Alternatif pengelolaan lahan optimal untuk pelestarian sumber daya air di pulau ambon

ALTERNATIF PENGELOLAAN LAHAN OPTIMAL
UNTUK PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR
DI PULAU AMBON

AGUSTINUS JACOB

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan denga n sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi
ini yang berjudul :

Alternatif Pengelolaan Lahan Optimal
Untuk Pelestarian Sumber daya Air
Di Pulau Ambon
Adalah karya saya sendiri dengan pembimbingan komisi pembimbing dan belum
pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi maupun sumber

informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

BOGOR, Januari 2009

Agustinus Jacob
NRP. A 23610071

Abstract
AGUSTINUS JACOB. Alternative of Optimum Land Management for Water
Resources Sustainability in Ambon Island. Supervised by NAIK SINUKABAN
as chairman, HIDAYAT PAWITAN and A. NGALOKEN GINTINGS as
members .
Land degradation on the upper stream area in Ambon island has reduced the
water resources discharge and fresh water availability significantly to the people.
For Ambon city in particular, fresh water capacity provided by PDAM, the local
government fresh water company, can serve only 19,14% of total household s. Fresh
water discharge reduction is attributable to the change in forest land use to
agriculture and settlement at the upper stream area. In order to solve the problem of
fresh water resources in Ambon island, Batugantung watershed had been chosen as

a representative of critical watershed in Ambon island for this research with the
objectives as follows : 1) to evaluate the effect of a change of land use towards
watershed hydrology characteristic (distribution and water yield) in Ambon island;
2) Determine erosion rate at each land unit and income of existing “dusun” farming
at Batugantung watershed; and 3) to determine alternative optimum land
management in order to reduce the rate of soil erosion, incline of land productivity
and farmer income, as well as to protect and conserve water resource in Ambon
island.
The result shows that the change of forest area to become none forest area in
Batugantung watershed from the year 1989 to 2005: increased the Qmax/Qmin from
11.68 to 12.13; runoff from 592.32 mm to 638.65 mm; and water yield from
1,377.74 to 1,441.87mm. Optimum land management Scenario for Batugantung
watershed was scenario-5 (30% forest); and for Ambon island was scenario-6 (40%
forest). The augmented of forest area at Batugantung watershed up to 30%
reduce fluctuation of monthly water discharge (Qmax/Q min ) from 13.66 down to
6.19; runoff from 606.23 mm to 462.22 mm; and water yield from 1,412.16 mm to
1,341.16 mm. By keeping at least 40% forest area in Ambon island watersheds in
the frame of ‘dusun’ land management, it will sustain fresh water potency about
1.66 x 106 m3 .day-1 ; exceeding daily fresh water requirement of the Ambon people
which only about 6.08x104 m3 .day-1 . Erosion rate at all of land unit with slope >

15% was greater than tolerable erosion rate (E-tol). Net income from existing
dusun farmer in Batugantung watershed was Rp.13.78 million ha-1 year-1 . It’s still
under the worth living criteria (KHL) which is Rp. 20 million family-1 year-1 . In
order to get level of income of that match to KHL criteria, dusun farmer have to
have minimum area of land farming is 1.45 hectare.
Key word: Water resources, Water yield, Dusun (agroforestry), income, erosion, sustainable

RINGKASAN
AGUSTINUS JACOB. Alternatif Pengelolaan Lahan Optimal Untuk Pelestarian
Sumber daya Air di Pulau Ambon. Dibimbing oleh NAIK SINUKABAN sebagai
ketua, HIDAYAT PAWITAN dan A. NGALOKEN GINTINGS masing- masing
sebagai anggota.
Perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan pertanian,
pemuk iman dan penggunaan lainnya, akibat pertambahan penduduk perlu dicermati
guna menentukan tindakan yang perlu dilakukan dimasa yang akan datang.
Kerusakan lahan yang terjadi sebagai dampak perubahan penggunaan lahan di hulu
DAS Batugantung dan DAS lainnya di pulau Ambon telah mengurangi penyediaan
air bersih bagi penduduk pulau Ambon. Kapasitas penyediaan air bersih (clean
water) oleh PDAM kota Ambon hanya dapat melayani 19,14% dari keseluruhan
rumah tangga di kota Ambon (BPS kota Ambon, 2007). Kondisi ini disebabkan

