Penambahan Ampas Kunyit (Curcuma domestica) Dalam Ransum Terhadap Sifat Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus)

PENAMBAHAN AMPAS KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM
RANSUM TERHADAP SIFAT REPRODUKSI
MENCIT PUTIH (Mus musculus)

SKRIPSI
ANDRI CHRIS DIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN
ANDRI CHRIS DIAN. D14103062. Penambahan Ampas Kunyit (Curcuma
domestica) dalam Ransum Terhadap Sifat Reproduksi Mencit Putih (Mus
musculus). Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.

: Dr. Ir. Dewi A. Astuti, MS.

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman obat yang memiliki efek
kesehatan bagi tubuh karena mengandung banyak zat aktif antara lain kurkuminoid dan
minyak atsiri. Oleh karena itu, kunyit umum digunakan sebagai bahan baku obat-obat
tradisional atau jamu. Meningkatnya permintaan jamu membuat peningkatan penggunaan
kunyit yang mengakibatkan hasil ikutan berupa ampas menjadi semakin banyak. Ampas
kunyit masih memiliki nutrien dan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui taraf penambahan ampas kunyit (Curcuma domestica) dalam
ransum terhadap sifat reproduksi mencit, sehingga didapatkan taraf optimum penggunaan
ampas kunyit.
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli sampai dengan Oktober 2006 bertempat
di Laboratorium Lapang C, Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi penelitian yang digunakan adalah mencit siap kawin berumur 45 hari sebanyak 20
ekor jantan dan 20 ekor betina.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancanagan Acak Lengkap
(RAL) pola searah dengan empat perlakuan yaitu pakan kontrol tanpa penambahan
ampas kunyit (R0), pakan kontrol 97% ditambahkan ampas kunyit 3% (R1), pakan
kontrol 94% ditambahkan ampas kunyit 6% (R0), dan pakan kontrol 91% ditambahkan

ampas kunyit 9% (R3). Masing-masing perlakuan terdiri dari lima ulangan. Pemberian
ransum dimulai saat sebelum dikawinkan hingga bunting dan menyusui. Parameter yang
diamati adalah litter size, bobot lahir, konsumsi ransum induk selama menyusui,
pertambahan bobot badan anak mencit selama menyusu, konversi ransum induk selama
menyusui, jumlah anak sapih, bobot sapih, dan mortalitas. Data yang diperoleh dianalisis
dengan sidik ragam atau Analysis of Variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh
nyata terhadap peubah yang diamati maka akan dilakukan uji Tuckey.
Hasil penelitian memperlihatkan, penambahan ampas kunyit dalam ransum tidak
berpengaruh nyata terhadap litter size, bobot lahir, konsumsi ransum induk selama
menyusui, pertambahan bobot badan anak mencit selama menyusu, konversi ransum
induk selama menyusui, jumlah anak sapih, bobot sapih, dan mortalitas.

Kata-kata kunci : litter size, ampas kunyit, kurkuminoid, mortalitas

iii

ABSTRACT
Addition of Turmeric Waste Product (Curcuma domestica) in The Ration of
Mice to Evaluate Reproduction Performance of Mice (Mus musculus)
Dian, A. C., P. H. Siagian, and D. A. Astuti

Turmeric (Curcuma domestica) is herbal plant that has farmacologis effect to body
health. It contains a lot of secondary compounds such as curcuminoid and volatile oil.
Turmeric is commonly used for material of traditional medicine or jamu. The increasing
of jamu’s demands caused the increasing of turmeric utilization. Consequently there is
increasing of turmeric waste. The purpose of this research was to know the effect of
addition of turmeric waste (Curcuma domestica) in the ration to evaluate reproduction
performance of mice. The research was held since July to October, 2006 at Field C
Laboratorium, Non Ruminants and Prospective Animal Division, Department of Animal
Production and Technology, Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University.
This research used 40 mouse (20 males and 20 females) aged 45 days. The experimental
design was Completely Randomized Design (CRD) of One Way pattern with four
treatments that consisted of control feed without addition turmeric waste (R0), 97% of
control feed with 3% turmeric waste (R1), 94% of control feed with 6% turmeric waste
(R2), and 91% of control feed with 9% turmeric waste (R3). Each treatment consisted of
five replications. The parameters that observed were litter size, birth weight, feed
consumption during milking period, weight gain during milking period, feed convertion
ratio during milking period, weaning mouse, weaning weight, and mortality. Data were
analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and continue with Tuckey Test to know
the different among the treatments. The result showed that the addition of level turmeric
waste in the ration had no significantly different for all parameters.


Keywords: litter size, turmeric waste, curcuminoid, mortality

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dari sebuah keluarga yang sakinah pada tanggal 25 Maret 1985
di Pondok Rumput, Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Sarmo dan Ibu
Narsiyem.
Pendidikan kanak-kanak diselesaikan di TK Assasul Islam pada tahun 1990-1991,
dilanjutkan dengan pendidikan dasar pada SDN Pabrik Gas I pada tahun 1991-1997.
Sekolah lanjutan tingkat pertama lulus pada tahun 1999 di SLTPN 4 Bogor, kemudian
dilanjutkan ke SMUN I Bogor dan lulus pada tahun 2003.
Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada
tahun 2003. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Produksi
Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Institut Pertanian Bogor
angkatan 2003 (40).


v

KATA PENGANTAR
Bismillahirrah manirrahim Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat
Allah SWT atas besarnya limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan studi, penelitian, seminar dan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan dan pemimpin umat terbaik hingga akhir
jaman Rasulullah Muhammad SAW.
Karya ilmiah dengan judul Penambahan Ampas Kunyit (Curcuma domestica)
dalam Pakan Pengaruhnya Terhadap Sifat Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Peternakan, di Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Selain itu, penyusunan karya ilmiah ini merupakan
wujud peran aktif dan kontribusi dalam dunia peternakan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran sehingga karya tulis ini menjadi lebih baik.
Tak lupa ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut
membantu penyusunan karya ilmiah ini, hanya Allah Yang Maha Pemurah dan
Penyayang yang mampu membalasnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat dalam dunia
pendidikan dan peternakan serta menjadi catatan amalan shaleh. Amin.
Bogor, Juli 2007


Penulis

vi

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ......................................................................................................

ii

ABSTRACT.........................................................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................

iv

RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………..


v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

vi

DAFTAR TABEL................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................

ix

PENDAHULUAN ..............................................................................................


