Analisis Sistem

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam pengerjaan tugas akhir membuat aplikasi pendukung penentuan titik bekam berbasis android, ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu pengamatan/observasi. Observasi yang dilakukan meliputi observasi terhadap proses pengobatan bekam.

Terapis bekam mengalami kendala pada penentuan titik-titik bekam karena tidak sedikit terapis kesulitan dalam mengingat kombinasi titik bekam yang terdiri atas 135 titik bekam. Terkadang terapis juga mengalami kendala dalam mengingat kode-kode titik bekam dan lokasi titik-titik bekam yang jarang ditangani oleh terapis. Oleh sebab itu terapis harus membuka buku yang berisi daftar nama penyakit beserta penanganannya. Belum lagi terjadi hilangnya histori penyakit pasien yang terselip mengakibatkan terapis mengalami kesulitan untuk menentukan lokasi titik-titik yang akan dibekam. Hal inilah yang membuat lambatnya proses pembekaman.

Dari permasalahan tersebut akan dibuat aplikasi pendukung penentuan titik bekam yang digunakan untuk membantu terapis dalam mempermudah proses pencarian histori pasien dan lokasi titik bekam. Inputan data yang akan diolah


(48)

didapat dari data pasien dan data penyakit. Proses penentuan lokasi titik bekam yang akan diterapkan meliputi pengecekan data pasien dengan data penyakit setelah itu sistem akan menampilkan informasi berupa jumlah penanganan penyakit tersebut, setelah itu akan diolah oleh sistem untuk menghasilkan output dari aplikasi pendukung penentuan titik bekam yaitu berupa penentuan lokasi titik-titik yang akan dibekam.

Aplikasi pendukung penentuan titik bekam yang akan dibangun membutuhkan histori penyakit pasien, jenis penyakit dan tahapan pengobatan penyakit sebagai data utama yang digunakan untuk menghasilkan lokasi titik-titik bekam. Histori penyakit pasien, data penyakit dan tahapan pengobatan penyakit sebagai acuan untuk proses pencocokan lokasi titik bekam yang ada pada aplikasi pendukung penentuan titik bekam. Berikut pada tabel 3.1 yang merupakan kebutuhan dari aplikasi pendukung penentuan titik bekam.

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

No Pengguna Kebutuhan Informasi Yang Dihasilkan 1 Terapis a. Terapis membutuhkan

data informasi tentang bekam.

a. Aplikasi menampilkan info tentang pengertian bekam, persiapan bekam, cara membekam dan pasca pelaksanaan bekam.

b. Terapis membutuhkan data kode titik bekam yang digunakan untuk pengobatan penyakit tertentu.

b. Aplikasi menampilkan titik-titik bekam pada gambar anatomi sesuai dengan jenis penyakit.

c. Terapis membutuhkan data pasien sebelumnya untuk mempermudah analisis penyakit pasien.

c. Aplikasi memberikan histori penyakit pasien


(49)

Aplikasi pendukung penentuan titik bekam ini akan memandu terapis dalam menentukan lokasi titik-titik yang akan dibekam. Pada tabel 3.2 merupakan kebutuhan functional dan non-functional dari aplikasi pendukung penentuan titik bekam berbasis android.

Tabel 3.2 Functional dan Non-Functional

Functional Non Functional

A. Fungsi pengenalan titik bekam, digunakan untuk menjelaskan bahwa setiap kode titik bekam memiliki manfaat berbeda untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit dan lokasi titik yang digunakan untuk berbekam.

1. Terapis dapat memilih kode titik bekam sesuai yang diinginkan.

1.1. Sistem menampilkan lokasi titik bekam berdasarkan kode titik bekam yang dipilih.

1.2. Sistem menampilkan fungsi pengobatan penyakit berdasarkan kode titik bekam yang dipilih.

B. Fungsi pengobatan bekam, digunakan untuk menyimpan data nama pasien yang pernah ditangani oleh terapis dan data riwayat penyakit yang pernah diderita oleh masing-masing pasien. Dari data tersebut sistem dapat membantu terapis dalam hal pendataan riwayat penyakit pasien dan menentukan lokasi titik-titik yang akan dibekam berdasarkan penyakit pasien yang akan ditangani terapis.

