Bagai Kado Istimewa
Bagai Kado Istimewa
Judul cerpen : SIM K
Pengarang : Winaryati
Sumber : Mingguan Gaul edisi 40, 4-10 November 2013.
Pertama kali saya mendapat cerpen ini, saya tertarik dengan judul
tersebut, dan membuat saya bertanya-tanya, apa itu SIM K? Dari pemberian
judul tersebut, Winaryati sebagai pengarang mampu menarik pembaca terlebih
dahulu. Diikuti dengan kalimat pertama yang merupakan potongan lirik lagu,
‘tak pernah ku sadari aku sebodoh ini, aku hidup untukmu aku mati tanpamu…’
. Mungkin kalian bertanya-tanya, apa hubungannya lirik lagu tersebut dengan
judul cerpen. Itulah daya tarik tersendiri yang dibuat Winaryati agar pembaca
lebih penasaran lagi ingin mengetahui isi dari cerpen tersebut.
Cerpen ini dibuat beralur maju dengan tujuan agar pembaca yang
kebanyakan adalah remaja ini bisa dengan mudah memahami isinya. Terbukti
dengan penceritaannya yang runtut mulai dari pengenalan situasi cerita
sampai dengan endingnya. Pengarang membuat cerpen ini dengan cerita yang
mudah dipahami, karena kejadian-kejadiannya biasa terjadi dalam kehidupan
sehari-hari khususnya para remaja. Ini misalnya, ‘setelah tiga bulan hubungan
mereka putus-nyambung kayak judul lagunya, akhirnya seminggu yang lalu
hubungan mereka harus putus beneran tanpa bisa disambung lagi sekalipun
dengan tali tambang’. Cerita yang dialami tokoh sangat menjiwai, sehingga
dapat dirasakan sebagai pengalaman pribadi.
Gaya bahasa yang digunakan pengarang memang cocok untuk kalangan
ramaja-remaja, misalnya saja ‘…semoga aja di hari ulang tahun gue nanti, ada
cupid nyasar yang nembakin panah cinta gue ke…’. Namun ini kurang cocok
bila pembacanya anak-anak, karena mungkin banyak yang tidak dimengerti
dari gaya bahasa tersebut. Disamping masalah percintaan anak remaja, cerpen
ini juga memuat tema persahabatan. Kita dapat mengambil sisi positif dari isi
cerpen tersebut, bahwa sahabat yang baik memang selalu mengerti keadaan
kita dan membantu kita dalam susah maupun senang. Maka dari itu tidak ada
salahnya bila kita membaca cerpen ini, karena memang bertemakan remaja
banget, dan mungkin banyak sekali yang pernah mengalaminya.
Judul cerpen : SIM K
Pengarang : Winaryati
Sumber : Mingguan Gaul edisi 40, 4-10 November 2013.
Pertama kali saya mendapat cerpen ini, saya tertarik dengan judul
tersebut, dan membuat saya bertanya-tanya, apa itu SIM K? Dari pemberian
judul tersebut, Winaryati sebagai pengarang mampu menarik pembaca terlebih
dahulu. Diikuti dengan kalimat pertama yang merupakan potongan lirik lagu,
‘tak pernah ku sadari aku sebodoh ini, aku hidup untukmu aku mati tanpamu…’
. Mungkin kalian bertanya-tanya, apa hubungannya lirik lagu tersebut dengan
judul cerpen. Itulah daya tarik tersendiri yang dibuat Winaryati agar pembaca
lebih penasaran lagi ingin mengetahui isi dari cerpen tersebut.
Cerpen ini dibuat beralur maju dengan tujuan agar pembaca yang
kebanyakan adalah remaja ini bisa dengan mudah memahami isinya. Terbukti
dengan penceritaannya yang runtut mulai dari pengenalan situasi cerita
sampai dengan endingnya. Pengarang membuat cerpen ini dengan cerita yang
mudah dipahami, karena kejadian-kejadiannya biasa terjadi dalam kehidupan
sehari-hari khususnya para remaja. Ini misalnya, ‘setelah tiga bulan hubungan
mereka putus-nyambung kayak judul lagunya, akhirnya seminggu yang lalu
hubungan mereka harus putus beneran tanpa bisa disambung lagi sekalipun
dengan tali tambang’. Cerita yang dialami tokoh sangat menjiwai, sehingga
dapat dirasakan sebagai pengalaman pribadi.
Gaya bahasa yang digunakan pengarang memang cocok untuk kalangan
ramaja-remaja, misalnya saja ‘…semoga aja di hari ulang tahun gue nanti, ada
cupid nyasar yang nembakin panah cinta gue ke…’. Namun ini kurang cocok
bila pembacanya anak-anak, karena mungkin banyak yang tidak dimengerti
dari gaya bahasa tersebut. Disamping masalah percintaan anak remaja, cerpen
ini juga memuat tema persahabatan. Kita dapat mengambil sisi positif dari isi
cerpen tersebut, bahwa sahabat yang baik memang selalu mengerti keadaan
kita dan membantu kita dalam susah maupun senang. Maka dari itu tidak ada
salahnya bila kita membaca cerpen ini, karena memang bertemakan remaja
banget, dan mungkin banyak sekali yang pernah mengalaminya.