1

Latar Belakang .........................................................................................
Perumusan Masalah .................................................................................
Tujuan ......................................................................................................
Manfaat ....................................................................................................

1
2
2
2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................

3

Mencit (Mus musculus)............................................................................
Sifat Reproduksi Mencit ..........................................................................
Jumlah Anak per Induk per Kelahiran ( Litter Size )...............................

Bobot Lahir Anak Mencit ........................................................................
Bobot Sapih Anak Mencit........................................................................
Pertumbuhan Pra Sapih Anak Mencit......................................................
Mortalitas Anak Mencit ...........................................................................
Kebutuhan Pakan dan Minum Mencit .....................................................
Kunyit ......................................................................................................
Ampas Kunyit..........................................................................................
Sifat Kimia dan Fisika Kunyit .................................................................
Sifat Kunyit Sebagai Antioksidan dan Antitoksin ...................................
Khasiat Kunyit .........................................................................................

3
3
4
5
6
6
7
7
7

9
9
10
11

MATERI DAN METODE..................................................................................

12

Lokasi dan Waktu ....................................................................................
Materi.......................................................................................................
Rancangan................................................................................................
Perlakuan......................................................................................
Model Percobaan .........................................................................
Analisis Data................................................................................
Peubah yang Diamati ...................................................................
Prosedur ...................................................................................................

12
12

12
12
13
13
14
14

vii

Pra-penelitian...............................................................................
Penelitian.....................................................................................

14
15

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................

17

Kondisi Umum…………………………………………………..
Kondisi Lingkungan…………………………………………….
Konsumsi Ransum Induk Selama Menyusui…………………….
Konversi Ransum Induk Selama Menyusui...…………………...
Penampilan Reproduksi Mencit………………………………….
Litter Size …….………………………………………………….
Rataan Bobot Lahir………………………………………………
Jumlah Anak Sapih...…………………………………………….
Rataan Bobot Sapih………………………………………………
Pertumbuhan Anak Mencit Pra Sapih...........................................
Rataan Pertambahan Bobot Badan Anak Pra Sapih....….………
Mortalitas…………………………………………………………

17
17
18
19
21
21
23
24
25
27
28
29

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….. 32
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

34

viii

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Sifat Biologis Mencit ( Mus musculus )..........................................................

4

2. Komposisi Zat Makanan Ampas Kunyit ..................................................... ..

9

3. Komposisi Zat Makanan Rimpang Kunyit .....................................................

10

4. Pemberian Ampas Kunyit dalam Pakan untuk Tiap Perlakuan .......................

15

5. Konsumsi dan Konversi Ransum Induk Selama Menyusui............................

18

6. Penampilan Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) Selama Penelitian.....

21

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Diagram Konsumsi Ransum Induk Mencit Selama Menyusui..……………

19

2. Diagram Konversi Ransum Induk Mencit Selama Menyusui……………...

20

3. Diagram Litter Size Mencit Selama Penelitian…………………………….

22

4. Diagram Rataan Bobot Lahir Anak Mencit Selama Penelitian…………….

23

5. Diagram Jumlah Anak Sapih Mencit Selama Penelitian……………….…..

25

6. Diagram Rataan Bobot Sapih Anak Mencit Selama Penelitian……………..

26

7. Grafik Pertumbuhan Anak Mencit Pra Sapih..................................................

27

8. Diagram Rataan Pertambahan Bobot Badan Anak Mencit Pra Sapih……….. 28
9. Diagram Mortalitas Anak Mencit Selama Penelitian....................................... 29

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Konsumsi Ransum Induk....………………………………………………… 37
2. Konversi Ransum...…………………………………………………………

37

3. Litter Size …… …………………………………………………………….

37

4. Rataan Bobot Lahir…………………………………………………………. 37
5. Jumlah Anak Sapih………………………...……………………………….. 38
6. Rataan Bobot Sapih ………………………………………………………… 38
7. Rataan Pertambahan Bobot Badan………………………………………….. 38
8. Mortalitas………………………………………………………………….... 38
9. Pertumbuhan Anak Mencit Pra Sapih............................................................. 39
10. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Induk...………………………………..

39

11. Analisis Ragam Konversi Ransum..………………………………………… 39
12. Analisis Ragam Litter Size ........…………………………………………… 39
13. Analisis Ragam Rataan Bobot Lahir………………………………………..

39

14. Analisis Ragam Jumlah Anak Sapih………..……………………………….

40

15. Analisis Ragam Rataan Bobot Sapih………………………………………..

40

16. Analisis Ragam Rataan Pertambahan Bobot Badan………………………...

40

17. Analisis Ragam Mortalitas………………………………………………….. 40
18. Analisis Regresi Litter size dengan bobot lahir............................................... 41

xi

PENAMBAHAN AMPAS KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM
RANSUM TERHADAP SIFAT REPRODUKSI
MENCIT PUTIH (Mus musculus)

SKRIPSI
ANDRI CHRIS DIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN
ANDRI CHRIS DIAN. D14103062. Penambahan Ampas Kunyit (Curcuma
domestica) dalam Ransum Terhadap Sifat Reproduksi Mencit Putih (Mus
musculus). Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.
: Dr. Ir. Dewi A. Astuti, MS.