1. Terapis dapat melakukan pencarian nama pasien menggunaka fitur search

untuk mempermudah terapis dalam hal pencarian nama pasien.

2. Terapis dapat memilih nama pasien yang akan ditangani.

1.1 Sistem akan melakukan pencocokan data dengan database. Bila terdapat kesamaan kata sesuai input-an

terapis maka akan ditampilkan pada daftar nama pasien.

2.1 Sistem menampilkan popup berupa pilihan untuk meng-edit data diri pasien atau melakukan pengobatan bekam.

3.1 Sistem meyimpan penambahan data nama pasien sesuai input-an terapis yang kemudian disimpan kedalam

database.

4.1 Sistem meyimpan hasil perubahan data diri pasien sesuai dengan input-an terapis yinput-ang kemudiinput-an disimpinput-an kedalam database.

5.1 Sistem akan menghapus seluruh data riwayat pasien dari database sesuai dengan nama pasien yang dipilih. 6.1 Sistem menampilkan data diri

pasien.


(50)

Functional Non Functional 3. Terapis dapat menambah

data nama pasien.

4. Terapis dapat merubah data diri pasien.

5. Terapis dapat menghapus nama pasien.

6. Terapis dapat memilih fitur pengobatan bekam.

penyakit pasien.

6.3 Sistem menampilkan daftar nama penyakit berdasarkan data yang terdapat pada database.

6.4 Sistem menampilkan detail penyakit yang ditangani oleh terapis yang disertai gambar anatomi dan titik-titik yang akan dibekam.

C. Fungsi master data penyakit, digunakan untuk menyimpan daftar data penyakit. Dari data-data yang tersimpan tersebut sistem dapat membantu terapis untuk menentukan lokasi titik-titik yang akan dibekam oleh terapis berdasarkan bedasarkan penyakit pasien. 1. Terapis dapat menambah

data penyakit.

2. Terapis dapat melakukan pencarian nama penyakit menggunaka fitur search

untuk mempermudah terapis dalam hal pencarian nama penyakit.

3. Terapis dapat memilih nama penyakit untuk merubah data penyakit.

4. Terapis dapat memilih nama penyakit untuk menghapus data penyakit.

5. Terapis dapat memilih nama penyakit untuk melihat detail penyakit.

6. Terapis dapat menambah tahapan pengobatan bekam. 7. Terapis dapat merubah data

lokasi titik bekam.

8. Terapis dapat menghapus data tahapan pengobatan bekam.

1.1 Sistem meyimpan penambahan data penyakit sesuai input-an terapis yang kemudian disimpan kedalam

database.

2.1 Sistem akan melakukan pencocokan data dengan database. Bila terdapat kesamaan kata sesuai input-an

terapis maka akan ditampilkan pada daftar nama penyakit.

2.2. Sistem menampilkan popup berupa pilihan untuk meng-edit data penyakit atau melihat detail data penyakit

3.1 Sistem meyimpan hasil perubahan data penyakit sesuai dengan input-an kebutuhan terapis yang kemudian disimpan kedalam database.

4.1. Sistem menghapus seluruh data penyakit sesuai nama penyakit yang dipilih oleh terapis.

5.1. Sistem menampilkan nama penyakit yang di pilih, menampilkan jenis kelamin yang dapat ditangani dan jumlah tahapan pengobatan terhadap penyakit tersebut.

5.2. Sistem menampilkan data penyakit, keterangan catatan, gambar anatomi bekam, kode titik bekam dan lokasi titik bekam.

6.1 Sistem meyimpan penambahan data tahapan pengobatan bekam sesuai

input-an kebutuhan terapis yang

disimpan kedalam database sistem. 7.1 Sistem meyimpan hasil perubahan

data kode titik bekam sesuai dengan

input-an kebutuhan terapis yang


(51)

Functional Non Functional

database.

