Analisis Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman di Kota Bogor

ANALISIS SISTEM
PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN
Dl KOTA BOGOR

YUDIYANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAl TESlS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Sistem
Pengelolaan Sampah Permukiman di Kota Bogor adalah benar-benar
merupakan hasil k a ~ y asaya sendiri yang belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi rnanapun. Sumber inforrnasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan rnaupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalarn teks dan dicanturnkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhi~tesisini.


Bogor, 9 Januari 2007
Yudiyanto
NIM PO52020251

ABSTRACT
YUDIYANTO. System Analysis for Domestic Waste Management in
Bogor. Supervised by HARTRISARI HARDJOMIDJOJO as a chairman
and SURJONO HAD1 SUTJAHJO as Member.
The main purpose of the research was to formulate scenario and
policy strategy of system development of the domestic waste management
in Bogor, using reduce, reuse, recycle, and participatory (3R+P)
approaches; and to identify future strategic factors in the development of
domestic waste management system.
Result of this research indicated that community income in
significant by correlated with community behavior in the domestic waste
management.
Analysis of depending factors by using Prospective analysis
resulted in five strategic factors of the future system development of the
domestic waste management in the study area, 1) infra-structure,

2) community behavioral in the domestic waste management, 3) fund,
4) technological waste treatment, and 5) particifation of stakeholders.
Strategic policy for domestic waste management in Bogor using 3R+P
concept approachment could be carried out by optimistic scenario that
treats some policies based on all factor strategies mentioned above.

ABSTRAK
YUDIYANTO. Analisis Sistern Pengelolaan Sarnpah Permukiman di Kota
Bogor. Dibirnbing oleh HARTRlSARl HARDJOMIDJOJO sebagai Ketua
Kornisi Pembirnbing dan SURJONO HAD1 SUTJAHJO sebagai Anggota
Kornisi Pembirnbing.
Tujuan utarna penelitian adalah rnerurnuskan skenario strategi
pengelolaan sampah perrnukiman di Kota Bogor, yang dimulai dengan
rnelakukan analisis kondisi sistern pengelolaan sampah perrnukiman saat
ini dan mengidentifikasi faktor-faktor strategis penting masa depan dalarn
pengernbangan sistem tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalarn
pengelolaan sarnpah perrnukiman dapat dipengaruhi secara signifikan
oleh tingkat pendapatan masyarakat.
Terdapat lima faktor strategis dalarn sistern pengelolaan sampah

permukirnan di Kota Bogor hasil analisis ketergantungan antar faktor
dengan menggunakan analisis prospektif, yaitu: 1) infrastruktur,
2), perilaku masyarakat dalarn pengelolaan sarnpah, 3) dana. 4) teknologi
pengolahan sampah, dan 5) partisipasi stakeholders. Untuk kebijakan
strategi pengelolaan sarnpah permukirnan di Kota Bogor dengan
pendekatan konsep 3R+P (reduce, reuse, recycle dan partisipasi) dapat
dilakukan dengan skenario "optimistik" dengan melakukan beberapa
kebijakan berdasarkan kelima faktor strategis dalarn pengelolaan sampah
permukiman tersebut.

O Hak cipta milik lnstitut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dun memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak,fotokopi, mikrofilm, dun sebagainya

ANALISIS SISTEM
PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN
Dl KOTA BOGOR


Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis : Analisis Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman
di Kota Bogor
Nama
: Yudiyanto
: PO52020251
NIM

Disetujui
Kornisi Pernbimbing


C&
Dr. Ir. Suriono H. Sutiahio. M.S.
Anggota

Dr. Ir. Hartrisari Hardiomidioio. DEA
Ketua

Diketahui,
&an

Ketua Program Studi
llrnu Pengelolaan Surnberdaya

Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M.S.

Tanggal Ujian: 11 September 2006

.

Sekolah Pascasarjana IPB


gl$;$~$&le~rl

Tanggal Lulus:

2 5 JAN 2007

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
saya dapat rnenyelesaikan penulisan tesis yang berjudul "Analisis Sistern
Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan di Kota Bogor".
Tesis ini rnerupakan salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
Magister Sains (M.Si.) pada Program Studi llrnu Pengelolaan Surnberdaya
Alarn dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
(IPB).
Pada kesernpatan ini saya rnenyarnpaikan ucapan terima kasih
kepada Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA., selaku Ketua Kornisi
Pernbimbing dan Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M.S., selaku Anggota Kornisi
Pernbirnbing yang telah banyak rnernberikan arahan dan birnbingan

sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini, serta kepada semua pihak
yang telah rnernberikan kritik dan

saran sehingga saya dapat

rnernpertajarn penulisan tesis ini.
Sernoga tesis ini bermanfaat. Arnin.

Bogor, 9 Januari 2007
Yudiyanto

RIWAYAT HlDUP

Penulis dilahirkan di Purwosari Metro Propinsi Larnpung, pada
tanggal 22 Pebruari 1976, sebagai anak kedua dari lirna bersaudara dari
pasangan keluarga Bapak Sujud dan lbu Satirah. Pada saat ini penulis
sudah berkeluarga dengan istri tercinta Masnawati dan dikaruniai dua
orang putri yaitu Daffa Azka Zhafira dan Rasya Auliadina.
Pendidikan formal rnulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
Menengah Atas (SMA) penulis selesaikan di Kota Metro Larnpung. Lulus

SD pada tahun 1988, lulus SMP pada tahun 1991, lulus SMA pada tahun
1994 dan selanjutnya penulis diterirna di Fakultas MlPA Universitas
Larnpung rnelalui Program UMPTN.

Pada saat rnenjadi rnahasiswa

penulis aktif diberbagai organisasi kernahasiswaan, baik organisasi intra
rnaupun ekstra kampus. Penulis pernah menjadi Ketua Umurn Badan
Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas MlPA pada tahun 1997 - 1998,
Ketua Urnurn UKM Birohrnah Masjid Al Wasi'i Unila pada tahun 1998

-

1999 dan Pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Daerah

-

Larnpung tahun 1988 2000. Penulis rnenyelesaikan studi S1 pada tahun
1999.
Pada tahun 2000 penulis diterirna sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dilingkungan Departernen Agarna dan diternpatkan sebagai Dosen
Tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro
Larnpung.
Pada tahun 2002 penulis rnendapat kesernpatan rnelanjutkan studi
di Program Magister (S-2) llrnu Pengelolaan Surnberdaya Alarn- dan
Lingkungan di lnstitut Pertanian Bogor. Pada tahun 2002 penulis
mendapatkan Beasiswa Pendidikan dari Yayasan Toyota Astra dan tahun
2003 mendapatkan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) dari
Departernen Pendidikan Nasional.

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ......................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................

Halaman

I. PENDAHULUA


1.4 Perurnusan Masalah......................................................
..
..........................................................
1.5 Manfaat Penelit~an
II.