oleh menurunnya debit sumber daya air dari DAS hulu sebagai dampak dari alih
fungsi hutan menjadi non hutan. Untuk pulau-pulau kecil seperti pulau Ambon,
umumnya memiliki sumber daya air yang terbatas sebagai penciri utama. Untuk itu
pengelolaan sumber daya alam pada pulau-pulau kecil termasuk pulau Ambon
diperlukan kewaspadaan tinggi, untuk melindungi sumber daya alam ha yati
endemik lokal dari kepunahan.
Untuk menjawab permasalahan sumber daya air di pulau Ambon, DAS
Batugantung telah dipilih sebagai pewakil dari DAS kritis di pulau Ambon dalam
tujuan penelitian ini, dengan pertimbangan : (1) Sumber mata air “air kelua r” di,
DAS Batugantung pulau Ambon mensuplai lebih dari 30% kebutuhan air PDAM
kota Ambon saat kondisi debit normal (100 liter/det) dan kini mencapai debit
minimum 5 liter/det. (2) Efisiensi energi dan biaya operasional, karena letaknya
pada ketinggian 250 m dari permukaan laut sehingga tidak memerlukan pompa
untuk menyalurkan air (hanya dengan energi gravitasi), dan biaya yang dapat
dihemat separuh dari biaya operasional PDAM kota Ambon untuk membayar
rekening PLN dan BBM untuk menjalankan Genset yakni sekitar Rp. 700
juta/bulan; (3) Mewakili keragaman biofisik lahan daerah aliran sungai (DAS) di
pulau Ambon. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengevaluasi dampak perubahan
penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi DAS (distribusi dan hasil air) di
pulau Ambon 2) Menentukan laju erosi pada setiap satuan lahan dan pendapatan

usahatani dusun saat ini di DAS Batugantung, pulau Ambon; (3) Menentukan
alternatif pengelolaan lahan optimal yang dapat menekan laju erosi tanah,
peningkatan produktivitas lahan dan pendapatan petani dusun, serta melindungi dan
melestarikan sumber daya air di pulau Ambon.
Penelitian ini dilaksanakan di DAS Batugantung menggunakan metode
survai untuk pengumpulan data biofisik lahan, pengukuran permeabilitas profil di
lapang; dan untuk data sosek digunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan terdiri
dari data primer (data biofisik lahan) dan data sekunder dari instansi terkait antara
lain: data debit sungai (Dinas PU propinsi dan kabupaten/kota), data iklim
(stasiun BMG Karang Panjang, dan stasiun BMG Lanud Pattimura, Ambon).

Analisis data dilakukan dalam 3 tahap yakni : (1) Analisis neraca air
lahan, untuk mengevaluasi dampak perubahan alih guna lahan hutan terhadap
karakteristik hidrologi DAS; (2) Analisis Agroteknologi, untuk mengevaluasi
dampak dari sistem pengelolaan lahan dusun terhadap aliran permukaan, dan erosi
serta pilihan agroteknologi yang cocok untuk menekan erosi tanah menjadi = E-tol,
dan (3) Analisis finansial usahatani dusun, dan alternatif pengembangannya untuk
peningkatan pendapatan petani dusun (Agroforestry) dan kelestarian sumber daya
air di daerah aliran sungai (DAS) di pulau Ambon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penurunan luas hutan sebesar

64,32 ha (100%) di DAS Batugantung dari tahun 1989 ke tahun 2005,
meningkatkan: aliran permukaan dari 592,32 mm menjadi 638,65 mm (7,82%);
Qmax /Qmin dari 11,68 menjadi 12,13 ; dan water yield dari 1.377,74 mm menjadi
1.441,87 mm (4,65%), untuk curah hujan rata-rata 3.270,0mm pada tahun 1989,
2000, dan 2005; (2) Skenario pengelolaan lahan terbaik untuk DAS Batugantung
adalah skenario 5 (30% hutan), dan pulau Ambon skenario 6 (40% hutan).
Pertambahan luas hutan hingga 30% pada DAS Batugantung menurunkan : aliran
permukaan dari 606,23 mm menjadi 464,22 mm (turun 30,56%); Qmax/Qmin dari
13,66 menjadi 6,19; dan water yield menurun dari 1.412,16 mm menjadi 1.341,16
mm (turun 5,29%); (3) Potensi sumber daya air yang dapat dicapai jika program
reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis memenuhi minimal 30% hutan untuk DAS
Batugantung dan 40% hutan untuk pulau Ambon, masing- masing adalah: Untuk
DAS Batugantung : 2,16 x 104 m3 /hari (mampu mensuplai 50,0 % kebutuhan air
bersih penduduk kota Ambon atau 35,53% kebutuhan penduduk pulau Ambon) dan
pulau Ambon 1,66 x 106 m3 /hari (melebihi kebutuhan air bersih penduduk pulau
Ambon : 6,08 x 104 m3 /hari). Jika luas hutan minimal yang disyaratkan pada skala
DAS maupun pulau Ambon dapat terpenuhi maka sumber daya air di pulau Ambon
dapat memenuhi kebutuhan air bersih penduduknya secara berkelanjutan; (4) Laju
Erosi pada satuan lahan dengan lereng >15 % pada semua penggunaan lahan yang
ada kecuali alang-alang di DAS Batugantung, masih lebih besar dari erosi yang