8.1 Sistem dapat menghapus data tahapan pengobatan bekam sesuai dengan tahapan pengobatan bekam yang dipilih oleh terapis.

Kebutuhan Non-Funtional 1. Operasional

a. Menggunakan sistem operasi Android 3.0 honeycomb b. Spesifikasi processor minimum single core 1Ghz.. c. Kebutuhan memory internal 4 GB.

d. Kebutuhan memory RAM 512 MB. e. Handphone memiliki layar touchscreen. f. Ukuran layar yang digunakan minimum 4 inci. 2. Keamanan

a. Sistem aplikasi mengecek data pasien untuk dapat mendukung penentuan titik bekam.

3. Informasi

a. Digunakan untuk menampilkan titik bekam berdasarkan penyakit. b. Digunakan untuk menampilkan lokasi titik bekam.

c. Digunakan untuk menampilkan manfaat titik bekam.

d. Digunakan untuk menampilkan hasil pencarian nama pasien dan nama penyakit dari database.

4. Kinerja

a. Waktu proses menampilkan histori penyakit pasien berdasarkan nama penyakit yang pernah ditangani.

b. Waktu proses pencarian nama pasien berdasarkan kata kunci yang dimasukkan user.

c. Waktu proses pencarian nama penyakit berdasarkan kata kunci yang dimasukkan user.

d. Waktu proses dalam menentukan titik bekam. e. Jumlah titik bekam sebanyak 135.

Dari tabel 3.2 penulis dapat membuat aplikasi yang memiliki beberapa fitur seperti adanya menu update data penyakit dan histori penyakit pasien. Spesifikasi program pada aplikasi pendukung penentuan titik bekam terdiri atas : 1. Pengenalan Bekam.

Fitur pengenalan bekam bertujuan untuk menjelaskan tentang pengertian bekam, sejarah bekam, jenis pengobatan nabawi, jenis-jenis bekam, prosedur


(52)

melakukan pembekaman, prosedur pembekaman, cara membekam, pengenalan tempat/titik bekam, titik terlarang untuk dibekam.

2. Pengenalan Titik Bekam.

Pada tampilan ini terapis dapat mengetahui lokasi titik bekam berdasarkan kode titik bekam yang dipilih dan bila gambar kurang jelas dapat dilakukan

zoom in dan zoom out. Selain itu fitur pengenalan titik bekam juga

menjelaskan fungsi dari masing-masing titik bekam. 3. Pengobatan Bekam.

Untuk bisa masuk ke dalam pengobatan bekam, terapis harus memilih nama pasien terlebih dahulu. Jika pasien belum terdaftar terapis dapat menambahkan data pasien baru terlebih dahulu, barulah terapis dapat melalui fitur pengobatan bekam. Pada fitur aplikasi ini sistem akan menampilkan histori penyakit pasien yang pernah ditangani dengan bekam menggunakan aplikasi pendukung penentuan titik bekam. Selain itu terapis juga dapat memilih nama penyakit yang lain untuk mencari lokasi titik bekam berdasarkan data histori pasien.

4. Master Penyakit.

Untuk fitur data penyakit, terapis dapat melakukan proses insert, edit dan

delete data penyakit. Untuk proses insert data penyakit, terapis dapat mengisi

data nama penyakit, jenis kelamin, proses tahapan pengobatan, dapat menambahkan keterangan jika diperlukan dan menentukan titik bekam yang akan digunakan berdasarkan penyakit tersebut.


(53)

3.2 Perancangan Sistem

Perencanaan sistem merupakan tahapan pengembangan setelah analisis sistem dilakukan. Aplikasi pendukung penentuan titik bekam yang akan dibangun merupakan media untuk memandu terapis dalam pendataan data pasien dan menentukan lokasi titik yang akan dibekam.

