Pemantauan dan kajian keberadaan kumbang khapra, trogoderma granarium everts., (Coleoptera: Dermestidae) dan hama gudang lain di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN
KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts.,
(COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG
LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA,
BEKASI, SERANG, DAN CILEGON

MORISA PURBA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : ”Pemantauan dan
Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma granarium Everts.,
(Coleoptera: Dermestidae) dan Hama Gudang Lainnya di Wilayah DKI
Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon” adalah benar merupakan hasil karya saya
sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Pebruari 2009

Morisa Purba
A451064044

RINGKASAN
MORISA PURBA. Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang
Khapra, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) dan Hama
Gudang Lainnya di Wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon. Dibimbing
oleh: UTOMO KARTOSUWONDO dan IDHAM SAKTI HARAHAP.
Trogoderma granarium Everts. merupakan hama gudang penting yang
dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang tinggi. Hama ini juga merupakan
salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang pada saat ini
digolongkan dalam status OPTK A2 di pulau Jawa. Pemantauan ini bertujuan
untuk memantau, mempelajari, dan menelusuri keberadaan T. granarium di
wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon, serta mengkaji status keberadaan

T. granarium sebagai serangga hama yang digolongkan pada OPTK A2.
Pemantauan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di
gudang penyimpanan beras dan pakan ternak yaitu: gudang beras Bulog, gudang
swasta, gudang perorangan pasar induk Cipinang untuk mendapatkan data primer,
sedangkan data sekunder diperoleh dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung
Priok. Metode penelitian menggunakan pengambilan contoh langsung dengan
alat spear sampler (colokan), pengambilan contoh dengan perangkap
menggunakan yellow trap, cartoon trap, bait trap.
Hasil dari pemantauan menunjukkan tidak ditemukan hama gudang
T. granarium pada gudang penyimpanan beras dan penyimpanan pakan ternak.
Tidak terdapat perbedaan hasil antara gudang pemerintah, gudang swasta, dan
gudang perorangan, pada gudang tersebut tidak ditemukan T. granarium. Hasil
intersepsi Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok dari Laporan Tahunan
2006-2007 menunjukkan hal yang sama, tidak pernah ditemukan T. granarium
pada pemeriksaan komoditas beras dan pakan ternak impor maupun antar area.
Hama gudang lain yang ditemukan adalah Sitophilus oryzae, Tribolium
castaneum, Cryptolestes ferrugineus, Liposcelis entomophilus, and Oryzaephilus
surinamensis. Semua jenis hama gudang tersebut juga ditemukan pada komoditas
impor dan lokal.


Kata kunci :

Trogoderma granarium, pemantauan, hama gudang, gudang
penyimpanan,

ABSTRACT

MORISA PURBA. Monitoring and Assessment of The Presence of Khapra
Beetle, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) and Other
Stored-Product Pests in Jakarta, Bekasi, Serang, and Cilegon. Advisors:
UTOMO KARTOSUWONDO and IDHAM SAKTI HARAHAP.
Trogoderma granarium Everts. is the most important stored-product pest
which could cause high economic losses. This pest is also one of the quarantine
pest, labelled as A2, only found in Java Island. This monitoring was conducted to
detect the presence of T. granarium in Jakarta, Bekasi, Serang, Cilegon and to
review secondary data obtained from Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung
Priok. Survey was carried out in warehouses owned by government (Bulog),
private company, and personal bussinessman from August to December 2008. The
results revealled that none of those warehouses were infested by T. granarium.
The same result was also obtained from secondary data (2006 and 2007). The

other stored-prodoct pests found were Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum,
Cryptolestes ferrugineus, Liposcelis entomophilus, and Oryzaephilus
surinamensis. Those stored-product pests were found both in local or imported
commodities stored in the surveyed warehouses.

Key word: Trogoderma granarium, monitoring, warehouse, stored-product pest

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN
KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts.,

(COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG
LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA,
BEKASI, SERANG, DAN CILEGON

MORISA PURBA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Entomologi/Fitopatologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok

Program Studi

: Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra,
Trogoderma
granarium
Everts.,
(Coleoptera:
Dermestidae) dan Hama Gudang Lain di Wilayah DKI
Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon
: Morisa Purba
: A451064044
: Entomologi/Fitopatologi

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, MS
Ketua

Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, MSi

Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Entomologi-Fitopatologi

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, MSc.PProf. Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Ujian :

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma
granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) di Wilayah Jakarta, Bekasi, Serang,
dan Cilegon yang bertujuan untuk memantau, mengkaji, dan menelusuri

keberadaan kumbang Khapra (T. granarium) di wilayah Jakarta, Bekasi, Serang,
dan Cilegon apakah masih berstatus OPTK A2 atau sudah berubah status.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, MS selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, MS selaku Anggota Komisi
Pembimbing atas segala bimbingan dan arahan selama penelitian sampai
penulisan tesis. Terima kasih disampaikan pula untuk Ketua Program Studi
Entomologi/Fitopatologi serta staf pengajar Sekolah Pasca Sarjana IPB yang telah
memberikan ilmu selama penulis mengikuti pendidikan sehingga dapat dijadikan
sebagai bekal penulisan tesis. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Badan Karantina Pertanian yang telah memberikan beasiswa Program Khusus
Karantina pada Sekolah Pascasarjana IPB, gudang beras Bulog Divre DKI
Jakarta, pedagang beras pasar Cipinang, gudang perusahaan swasta, Balai Besar
Karantina Pertanian Tanjung Priok, dan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Cilegon. Selain itu terima kasih kepada teman-teman satu angkatan (2007-2008)
atas bantuan dan dukungannya.
Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada ibu
dan (alm) bapak tercinta, suami, dan adik-adik atas cinta, doa dan dukungannya
kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi

yang membutuhkannya.