TINJAUAN PUSTAKA .....
2.1 Sarnpah......................................................................
2.2 Pengelolaan Sarnpah ...................................................
2.3 Konsep Zero waste dalarn Pengelolaan Sarnpah ................
2.4 Partisipasi Masyarakat ...................................................
2.5 Teknologi Pengolahan Sampah .......................................
2.5.1 Ternpat Pernbuangan Akhir Sarnpah ...........................
2.5.2 Pernbakar Sarnpah (Incinerater)................................
2.5.3 Pengornposan (Cornposting)....................................
. .
2.6 Analis~sS~stern.............................................................
2.7 Studi Ernpiris Terdahulu..................................................

Ill.


METODOLOGI PENELITIAN................................................
3.1 Lokasi dan Waktu
. . Penelitian............................................
.........................................................
3.2 Metode Penel~t~an
3.3 Surnber dan Jenis Data..................................................
3.4 Metode Pengarnbilan Contoh..........................................
3.5 Metode Pengolahan Data ..............................................
3.5.1 Analisis Perilaku Rurnah tangga ................................
3.5.2 Pendekatan Sistem ................................................
3.5.3 Analisis Prospektif ................................................
..
3.6 Tahapan Penel~t~an
........................................................

IV.

HASlL DAN PEMBAHASAN.................................................
4.1 Profil Sistern Pengelolaan Sarnpah di Kota Bogor ................
4.1.1 Kependudukan ....................................................
4.1.2 Kondisi Persarnpahan di Kota Bogor.........................
4.1.3 Sarana dan Prasarana...........................................
4.1.4 Teknik Operasional...............................................
4.1.5 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Bogor..........................................
4.1.6 Karakteristik Personal Masyarakat .............................
4.1.7 Perilaku Masyarakat dalarn Pengelolaan Sarnpah
Perrnukiman.......................... ............................
4.1.8 Hubungan Karakteristik Personal Masyarakat dengan
Perilaku Pengelolaan
Sarnpah Perrnukirnan...............
.
4.2 Analisis Kebutuhan........................................................

X

xi
xii
1
1
2
2
5
6

49
52

4.3 Analisis Prospektif.........................................................
4.4 Pernodelan Sistern Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan
di Kota Bogor................................................................
4.5 Validasi Model.............................................................
4.6 Skenario Strategi Sistern Pengelolaan Sarnpah
Perrnukirnan di Kota Bogor.............................................
4.6.1 Skenario Pesirnistik
4.6.2 Skenario Konservatif............................................
4.6.3 Skenario Optirnistik................................................
4.7 Perbandingan Antar Skenario..........................................
4.8 Forrnulasi Strategi Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan di Kota
Bogor dengan Pendekatan Konsep 3R+P (Reduce, Reuse,
Recycle dan Partisipasi) .................................................
V

.

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................
5.1 Kesirnpulan.................................................................
5.2 Saran............... .
.........................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................

DAFTAR TABEL

1

Klasifikasi Sarnpah rnenurut Dirjen Cipta Karya .... ...... ... ... ........

2

Jenis dan Surnber Data yang Diperlukan dalarn Penelitian ...........

20

3

Rincian Jurnlah Responden Penelitian ...... ... ....... ... ...................

22

4

Pengaruh Langsung antar Faktor dalarn Sistern Pengelolaan
Sarnpah Perrnukirnan di Kota Bogor.... ......... ... ... ...... ......... .

..

27

Perkernbangan Penduduk Kecarnatan Bogor Barat dan Kota
Bogor Tahun 2000-2004 ... .. . ... ............ ...... ...... ......... ... ... ... ...

31

Populasi Penduduk dan Jurnlah Kepala Keluarga rnenurut
Kecarnatan di Kota Bogor Tahun 2004 ....... .. ... ... ........ . ... ... ... ...

32

7

Data Persarnpahan Kota Bogor 2002-2004 ......... ...... ...............

33

8

Tirnbunan dan Jurnlah Sarnpah Terangkut Per Sumber Sarnpah
pada Tahun 2004 ... ... ... ...... ................... .. .................. ...... ...

34

Jenis Sarana yang Dirniliki Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Bogor........................... ...... .......................

35

10 Anggaran Belanja Kebersihan dan Penerirnaan Retribusi Tahun
2001-2004....... ......... ............... ... ... ................ ........... ... ......

35

11 Anggaran Pengelolaan Per Meter Kubik Sarnpah ...... ..................

36

12 Data Persarnpahan Per Kecarnatan di Kota Bogor.....................

41

13 Karakteristik Personal Masyarakat Hasil Uji T-Student dan Uji
Mann-Withney ...... ............ ..................... ... ............. ........... .
14 Perilaku Responden dalarn Membuang, Mernilah, Mernbayar
Retribusi Sarnpah, dan Hasil Uji Mann-Withney.......... ...............

43

5
6

9

9

45

15 Perilaku Responden dalam Mernbantu Petugas, Mengikuti
Penyuluhan dan Kerja Bakti serta Hasil Uji Mann-Withney... ........

47

16 Perilaku Responden dalarn Mernberi Gagasan, Sikap Terhadap
Orang Mernbuang Sarnpah Sembarangan dan Mernbuang
Sarnpah di Jalan serta Hasil Uji Mann-Withney ......... .................

48

17 Analisis Kebutuhan Stakeholder dalam Sistern Pengelolaan
Sarnpah Perrnukirnan di Kota Bogor ......................................
18 Faktor-faktor Penting Gabungan dalarn Sistern Pengelolaan
.Sarnpah Perrnukirnan di Kota Bogor .....................................
19 Jurnlah Penduduk, Timbulan Sarnpah Pertahun, Tirnbulan
Sarnpah Terangkut, Tirnbulan di TPS dan TPA di Kota Bogor
pada Tahun 2004 sarnpai 2020 ........................................
20 Prospektif Faktor-faktor Penting pada Sistern Pengelolaan
Sarnpah Perrnukirnan di Kota Bogor .............................
21 Keadaan Mutual lncompatibel State dari Faktor-faktor Penting
pada Sistern Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan di Kota
Bogor..............................................................................
22 Hasil Analisis Skenario Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan di
Kota Bogor dengan Pendekatan Konsep 3R+P (Reduce, Reuse,
Recycle dan Partisipasi) ....................................................
23 Jurnlah Truk, Ritasi, Petugas, Biaya Angkut dan Biaya TPA
dengan Sistern Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan Berdasarkan
. . .
Skenario Pes~rnlstrk
............................................................

24 Jurnlah Truk, Ritasi, Petugas, Biaya Angkut dan Biaya TPA
dengan Sistern Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan Berdasarkan
Skenario Konservatif...........................................................
25 Jurnlah Truk, Ritasi, Petugas, Biaya Angkut Dan Biaya TPA
Dengan Sistern Pengelolaan Sarnpah Perrnukirnan Berdasarkan
. . .
Skenario Optlrnistrk.............................................................
26 Biaya Pengelolaan Sarnpah Berdasarkan Skenario Pesirnistik,
Konse~atifdan Optirnistik.....................................................