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman obat yang memiliki efek
kesehatan bagi tubuh karena mengandung banyak zat aktif antara lain kurkuminoid dan
minyak atsiri. Oleh karena itu, kunyit umum digunakan sebagai bahan baku obat-obat
tradisional atau jamu. Meningkatnya permintaan jamu membuat peningkatan penggunaan
kunyit yang mengakibatkan hasil ikutan berupa ampas menjadi semakin banyak. Ampas
kunyit masih memiliki nutrien dan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui taraf penambahan ampas kunyit (Curcuma domestica) dalam
ransum terhadap sifat reproduksi mencit, sehingga didapatkan taraf optimum penggunaan
ampas kunyit.
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli sampai dengan Oktober 2006 bertempat
di Laboratorium Lapang C, Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi penelitian yang digunakan adalah mencit siap kawin berumur 45 hari sebanyak 20
ekor jantan dan 20 ekor betina.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancanagan Acak Lengkap
(RAL) pola searah dengan empat perlakuan yaitu pakan kontrol tanpa penambahan
ampas kunyit (R0), pakan kontrol 97% ditambahkan ampas kunyit 3% (R1), pakan
kontrol 94% ditambahkan ampas kunyit 6% (R0), dan pakan kontrol 91% ditambahkan
ampas kunyit 9% (R3). Masing-masing perlakuan terdiri dari lima ulangan. Pemberian
ransum dimulai saat sebelum dikawinkan hingga bunting dan menyusui. Parameter yang
diamati adalah litter size, bobot lahir, konsumsi ransum induk selama menyusui,
pertambahan bobot badan anak mencit selama menyusu, konversi ransum induk selama
menyusui, jumlah anak sapih, bobot sapih, dan mortalitas. Data yang diperoleh dianalisis
dengan sidik ragam atau Analysis of Variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh
nyata terhadap peubah yang diamati maka akan dilakukan uji Tuckey.
Hasil penelitian memperlihatkan, penambahan ampas kunyit dalam ransum tidak
berpengaruh nyata terhadap litter size, bobot lahir, konsumsi ransum induk selama
menyusui, pertambahan bobot badan anak mencit selama menyusu, konversi ransum
induk selama menyusui, jumlah anak sapih, bobot sapih, dan mortalitas.

Kata-kata kunci : litter size, ampas kunyit, kurkuminoid, mortalitas

iii

ABSTRACT
Addition of Turmeric Waste Product (Curcuma domestica) in The Ration of
Mice to Evaluate Reproduction Performance of Mice (Mus musculus)
Dian, A. C., P. H. Siagian, and D. A. Astuti
Turmeric (Curcuma domestica) is herbal plant that has farmacologis effect to body
health. It contains a lot of secondary compounds such as curcuminoid and volatile oil.
Turmeric is commonly used for material of traditional medicine or jamu. The increasing
of jamu’s demands caused the increasing of turmeric utilization. Consequently there is
increasing of turmeric waste. The purpose of this research was to know the effect of
addition of turmeric waste (Curcuma domestica) in the ration to evaluate reproduction
performance of mice. The research was held since July to October, 2006 at Field C
Laboratorium, Non Ruminants and Prospective Animal Division, Department of Animal
Production and Technology, Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University.
This research used 40 mouse (20 males and 20 females) aged 45 days. The experimental
design was Completely Randomized Design (CRD) of One Way pattern with four
treatments that consisted of control feed without addition turmeric waste (R0), 97% of
control feed with 3% turmeric waste (R1), 94% of control feed with 6% turmeric waste
(R2), and 91% of control feed with 9% turmeric waste (R3). Each treatment consisted of
five replications. The parameters that observed were litter size, birth weight, feed
consumption during milking period, weight gain during milking period, feed convertion
ratio during milking period, weaning mouse, weaning weight, and mortality. Data were
analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and continue with Tuckey Test to know
the different among the treatments. The result showed that the addition of level turmeric
waste in the ration had no significantly different for all parameters.

Keywords: litter size, turmeric waste, curcuminoid, mortality

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dari sebuah keluarga yang sakinah pada tanggal 25 Maret 1985
di Pondok Rumput, Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Sarmo dan Ibu
Narsiyem.
Pendidikan kanak-kanak diselesaikan di TK Assasul Islam pada tahun 1990-1991,
dilanjutkan dengan pendidikan dasar pada SDN Pabrik Gas I pada tahun 1991-1997.
Sekolah lanjutan tingkat pertama lulus pada tahun 1999 di SLTPN 4 Bogor, kemudian
dilanjutkan ke SMUN I Bogor dan lulus pada tahun 2003.
Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada
tahun 2003. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Produksi
Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Institut Pertanian Bogor
angkatan 2003 (40).

v

KATA PENGANTAR
Bismillahirrah manirrahim Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat
Allah SWT atas besarnya limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan studi, penelitian, seminar dan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan dan pemimpin umat terbaik hingga akhir
jaman Rasulullah Muhammad SAW.
Karya ilmiah dengan judul Penambahan Ampas Kunyit (Curcuma domestica)
dalam Pakan Pengaruhnya Terhadap Sifat Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Peternakan, di Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Selain itu, penyusunan karya ilmiah ini merupakan
wujud peran aktif dan kontribusi dalam dunia peternakan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran sehingga karya tulis ini menjadi lebih baik.
Tak lupa ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut
membantu penyusunan karya ilmiah ini, hanya Allah Yang Maha Pemurah dan
Penyayang yang mampu membalasnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat dalam dunia
pendidikan dan peternakan serta menjadi catatan amalan shaleh. Amin.
Bogor, Juli 2007

Penulis

vi

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ......................................................................................................

ii

ABSTRACT.........................................................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................

iv

RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………..

v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

vi

DAFTAR TABEL................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................

ix

PENDAHULUAN ..............................................................................................