Nama Pasien

Nama Penyakit

Jumlah Penanganan

Gender

Pencocokan Data Pasien Dengan Data Penyakit

Registrasi Data Pasien

Lokasi Titik Bekam Data Histori

Pasien

Input

Proses

Output

Histori Pasien

Gender

Nama Penyakit

Kode Titik Bekam

Jumlah Penanganan

Gender

Update Nama Penyakit Pencocokan Inputan

Kode Titik Bekam dengan Kode Titik Bekam Pada Data

Anatomi

Master Nama Penyakit

Master Nama Penyakit

Gambar 3.1 Blok Diagram

Pada gambar 3.1 blok diagram terdiri atas tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Pada inputan nama pasien dan jenis kelamin pasien akan digunakan


(54)

pada proses registrasi data pasien dengan output data histori pasien. Selanjutnya untuk melakukan proses update data nama penyakit yang membutuhkan input-an nama penyakit, kode titik bekam, jumlah penanganan dan jenis kelamin. Nantinya kode titik bekam yang telah diinputkan akan dilakukan proses pencocokan dengan kode titik bekam yang terdapat pada data anatomi bila ada kesamaan data barulah sistem dapat menyimpan inputan tersebut yang menghasilkan output master nama penyakit. Input-an nama penyakit dan histori penyakit pasien digunakan untuk melakukan proses pencocokan data pasien dengan master nama penyakit yang menghasilkan output berupa lokasi titik-titik bekam.

3.2.1 Use Case Diagram

Use case adalah potongan fungsionalitas tingkat tinggi yang disediakan

oleh sistem. Aktor adalah seseorang atau sesuatu yang berinteraksi terhadap

system yang akan dibangun. Gambar 3.2 menunjukkan use case diagram aplikasi

pendukung penentuan titik bekam. Pada use case diagram tersebut terdapat satu

actor yaitu terapis yang dapat mengakses ke seluruh use case. Use case yang

dimaksud adalah:

1. Use case pengenalan bekam, pada use case ini dapat mengenal seputar

persiapan, proses hingga pasca bekam.

2. Use case pengenalan titik bekam, pada use case ini berfungsi untuk

memberitahukan lokasi titik-titik bekam berdasarkan kode titik bekam.

3. Use case pengobatan bekam, pada use case ini dapat menentukan lokasi

titik-titik bekam berdasarkan penyakit.

4. Use case data penyakit, pada use case ini pengguna dapat melakukan insert,


(55)

Gambar 3.2 Use Case Diagram

3.2.2 Activity Diagram Pengenalan Bekam

Pada gambar 3.3 menceritakan alur proses pengenalan bekam. Proses dimulai ketika terapis memilih menu pengenalan bekam, pada menu tersebut dijelaskan seputar pengertian bekam, persiapan bekam, cara membekam dan pasca pelaksanaan bekam. Tampilan activity diagram pengenalan bekam dapat dilihat pada gambar 3.3 dan flow of event pengenalan bekam dapat dilihat pada tabel 3.3.


(56)

Tabel 3.3 merupakan flow of event dari proses pengenalan bekam. Flow

of event bertujuan untuk mendokumentasikan alur logika dalam use case yang

menjelaskan secara rinci apa yang dilakukan oleh terapis dan yang dilakukan oleh sistem.

Tabel 3.3 Flow Of Event Penegenalan Bekam

Nama Use Case Pengenalan Bekam

Kebutuhan terkait Salah satu proses untuk mengawali dalam menjalankan aplikasi pendukung penentuan titik bekam adalah menu pengenalan bekam.

Tujuan Untuk mengetahui lebih dalam tentang bekam dan prosedur yang baik dan benar dalam proses pembekaman.

Prasyarat Tidak ada.