27 Perbandingan Hasil Sirnulasi antar Skenario ............................
28 Hasil Pendapat Pakar untuk Pernilihan Skenario ......................
29 Usulan Kebijakan Pengembangan Sistern Pengelolaan Sarnpah
Perrnukirnan di Kota Bogor dengan Pendekatan Konsep 3R+P
. . .
(Skenario Optlrnlstlk)............
...............................................

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kerangka Pemikiran Analisis Sistern Pengelolaan Sampah
Permukiman di Kota Bogor ......................................................

4

..
Peta Lokasi Penelltlan ............................................................

17

Diagram Input-output Pengelolaan Sampah Kawasan Permukiman
di Kota Bogor .......................................................................

25

Tingkat Pengaruh dan Ketergantungan antar Faktor dalam Sistern..

28

Diagram Alir Tahapan Penelitian ...............................................

29

Bagan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Bogor (Perda No. 13 tahun 2004)....................... 39
Hasil Uji Korelasi Ranks Spearmans Antara Karakteristik Personal
Masyarakat dengan Perilaku Pengelolaan Sarnpah Permukirnan di
Kota Bogor...........................................................................

51

Tingkat Kepentingan Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Sistern
Pengelolaan Sarnpah Perrnukiman di Kota Bogor........................

60

Struktur Model Sistern Pengelolaan Sarnpah Permukirnan di Kota
Bogor dengan Pendekatan Konsep 3R+P (Reduce, Reuse, Recycle
. . . ......................................................................
dan Part~s~pasi)

64

Grafik Jumlah Penduduk Kota Bogor pada Tahun 2004 sarnpai
Tahun 2020. ...................................................................................... 68
Grafik Biaya Angkut Sampah Berdasarkan Skenario Pesirnistik,
Konservatif dan Optirnistik..................................................................

80

Grafik Urnur Pakai TPA Berdasarkan Skenario Pesimistik,
. . .................................................................. 82
Konservatif dan Opt~m~stik

DAFTAR LAMPIRAN

1 Skor Pelayanan Pengangkutan Sampah Tingkat Kelurahan di
Kota Bogor ......... ... ......... ......... ......... ............ ............... ......

97

3 Keterangan Setiap Variabel yang Membentuk Struktur Model
Sistem Pengelolaan Sarnpah Permukirnan Skenario Pesimistik.....

gg

4 Keterangan Setiap Variabel yang Mernbentuk Struktur Model

Sistern Pengelolaan Sampah Perrnukiman Skenario Konsewatif....

5 Contoh Perhitungan Tirnbulan Sarnpah Permukirnan Penduduk di
Kota Bogor....................................................................

101
103

I. PENDAHULUAN

1.ILatar Belakang
Sarnpah rnenjadi perrnasalahan yang rnengkhawatirkan saat ini di
perkotaan Indonesia.

Volume sarnpah sernakin rneningkat seiring dengan

pertarnbahan jurnlah penduduk dan aktivitas pernbangunan. Jenis sarnpah yang
dihasilkan juga sernakin beragarn. Sarnpah yang berasal dari perurnahan, pasar,
jalan raya, dan perkantoran urnurnnya berupa sisa rnakanan, sayuran,
pernbungkus, kertas, plastik, karet dan lain-lain.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor
(2004), tirnbulan sarnpah Kota Bogor pada tahun 2004 sebesar 2.208 rn3/hari.
Surnber sarnpah terbesar berasal dari sarnpah rurnah tangga atau perrnukiman
yaitu sebesar 1.347 rn3/hari. Dari total jurnlah sarnpah perrnukirnan tersebut,
yang terangkut sebesar 770 rn3/hariatau 57,16 %.
Tirnbulan sarnpah di Ternpat Pernbuangan Sernentara (TPS) yang tidak
segera terangkut dapat rnenirnbulkan bau busuk sehingga rnengurangi
kenyarnanan lingkungan. Lokasi tirnbulan sarnpah perrnukirnan ini kadangkala
dekat dengan ternpat tinggal penduduk sehingga resiko pencemaran juga akan
berdarnpak langsung terhadap rnanusia (Widyatrnoko dan Sintorini 2002).
Hasii studi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor
rnenyatakan bahwa dengan perhitungan standar tirnbulan sarnpah per orang di
Kota Bogor sebesar 2,69 Ilhari, rnaka besar tirnbulan sarnpah Kota Bogor dengan
jurnlah penduduk 831.571 jiwa adalah sebesar 2.236.926 llhari atau sebesar
816.447 rn3 per tahun (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor
2005).
Saat ini dalarn rnenjalankan aktivitas penanganan sarnpah, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor dilengkapi dengan sarana -dan
prasarana yang ternyata rnasih belurn rnernadai untuk rnelayani rnasyarakat
secara keseluruhan. Armada truk yang dirniliki Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Bogor berjurnlah 69 unit. Dengan asurnsi tingkat pelayanan
sarnpah perrnukirnan tetap sebesar 57,16%, rnaka perkiraan tirnbulan sarnpah
perrnukirnan yang dikelola atau dibuang oleh rnasyarakat rnasih cukup banyak,
yaitu sekitar 958 rn3/hari. Dengan kapasitas armada truk pengangkut sarnpah
sebesar 8 rn3, rnaka besarnya tirnbulan sarnpah perrnukirnan yang tidak

terangkut tersebut setara dengan 110 truk per hari. Tirnbulan sarnpah tersebut
jika tidak dikelola dengan baik akan berpotensi rnenirnbulkan pencernaran
terhadap lingkungan.
1.2 Tujuan Penelitian

Secara urnurn tujuan utarna dari penelitian ini adalah rnerurnuskan
strategi pengelolaan sarnpah perrnukirnan di Kota Bogor dengan pendekatan
konsep 3R+P (reduce, reuse, recycle dan partisipasi).
Secara khusus penelitian ini bertujuan:
1.

Menganalisis

perilaku

rnasyarakat

dalarn

pengelolaan

sarnpah

perrnukirnan di Kota Bogor.
2.

Mengidentifikasi faktor-faktor penting rnasa depan dalarn pengelolaan
sarnpah perrnukirnan di Kota Bogor.

3.

Mernbangun model dan rnerurnuskan skenario pengelolaan sarnpah
perrnukirnan di Kota Bogor dengan pendekatan konsep 3R+P (reduce,
reuse, recycle dan partisipasi).