1

Latar Belakang .........................................................................................
Perumusan Masalah .................................................................................
Tujuan ......................................................................................................
Manfaat ....................................................................................................

1
2
2
2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................

3

Mencit (Mus musculus)............................................................................
Sifat Reproduksi Mencit ..........................................................................
Jumlah Anak per Induk per Kelahiran ( Litter Size )...............................
Bobot Lahir Anak Mencit ........................................................................
Bobot Sapih Anak Mencit........................................................................
Pertumbuhan Pra Sapih Anak Mencit......................................................
Mortalitas Anak Mencit ...........................................................................
Kebutuhan Pakan dan Minum Mencit .....................................................
Kunyit ......................................................................................................
Ampas Kunyit..........................................................................................
Sifat Kimia dan Fisika Kunyit .................................................................
Sifat Kunyit Sebagai Antioksidan dan Antitoksin ...................................
Khasiat Kunyit .........................................................................................

3
3
4
5
6
6
7
7
7
9
9
10
11

MATERI DAN METODE..................................................................................

12

Lokasi dan Waktu ....................................................................................
Materi.......................................................................................................
Rancangan................................................................................................
Perlakuan......................................................................................
Model Percobaan .........................................................................
Analisis Data................................................................................
Peubah yang Diamati ...................................................................
Prosedur ...................................................................................................

12
12
12
12
13
13
14
14

vii

Pra-penelitian...............................................................................
Penelitian.....................................................................................

14
15

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................

17

Kondisi Umum…………………………………………………..
Kondisi Lingkungan…………………………………………….
Konsumsi Ransum Induk Selama Menyusui…………………….
Konversi Ransum Induk Selama Menyusui...…………………...
Penampilan Reproduksi Mencit………………………………….
Litter Size …….………………………………………………….
Rataan Bobot Lahir………………………………………………
Jumlah Anak Sapih...…………………………………………….
Rataan Bobot Sapih………………………………………………
Pertumbuhan Anak Mencit Pra Sapih...........................................
Rataan Pertambahan Bobot Badan Anak Pra Sapih....….………
Mortalitas…………………………………………………………

17
17
18
19
21
21
23
24
25
27
28
29

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….. 32
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

34

viii

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Sifat Biologis Mencit ( Mus musculus )..........................................................

4

2. Komposisi Zat Makanan Ampas Kunyit ..................................................... ..

9

3. Komposisi Zat Makanan Rimpang Kunyit .....................................................

10

4. Pemberian Ampas Kunyit dalam Pakan untuk Tiap Perlakuan .......................

15

5. Konsumsi dan Konversi Ransum Induk Selama Menyusui............................

18

6. Penampilan Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) Selama Penelitian.....

21

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Diagram Konsumsi Ransum Induk Mencit Selama Menyusui..……………

19

2. Diagram Konversi Ransum Induk Mencit Selama Menyusui……………...

20

3. Diagram Litter Size Mencit Selama Penelitian…………………………….

22

4. Diagram Rataan Bobot Lahir Anak Mencit Selama Penelitian…………….

23

5. Diagram Jumlah Anak Sapih Mencit Selama Penelitian……………….…..

25

6. Diagram Rataan Bobot Sapih Anak Mencit Selama Penelitian……………..

26

7. Grafik Pertumbuhan Anak Mencit Pra Sapih..................................................

27

8. Diagram Rataan Pertambahan Bobot Badan Anak Mencit Pra Sapih……….. 28
9. Diagram Mortalitas Anak Mencit Selama Penelitian....................................... 29

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Konsumsi Ransum Induk....………………………………………………… 37
2. Konversi Ransum...…………………………………………………………

37

3. Litter Size …… …………………………………………………………….

37

4. Rataan Bobot Lahir…………………………………………………………. 37
5. Jumlah Anak Sapih………………………...……………………………….. 38
6. Rataan Bobot Sapih ………………………………………………………… 38
7. Rataan Pertambahan Bobot Badan………………………………………….. 38
8. Mortalitas………………………………………………………………….... 38
9. Pertumbuhan Anak Mencit Pra Sapih............................................................. 39
10. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Induk...………………………………..

39

11. Analisis Ragam Konversi Ransum..………………………………………… 39
12. Analisis Ragam Litter Size ........…………………………………………… 39
13. Analisis Ragam Rataan Bobot Lahir………………………………………..

39

14. Analisis Ragam Jumlah Anak Sapih………..……………………………….

40

15. Analisis Ragam Rataan Bobot Sapih………………………………………..

40

16. Analisis Ragam Rataan Pertambahan Bobot Badan………………………...

40

17. Analisis Ragam Mortalitas………………………………………………….. 40
18. Analisis Regresi Litter size dengan bobot lahir............................................... 41

xi

PENAMBAHAN AMPAS KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM
RANSUM TERHADAP SIFAT REPRODUKSI
MENCIT PUTIH (Mus musculus)

ANDRI CHRIS DIAN
D14103062

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

PENAMBAHAN AMPAS KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM
RANSUM TERHADAP SIFAT REPRODUKSI
MENCIT PUTIH (Mus musculus)

Oleh
ANDRI CHRIS DIAN
D14103062

Skripsi ini telah disetujui dan telah disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 4 Juni 2007

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.
NIP. 130 674 521

Dr. Ir. Dewi A. Astuti, MS.
NIP. 131 474 289

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny R. Noor, M. Rur.Sc
NIP. 131 624 188