Bogor, Pebruari 2009

Morisa Purba

RIWAYAT HIDUP
Morisa Purba dilahirkan di Padang Sidempuan pada tanggal 23 Pebruari
1975, sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Ir. Ronly
Purba (alm) dan Ibu Dra. Lasmaida Simanungkalit.
Penulis menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada SMA Negeri 5
Medan pada tahun 1993. Pada tahun 1994, penulis melanjutkan pendidikan pada
Fakultas Pertanian, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Universitas
Sumatera Utara (USU) Medan, dan berhasil meraih gelar Sarjana Pertanian pada
tahun 2000.
Penulis diterima sebagai pegawai negeri sipil pada Badan Karantina
Pertanian tahun 2003 sampai sekarang, ditempatkan di Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno-Hatta. Tahun 2007 penulis mendapat beasiswa dari Badan
Karantina Pertanian pada Program Magíster Sains Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.

Penulis menikah dengan Slamet Ryadi Silaban pada tahun 2008

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Dwi Putra Setiawan, M.Sc

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN
KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts.,
(COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG
LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA,
BEKASI, SERANG, DAN CILEGON

MORISA PURBA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI


Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : ”Pemantauan dan
Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma granarium Everts.,
(Coleoptera: Dermestidae) dan Hama Gudang Lainnya di Wilayah DKI
Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon” adalah benar merupakan hasil karya saya
sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Pebruari 2009

Morisa Purba
A451064044

RINGKASAN
MORISA PURBA. Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang
Khapra, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) dan Hama
Gudang Lainnya di Wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon. Dibimbing
oleh: UTOMO KARTOSUWONDO dan IDHAM SAKTI HARAHAP.
Trogoderma granarium Everts. merupakan hama gudang penting yang
dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang tinggi. Hama ini juga merupakan
salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang pada saat ini
digolongkan dalam status OPTK A2 di pulau Jawa. Pemantauan ini bertujuan
untuk memantau, mempelajari, dan menelusuri keberadaan T. granarium di
wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon, serta mengkaji status keberadaan
T. granarium sebagai serangga hama yang digolongkan pada OPTK A2.
Pemantauan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di
gudang penyimpanan beras dan pakan ternak yaitu: gudang beras Bulog, gudang
swasta, gudang perorangan pasar induk Cipinang untuk mendapatkan data primer,
sedangkan data sekunder diperoleh dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung
Priok. Metode penelitian menggunakan pengambilan contoh langsung dengan
alat spear sampler (colokan), pengambilan contoh dengan perangkap
menggunakan yellow trap, cartoon trap, bait trap.
Hasil dari pemantauan menunjukkan tidak ditemukan hama gudang
T. granarium pada gudang penyimpanan beras dan penyimpanan pakan ternak.
Tidak terdapat perbedaan hasil antara gudang pemerintah, gudang swasta, dan
gudang perorangan, pada gudang tersebut tidak ditemukan T. granarium. Hasil
intersepsi Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok dari Laporan Tahunan
2006-2007 menunjukkan hal yang sama, tidak pernah ditemukan T. granarium
pada pemeriksaan komoditas beras dan pakan ternak impor maupun antar area.
Hama gudang lain yang ditemukan adalah Sitophilus oryzae, Tribolium
castaneum, Cryptolestes ferrugineus, Liposcelis entomophilus, and Oryzaephilus
surinamensis. Semua jenis hama gudang tersebut juga ditemukan pada komoditas
impor dan lokal.

Kata kunci :

Trogoderma granarium, pemantauan, hama gudang, gudang
penyimpanan,

ABSTRACT

MORISA PURBA. Monitoring and Assessment of The Presence of Khapra
Beetle, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) and Other
Stored-Product Pests in Jakarta, Bekasi, Serang, and Cilegon. Advisors:
UTOMO KARTOSUWONDO and IDHAM SAKTI HARAHAP.
Trogoderma granarium Everts. is the most important stored-product pest
which could cause high economic losses. This pest is also one of the quarantine
pest, labelled as A2, only found in Java Island. This monitoring was conducted to
detect the presence of T. granarium in Jakarta, Bekasi, Serang, Cilegon and to
review secondary data obtained from Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung
Priok. Survey was carried out in warehouses owned by government (Bulog),
private company, and personal bussinessman from August to December 2008. The
results revealled that none of those warehouses were infested by T. granarium.
The same result was also obtained from secondary data (2006 and 2007). The
other stored-prodoct pests found were Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum,
Cryptolestes ferrugineus, Liposcelis entomophilus, and Oryzaephilus
surinamensis. Those stored-product pests were found both in local or imported
commodities stored in the surveyed warehouses.

Key word: Trogoderma granarium, monitoring, warehouse, stored-product pest

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN
KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts.,
(COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG
LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA,
BEKASI, SERANG, DAN CILEGON

MORISA PURBA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Entomologi/Fitopatologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

: Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra,
Trogoderma
granarium
Everts.,
(Coleoptera:
Dermestidae) dan Hama Gudang Lain di Wilayah DKI
Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon
: Morisa Purba
: A451064044
: Entomologi/Fitopatologi

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, MS
Ketua

Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, MSi
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Entomologi-Fitopatologi

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, MSc.PProf. Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Ujian :

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma
granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) di Wilayah Jakarta, Bekasi, Serang,
dan Cilegon yang bertujuan untuk memantau, mengkaji, dan menelusuri
keberadaan kumbang Khapra (T. granarium) di wilayah Jakarta, Bekasi, Serang,
dan Cilegon apakah masih berstatus OPTK A2 atau sudah berubah status.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, MS selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, MS selaku Anggota Komisi
Pembimbing atas segala bimbingan dan arahan selama penelitian sampai
penulisan tesis. Terima kasih disampaikan pula untuk Ketua Program Studi
Entomologi/Fitopatologi serta staf pengajar Sekolah Pasca Sarjana IPB yang telah
memberikan ilmu selama penulis mengikuti pendidikan sehingga dapat dijadikan
sebagai bekal penulisan tesis. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Badan Karantina Pertanian yang telah memberikan beasiswa Program Khusus
Karantina pada Sekolah Pascasarjana IPB, gudang beras Bulog Divre DKI
Jakarta, pedagang beras pasar Cipinang, gudang perusahaan swasta, Balai Besar
Karantina Pertanian Tanjung Priok, dan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Cilegon. Selain itu terima kasih kepada teman-teman satu angkatan (2007-2008)
atas bantuan dan dukungannya.
Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada ibu
dan (alm) bapak tercinta, suami, dan adik-adik atas cinta, doa dan dukungannya
kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membutuhkannya.