1.3 Kerangka Pemikiran

Sebagai wilayah perrnukirnan, Kota Bogor dengan laju pertarnbahan
penduduk yang terus rneningkat berpotensi rnenghasilkan sarnpah yang tinggi
sebagai sisa aktivitas kesehariannya. Berdasarkan peraturan pernerintah daerah
(perda) No. 13 tahun 2004, pelaksana teknis program kebersihan di Kota Bogor
adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor.
Usaha yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Bogor dalarn pengelolaan sarnpah adalah dengan rnelakukan kegiatan
pengurnpulan, pengangkutan, pernbuangan dan pernusnahan sarnpah, narnun
dernikian rnasih banyak turnpukan sarnpah di berbagai ternpat, terutarna di
daerah-daerah perrnukirnan. Sarnpah berserakan dan rnenurnpuk di ternpat-.
ternpat pernbuangan sernentara (TPS), jalanan, di atas tanah-tanah kosong, dan
di dalarn selokan/saluran air di pinggir pekarangan rurnah. Tidak terangkutnya
sarnpah tersebut dapat rnenirnbulkan perrnasalahan di rnasyarakat seperti
pencernaran terutarna bau busuk dan kotor sehingga rnenurunkan kenyarnanan
untuk tinggal di daerah tersebut.
Secara teoritis laju peningkatan penduduk akan rneningkatkan jurnlah
sarnpah.

Di sisi lain keterbatasan kernarnpuan Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kota Bogor dalarn sarana, prasarana dan teknologi pengelolaan
sarnpah rnenjadi kendala dalarn pengelolaan sarnpah di Kota Bogor.
Sistern pengelolaan sarnpah berkaitan dengan pelayanan publik.
Pelayanan tidak rnungkin hanya dibebankan kepada pernerintah daerah, narnun
rnernerlukan keterlibatan dan peran serta berbagai pihak (stakeholder). Oleh
karena itu perlu konsep pengelolaan sarnpah berdasarkan pernenuhan secara
relatif kebutuhan rnasyarakat dan sernua pihak yang terkait serta sesuai
karakteristik wilayah pelayanan.
Konsep pengelolaan sarnpah yang lebih rnenekankan pada partisipasi
rnasyarakat dan penanganan sarnpah dari surnbernya rnerupakan terobosan dan
paradigrna baru dalarn pengelolaan sarnpah perkotaan. Prinsip 3R yaitu reduce,
reuse, recycle perlu dikernbangkan dan rnenjadi alternatif pernecahan untuk
rnengurangi perrnasalahan tingginya tirnbulan sarnpah di TPS-TPS dan
keterbatasan daya tarnpung di TPA (Dinas Kebersihan dan Pertarnanan Kota
Bogor 2003). Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap pengelolaan sarnpah di
sebuah kawasan perrnukirnan di Kota Bogor agar di rnasa rnendatang pelayanan
kebersihan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor sernakin
baik. Berdasarkan hasil kajian dapat diusulkan strategi pengelolaan sarnpah di
kawasan perrnukirnan di Kota Bogor rnelalui pendekatan zero waste yang
rnengintegrasikan prinsipprinsip 3R+P (reduce, reuse, recycle dan partisipasi)
Penelitian ini difokuskan untuk rnenganalisis sistern pengelolaan sarnpah
perrnukirnan di Kota Bogor dan rnernberikan rnasukan kepada pernerintah Kota
Bogor tentang strategi pengelolaan sarnpah perrnukirnan di Kota Bogor dengan
pendekatan 3R+P (reduce, reuse, recycle dan partisipasi).

KOTA BOGOR
(Pengelolaan Sampah Permukiman)

Existing Condition
Sistem Pengelolaan sampah
permukiman

Profil Kawasan

Bersih

T

Y
T

-

Identifikasi faktor dominan dalam
pengelolaan sampah permukiman

Model sistem pengelolaan sampah
permukiman

1--

I
Skenario pengelolaan
sampah permukiman

Ln
I

Rekomcndasl

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Sistem Pengelolaan Sampah
Permukiman di Kota Bogor

1.4 Perurnusan Masalah
Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat dan tingkat
konsumsi masyarakat di daerah perkotaan di Indonesia akan berdampak pada
meningkatnya volume dan keragaman sampah.

Menurut data Badan Pusat

Statistik (2005), jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2004 sebesar 831.571 jiwa
dengan angka laju pertambahan penduduk lima tahun terakhir dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2004 sebesar 3,5%.

Seperti telah dikemukakan

sebelumnya, maka besar timbulan sampah yang dihasilkan adalah sebesar
816.477 rn3 per tahun. Tingginya jumlah sampah menuntut perhatian yang serius
dalam penanganannya, baik dari aspek ketersediaan sarana dan prasarana,
sumberdaya manusia, finansial, manajemen dan teknologi.
Keterbatasan kemampuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Bogor dalam pengelolaan sampah dan sudut pandang bahwa sampah sebagai
sesuatu yang tidak bernilai ekonomis menyebabkan pengolahan sampah hanya
terbatas pada pembuangan akhir di TPA. Pengelolaan sampah yang dilakukan
oleh pemerintah pun terbatas pada pengangkutan sampah yang telah terkumpul
di TPS-TPS untuk diangkut ke TPA. Lokasi ternpat pembuangan akhir sampah
di Galuga Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor yang relatif jauh dari
wilayah

Kota

Bogor

menjadi

pernasalahan

tersendiri

dalam

proses

pengangkutan sampah (Wismanto 2004).
Pembuangan sarnpah secara terbuka (open dumping) juga berakibat
meningkatnya intensitas pencemaran, sehingga diperlukan pola pengelolaan
yang baru, melalui pendekatan konsep pengelolaan yang lebih baik, yaitu
melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Kebijakan pengelolaan sarnpah selama ini lebih berorientasi pada usaha
memindahkan sampah yang tersebar ke satu lokasi akhir pembuangan sampah,
tanpa proses pemilahan, daur ulang, dan pemanfaatan ulang sampah terlebih
dahulu (Adiwibowo 2004).
Menurut Bebassari (2000), Zero waste merupakan konsep pengelolaan
sampah yang mengintegrasikan prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle dengan
pengelolaan sedekat mungkin dengan sumbernya. Reduce adalah mengurangi
timbulan sampah pada sumbernya.

Reuse rnerupakan upaya pemanfaatan

kembali sampah atau barang yang tidak berguna lagi, sedang recycle adalah
pendaurulangan sampah menjadi barang lain yang bernilai ekonomis.

Semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah daerah menginginkan
pengelolaan sampah yang baik. Masyarakat ingin terlayani dalam pengelolaan
sampah dengan retribusi yang relatif murah oleh Dinas Lingkungan Hidup Dan
Kebersihan Kota Bogor, sedangkan pemerintah tidak ingin terbebani dengan
subsidi yang besar dalarn pengeiolaan sampah.
Dari uraian tersebut maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perilaku masyarakat dalam membuang dan mengelola sampah

permukiman di Kota Bogor.

2. Apa faktor-faktor penting dalam pengelolaan sampah permukiman di Kota
Bogor dengan pendekatan 3R+P (reduce, reuse, recycle dan partisipasi).
3. Bagaimana model dan skenario pengelolaan sampah permukiman di Kota
Bogor dengan pendekatan 3R+P (reduce, reuse, recycle dan partisipasi).
1.5 Manfaat Penelitian

Hasii penelitian ini diharapkan:

1. Mernberikan

sumbangan

pemikiran

dalam

pengembangan

sistem

pengelolaan sampah permukiman dengan pendekatan konsep 3R+P (reduce,
reuse, recycle dan partisipasi).