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mencit merupakan hewan mengerat berukuran lebih kecil daripada tikus dan
sering digunakan sebagai hewan percobaan. Alasan terpenting digunakannya mencit
sebagai hewan percobaan adalah mencit memiliki kesamaan secara fisiologis dengan
hewan lainnya terutama hewan mamalia sehingga sangat cocok untuk digunakan
sebagai hewan penelitian. Keunggulan lainnya antara lain mudah dalam penanganan,
siklus hidup pendek, pengadaan hewan ini tidak sulit dan pola reproduksinya yang
singkat.
Pakan merupakan faktor terpenting dalam pemeliharaan hewan, karena itu
perlu dilakukan pengembangan untuk menghasilkan pakan yang lebih efisien. Salah
satu cara yang biasa dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah memodifikasi
pakan dengan penambahan bahan tertentu agar mendapatkan produksi yang optimal.
Bahan yang berasal dari alam baik untuk digunakan sebagai pakan karena jarang
menimbulkan residu di tubuh, namun dapat meningkatkan metabolisme.
Industri jamu di Indonesia sudah mengalami perubahan dari berskala kecil
menjadi sebuah industri besar bahkan dapat dikatakan sudah bertaraf internasional.
Salah satu bahan baku pembuatan jamu adalah kunyit dan hasil akhir dari
pengolahan jamu tersebut diperoleh ampas atau sisa jamu khususnya ampas kunyit.
Skala industri yang semakin besar tentunya akan disertai dengan meningkatnya
jumlah limbah ampas yang dihasilkan, sehingga dibutuhkan cara bagaimana
mengurangi limbah tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hal tersebut adalah menggunakan atau memanfaatkan limbah tersebut menjadi
sesuatu yang bermanfaat misalnya menjadi pakan tambahan bagi hewan percobaan
dan ternak. Keunggulan kunyit diantaranya berperan sebagai antioksidan dan
antitoksin, sehingga diharapkan dapat mempertahankan kualitas pakan. Selain itu,
kunyit juga dipercaya sebagai penambah nafsu makan. Ampas kunyit yang
dihasilkan masih memiliki zat aktif yang sama dengan bentuk awalnya meskipun
kandungan zat tersebut sudah tidak sebanyak yang dimiliki kunyit segar.

1

Perumusan Masalah
Meningkatnya permintaan mencit sebagai hewan laboratorium, menghendaki
tersedianya pakan yang dapat meningkatkan sifat produksi dan reproduksi hewan
tersebut. Permasalahannya adalah :
1. Konsumsi pakan yang rendah menyebabkan sifat reproduksi mencit tidak
berkembang dengan optimal.
2. Limbah ampas kunyit yang menumpuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ransum mencit.
3. Zat aktif pada ampas kunyit diharapkan dapat meningkatkan produksi dan
reproduksi hewan laboratorium.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taraf penambahan ampas
kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum terhadap sifat reproduksi mencit,
sehingga didapatkan taraf optimum penggunaannya.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia peternakan,
dimana ampas kunyit sebagai hasil ikutan pembuatan jamu dapat meningkatkan sifat
reproduksi mencit dan mungkin dapat juga memberikan respon yang sama pada
ternak lainnya. Manfaat lainnya yaitu memanfaatkan limbah dari ampas kunyit agar
tidak menjadi masalah yang akan merugikan bagi lingkungan.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Mencit (Mus musculus)
Mencit merupakan hewan yang paling umum digunakan sebagai hewan
percobaan terutama dalam penelitian-penelitian yang dipelihara secara intensif
didalam laborotorium. Menurut Arrington (1972), mencit adalah hewan yang paling
banyak (40-80%) digunakan sebagai hewan percobaan laboratorium. Keunggulan
mencit sebagai hewan percobaan adalah sangat produktif dalam menghasilkan
keturunan dan pengelolaannya sangat mudah karena ukurannya yang kecil. Menurut
Moriwaki et al. (1994), beberapa keunggulan mencit sebagai hewan percobaan
adalah siklus hidupnya relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi
sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi dan reproduksinya
menyerupai hewan mamalia lain.
Menurut Storer et al. (1979), urutan taksonomi dari mencit adalah termasuk
kedalam Filum Chordata, Kelas Mammalia, Ordo Rodentia, Famili Muridae, Genus
Mus, Spesies Mus musculus. Menurut Sumantri (1984), mencit putih memiliki bulu
pendek halus berwarna putih dan ekor berwarna kemerahan dengan ukuran lebih
panjang daripada badan dan kepala. Mencit memiliki warna bulu yang berbeda dapat
disebabkan perbedaan dalam kondisi proporsi darah mencit liar dan memiliki
kelenturan pada sifat-sifat produksi dan reproduksinya (Nafiu, 1996).
Sifat Reproduksi Mencit
Mencit memiliki sifat reproduksi yang tinggi yaitu polyestrus dan mengalami
oestrus post partum 14-28 jam setelah partus yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produksi anak.

Namun, jika induk langsung dikawinkan setelah

partus atau beranak maka dapat mengakibatkan kebuntingan yang lebih lama 3-5 hari
daripada lama kebuntingan sebelumnya dan kebuntingan terjadi pada saat induk
masih menyusui anak (Malole dan Pramono, 1989).