Bogor, Pebruari 2009

Morisa Purba

RIWAYAT HIDUP
Morisa Purba dilahirkan di Padang Sidempuan pada tanggal 23 Pebruari
1975, sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Ir. Ronly
Purba (alm) dan Ibu Dra. Lasmaida Simanungkalit.
Penulis menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada SMA Negeri 5
Medan pada tahun 1993. Pada tahun 1994, penulis melanjutkan pendidikan pada
Fakultas Pertanian, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Universitas
Sumatera Utara (USU) Medan, dan berhasil meraih gelar Sarjana Pertanian pada
tahun 2000.
Penulis diterima sebagai pegawai negeri sipil pada Badan Karantina
Pertanian tahun 2003 sampai sekarang, ditempatkan di Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno-Hatta. Tahun 2007 penulis mendapat beasiswa dari Badan
Karantina Pertanian pada Program Magíster Sains Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menikah dengan Slamet Ryadi Silaban pada tahun 2008

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Dwi Putra Setiawan, M.Sc

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

Latar Belakang ...........................................................................................

1

Tujuan Penelitian .......................................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

5

Kumbang Khapra ......................................................................................

5

Biologi dan Morfologi Kumbang Khapra ..................................................

7

Telur .....................................................................................................

7

Larva ....................................................................................................

7

Pupa......................................................................................................

8

Imago....................................................................................................

9

Cara Hidup Kumbang Khapra....................................................................

9

Komoditas Yang Diserang ......................................................................... 10
BAHAN DAN METODE ................................................................................ 11
Waktu dan Tempat ..................................................................................... 11
Metode Penelitian....................................................................................... 11
Pengambilan Contoh ............................................................................ 11
Pengambilan Contoh Langsung .................................................. 11
Spear sampler atau probe (colokan) ..................................... 11
Pengambilan Contoh Dengan Perangkap....................................
Yellow trap ............................................................................
Cartoon trap..........................................................................
Bait trap ................................................................................

12
12
13
14

Pembagian Jenis Komoditas ................................................................ 14
Lokasi Pemantauan .............................................................................. 15

Identifikasi Serangga............................................................................ 16
Parameter Pengamatan ......................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 17
Gudang Beras Bulog .................................................................................. 17
Gudang Beras Perorangan Cipinang .......................................................... 20
Gudang Beras Swasta................................................................................. 22
Gudang Pakan Ternak ................................................................................ 24
Pelabuhan Tanjung Priok ........................................................................... 26
Pelabuhan Cilegon...................................................................................... 28
Analisis Karakteristik Gudang ................................................................... 29
Karakteristik Gudang Menurut Jenis Komoditas................................. 29
Karakteristik Gudang Menurut Status Kepemilikan ............................ 31
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 33
Kesimpulan ................................................................................................ 33
Saran........................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34
LAMPIRAN..................................................................................................... 37

DAFTAR GAMBAR
No.

Halaman

1. Larva instar terakhir Trogoderma granarium .....................................

7

2. Siklus hidup Trogoderma granarium ..................................................

8

3. Imago Trogoderma granarium ............................................................

9

4. Contoh beras yang diambil langsung dengan menggunakan colokan .

12

5. Yellow trap yang digunakan di gudang penyimpanan .........................

13

6. Cartoon trap yang digunakan di gudang penyimpanan.......................

13

7. Bait trap yang digunakan di gudang penyimpanan..............................

14

8. Jenis hama gudang yang ditemukan pada bulan Oktober sampai
Desember 2008 pada gudang Bulog ....................................................

18

9. Imago Liposcelis entomophilus...........................................................

19

10. Imago gudang Cryptolestes ferrugineus .............................................

21

11. Imago Tribolium castaneum ...............................................................

23

12. Imago Oryzaephilus surinamensis .......................................................

25

13. Imago Sitophilus oryzae ......................................................................

25

14. Imago Alphitobius diaperinus .............................................................

26

DAFTAR TABEL
No.

Halaman

1. Penyebaran kumbang khapra, Trogoderma granarium, di benua
Eropa, Asia, dan Afrika........................................................................

6

2. Hasil pemantauan di gudang beras Bulog divisi regional
DKI Jakarta ..........................................................................................

17

3. Hasil pemantauan di gudang beras perorangan
pasar induk Cipinang............................................................................

21

4. Hasil pemantauan di gudang beras swasta ...........................................

23

5. Hasil pemantauan di gudang pakan ternak swasta...............................

24

6. Rekapitulasi data impor beras dan hasil intersepsi tahun 2007............

26

7. Rekapitulasi data impor soybean meal (pakan ternak)
dan hasil intersepsi tahun 2007 ...........................................................

27

9. Hasil pemantauan di gudang pengumpulan pakan ternak
Cilegon .................................................................................................

28

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Halaman

1. Hasil pemantauan gudang beras Bulog divre DKI Jakarta ..................

37

2a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Priok. ...................................

38

2b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Priok. ...................................

39

3a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Mas ......................................

40

3b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Mas. .....................................

41

4a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Perak....................................

42

4b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Perak....................................

43

5a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Belawan. ..............................