Kondisi akhir sukses Terapis dapat mengakses informasi yang disajikan pada menu pengenalan bekam

Kondisi akhir gagal Tidak ada. Aktor utama Terapis Aktor sekunder Tidak ada

Pemicu Aktor memilih menu “Pengenalan Bekam”

Alur utama Langkah Aksi

1. Terapis memilih menu pengenalan bekam. 2. Sistem akan menampilkan informasi

seputar persiapan bekam. Alur perluasan Tidak ada

3.2.3 Activity Diagram Pengenalan Titik Bekam

Pada gambar 3.4 menceritakan alur proses pengenalan titik bekam. Proses dimulai ketika terapis memilih menu pengenalan titik bekam, sistem akan menampilkan sebuah gambar anatomi bekam beserta daftar kode titik bekam. Ketika terapis memilih beberapa kode titik bekam sistem langsung menampilkan gambar anatomi yang disertai dengan lokasi titik bekam berdasarkan kode-kode titik bekan yang dipilih oleh terapis.


(57)

Gambar 3.4 Activity Diagram Pengenalan Titik Bekam

Berikut ini disajikan flow of event dari pengenalan titik bekam. Pengenalan titik bekam ditujukan untuk mengetahui lokasi titik bekam berdasarkan input-an terapis. Flow of event pengenalan bekam disajikan pada tabel 3.4 dengan kondisi akhir yang diinginkan dan kondisi akhir yang gagal, serta alur alternatif untuk menangani kondisi salah.

Tabel 3.4 Flow Of Event Pengenalan Titik Bekam Nama Use Case Pengenalan Titik Bekam Kebutuhan

terkait

Salah satu proses untuk pengenalan kode dan lokasi titik bekam.

Tujuan Penggguna dapat mengetahui kode dan lokasi titik bekam beserta fungsi dari titik bekam.

Persyaratan Terapis dapat memilih kode titik bekam berdasarkan kode yang disediakan.

Kondisi akhir sukses

Bila terapis memilih kode titik bekam maka pada gambar anatomi tampil titik-titik bekam yang dipilih dan disertai kode titik bekam pada gambar dan fungsi dari titik tersebut. Kondisi akhir

gagal

Bila terapis tidak memilih kode titik bekam maka pada gambar anatomi tidak tampil titik bekam apapun.


(58)

Nama Use Case Pengenalan Titik Bekam Aktor utama Terapis.

Aktor sekunder Tidak ada.

Pemicu Aktor memilih kode titik bekam.

Alur utama Langkah Aksi

1. Terapis memilih menu pengenalan titik bekam.

2. Sistem menampilkan gambar anatomi bekam dan checkbox 135 kode titik bekam.

3. Terapis memilih beberapa kode titik bekam. 4. Sistem menampilkan gambar anatomi beserta

lokasi titik bekam dan kode titik bekam. 5 Sistem menampilkan manfaat dari

masing-masing titik bekam.

Alur perluasan Langkah Aksi Percabangan Tidak ada.

3.2.4 Activity Diagram Pengobatan Bekam

Pada gambar 3.5 menceritakan alur proses pengobatan bekam. Proses dimulai ketika terapis memilih menu pengobatan bekam, sistem akan menampilkan form daftar pasien kemudian terapis mencari nama pasien untuk dilakukan pembekaman. Setelah mencari nama pasien sistem akan menampilkan data diri pasien dan fitur-fitur penanganan bekam. Pada fitur penanganan bekam terdapat dua proses yaitu proses pertama tentang pengobatan penyakit yang berfungsi sebagai daftar penyakit yang pernah dilakukan pembekaman dan proses kedua tentang nama penyakit lain yang berfungsi untuk menampilkan daftar penyakit yang dimiliki aplikasi pendukung penentuan titik bekam. Setelah memilih nama penyakit yang akan ditangani sistem akan menampilkan form yang berisi tentang nama penyakit, jumlah tahapan dan gambar anatomi yang disertai juga lokasi titik-titik bekam beserta kode titik bekam.


(59)

Gambar 3.5 Activity Diagram Pengobatan Bekam

Kemudian disajikan juga flow of event dari pengobatan bekam. Pengobatan bekam ditujukan untuk mengetahui lokasi titik bekam berdasarkan kriteria inputan terapis. Flow of event dari proses pengobatan bekam dapat disajikan dalam tabel 3.5.