2. Memberikan rnasukan kepada Pemerintah Daerah Kota Bogor tentang
strategi pengelolaan sampah permukiman dengan pendekatan 3R+P
(reduce, reuse, recycle dan partisipasi) agar tercipta lingkungan yang lebih
bersih, indah dan nyaman.

It. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah

Sarnpah rnenurut Granier (1991) adalah barang buangan padatan yang
diangggap tidak diperlukan lagi. Menurut Azwar (1996) sarnpah adalah sebagian
dari sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang,
yang urnurnnya berasal dari kegiatan rnanusia dan bersifat padat. Hadiwiyoto
(1983) rnendefinisikan sarnpah sebagai sisa-sisa bahan yang telah lama
rnengalarni perlakuan baik yang telah diarnbil bagian utarnanya, telah rnengalarni
pengolahan, dan sudah tidak berrnanfaat, dari segi ekonornis sudah tidak ada
harganya serta dari segi lingkungan dapat rnenyebabkan pencemaran atau
gangguan kelestarian alarn.
Berdasarkan jenis dan surnbernya, Widyatrnoko dan Sintorini (2002)
rnengelornpokkan sarnpah atas; 1) sarnpah rurnah tangga yaitu sarnpah yang
berasal dari kegiatan rurnah tangga; 2) sarnpah kornersial, yaitu sarnpah yang
berasal dari kegiatan kornersial seperti pasar, pertokoan, rurnah rnakan, ternpat
hiburan, penginapan, bengkel, kios dan sebagainya; 3) sarnpah bangunan, yaitu
sarnpah yang berasal dari kegiatan pernbangunan terrnasuk pernugaran dan
pernbongkaran suatu bangunan; dan 4) sarnpah fasilitas urnurn, yaitu sarnpah
yang berasal dari pernbersihan dan penyapuan jalan, trotoar, tarnan, lapangan,
ternpat rekreasi dan fasilitas urnurn lainnya.
Berdasarkan sifatnya, Murtadho dan Gurnbira (1988) rnernbedakan
sarnpah atas sarnpah organik dan anorganik. Sarnpah organik rneliputi lirnbah
semi basah berupa bahan-bahan organik yang urnurnnya berasal dari lirnbah
hasil pertanian. Sarnpah ini rnudah terurai oleh rnikroorganisrne dan rnudah
rnernbusuk karena rnerniliki rantai karbon relatif pendek. Sarnpah anorganik
berupa sarnpah padat yang cukup kering, sulit terurai oleh rnikroorganisrne
karena rnerniliki rantai karbon yang panjang dan kornpleks seperti kaca, besi,
plastik dan lain-lain.
Menurut Ditjen Cipta Karya (1991), sarnpah diklasifikasikan rnenjadi 12
jenis, selengkapnya seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Sampah menurut Ditjen Cipta Karya
No
Sampah
Contohnya
1
Basah (garbage)
Sisa makanan dan sayuran
2
Kering (rubbish)
a. sampah mudah terbakar; kayu, plastik, kain.
b. Sampah tidak mudah terbakar; logam, kaca
dan kerarnik.
3
Debu
Debu (asbes, kapur, semen) dan abu.
4
Berbahaya
a. patogen; dari rumah sakit atau klinik
b. beracun; sisa pestisida
c. radioaktif; nuklir
d. mudah meledak; petasan, mesiu dll.
5
Bulky Waste
Mobil rusak, kulkas rusak, pohon tumbang.
6
Jalanan
Daun, kertas pembungkus, dl1
7
Binatang rnati
Bangkai kucing, ayam,anjing dl1
8
Bangunan
Potongan kayu, genteng, bata, sisa adukan.
9
lndustri
Berasal dari kegiatan industri
10
Khusus
Surat rahasia negara, rahasia patent dari pabrik
Kandanglrumah potong Sisa tulang, daging, kulit, kotoran hewan
11
hewan
12
Lumpur
Lurnpur selokan, septic tank , dll.
Sumber: Ditjen Cipta Karya, 1991
Hadiwiyoto (1983), berpendapat bahwa kornposisi dan jumlah sarnpah
akan bervariasi pada waktu dan tempat yang berbeda. Menurut Said (1987),
masalah pengelolaan sarnpah ternyata tidak rnudah, karena melibatkan banyak
pihak, memerlukan teknologi, memerlukan dana yang cukup besar dan
mernberikan keinginan yang kuat untuk melaksanakannya. Usaha pengelolaan
sampah, baik skala besar maupun skala kecil, harus rnencapai tujuannya, yakni
lingkungan dan rnasyarakat yang sehat, sehingga faktor utarna yang harus
diperhatikan adalah peran selta masyarakat (Slamet 2000).

2.2 Pengelolaan Sampah
Perencanaan pengelolaan yang komprehensif perlu memperhatikan
beberapa faktor seperti: surnber sampah, lokasi, pergerakan atau peredaran, dan
interaksi dari peredaran sampah dalarn suatu lingkungan urban, terinasuk
didalamnya, penyimpanan sampah,

pengurnpulan sampah, pernbuangan

sampah, dan sekaligus pemusnahan sarnpah (Haeruman 1983).
Menurut Rahmadi (1995), teknik operasional pengelolaan sampah
dipengaruhi oleh karakteristik wilayah pelayanan, besarnya tirnbunan sarnpah,
keserasian pola operasi antara subsistem penanganan sampah, serta kondisi
sosial ekonomi masyarakat.

Secara umum teknik operasional pengelolaan

sarnpah

rneliputi

pewadahan,

pengurnpulan,

pernindahan,

pengolahan,

pengangkutan, pernbuangan akhir serta operasi dan perneliharaan.
Pengurnpulan sarnpah adalah kegiatan operasi pengurnpulkan sarnpah
dari surnber sarnpah, sebelurn sarnpah tersebut diangkut ke ternpat pengolahan
atau pernbuangan akhir.

Secara teknis, rnasalah pewadahan rnernegang

peranan yang penting, sebab ternpat sarnpah rnenjadi tanggung jawab individu
yang rnenghasilkan sarnpah tersebut, sedangkan volume ternpat pernbuangan
sampah tergantung dari jurnlah sarnpah yang dihasilkan per hari oleh setiap
surnber, frekuensi dan pola pengurnpulan yang dilakukan. Selain itu, ternpat
sarnpah perlu didesain dan diternpatkan pada ternpat yang rnudah dijangkau oleh
petugas sehingga akan rnernudahkan bagi petugas kebersihan untuk rnengarnbil
atau rnernindahkan sarnpahnya ke peralatan pengurnpulan (Dirjen Cipta Karya
1991).
2.3 Konsep Zero Waste Dalam Pengelolaan Sampah

Zero

waste

rnerupakan

konsep

pengelolaan

sarnpah

yang

rnengiontegrasikan prinsip 3R yaitu reduse, reuse, recycle dengan pengelolaan
sedekat mungkin dengan surnbernya (Bebassari 2000).
rnengurangi tirnbunan sarnpah pada surnbernya.