44

5b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Belawan. ..............................

45

6a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Makassar..............................

46

6b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan
Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Makassar..............................

47

7. Kuisioner ..............................................................................................

48

8. Hasil Kuisioner ....................................................................................

50

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebijakan penyimpanan suatu komoditas tertentu di gudang mempunyai
beberapa tujuan diantaranya untuk cadangan/stok

nasional jika terjadi

musibah/bencana seperti gempa bumi dan banjir baik yang terjadi secara lokal
maupun nasional dan sebagai penstabil harga di pasar (Dadang 2006). Kegiatan
penyimpanan, menurut Sidik (1997), paling banyak mengakibatkan kerusakan
yang nyata pada beberapa komoditas simpanan. Menurut data yang disajikan oleh
Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 1977 kehilangan hasil yang
diakibatkan oleh adanya infestasi hama gudang pada biji-bijian dan sereal lainnya
mencapai 9,6% di tempat penyimpanan, bahkan infestasi tersebut dapat mencapai
20,2% selama penyimpanan di gudang.
Secara prinsip terdapat tiga faktor yang mempengaruhi komoditas yang
disimpan, yaitu keadaan komoditas/bahan simpan, kondisi gudang (lantai,
dinding, atap, dan peralatan), dan lingkungan (fisik dan biologi) baik lingkungan
di dalam gudang maupun di sekitar gudang yang mempengaruhi laju kerusakan
komoditas yang disimpan (Dadang 2006). Untuk mengatasi kehilangan hasil
menurut Champ (1992 dalam Sidik 2000) perlu dilakukan sistem pengendalian
hama gudang terpadu (PHGT) yaitu dengan memadukan unsur pertimbangan
biaya yang efisien, aman, dan tidak menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan. Upaya untuk menekan kehilangan hasil tersebut dapat dilakukan
dengan melakukan pemantauan terhadap serangga gudang yang berpotensi
menjadi hama pasca panen pada gudang-gudang penyimpanan. Metode yang
digunakan

berdasarkan pemantauan komoditas dan pemantauan hama secara

tersistem, pengendalian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomi, dan
tidak berdampak negatif pada lingkungan melalui model perkiraan dan sistem
evaluasi yang terus menerus. Pemantauan merupakan salah satu kegiatan yang
baik untuk mencegah terjadinya infestasi dan serangan hama di gudang pada suatu
waktu tertentu, sehingga dapat diperkirakan terjadinya suatu kerusakan yang akan
timbul. Upaya pemantauan tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak diikuti

dengan pengetahuan tentang keberadaan dan penyebaran serangga hama di
gudang penyimpanan (Mc Farlane 1989 dalam Sidik 2000).
Berbagai jenis serangga telah dilaporkan dapat menginfestasi dan tersebar
pada komoditas yang disimpan di gudang. Serangga-serangga hama tersebut
biasanya ditemukan di gudang penyimpanan biji-bijian atau kacang-kacangan,
misalnya kumbang Lasioderma serricorne, Stegobium paniceum, Araerus
fasculatus, Rhyzopertha dominica, Sitophilus oryzae, Sitophilus zeamays,
Tribolium

castaneum,

Corcyra

cephalonica,

dan

Ephestia

cautellla

(Surahmat et al. 2006).
Salah satu hama gudang yang pernah dilaporkan sering ditemukan dan
menyebabkan kerusakan pada biji-bijian dan serelia lainnya adalah kumbang
Khapra, Trogoderma granarium, (Coleoptera: Dermestidae). Selain menyerang
serealia, serangga ini juga dapat menginfestasi rempah-rempah dan beras
(Surahmat et al. 2006). Kumbang Khapra saat ini dilaporkan telah tersebar di
beberapa negara Asia, termasuk Asia Tenggara, negara-negara Afrika, Australia
dan USA (Morales & Rejesus 2001). Kumbang ini dilaporkan oleh Lowe et al.
(2000) merupakan satu dari seratus serangga hama gudang yang paling merusak
di dunia. Kumbang T. granarium dapat terbawa pada saat pengiriman komoditas
yang terinfestasi, peralatan yang digunakan, dan melalui alat angkut (Banks
1994).
Di Indonesia T. granarium pertama kali ditemukan pada tahun 1970 dalam
gudang beras impor yang berasal dari Amerika dan telah beberapa bulan lamanya
disimpan di dalam gudang pelabuhan Semarang.

Kerusakan yang yang

diakibatkannya cukup besar, sebagian dari beras impor dari Amerika tersebut
menjadi tepung.

Pada bulan Agustus 1972 seorang ahli hama gudang FAO

menemukan T. granarium pada toko pakan ternak di daerah Jatinegara, kemudian
pada tahun yang sama petugas karantina tumbuhan Tanjung Priok kembali
menemukan hama gudang ini, ketika melakukan pemeriksaan komoditas beras di
dalam kapal, sehingga dilakukan penahanan untuk fumigasi di dalam kapal (Dano
1977). Selanjutnya hama gudang T. granarium ini berturut-turut ditemukan
serangannya pada beras yang diimpor dari Vietnam, India, dan Pakistan.
Pengendalian secara intensif telah dilakukan oleh petugas karantina tumbuhan dan

pemerintah

daerah

T. granarium.

setempat

untuk

mengeradikasi

hama

gudang

Pada tahun 1991 Balai Karantina Pertanian Jakarta kembali

melakukan pemantauan yang dilakukan secara bersamaan di beberapa daerah
yang pernah terinfestasi hama gudang ini. Pada pemantauan ini menunjukkan
bahwa T. granarium masih ditemukan di wilayah Jakarta dan Tangerang pada
komoditas beras dan pakan ternak (SKTSH

1991).