(60)

Tabel 3.5 Flow Of Event Pengobatan Bekam

Nama Use Case Titik Bekam Berdasarkan Penyakit Kebutuhan

terkait

Salah satu proses untuk memulai penentuan titik bekam. Proses ini berhubungan dengan data pasien dengan, data penyakit dan jumlah penanganan bekam.

Tujuan Untuk menentukan lokasi titik bekam. Persyaratan Data penyakit dan data pasien.

Kondisi akhir sukses

Menghasilkan gambar anatomi beserta titik bekam dan kode titik bekam.

Kondisi akhir gagal

Tidak dapat menghasilkan lokasi titik bekam. Aktor utama Terapis.

Aktor sekunder Tidak ada.

Pemicu Pengguan memilih menu titik bekam berdasarkan penyakit.

Alur utama Langkah Aksi

1. Terapis memilih menu titik bekam berdasarkan penyakit.

2. Sistem menampilkan daftar nama pasien. 3. Terapis memilih nama pasien yang akan

dibekam.

4. Sistem melakukan validasi data pasien. 5. Bila nama pasien tidak ada maka terapis

menambahkan data pasien terlebih dahulu. 6. Bila pasien sudah terdata maka sistem akan

menampilkan data pasien beserta jenis penanganan.

7. Terapis memilih jenis penanganan.

8. Sistem melakukan validasi daftar penyakit yang pernah ditangani.

9 Bila sudah pernah melakukan pembekaman terapis dapat memilih nama penyakit yang akan dibekam kembali.

10. Bila belum pernah melakukan pembekaman pada penyakit tertentu, terapis dapat

memilih nama penyakit untuk menampilkan keseluruhan nama pasien.

11 Sistem akan memproses data berdasarkan inputan terapis untuk menampilkan data penyakit beserta gambar titik bekam.

Alur perluasan Langkah Aksi Percabangan


(61)

3.2.5 Activity Diagram Master Data Penyakit

Pada gambar 3.6 menceritakan alur proses master data penyakit. Proses dimulai ketika terapis memilih menu master data penyakit, sistem akan menampilkan form daftar nama penyakit kemudian terapis memilih nama penyakit, beberapa saat kemudian sistem akan menampilkan sebuah pilihan yaitu

edit data penyakit atau detail penyakit. Bila terapis memilih edit penyakit maka

sistem akan menampilkan form edit penyakit yang fungsi untuk merubah nama penyakit dan jenis kelamin. Setelah disimpan kemudian sistem akan menampilkan detail penyakit untuk memilih tahapan pengobatan. Setelah memilih sistem akan menampilkan data penyakit berupa nama penyakit, jenis kelamin, tahapan pengobatan, keterangan bila diperlukan, gambar anatomi titik bekam dan 135 kode titik bekam. Pada tahap ini terapis hanya dapat merubah data keterangan dan kode titik bekam, bila sudah memilih kode titik bekam sesuai kebutuhan sistem secara otomatis akan menampilkan lokasi titik bekam beserta nama kode setelah itu terapis dapat menyimpan data yang telah dirubah.

Kemudian disajikan juga flow of event dari master data penyakit. Master data penyakit ditujukan untuk menampilkan daftar nama penyakit pada aplikasi pendukung penentuan titik bekam dan untuk melihat detail penyakit. Selain itu terapis juga dapat melakukan penambahan data penyakit, perubahan data penyakit dan penghapusan data penyakit sesuai kebutuhan terapis. Flow of event dari proses master data penyakit dapat disajikan pada tabel 3.7.


(62)

Gambar 3.6 Activity Diagram Master Data Penyakit Start Memilih Menu Data Penyakit Menampilkan daftar nama penyakit Memilih Nama Penyakit Memilih Tahapan Menampilkan Detail Peyakit Menampilkan Lokasi Titik Bekam End Menambah Data Penyakit Meng-entry Data Penyakit

Menambah Data Penyakit?