Reduse adalah

Reuse rnerupakan upaya

pernanfaatan kernbali sarnpah atau barang yang tidak berguna lagi, sedang
recycle adalah pendaurulangan sarnpah rnenjadi barang lain yang bernilai
ekonornis.

Konsep zero waste rnemiliki tiga rnanfaat, yaitu; I)rnengurangi

ketergantungan terhadap TPA sarnpah yang sernakin sulit didapatkan; 2)
rneningkatkan efisiensi pengolahan sarnpah perkotaan; dan 3) terciptanya
peluang usaha bagi rnasyarakat. Penerapan konsep pengelolaan zero waste
akan berhasil dengan baik bila dilakukan dengan rnelibatkan seluruh aktor
(stakeholders) terkait, seperti pernerintah, pengusaha, LSM, dan rnasyarakat
(Dinas Kebersihan dan Pertarnanan Kota Bogor 2003).
Penerapan konsep zero waste dilakukan dengan rnendirikan ternpat
pernbuatan kornpos dan industri kecil daur ulang (recycle) sarnpah di kawasan
surnber sarnpah dengan rnernberdayakan rnasyarakat sekitar untuk berperan
aktif. Konsep dasar pengelolaan sampah dengan zero waste ini adalah "oleh
rnasyarakat, dari rnasyarakat dan untuk rnasyarakat dengan rnenerapkan
beberapa jenis pengelolaan secara sirnultan untuk rnenghasilkan produk dari
hasil daur ulang". Pernerintah dalarn konsep ini lebih berperan sebagai fasilitator

dan penyedia prasarana dan sarana (Dinas Kebersihan dan Pertarnanan Kota
Bogor 2003).
Pengelolaan

sarnpah

secara

terpadu

yang

rnelibatkan

proses

pengornposan, pendaurulangan, dan pernbakaran (incinerator) dapat rnereduksi
sarnpah sarnpai 96%. Sisa pernbakaran berupa residu hanya tinggal 4% dan
residu yang berbentuk abu ini dapat dirnanfaatkan sebagai bahan bangunan
(Bebassari 2000). Keberhasilan pengelolaan sarnpah secara terpadu tergantung
dari partisipasi rnasyarakat, sebagai penghasil utarna sarnpah.

Partisipasi

rnasyarakat dapat berupa pernilahan antara sarnpah organik dan sarnpah
anorganik dalarn proses pewadahan, atau rnelalui pernbuatan kornpos dalarn
skala keluarga dan rnengurangi penggunaan barang yang tidak rnudah terurai.
2.4 Partisipasi Masyarakat

Partisispasi rnasyarakat pada hakekatnya adalah keterlibatan rnasyarakat
dalarn rnenentukan arah dan strategi kebijaksanaan kegiatan, rnernikul beban
dalarn pelaksanaan kegiatan, dan ikut rnernanfaatkan hasil-hasil secara adil.
Partisipasi rnasyarakat dalarn pernbangunan dikelornpokkan menjadi 4 tahap; 1)
partisipasi dalarn tahap perencanaan; 2) partisipasi dalarn tahap pelaksanaan; 3)
partisipasi dalarn tahap pernanfaatan hasil pernbangunan, dan 4) partisipasi
dalarn tahap pengawasan.
Ada tiga faktor utarna yang rnendorong rnasyarakat berpartisipasi dalarn
pernbangunan; 1) kernauan; 2) kernarnpuan; dan 3) kesernpatan. Kernauan
berpartisipasi bersurnber dari faktor psikologi individu yang rnenyangkut
ernosional dan perasaan. Tingkat kernarnpuan rnasyarakat untuk berpartisipasi
di pengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi, seperti ketersediaan
prasarana dan sarana, kelernbagaan, regulasi dan birokrasi (Sutjahjo 2004).
Menurut Chan (1998) tingkah laku rnerupakan faktor utarna yang
berpengaruh terhadap intensitas perilaku, diikuti oleh kontrol perilaku dan norrna
sosial.

Akar rnasalah lingkungan adalah perilaku rnanusia rnaka rnelalui

karnpanye pendidikan dan kornunikasi rnassa untuk perilaku lingkungan yang
bertanggungjawab dapat rnenjadi solusi.
Menurut Pearce dan Turner dalarn Barron dan Gordon (1996)
rnernaparkan bahwa instrurnen kebijakan lingkungan berdasarkan pasar
berpotensi rnerniliki efisiensi keuntungan yang signifikan dibanding kontrol
langsung.

2.5 Teknologi Pengolahan Sampah
Sebelurn sarnpah dirnusnahkan, sampah dapat diolah terlebih dahulu
dengan teknologi tertentu. Beberapa jenis teknologi pengolahan sarnpah antara
lain, ternpat pernbuangan akhir sarnpah, incinerator, dan pengornposan
(composting).
2.5.1

Ternpat Pernbuangan Akhir Sarnpah

Menurut Suryanto (1988) pernbuangan akhir sarnpah adalah suatu upaya
untuk rnernusnahkan sarnpah di ternpat tertentu yang disebut ternpat
pernbuangan akhir sarnpah (TPA). Beberapa rnetode dalarn pernbuangan
akhir di TPA yaitu:
a. Open Dumping
Metode ini rnerupakan ara pernbuangan akhir yang sederhana, karena
sarnpah hanya di turnpuk di lokasi tertentu tanpa perlakuan khusus.
b. Controlled Landfill
Metode ini rnerupakan peralihan antara teknik open dumping dan sanitary
landfill. Pada rnetode ini sarnpah ditimbun dan di ratakan. Pipa-pipa di
tanarn pada dasar lahan untuk rnengalirkan air lindi dan ditanarn secara
vertikal untuk rnengeluarkan gas-gas rnetan ke udara. Setelah tirnbunan
sarnpah penuh dilakukan penutupan terhadap harnparan sampah
tersebut dengan tanah dan dipadatkan.
c. Sanitary Landfill
Teknik sanitary landfil adalah cara penirnbunan sarnpah padat pada
suatu harnparan lahan dengan rnernperhatikan kearnanan lingkungan
karena telah ada perlakuan terhadap sarnpah. Pada teknik ini sarnpah
diharnparkan hingga rnencapai ketebalan tertentu lalu dipadatkan,
kernudian dilapisi tanah dan dipadatkan kernbali. Di atas lapisan tanah
penutup tadi dapat diharnparkan lagi sarnpah yang kernudian ditirnbun
lagi dengan tanah. Dernikian seterusnya berselang seling antara lapisan
tanah dan sarnpah. Pada bagian dasar dari konstruksi sanitary landfill
dibangun suatu lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa-pipa
pengurnpul dan penyalur air lindi (leachate) serta pipa penyalur gas yang

terbentuk dari hasil penguraian sarnpah-sarnpah organik yang ditirnbun
(Salvato 1982).
2.5.2

Pembakar Sampah (Incinerator)