Kemudian tahun 2001

Stasiun Karantina Kelas I Soekarno-Hatta melakukan pemantauan di wilayah
Jakarta dan Tangerang, dengan hasil yang berbeda, yakni tidak ditemukan hama
gudang T. granarium (SKTSH 2001).
Tahun 2006 Menteri Pertanian Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No.38/Kpts/HK.060/1/2006 yang menyatakan
bahwa T. granarium ditetapkan sebagai Organisame Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) kategori A2 di wilayah Jawa (Deptan 2006). Perlu diketahui
bahwa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dibagi atas dua kategori
yaitu : (1) OPTK A1, adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang
belum ada di wilayah Negara Republik Indonesia, yang dicegah pemasukannya ke
dalam wilayah Negara Republik Indonesia ; (2) OPTK A2, adalah Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina yang keberadaannya sudah ada di beberapa
area di wilayah Negara Republik Indonesia, yang penyebarannya dicegah ke area
lainnya di wilayah Negara Republik Indonesia, dapat dibebaskan dari media
pembawanya dengan perlakuan (Deptan 2002). Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan untuk kumbang Khapra adalah dengan menggunakan feromon. Cara ini
juga bermanfaat dalam memantau keberadaan serangga tersebut (Plarre dan
Vanderwel

1999).

Selain itu, insektisida dari jenis piretroit sintetik dapat

digunakan untuk mengendalikan hama ini sehingga tidak berkembang biak.
Selanjutnya dikemukakan oleh Rejesus (2001) bahwa saat ini fosfin dan methyl
bromide banyak digunakan sebagai fumigan untuk pengendalian hama kumbang
khapra.
Namun untuk mengantisipasi terjadinya infestasi dan penyebaran serangga
hama ini secara meluas di wilayah Jakarta atau perpindahan ke daeah lain melalui
pengiriman komoditas maka dipandang perlu melakukan suatu kegiatan
pemantauan terhadap keberadaan serangga hama tersebut.

Pemantauan dapat

dilakukan dengan menggunakan metode survei ke beberapa gudang penyimpanan
di wilayah Jakarta. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi
status kumbang khapra di wilayah itu sebelum melakukan tindakan pengendalian
atau tindakan karantina lainnya agar serangga hama tidak meluas ke wilayah lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian untuk
mempelajari keberadaan dan kerusakan yang diakibatkan kumbang khapra serta
hama gudang lainnya di gudang-gudang penyimpanan di wilayah Jakarta. Hasil
pemantauan diharapkan akan menjadi sumber informasi penting dalam melakukan
pemetaan dan penyebaran kumbang khapra. Informasi yang didapatkan dari hasil
penelitian ini akan menjadi dasar untuk upaya tindakan karantina terhadap
serangga hama tersebut.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memantau, mempelajari, dan menelusuri
keberadaan T. granarium dan hama gudang lainnya di wilayah DKI Jakarta,
Bekasi, Serang, dan Cilegon serta mengkaji status keberadaan T. granarium
sebagai serangga hama yang digolongkan pada OPTK A2.

TINJAUAN PUSTAKA

Kumbang Khapra
Kumbang khapra dengan nama spesies Trogoderma granarium Everts
mempunyai nama sinonim Trogoderma affrum Priesner, termasuk dalam ordo
Coleoptera, famili Dermestidae (Hinton 1975).
Kumbang khapra pertama kali dilaporkan keberadaannya di India namun
saat ini telah ditemukan juga di beberapa negara di Asia, Australia, Eropa dan
Amerika (Rejesus & Rejesus 2001). Di Amerika Serikat kumbang ini pertama kali
ditemukan tahun 1953 di negara bagian California. Diperkirakan kumbang ini
masuk ke California awal tahun 1946 pada gudang penyimpanan di Fresno,
California (Beal 1956). Kumbang ini sebelumnya telah menyebar di Arizona,
New Meksiko, Texas dan dilakukan eradikasi pada area yang pernah terinfestasi,
namun pada tahun 1968 kumbang ini kembali di temukan di New Jersey, dan
terulang kembali pada tahun 1980. Akhirnya dilakukan pengisolasian terhadap
kumbang ini dari tahun 1980–1983 di California, Maryland, Michigan, New
Jersey dan Texas (Anonim 2006). Menurut USDA-APHIS diperkirakan 67%
iklim Amerika Serikat sesuai untuk perkembangan T.granarium (Rench &
Venette 2005). Pada bulan Oktober 1970 ditemukan di Indonesia dalam beras
impor yang disimpan dalam gudang selama beberapa bulan di Semarang, dan
mengalami kerusakan berat dan telah menjadi tepung (Dano 1977).
Secara alami kemampuan memencar kumbang ini hanya dalam jarak
pendek dan terbatas karena imagonya tidak dapat terbang (Lindgren et al. 1995).
Menurut Pruthi dan Singh (1950) imago dan larva hama ini tersebar dengan
bantuan angin dan dapat meluas dengan bantuan material yang terinfestasi serta
alat transportasi. Larva dan imago menyenangi retakan atau celah material untuk
tempat persembunyiannya, pembungkus material, dinding gudang, dan alat
transportasi.
EPPO (1997) memberikan daftar benua dan negara–negara yang telah
ditemukan kumbang khapra (Tabel 1).

Penemuan dapat berupa hasil intersepsi yaitu deteksi berdasarkan
pemeriksaan dan pengujian terhadap barang impor,

penemuan dapat berupa

imago, larva, exuvia, ataupun penemuan gejala serangan kumbang khapra.

Tabel 1 Penyebaran kumbang Khapra, Trogoderma granarium, di benua Eropa,
Asia, dan Afrika
No.
1.

2.

3.