Y

Merubah Data Titik Bekam?

T

Merubah Data Penyakit?

T T Merubah Data Penyakit Y Meng-entry Data Penyakit

Memproses Menu Data Penyakit Memproses pencarian data Penyakit Memproses pencarianTitik Bekam Meyimpan input-an data penyakit

Menyimpan Perubahan Data Titik Bekam Y

Tabel Data Tahapan Penyakit

Tabel Data Titik Penyakit Tabel Data

Penyakit Tabel Data

Penyakit

Tabel Data Titik Penyakit Tabel Data Tahapan

Penyakit

Sistem Pengguna


(1)

167

Skor = (Total/Nilai Max) * 100 %

Skor digunakan untuk mengetahui sejauh mana sebuah pertanyaan yang diajukan untuk menghasilkan nilai balik antara sangat lemah sampai sangat kuat. Contoh, untuk pertanyaan nomor 1 bagi terapis “ Menurut anda, apakah tampilan text pada aplikasi ini jelas dan mudah dibaca? ”, jika skor akhir dari pertanyaan tersebut adalah 64% termasuk kedalam interpretasi baik sesuai dengan tabel kriteria interpretasi skor pada tabel 4.25, yang berarti bahwa rata-rata responden beranggapan bahwa “ Menurut anda, apakah tampilan text pada aplikasi ini jelas dan mudah dibaca? ” terbilang baik, sesuai dengan skor akhir yang dihasilkan dari hasil rekap kuesioner.

Tabel 4.28 Kriteria Interpretasi Skor Jangkaun Skor Interpretasi Antara 0% - 20% Tidak Baik Antara 21% - 40% Kurang Baik Antara 41% - 60% Sedang

Antara 61% - 80% Baik

Antara 81% - 100% Sangat Baik

Tabel 4.28 menjelaskan interpretasi dari tiap nilai pada kolom ‘Skor’ pada tabel 4.27. Berikut adalah kesimpulan dari kuesioner ini:

Tabel 4.29 Kesimpulan Kuesioner Terapis Bekam

No PERTANYAAN SKOR Intepretasi

Learnability 1. Menurut anda, apakah tampilan text pada aplikasi

ini jelas dan mudah dibaca? 64% Baik

2. Menurut anda, bagaimana tentang posisi tata letak

(menu, gambar,text) pada aplikasi ini? 70% Baik 3. Menurut anda, apakah proses berjalannya aplikasi

dari layar satu ke layar berikutnya mudah dipahami? 78% Baik Total Learnability 70,7% Baik


(2)

Efficiency

4. Menurut anda, apakah halaman aplikasi ini dapat

ditemukan dengan mudah dan cepat? 76% Baik

5. Menurut anda, apakah menu-menu yang dipilih dari

aplikasi dapat ditemukan dengan mudah dan cepat? 72% Baik Total Efficiency 74% Baik

Memorability 6. Menurut anda, apakah aplikasi ini masih mudah

diingat ketika anda sudah lama tidak membukanya? 76% Baik Total Memorability 76% Baik

Error 7.

Menurut anda, apakah di dalam aplikasi ini mampu meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh pengguna?

70% Baik

8. Menurut anda, apakah terdapat pesan yang jelas

apabila terjadi kesalahan? 74% Baik

Total Error 72% Baik

Satisfaction 9. Menurut anda, apakah anda akan menggunakan

aplikasi ini kembali? 74% Baik

10. Menurut anda, adakah penentuan titik bekam yang

didapatkan sesuai dengan yang anda cari? 74% Baik 11. Menurut anda, apakah aplikasi ini membantu anda

dalam pencarian titik bekam? 82%

Sangat Baik Total Satisfaction 76,7% Baik Dari kesimpulan pada tabel 4.29 dapat disimpulkan secara garis besar, rata-rata skor untuk tabel 4.29 pada terapis adalah 73,88% yang berarti responden memiliki interpretasi yang baik untuk sistem yang digunakan berarti sudah berjalan dengan sesuai.