Pernbakaran sarnpah dengan rnenggunakan incinerator adalah salah satu
cara pengolahan sarnpah padat (Sidik et a/. 1985). Pernbakaran sarnpah
dengan incinerator dapat rnengurangi sarnpah hingga rnencapai 75-80%.
Pada instalasi dengan kapasitas lebih dari 300 tonlhari, incinerator dapat
dilengkapi dengan peralatan pernbangkit listrik sehingga energi listrik yang
dihasilkan

(sekitar

96.000

MWHltahun) dapat

dirnanfaatkan

(Dinas

Kebersihan DKI Jakarta 1985).
Incinerator dapat rnencegah pencernaran udara dengan syarat incinerator
tersebut harus beroperasi secara berkesinarnbungan selarna enarn atau tujuh
hari dalarn serninggu dengan kondisi ternperatur yang dikontrol dengan baik
dan adanya alat pengendali polusi udara hingga rnencapai tingkat efisien
(Salvato 1982). Keuntungan lain dari incinerator adalah sisa pernbakaran
berupa abu yang cukup kering dan dapat langsung di buang ke TPAllandfill
(Sidik et a/. 1985).
2.5.3

Pengornposan (Composting)

Pengornposan didefinisikan sebagai suatu proses biokirnia dirnana bahan
organik didekornposisikan rnenjadi zat-zat seperti humus (kornpos) oleh
kelornpok-kelornpok rnikroorganisrne carnpuran dan berbeda-beda pada
kondisi yang dikontrol (Gaur 1983).
Pengornposan rnerupakan salah satu contoh proses pengolahan sarnpah
secara aerobik dan anaerobik untuk rnenghasilkan pupuk organik yang
disebut kornpos.

Sarnpah yang digunakan sebagai bahan baku kornpos

adalah sarnpah organik, karena rnudah rnengalarni proses dekornposisi oleh
rnikroorganisrne.
Beberapa persyaratan yang diperlukan agar proses tersebut berjalan lancar,
rnenyangkut rnasalah perbandingan nitrogen dan karbon (CIN rasio) di dalarn

bahan, kadar air bahan, bentuk dan jenis bahan, temperatur, pH, dan jenis
mikroba yang berperan di dalamnya (Suriawiria 1996).
Menurut Gaur (1983), nisbah CIN dari bahan-bahan organik merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengomposan. Nisbah CIN
tersebut

menunjukkan

ketersediaan

sumber

energi

mikroorganisme yang terlibat dalam proses degradasi.

bagi

berbagai

Berdasarkan ha1

tersebut EPA (1989) merekomendasikan nisbah CIN yang dapat memberikan
proses dekomposisi yang efektif adalah 30.
2.6 Analisis Sistem

Menurut Muhammadi et a/. (2001) sistem adalah keseluruhan interaksi
antar unsur dari sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja
mencapai tujuan.

Charles dan Day (1997) menyatakan suatu sistem

mengandung banyak komponen dan proses yang rumit dengan banyak lintasan
timbal-balik dan saling mempengaruhi. Untuk dapat mempelajari komponen dan
proses tersebut, konteks suatu sistem harus diperhatikan secara keseluruhan.
Menurut Eriyatno (2003), analisis sistem merupakan studi tentang sistem
dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk mendapatkan suatu konsep
yang dapat digunakan sebagai landasan pengelolaan sistem.

Dalam

hubungannya dengan pengelolaan surnberdaya alarn, Gaspersz (1992) dan Ford
(1999) menyatakan bahwa analisis sistem merupakan cara rnatematika untuk
mempelajari hubungan antara faktor

dan komponen dalam ekosistem

sumberdaya alam yang berperan penting dalam proses produksi, konsumsi dan
pembinaan.
Pendekatan sistem dicirikan oleh adanya metodologi perencanaan,
bersifat multi disiplin, terorganisir, penggunaan model matematika, mampu
berfikir secara kualitatif, penggunaan teknik simulasi dan optimasi, serta dapat
diaplikasikan dengan komputer (Udin dan Desianti 1994).
Suatu model sistem adalah pengganti suatu objek atau sistem,
sedangkan

metodologi

pemodelan

sistem

mempelajari

bagaimana

memperlakukan aspek dinamis dan kompleksitas suatu sistem.
menerapkan

pendekatan

sistem

dinamik

digunakan

model

Dalam
untuk

menyederhanakan sistem yang akan diamati. Penyederhanaan suatu sistem,
baik secara struktural maupun fungsional pada hakekatnya adalah aktifitas untuk

memahami sistem tersebut sesempurna mungkin. Proses penyederhanaan yang
cukup mendasar di mana sistem itu dinilai dari komponen-komponen pokoknya,
dan selanjutnya berkembang menjadi penyederhanaan yang lebih mendekati
realitas sistem itu sendiri (Bappedal dan Lembaga Penelitian ITB 1995).
Muhammadi et al. (2001) mendefinisikan model sebagai suatu bentuk yang
dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses.
Pembuatan model merupakan suatu proses untuk menggambarkan
berbagai hubungan dalam persoalan yang sedang dihadapi, dalam bentuk formal
atau matematis. Menurut Pusat Penelitian Energi Lembaga Penelitian lnstitut
Teknologi Bandung (1996) pengenalan terhadap model dilakukan melalui
penyelidikan perilaku historis (historical behaviour) dan penetapan skenario
referensi, sebagai titik tolak usaha simulasi selanjutnya. Bila kesesuaian perilaku
antara model mental, model eksplisit dan kenyataan empiris telah didapat, model
dapat digunakan untuk melakukan analisis dan kenyataan empiris telah didapat,
model dapat digunakan untuk melakukan analisis kebijaksanaan dalam
menentukan pilihan sistem pengelolaan yang telah diterapkan.
Selanjutnya, simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan model yang
telah dibuat.

Menurut Muhammadi et al. (2001) simulasi adalah peniruan

perilaku suatu gejala atau proses yang bertujuan untuk memahami gejala atau
proses tersebut, membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses
tersebut di masa depan.
Seringkali dalam menyusun model dibutuhkan pakar yang sesuai dengan
sistem yang dikaji. Menurut Udin dan Desianti (1994), pakar dipilih diantara
praktisi dan memiliki latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi. Akuisisi
pengetahuan pakar adalah penyerapan pengetahuan sebanyak mungkin, baik
berupa informasi, fakta, ataupun data-data akurat yang luas dan mendalam di
bidang tersebut yang dilakukan terhadap pakar. Penyerapan pengetahuan dapat
dilakukan dengan metode wawancara.

Menurut Marimin (2005), dalam

pemilihan ahli atau pakar diperlukan kriteria-kriteria tentang ahli, yaitu:
1. Praktisi, orang yang bekerja dan berpengalaman dalam bidang tertentu
secara otodidak maupun terdidik secara akademis.
2. Ilmuwan, orang yang mempelajari dan mendalami pengetahuan bidang
tertentu lewat jalur formal melalui pendidikan tinggi dan memperdalam
karirnya di bidang akademis (perguruan tinggillembaga penelitian).