Benua
Eropa dan
Mediteranean

Asia

Afrika

Nama negara
Austria, Ciprus,
Yunani, Jerman
Israel, Lebanon,
Libya, Maroko,
Spayol, Swiss,
Siria, Tunisia,
Turki, Inggris
Belgia, Denmark,
Irlandia,
Luxembourg,
Belanda, Rusia
Hungaria dan Italia
Afganistan,
Bangladesh, India,
Indonesia
Irak, Iran, Israel,
Japan
Aljajair, Burkina,
Faso, Yunani,
Kenya
Libya, Mali,
Maritania, Maroko,
Nigeria
Sinegal, SierraLeone (hanya
intersepsi),
Somalia, Afrika
Selatan
Sudan, Tanzania,
Tunisia, Zambia,
Zimbabwe

Keterangan
Ditemukan setelah dilakukan
perlindungan lingkungan, dan
tidak lagi menetap

Tidak ditemukan lagi

Hanya intersepsi
Ditemukan tapi tidak menetap

Menyebar di beberapa daerah
Ditemukan tetapi tidak
menetap
Terutama dibagian utara

Hanya intersepsi

Ditemukan tetapi tidak
menetap
Ditemukan tetapi tidak
menetap

Biologi dan Morfologi Kumbang Khapra

Telur
Telur berbentuk silindris dengan satu pusat yang melingkar berwarna putih
susu, kemudian berubah menjadi kuning pucat, dan berukuran panjang 0.7 mm
dan lebar 0.25 mm, bentuk silindris (Lindgren et al. 1955). Menurut Partida dan
Strong (1975) telur serangga tersebut berukuran panjang 0.2 mm. Telur memiliki
sedikit rambut dan akan berubah warna dari warna kemerahan atau kuning
kecoklatan pada saat telur semakin matang.

Larva
Larva instar pertama berwarna kuning kecoklatan, dan berubah menjadi
kemerahan pada instar berikutnya dan berukuran panjang 6 mm pada larva instar
terakhir. Tubuh larva ditutupi rambut rambut yang panjang pada ruas abdomen,
sedangkan bagian posterior, rambut-rambutnya menyerupai ekor (Beal 1956).

Gambar 1 Larva instar terakhir Trogoderma granarium

Larva yang masih muda tidak dapat memakan biji-bijian yang utuh dan
tergantung pada kerusakan biji-bijian atau produk makanan yang terbuat dari bijibijian. Pada biji-bijian yang rusak selalu ditemukan larva muda. Larva dewasa
dapat memakan biji-bijian yang utuh.

Ketersediaan dan jumlah makanan

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, tetapi larva dapat bertahan hidup tanpa
makan pada periode yang lama (sekitar 13 bulan).

Fase dormansi larva lebih kurang 3 minggu dan diikuti periode makan yang
teratur. Proses tersebut memberikan hasil produksi sekitar 41% dari produksi
telur yang normal.

Proses kelaparan tidak mempengaruhi lama proses

pembentukan pupa dari larva dorman (Beal 1956).

Pupa
Setelah selesai ecdysis, larva berganti kulit, tetapi pupa tetap tinggal dalam
kulit yang tersisa selama hidupnya. Pupa memiliki tipe exarate. Calon imago
jantan lebih kecil dari pada calon imago betina. Rata-rata calon imago jantan dan
betina berturut-turut panjangnya berturut-turut 3.5 mm dan 5 mm (Hinton 1945).

Larva umumnya
ditemukan pada
material

Telur tersebar pada
permukaan dan celahcelah material selama
3-14 hari

Stadia pupa 2-5
hari

Imago kawin setelah
berumur 5 hari
Imago betina dapat
menghasilkan 66-500
butir telur

Gambar 2 Siklus hidup Trogoderma granarium

Imago
Tubuh imago T.granarium dewasa berbentuk oval memanjang, berukuran
1.6–3.0 mm, lebar 0.9–1.7 mm. Imago jantan berwarna coklat sampai kehitaman
dengan bercak-bercak coklat kemerahan pada elitra. Imago betina lebih besar dan
ramping dan warnanya lebih terang. Kepala yang relatif kecil, memiliki antena
yang pendek yang terdiri dari 11 ruas. Pada ruas ketiga sampai kelima dari antena
berbentuk seperti gada dan bagian permukaan bagian atasnya ditutupi oleh rambut
dan kelihatan mengkilat (Hinton 1945). Imago memiliki waktu hidup yang
singkat, apabila imago betina kawin hanya hidup 4-7 hari, sedangkan bila tidak
melakukan perkawinan 20-30 hari. Imago jantan dapat hidup 7–12 hari. Imago
tidak dapat terbang dan memiliki tungkai yang pendek. Perkawinan terjadi setelah
serangga berumur 5 hari.

Kumbang ini dapat menghasilkan telur dengan

sempurna pada perkawinan pertama. Pada perkawinan pertama imago betina
menghasilkan telur sekitar 66 butir, sedangkan pada perkawinan kedua imago
dapat mencapai lebih dari 500 butir telur. Apabila terjadi penundaan perkawinan
selama 15-20 hari maka kemampuan menghasilkan telur serangga ini akan
menurun sebesar 25% (Hinton 1945).

Gambar 3 Imago Trogiderma granarium

Cara Hidup Kumbang Khapra
Siklus hidup dari kumbang khapra mulai dari telur sampai serangga dewasa
rata-rata 7 bulan pada suhu 21oC. Suhu untuk pertumbuhan normal serangga ini
berkisar antara 21oC-40oC. Lama hidup imago berkisar antara 39 – 45 hari pada
suhu 30oC dengan kelembaban 75%. Pada suhu optimum yakni suhu 35oC, siklus

hidupnya dapat mencapai 26 hari. Kumbang khapra dapat bertahan hidup pada
kondisi lingkungan yang ekstrim, baik pada kondisi suhu yang rendah ataupun
pada suhu yang sangat tinggi. Namun pada saat fase larva dengan suhu di bawah
25oC larva akan bergerombol, dan berdiapause selama 6 tahun (Burges 1962).
Larva dapat bertahan pada suhu –8oC dalam kondisi tidak aktif. Pertumbuhan
dapat terjadi pada kelembaban 2%. Pada kelembaban relatif yang tinggi dapat
menjadi faktor pembatas kumbang khapra untuk dapat bertahan hidup, sehingga
keadaan yang lembab mengakibatkan kompetisi antar spesies tidak dapat berjalan
dengan baik (Burges 1962).