4.3.3 Analisa Hasil Uji Coba Sistem

Analisa hasil uji coba dari keseluruhan uji yang dilakukan akan menentukan kelayakan fitur dasar sistem berdasarkan desain yang telah ditetapkan. Dengan melihat pengujian fitur-fitur dasar sistem seperti tampak pada uji coba no. 1 sampai dengan uji coba no. 26 serta evaluasi lapangan yang telah


(3)

169

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem telah berjalan dengan baik dan tidak ditemukan kesalahan fungsi dan ditambah hasil indikator keberhasilan yang baik dan hasil kuesioner total sebesar 73,88% berarti sistem sudah berjalan dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibuat sudah sesuai dengan apa yang diinginkan.


(4)

170 5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi terhadap aplikasi pendukung penentuan titik bekam, maka dpapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi Pendukung Penentuan Titik Bekam Berbasis Android menghasilkan sebuah sistem yang dapat memberikan pengenalan tentang bekam, memberikan pengenalan tentang titik bekam, dapat membantu pengobatan bekam dan terapis dapat mengupdate data penyakit pada master data penyakit.

2. Pembuatan Aplikasi Pendukung Penentuan Titik Bekam Berbasis Android ini menghasilkan sebuah sistem yang sudah sesuai bahwa penilaian tentang Learnability 70,7%, Efficiency 74%, Memorability 76%, Error 72%, Satisfaction 76,7%. Dengan melihat hasil test case, uji lapangan dan hasil kuesioner total sebesar 73,88%.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada penelitian berikutnya apabila ingin mengembangkan aplikasi yang telah dibuat ini agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi dapat dikembangkan dengan menambahkan fitur penentuan titik bekam berdasarkan postur tubuh pasien.

2. Aplikasi dapat dikembangkan untuk bisa berjalan di sistem operasi mobile yang lain seperti iOS, Windows Phone atau Blackberry OS.


(5)

171

3. Dapat menambahkan fitur untuk menambah kode titik bekam dan lokasi titik bekam sesuai dengan kebutuhan terapis.


(6)

Bentley, Lonnie D and Whitten, Jeffrey L. 2007. Systems Analysis and Design for the Global Enterprise, 7 th Edition, International Edition . McGraw-Hill, New York.

Kasmui. 2014. Bekam Pengobatan Menurut Sunnah Nabi. Semarang: ISYFI Komatineni, Satya and MacLean, Dave. 2012. Android 4 Platform SDK

techniques for developing smartphone and tablet apps. New York : Springer Science Business Media New York.

Kreibich, Jay. 2010. Using SQLite . United States of Amerika : O’reilly. Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Nielsen J. 2012. Usability 101: Introduction to usability. Diakses 20 September 2014. URL: http://www.nngroup.com/articles/usability-101-introduction-to-usability/.

Ren, Peiyu and Du, Zhenyu. 2014. Information Technology and Industrial Engineering. WIT Press: United Kingdom

Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem Edisi Pertama. Surabaya: STIKOM

Safaat H, Nazruddin. 2011. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android. Bandung: INFORMATIKA.

Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering. Boston: Pearson.

Sparxsystems, Business Analyst. Diakses 22 September 2014. URL: http://sparxsystems.com/solutions/roles/business_analyst.html

StatCounter. 2014. StatCounter Global Stats Top 8 Mobile Operating System in Indonesia from Sept 2013 to Sept 2014. Diakses 08 September 2014. URL: http://gs.statcounter.com/#mobile_os-ID-monthly-201309-201409.

Suhardi, Kathur dan Syafa’ah, Aminah. 2010. Uraian Kode Anatomi Hijamah.

Jakarta: As-Sabil.

Turban, Efraim; Rainer, R. Kelly, Jr; Potter, Richard E. (2003). Introduction to Information Technology, 2nd edition. John Wiley & Sons, New York. Umar,Wadda A. 2012. Bebas Stroke Dengan Bekam. Surakarta: THIBBIA