Faktor lain yang dapat

mempengaruhi sifat reproduksi mencit adalah umur induk. Umur induk merupakan
faktor yang sangat menentukan terhadap jumlah sel telur dan respon hormon yang
dihasilkan (Sunarti, 1992). Ditambahkan oleh Day et al. (1991), bahwa penurunan
fertilitas dan jumlah anak per kelahiran terjadi pada mencit yang mengalami siklus
estrus tidak teratur saat umur setengah tua. Sifat biologis mencit diuraikan pada
Tabel 1.
3

Tabel 1. Sifat Biologis Mencit (Mus musculus)
Kriteria

Keterangan

Lama hidup

1-3 (tahun)

Lama produksi ekonomis

9 bulan

Lama bunting

19-21 hari

Kawin sesudah beranak

1-24 jam

Umur disapih

21 hari

Umur dewasa

35 hari

Umur dikawinkan

delapan minggu

Berat dewasa
Jantan

20-40 g

Betina

18-35 g

Berat lahir

0,5-1,0 g

Barat sapih

18-20 g

Jumlah anak

rata-rata 6-15 ekor

Kecepatan tumbuh

1 g/hari

Siklus estrus

4-5 hari

Pengawinan

pada waktu estrus

Kopulasi

dekat periode estrus

Fertilitas

dua jam setelah kawin

Aktivitas

nokturnal (malam)

Jumlah puting susu

5 pasang

Sumber: Smith dan Mangkoewidjojo (1988)

Jumlah Anak per Induk per Kelahiran ( Litter Size )
Jumlah anak per induk per kelahiran adalah jumlah total anak hidup dan mati
pada waktu dilahirkan (Eisen dan Durrant, 1980). Rata-rata jumlah anak mencit per
kelahiran adalah enam ekor bahkan dapat mencapai 15 ekor anak per induk (Smith
dan Mangkowidjojo, 1988). Menurut Kon dan Cowie (1961), jumlah anak per induk
per kelahiran tergantung pada umur dan ukuran tubuh induk sedangkan nutrisi induk
akan menentukan ukuran tubuh atau rataan bobot lahir anak. Umur yang terlalu tua
atau muda menyebabkan penurunan jumlah anak per kelahiran, demikian pula

4

ukuran tubuh terutama ukuran tubuh yang terlalu kecil dapat mempengaruhi jumlah
anak per kelahiran.
Day et al. (1991), menyatakan menurunnya jumlah anak per kelahiran
berkaitan dengan menurunnya jumlah blastosit yang normal pada hari kelima
kebuntingan.
Bobot Lahir Anak Mencit
Bobot lahir adalah bobot badan suatu individu pada saat dilahirkan. Bobot
lahir ternak ditentukan oleh pertumbuhan fetus sebelum lahir atau saat pertumbuhan
selama didalam kandungan induknya ( Hafez dan Dyer, 1969). Malole dan Pramono
(1989), menyatakan bahwa bobot lahir anak mencit berkisar antara 0,5-1,5 g/ekor.
Semakin tinggi bobot lahir anak mencit, maka akan semakin baik kemampuan anak
mencit tersebut dalam menggunakan pakan yang diberikan induknya selama didalam
uterus. Pakan induk baik secara kualitas maupun kuantitas selama kebuntingan yang
kurang baik dapat menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi lemah dan memiliki
bobot lahir yang rendah. Malnutrisi pada induk juga menyebabkan kurang
terpenuhinya nutrisi fetus sehingga dapat mengurangi bobot lahir serta viabilitas
anak (McDonald et al., 1995).
Pertumbuhan sebelum lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
mutu genetik ternak, umur serta bobot badan induk yang melahirkan, pakan induk
dan suhu lingkungan selama kebuntingan (Toelihere, 1979). Hafez (1987),
menyatakan bahwa pada spesies yang beranak banyak (polytocous), kenaikan jumlah
fetus yang dikandung akan menurunkan pertumbuhan anak baik prenatal maupun
postnatal karena adanya persaingan fetus dalam uterus.
Bobot Sapih Anak Mencit
Bobot sapih adalah bobot badan saat dipisahkan atau disapih dari induknya.
Sapihan yaitu tahap pertumbuhan suatu hewan dimana tidak lagi bergantung pada air
susu induknya dan mulai mengkonsumsi pakan padat dan air (Inglis, 1980).
Semakin banyak anak yang menyusu cenderung akan menaikkan produksi air susu
induk walaupun tidak harus menjamin kebutuhan optimum dari anak-anak tersebut
(Parakkasi, 1983). Air susu mencit mengandung 12,1% lemak, 9% protein, 3,2%
laktosa (Malole dan Pramono, 1989). Induk yang memiliki produksi susu tinggi
akan menghasilkan anak dengan bobot sapih yang tinggi pula.
5

Besarnya bobot sapih dinyatakan oleh Hafez dan Dyer (1969), dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya jenis kelamin, bobot badan induk, umur induk,
keadaan saat lahir, kemampuan induk untuk menyusui anak dan kuantitas dan
kualitas pakan yang diberikan serta suhu lingkungan. Inglis (1980), berpendapat
bahwa penyapihan hendaknya dilakukan saat umur sapih, karena apabila dilakukan
lebih dini maka pertumbuhan anak akan terhambat.

Mencit yang disapih saat

berumur 14-16 hari atau sebelum waktunya, pertumbuhannya tidak akan sebaik
mencit yang tetap bersama induknya sampai berumur 20-21 hari. Bobot sapih anak
mencit berkisar antara 10-12 g/ekor (Malole dan Pramono, 1989). Namun dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot sapih adalah 5,98 g (Nafiu,
1996), dan 7,67 g per ekor (Fitriawati, 2001).
Pertumbuhan Pra Sapih Anak Mencit
Pertumbuhan anak baik hewan maupun manusia sebelum disapih atau
prasapih sangat tergantung pada induk.

Parakkasi (1983), menyatakan bahwa

pertambahan berat jaringan dan organ-organ adalah akibat proses hyperplasia yaitu
pertambahan jumlah sel dan hypertrofi yaitu pertambahan besar sel-sel dari jaringan
atau organ-organ tersebut.