Komoditas Yang Diserang
Kumbang khapra menginfestasi hampir seluruh hasil tanaman kering,
bahan yang berasal dari hewan, tetapi lebih menyukai biji-bijian seperti gandum,
barley, oats, jagung, rye, dan produk olahan seperti tepung, malt, dan mie.
Kumbang ini dapat memakan bahan produk dengan kadar air 2% (Hinton 1945),
dan juga dapat berkembang pada material hewan seperti tikus mati, darah kering,
dan serangga kering (Kalshoven 1981).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Pemantauan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di
gudang penyimpanan beras dan pakan ternak yaitu : gudang beras Bulog, gudang
swasta, gudang perorangan pasar induk Cipinang, dan gudang penampungan
pakan ternak Cilegon. Wilayah pemantauan keberadaan kumbang khapra adalah
wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon untuk mendapatkan data
primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari Balai Besar Karantina Pertanian
Tanjung Priok.

Metode Penelitian

Pengambilan Contoh
Pemantauan menggunakan dua cara yaitu : pengambilan contoh langsung
dengan menggunakan spear sampler atau probe (colokan) dan perangkap dengan
menggunakan yellow trap, cartoon trap, bait trap.

Pengambilan Contoh Langsung
Spear sampler atau probe (colokan). Spear sampler digunakan untuk
pengambilan contoh secara langsung pada penyimpanan yang menggunakan
karung. Penggunaan dengan alat ini merupakan cara praktis untuk memantau
populasi serangga hama, selain itu sekaligus dapat digunakan untuk memantau
kualitas komoditas yang disimpan. Setiap staple (tumpukan karung) yang
ditetapkan menjadi contoh, dilakukan tiga kali pengambilan contoh dengan
colokan yaitu : bagian dasar, bagian tengah, bagian atas, setiap contoh komoditas
diambil sebanyak 500 gram (Gambar 4).

Gambar 4

Contoh beras yang diambil dengan menggunakan colokan

Jumlah pengambilan contoh disesuaikan dengan jumlah dan bentuk karung
dalam gudang penyimpanan (Sidik 1991)

Jumlah karung contoh per tumpukan
Jumlah karung

Jumlah contoh

7 – 270

5

271 – 630

10

631 – 1140

15

1141 – 1800

20

1801 – 2610

25

 2611

30

Pengambilan Contoh Dengan Perangkap
Yellow trap. Yellow trap adalah perangkap yang terbuat dari kertas
atau plastik kuning dengan ukuran 8cmx15cm, permukaannya dilapisi Vaseline.
Perangkap digantungkan di gudang penyimpanan setinggi 2m (Gambar 5). Yellow
trap digantungkan pada lorong tumpukan karung, setiap lorong dibuat tiga
perangkap. Jumlah perangkap disetiap gudang tidak sama, karena setiap gudang
memiliki jumlah lorong yang berbeda. Yellow trap dipasang setiap tiga hari, pada
hari yang ketiga perangkap lama diganti dengan perangkap yang baru, karena
vaseline sudah tidak merekat lagi pada hari yang ketiga. Tujuan dari perangkap

ini agar hama gudang yang terbang menabrak yellow trap dan melekat, tujuannya
untuk memerangkap serangga hama yang bisa terbang.

Gambar 5 Yellow trap yang digunakan di gudang penyimpanan

Cartoon trap. Cartoon trap adalah perangkap yang terbuat dari karton
bergelombang dengan ukuran 5cm x 15cm. Karton diletakkan diantara dua
karung.

Tujuan dari penggunaan perangkap ini untuk menampung

ngengat

hingga berpupa pada celah-celah karton (Gambar 6). Jumlah cartoon trap yang
digunakan tergantung jumlah karung di setiap gudang. Setiap baris vertial karung
pada tumpukan stapel diletakan tiga cartoon trap, sedangkan baris horizontal
lima cartoon trap.

Perangkap lama diganti pada hari yang ketiga dengan

perangkap yang baru.

Gambar 6 Cartoon trap yang digunakan di gudang penyimpanan

Bait trap. Bait trap adalah perangkap umpan terbuat dari kantung
nilon berlubang-lubang yang diisi dengan beras pecah kulit sehingga akan
menarik kedatangan serangga hama pada kantung-kantung yang diletakkan pada
celah-celah di antara karung dalam suatu tumpukan. Keuntungan perangkap ini
dapat diletakkan pada beberapa tempat selama 3 hari, mudah dalam pengambilan
serangga yang terperangkap (Gambar 7).

Jumlah bait trap yang digunakan

tergantung jumlah karung di setiap gudang. Setiap baris vertial karung pada
tumpukan stapel diletakan tiga bait trap, sedangkan baris horizontal lima bait
trap. Perangkap lama diganti pada hari yang ketiga dengan perangkap yang baru.

Gambar 7 Bait trap yang digunakan di gudang penyimpanan

Pembagian Jenis Komoditas
Komoditas yang diamati adalah komoditas yang umumnya diserang

oleh

T. granarium, yaitu: beras dan pakan ternak. Kedua komoditas ini merupakan
makanan yang sangat disenangi oleh T. granarium. Pada gudang penyimpanan,
sering di temukan T. granarium pada bungkil kacang (Kalshoven 1981). Dano
(1977) menyatakan

kerusakan besar yang diakibatkan hama gudang ini di

Indonesia adalah pada komoditas beras dan pakan ternak.
Pakan ternak yang diamati berupa bahan dasar pakan ternak seperti
bungkil kacang kedelei, bungkil jagung, biasanya masih dalam bentuk curah, dan
pakan ternak yang sudah berupa konsentrat.