2.7 Studi Ernpiris Terdahulu

Penelitian tentang sarnpah di perkotaan telah beberapa kali dilakukan. Di
Kota Bogor sendiri tercatat beberapa kali telah dilakukan penelitian tentang
sarnpah. Mandailing (2001) rnelakukan penelitian tentang partisipasi pedagang
dalarn program kebersihan dan pengelolaan sarnpah pasar yang rnengarnbil
studi kasus di Pasar Bogor dengan rnetode survey terhadap 90 responden
(pedagang).

Variabel yang diperhatikan adalah karakteristik pedagang dan

faktor-faktor

yang

rnernpengaruhi tingkat

partisipasi

pedagang

dalarn

pengelolaan sarnpah pasar.
Dewi (1997) rnelakukan penelitian tentang analisis ekonomi dan sosial
penanganan sarnpah kota dengan studi kasus di wilayah Kotarnadya Bogor.
Penelititan bertujuan untuk rnengidentifikasi input-output sarnpah kota yang
dihasilkan Kotarnadya Bogor, rnanfaat dari sarnpah kota, biaya penanganan
sarnpah kota oleh dinas kebersihan kota, dan rnenilai perirnbangan manfaat dan
biaya antara sistern penanganan sarnpah kota yang dilakukan Pernda
Kotarnadya Bogor saat itu dengan sistern baru penanganan sarnpah yang
direncanakan.

Data diperoleh dari laporan rningguan para rnandor dan

pencatatan petugas-petugas lapangan Dinas Kebersihan dan Pertarnanan,
khusus yang rnenangani sarnpah di 6 kecarnanan dan observasi langsung ke
TPS-TPS, TPA, dan ternpat-tempatlindustri pernbuatan kornpos di sekitar
Kotarnadya Bogor.
Aida (1996) rneneliti usaha pernanfaatan barang bekas dari sarnpah dan
pengaruhnya terhadap pengelolaan sarnpah di Kotarnadya Bogor dengan studi
kasus di TPA Gunung Galuga.

Penelitian ini bertujuan untuk rnernpelajari

aktivitas para pernulung dan besarnya pengaruh aktivitas tersebut terhadap
kuantitas

dan

kualitas

sarnpah

serta

rnengindentifikasi

pengernbangan usaha rnelalui bisnis barang bekas.

kernungkinan

Analisa secara fisik

yang
(dekskriptif) dan ekonorni (break even point) dilakukan terhadap data prirne~
diperoleh dari kuisioner terhadap para perangkas dan pernulung. Hasil penelitian
rnenunjukkan usaha pernanfaatan barang bekas dari sarnpah mernpunyai
peluang dan layak untuk dikernbangkan.
Daur ulang lirnbah sarnpah terrnasuk pengornposan lirnbah rurnah tangga
rnenjadi tujuan utarna kebijakan lingkungan di berbagai negara. Pernbangunan
fasilitas daur ulang dan pengornposan tersebut diarahkan untuk dapat diakses
oleh rurnah tangga (Tucker et a/. 1998).

Hasil penelitian terhadap faktor utama yang mempengaruhi peningkatan
limbah padat per kapita di bagian tenggara Amerika Serikat menunjukkan bahwa
dari penjualan ritel perusahaan makanan terbukti memiliki pengaruh yang paling
besar dalam peningkatan limbah sehingga upaya penyelesaiannya melakukan
kebijakan terhadap perusahaan rnakanan dan rnenetapkan stimulus biaya yang
sesuai untuk target pengurangan limbah (Hocket et a/. 1995).

Ill. METODOLOGI PENELlTlAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Survei terhadap
responden rurnah tangga dilaksanakan di Kecarnatan Bogor Barat (Garnbar2).
Kecarnatan ini rnerupakan daerah perrnukirnan terluas dan jurnlah penduduknya
paling banyak di Kota Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober
2004 sampai dengan bulan April 2005.

18
3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah rnetode pendekatan sistern
dengan rnengarnbil studi kasus di Kota Bogor. Pendekatan sistern digunakan
untuk rnerurnuskan kebijakan dan skenario strategi sistem pengelolaan sarnpah
perrnukirnan di Kota Bogor yang bersifat rnulti dirnensi, rnelibatkan berbagai
stakeholder, dan lintas sektor.
Menurut Lucas (1993) pendekatan sistern

digunakan sebagai dasar

untuk rnenyelesaikan perrnasalahan yang kornpleks dan rnelibatkan berbagai
pihak yang berkepentingan,

sehingga rnenghasilkan

sesuatu yang lebih

berrnanfaat.

Eriyatno (2003) rnenyatakan bahwa perrnasalahan yang

diselesaikan

dengan pendekatan sistern seyogyanya rnernenuhi kriteria;

1) kornpleks, dalarn arti interaksi antar elernen cukup rurnit; 2) dinarnis, dalarn arti
faktornya ada yang berubah rnenurut waktu dan ada pendugaan ke rnasa depan;
3) probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalarn inferensi kesirnpulan
rnaupun rekornendasi.
Penelitian dirnulai dengan rnelakukan survei perilaku rnasyarakat dan
identifikasi sistern pengelolaan sarnpah perrnukirnan di Kota Bogor saat ini. Hasil
analisis ini menghasilkan atribut-atribut penting yang selanjutnya dijadikan faktorfaktor penting dalarn sistern pengelolaan sarnpah.
Pada tahap berikutnya dilakukan analisis kebutuhan dari sernua pihak
yang berkepentingan terhadap sistem (stakeholder) dan analisis prospektif yang
rnelibatkan para pakar. Dari analisis kebutuhan dan analisis prospektif tersebut
diperoleh pula faktor-faktor penting sistern.
Fakor-faktor penting dari ketiga hasil analisis dikornbinasikan untuk
rnendapatkan hasil yang lebih rnencerrninkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap sistern pengelolaan sarnpah perrnukirnan. Selanjutnya untuk faktorfaktor penting hasil kornbinasi tersebut dilakukan analisis tingkat pengaruh dan
kepentingannya sehingga diperoleh variabel-variabel untuk rnernbangun model
sistern pengelolaan sarnpah perrnukirnan di Kota Bogor.

Sirnulasi dinarnik

rnenggunakan program aplikasi powersim 2.5 dilakukan untuk rnengetahui
perilaku model tersebut.
Dengan rnenggunakan analisis prospektif masing-masing faktor penting
didefinisikan kernungkinan keadaannya di rnasa depan dan dirurnuskan skenario
sistern pengelolaan sarnpah perrnukiman di Kota Bogor dengan pendekatan

3R+P.

Pada tahap akhir dirumuskan kebijakan pengelolaan sampah

permukiman di Kota Bogor berdasarkan skenario terpilih.
3.3 Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah stakeholder pengelolaan
sampah yang terdiri dari: masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kota Bogor, serta literatur. Data yang dikumpulkan berupa data prime