Pertumbuhan anak sebelum sapih dipengaruhi oleh

genetik, bobot lahir, jumlah anak sekelahiran, produksi air susu induk, perawatan
induk, dan umur induk (Hafez dan Dyer, 1969).
Pertumbuhan dari lahir sampai sapih sebagian besar dipengaruhi oleh jumlah
susu yang dihasilkan induk dan kesehatan individu itu sendiri (Campbell dan Lasley,
1985). Nutrisi yang baik akan dapat mencukupi kebutuhan induk dan anak mencit
saat berada dalam uterus maupun saat menyusu. Pertambahan bobot badan anak
mencit sampai dengan disapih adalah 0,45-0,52 g/ekor/hari (Malole dan Pramono,
1989) atau 0,43-0,50 g/ekor/hari (Arrington, 1972).
Mortalitas Anak Mencit
Persentase mortalitas atau angka kematian pada anak mencit merupakan salah
satu pedoman yang digunakan untuk mengukur kemampuan induk mengasuh anak.
Eisen dan Durant (1980), manyatakan bahwa salah satu penyebab tingginya
persentase kematian anak sebelum disapih adalah adanya pemilihan berdasarkan
jumlah anak per kelahiran dan seleksi indeks berdasarkan peningkatan jumlah anak
per kelahiran yang tinggi serta pemilihan berdasarkan penurunan bobot badan umur
6

enam minggu. Faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas antara lain jumlah anak
perkelahiran, kondisi induk setelah beranak, kondisi lingkungan, dan sistem
perkawinan (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
Kebutuhan Pakan dan Minum Mencit
Ransum adalah makanan yang disediakan bagi hewan untuk kebutuhan 24
jam. Pakan seimbang adalah porsi makanan yang mengandung zat makanan yang
cukup untuk hidup pokok, pertumbuhann dan reproduksi (Anggorodi, 1985).
Aktivitas reproduksi membutuhkan energi yang lebih banyak dan diikuti dengan
peningkatan kebutuhan pakan suatu hewan, begitu pula sebaliknya ketersediaan
pakan dapat mempengaruhi proses reproduksi. McDonalds et al. (1995), berpendapat
bahwa malnutrisi juga berpengaruh pada induk sebab makanan untuk fetus
didapatkan dari induk. Jika induk kekurangan nutrisi untuk calon anak, maka nutrisi
itu akan dirombak dari tubuh induk, karena fetus merupakan prioritas utama untuk
penyaluran zat-zat makanan. Apabila hal tersebut terus terjadi maka kebutuhan
nutrisi calon anak pun menjadi tidak tercukupi dan dapat mengganggu perkembangan fetus.
Malole dan Pramono (1989), menyatakan bahwa seekor mencit dewasa dapat
mengkonsumsi pakan 15 g/100 g bobot badan/hari, sedangkan mencit membutuhkan
pakan berkadar protein diatas 14%. Mencit bunting atau sedang menyusui akan
makan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan gizi fetus dan kebutuhan dirinya
sendiri. Konsumsi dapat meningkat dengan semakin meningkatnya berat badan,
karena pada umumnya kapasitas saluran pencernaan akan meningkat pula, sehingga
mampu menampung pakan dalam jumlah yang lebih banyak.
Komposisi zat-zat makanan dalam ransum yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan mencit adalah protein kasar 20-25%, kadar lemak 10-12%, kadar pati 4455%, kadar serat kasar maksimal 4% dan kadar abu 5-6% (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988). Faktor lainnya yang juga sangat penting bagi mencit yaitu
air minum. Air minum yang diberikan untuk mencit harus bersih dan selalu tersedia
setiap saat ( ad libitum ) karena mencit mudah sekali kehilangan air dari tubuhnya.
Air minum yang diperlukan oleh setiap ekor mencit per hari berkisar antara 4-8 ml
(Malole dan Promono, 1989).

7

Kunyit
Kunyit (Curcuma domestica) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat
yang bersifat tahunan yang tersebar diseluruh daerah tropis.

Kunyit memiliki

kromosom sebanyak 2n = 62. Jumlah spesies kunyit sebanyak 20 jenis dan tersebar
di seluruh dunia. Habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia, khususnya Asia
Tenggara. Diperkirakan kunyit berasal dari Binar, ada juga yang menyatakan dari
India. Kata curcuma berasal dari dari bahasa Arab yaitu kurkum dan bahasa Yunani
karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscarides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus
yang menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, sedikit pedas dan tidak beracun. Tanaman
ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan,
Indonesia khususnya Jawa dan Filipina (Darwis et al.,1991). Taksonomi tanaman
kunyit diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma domestica, Val. (Winarto, 2003)
Menurut Winarto (2003), tanaman kunyit merupakan tanaman tahunan. Ciri

khas tanaman ini adalah berkelompok membentuk rumpun. Batangnya merupakan
batang semu yang tersusun dari pelepah daun dan terasa agak lunak. Tinggi tanaman
ini berkisar antara 40-100 cm. Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun,
dan helai daun. Satu tanaman ini memiliki 6-10 helai daun. Purseglove et al. (1981),
menyatakan tumbuhan ini tidak berbulu, batangnya pendek, bunganya putih pucat
atau kuning, daunnya berjumbai, mempunyai daun pelindung bewarna putih bergaris
hijau dan diujungnya merah jambu, sedangkan yang terletak dibagian bawah
bewarna hijau muda, serta pelepah daunnya membentuk batang semu.