Lokasi Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan pada gudang pemerintah, swasta, perorangan dan
gudang penampungan di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon.
a. Gudang pemerintah (DKI Jakarta), yaitu :
GBB II

:

Gudang Beras Bulog II

GBB III

:

Gudang Beras Bulog III

GBB IV

:

Gudang Beras Bulog IV

GBB V

:

Gudang Beras Bulog V

GBB VI

:

Gudang Beras Bulog VI

GBB VII

:

Gudang Beras Bulog VII

GBB XII

:

Gudang Beras Bulog XII

GBB XIII

:

Gudang Beras Bulog XIII

GBB XIV

:

Gudang Beras Bulog XIV

GBB XV

:

Gudang Beras Bulog XV

b. Gudang swasta (Bekasi dan Serang, ), yaitu :
GS I

:

Gudang Swasta I

GS II

:

Gudang Swasta II

GS III

:

Gudang Swasta III

GS IV

:

Gudang Swasta IV

GS V

:

Gudang Swasta V

c. Gudang perorangan (DKI Jakarta), yaitu :
GPC I

:

Gudang Perorangan Cipinang I

GPC II

:

Gudang Perorangan Cipinang II

GPC III

:

Gudang Perorangan Cipinang III

GPC IV

:

Gudang Perorangan Cipinang IV

GPC V

:

Gudang Perorangan Cipinang V

Data sekunder diperoleh dari data intersepsi laporan tahunan 2006 dan 2007
dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, data sekunder di luar DKI
Jakarta yang mendukung dapat dilihat pada Lampiran 3,4,5, dan 6.

Identifikasi Serangga
Serangga yang diperoleh dengan cara pengambilan contoh langsung dan
cara pengambilan contoh dengan perangkap, dihitung jumlahnya. Serangga
dibawa ke laboratorium untuk identifikasi dengan bantuan mikroskop dan buku
identifikasi Banks 1994.

Parameter Pengamatan
Pengamatan hama gudang dilakukan dengan menghitung padat populasi
T. granarium yang ditemukan pada masing-masing contoh, dan menghitung padat
populasi hama gudang lainnya yang ditemukan pada masing-masing contoh.
Selain itu dilakukan pengamatan terhadap sistem manajemen gudang seperti:
jalur masuk pada komoditas ke gudang, lama penyimpanan, asal bahan simpan,
sanitasi gudang, dan upaya pengendalian hama gudang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gudang Beras Bulog
Selama pemantauan di gudang beras Bulog Divisi Regional DKI Jakarta
tidak ditemukan hama gudang sasaran T. granarium. Hama gudang ini biasanya
ditemukan pada permukaan karung dalam bentuk larva, atau pada gudang dengan
cahaya yang kurang baik. Keberadaan hama ini juga dapat dilakukan dengan
melihat gejala serangan pada komoditas yang diperiksa, dapat berupa exuvia yang
tertinggal pada komoditas bahan simpan, namun selama pemantauan di gudang
beras bulog tanda-tanda tersebut tidak dapat ditemukan. Hama gudang lain yang
ditemukan hanya hama gudang yang umum (Tabel 2)

Tabel 2

Hasil pemantauan di gudang beras Bulog divisi regional DKI
Jakarta

No

Serangga yang ditemukan

Asal komoditas

1
2
3
4

Sitophilus oryzae
Liposcelis entomophilus
Tribolium castaneum
Cryptolestes ferrugineus

Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan

Suhu
(oC)
34 – 37
30 – 33
35 – 37
35 – 37

Kadar air
(%)
12 – 13
12 – 13
12 – 13
12 – 13

Suhu gudang penyimpanan Bulog berkisar 32-37 oC, suhu ini masih
mendekati kisaran suhu efektif

yaitu 25-35 oC, yaitu berada pada zona

suboptimum untuk hama gudang kosmopolit seperti Sitophilus oryzae
(Coleoptera: Curculionidae), Liposcelis entomphilus (Psocoptera: Liposcelidae),
Tribolium castaneum (Coleoptera: Tenebrionidae) , Cryptolestes

ferrugineus

(Coleoptera: Cucujidae). Suhu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
biologi serangga termasuk hama gudang, semakin tinggi suhu, pertumbuhan
populasi hama gudang semakin cepat (Harahap 2006).

Selama pemantauan bulan Oktober sampai Desember 2008. Hama gudang
L. entomophilus sangat tinggi populasinya pada bulan Desember, sedangkan pada
bulan Oktober populasinya paling rendah (Gambar 8) Hal ini disebabkan pada
bulan Desember curah hujan tinggi dan suhu berkisar antara

30-33 oC, keadaan

ini sangat sesuai untuk perkembangan imago L. entomophilus dengan kondisi
optimum 30 oC (Gambar 9)
Jumlah

rata-rata populasi

hama

gudang

yang ditemukan

dengan

menggunakan perangkap pada bulan Oktober adalah C. ferrugineus sejumlah 125
ekor, selanjutnya T. castaneum sejumlah 120 ekor, S. oryzae sejumlah 90 ekor,
dan paling sedikit adalah L. entomophilus sejumlah 20 ekor.
Nopember jumlah populasi C. ferrugineus

Pada bulan

sejumlah 90 ekor, T. castaneum

sejumlah 83 ekor, S. oryzae sejumlah 56 ekor, dan L. entomophilus 42 ekor.
Bulan Desember L. entomophilus sejumlah 362 ekor, C. ferrugineus sejumlah 42

400
350
300
250
200
150
100
50
0

Oktober
Nopember

Tribolium
castaneum

Sitophilus
oryzae

Cryptolestes
ferrugineus

Desember

Liposcelis
entomophilus

Populasi hama gu