dapat ditoleransi. Karakteristik biofisik lahan pulau Ambon yang didominasi lereng
> 15%, penerapan metode konservasi tanah dan air secara vegetatif lebih cocok; (5)
Pendapatan neto usahatani dusun di DAS Batuga ntung saat ini adalah Rp. 13.78
juta/ha/tahun, belum memenuhi
standar hidup layak (KHL) yaitu Rp. 20
juta/KK/tahun. Untuk mencapai pendapatan usahatani agar hidup layak diperlukan
luas lahan usahatani minimal 1,45 ha/KK. Peluang pengembangan luas usahatani
dusun masih dimungkinkan karena pemilikan lahan petani dusun = 2 hektar/KK.;
(6) Alternatif pengelolaan lahan usahatani dusun melalui penataan pola tanam dan
diversifikasi jenis tanaman agroforestry dalam kerangka sistem pertanian konservasi
dapat meningkatkan pendapatan neto hingga Rp. 20,55 juta/ha/tahun; (7)
Optimalisasi pengelolaan lahan “dusun alternatif” di DAS Batugantung terhadap
fungsi tujuan : ketersediaan dan kecukupan sumber daya air, pendapatan usahatani
dusun memenuhi KHL, dan menurunkan erosi lahan sampai = E-tol, diperoleh
hasil sbb. : debit aliran 0,21 m3 /detik atau 18.144,0 m3 /hari (memenuhi 41,9 %
kebutuhan air bersih/hari dari penduduk kota Ambon, atau 158,15% dari kebutuhan
air bersih bulanan PDAM kota Ambon tahun 2007 yakni 344.187,4 m3 /bulan);
pendapatan neto Rp. 20,35 juta/ha/tahun; sedangkan laju erosi lahan mengalami

deviasi positif sebesar 8,30 ton/ha/tahun terhadap erosi yang dapat ditoleransi

untuk mencapai CP maksimum yakni 16,87 ton/ha/tahun.
Diperlukan partisipasi aktif dari semua pihak dalam pengelolaan sumber
daya alam yang ketersediaannya terbatas secara arif dan bijaksana demi
kesejahteraan manusia dan lingkungannya secara berkelanjutan.

@Hak Cipta milik IPB, Tahun 2009
Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang

mengutip

sebagian

atau

seluruh

karya


tulis

ini

tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

ALTERNATIF PENGELOLAAN LAHAN OPTIMAL
UNTUK PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR
DI PULAU AMBON

AGUSTINUS JACOB
A 236010071


Disertasi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar

DOKTOR
pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup :
Nama

:

Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, MSc.


Instansi

:

Fakultas Pertanian IPB
Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan

Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka :
1. Nama
Instansi

2. Nama

Instansi

:

Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, MSc.

:

Fakultas Pertanian IPB
Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan

:

Dr. Ir. Harry Santoso
(Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman)

:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Departemen Kehutanan Republik Indonesia

Judul Disertasi

: Alternatif Pengelolaan Lahan Optimal untuk
Pelestarian Sumber daya Air di Pulau Ambon

Nama

: Agustinus Jacob

NRP

: A.23610071

Program Studi

: Ilmu Pengelolaan DAS

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, MSc.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Hidayat Pawitan, MSc.
Anggota

Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, MS.
Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi
Ilmu Pengelolaan DAS,

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, MSc.

Tanggal Ujian: 25 Nopember 2008

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

Tanggal Lulus :