8

Ampas Kunyit
Ampas kunyit merupakan bahan sisa atau limbah bentuk padatan dari proses
pembuatan jamu. Proses pemanenan kunyit adalah dicabut dari tanah, dibersihkan
dari kotoran, rimpang utama dipisahkan dari anak rimpang atau rimpang samping,
siap untuk diproses ( Ashari, 1995 ). Proses pembuatan jamu secara tradisional
adalah dicuci terlebih dahulu, ditumbuk, direbus kemudian diperas. Komposisi zat
makanan ampas kunyit diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ampas Kunyit.
Komponen

Komposisi (%)

Kadar Air

11,80

Abu

2,79

Lemak

6,21

Protein

8,34

Serat Kasar

21,39

Sumber : Hasil Analisis Proksimat di Laboratorium Pusat Antar Universitas, IPB. 2006

Sifat Kimia dan Fisik Kunyit
Kunyit merupakan tanaman herba yang bisa ditanam sepanjang tahun. Kunyit
memiliki ciri-ciri bunganya pucat, daun pelindungnya bewarna putih dan pangkalnya
bewarna kuning (Heyne, 1987 dan Oswald, 1981). Bagian yang terpenting dalam
pemanfaatan kunyit adalah rimpangnya.
Rimpang kunyit mengandung komponen antara lain minyak volatil, pigmen,
zat pahit, resin, protein, selulosa, pentosa, pati, dan elemen mineral.
mengandung kurkuminoid, minyak atsiri, dan oleoresin.

Kunyit

Minyak atsiri kunyit

diperoleh dengan cara menyuling (destilasi) rimpang kunyit. Warna kunyit kuning
atau kuning jingga dengan penampakan yang terang. Sifat-sifat minyak atsiri kunyit
sangat bervariasi tergantung dari daerah asal kunyit dan umurnya. Minyak atsiri
pada kunyit mengandung empat komponen utama antara lain sesquiterpen
teroksigenasi, sesquiterpen hidrokarbon, monoterpen hidrokarbon, dan monoterpen
teroksigenasi (Purseglove et al., 1981). Komposisi zat makanan kunyit dapat dilihat
pada Tabel 3.

9

Tabel 3. Komposisi Zat Makanan Rimpang Kunyit
Komponen

Komposisi (%)

Kadar air

6,0

Protein

8,0

Karbohidrat

63,0

Serat kasar

7,0

Bahan non volatile

6,8

Minyak volatile

3,0

Kurkumin

3,0

Bahan mineral

9,0

Sumber: Natarajan dan Lewis, 1980.

Sifat Kunyit Sebagai Antioksidan dan Antitoksin
Komponen utama dalam pigmen kunyit adalah kurkumin.

Komponen

pigmen kunyit yang lainnya adalah desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksi
kurkumin. Jitoe et al. (1992), melaporkan bahwa aktivitas antioksidan dari kunyit
lebih kuat daripada jenis rempah-rempah atau tanaman obat lain kelompok jahejahean (Zingibiraceae) serta aktivitas antioksidan dari tiga jenis kurkuminoid
(kurkumin, desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksi kurkumin) masing-masing
adalah 20,9 dan 8,0 kali lebih kuat daripada alfa tokoferol.
Zat antitoksin adalah zat yang dapat membunuh mikroba (anti mikroba). Zat
antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Beberapa grup senyawa kimia utama yang
bersifat antimikroba adalah fenol dan senyawa fenolik, alkohol, halogen, logam berat
dan senyawanya, zat warna, deterjen, senyawa amonium kuarterner, asam dan basa
serta gas khemosterilan (Pelezar et al., 1977). Kurkumin adalah suatu persenyawaan
fenolik, maka mekanisme kerjanya sebagai antimikroba akan mirip dengan sifat
persenyawaan fenol lainnya. Sidik et al. (1995), menyebutkan bahwa gugus hidroksil
fenolik dalam komponen kurkuminoid merupakan zat yang diduga sebagai zat anti
mikroba yang mampu membunuh mikroorganisme yang merugikan.

10

Khasiat Kunyit
Masyarakat umumnya menggunakan kunyit sebagai ramuan jamu karena
khasiatnya menyejukkan usus, membersihkan luka, menghilangkan gatal, dan
menyembuhkan kesemutan. Air sari kunyit sangat baik untuk kompres, cuci mata,
mengurangi rasa nyeri, dan menghilangkan panas (Darwis et al ., 1991). Menurut
Winarto (2003), kunyit tidak beracun, selain itu memiliki efek farmakologis
melancarkan darah, menurunkan kadar lemak tinggi, antiradang, dan antibakteri.
Komposisi kurkumin yang terkandung didalamnya memilki khasiat dapat
mempengaruhi nafsu makan dan mem

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tepung Rimpal'lg Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Terhadap Palatabilitas Umpan Dan Reproduksi Mencit Putih (Mus Musculus L. Strain Albino)

0 16 39

Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma domestica) dalam Ransum untuk Meningkatkan Bobot Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus)

1 6 45

Performa Mencit Putih (Mus musculus) dengan Penambahan Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) Dalam Air Minum

0 8 76

Penambahan daun torbangun (Coleus ambonicus Lour) dalam ransum pengaruhnya terhadap sifat reproduksi dan produksi air susu mencit putih (Mus musculus albinus)

0 11 63

Penampilan reproduksi mencit putih (Mus musculus) dengan penambahan kunyit (Curcuma domestica) dalam pakan

0 8 61

Penambahan Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) Dalam Ransum dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Reproduksi dan Produksi Air Susu Mencit Putih (Mus musculus albinus)

0 15 74

Penamplan reproduksi mencit putih (Mus musculus) pada litter size kedua dengan penambahan zeolit dalam ransum

0 11 73

Pengaruh pemberian ampas kunyit (Curcuma ransum) dalam ransum terhadap performa produksi, respon imun dan kadar kolesterol plasma darah mencit putih (Mus musculus)

0 5 58

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Dalam Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan.

0 3 14

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER.

4 12 36