Analisis kinerja layanan internet pada jaringan Institut Pertanian Bogor

ANALISIS KINERJA LAYANAN INTERNET PADA
JARINGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FERDIAN ARI KURNIAWAN

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

ANALISIS KINERJA LAYANAN INTERNET PADA
JARINGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

FERDIAN ARI KURNIAWAN
G64104060


DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Judul : Analisis Kinerja Layanan Internet pada Jaringan Institut Pertanian Bogor
Nama : Ferdian Ari Kurniawan
NIM

: G64104060

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Heru Sukoco, S.Si, M.T.
NIP 132282666


Ir. Sri Wahjuni, M.T.
NIP 132311920

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal Lulus:

ABSTRAK
FERDIAN ARI KURNIAWAN. Analisis Kinerja Layanan Internet pada Jaringan Institut
Pertanian Bogor. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SRI WAHJUNI.
Pada masa awal perkembangannya, Internet hanya mampu menyampaikan informasi
berupa teks statis dalam format Hypertext Markup Language (HTML). Internet kini telah mampu
menyampaikan informasi dalam berbagai format media, seperti teks, gambar, suara, bahkan video.
Perkembangan teknologi nirkabel sebagai media komunikasi data banyak dimanfaatkan untuk
membangun fasilitas access point yang memudahkan pengguna mengakses Internet. Dan pada

akhirnya mengakibatkan semakin banyak pengguna yang mengakses Internet pada saat yang
bersamaan. Penggunaan berbagai format media dan kemudahan akses menggunakan teknologi
nirkabel berdampak pada semakin meningkatnya penggunaan bandwidth. Institut Pertanian Bogor
(IPB) yang semakin intensif menerapkan teknologi nirkabel sebagai sarana peningkatan kualitas
pendidikannya, serta peningkatan penggunaan peralatan mobile di lingkungan IPB untuk
mengakses Internet berdampak pada meningkatnya penggunaan bandwidth yang dimiliki IPB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi penggunaan Internet di lingkungan IPB,
mengukur kinerjanya, serta melakukan analisis kinerja sehingga didapatkan suatu kesimpulan yang
dapat dijadikan bahan rekomendasi bagi IPB untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas
layanan Internetnya.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data trafik Internet IPB yang didapatkan
dari pengukuran aktif maupun pasif. Selanjutnya, data tersebut diolah untuk mendapatkan nilai
dari parameter-parameter kinerja yang digunakan yaitu latency, packet loss ratio, throughput, dan
utilisasi link. Besarnya trafik yang mengalir digunakan untuk menentukan kinerja dari model yang
digunakan yaitu M/M/1/76.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan Internet yang paling sering dinikmati oleh
civitas akademika IPB adalah layanan web dengan persentase banyaknya trafik sebesar 84.64%
dari seluruh protokol jaringan yang diamati. Rata-rata latency yang terjadi adalah 16.831
milisecond (ms) dengan nilai latency terbesar adalah 100.445 ms. Rata-rata packet loss ratio
adalah 20.42% dengan packet loss ratio terbesar adalah 29.96%. Hal ini menunjukkan bahwa telah

terjadi kongesti pada jaringan IPB karena packet loss ratio yang terjadi lebih dari 15%. Pada LAN
side, rata-rata besarnya outgoing throughput adalah 2.792 Mbps dengan rata-rata utilisasi sebesar
17.386%, sedangkan rata-rata besarnya incoming throughput adalah 14.487 Mbps dengan rata-rata
utilisasi sebesar 90.489%. Estimasi yang dilakukan pada WAN side menunjukkan bahwa rata-rata
utilisasi pada outgoing link adalah sebesar 18.545% dan rata-rata utilisasi pada incoming link
adalah sebesar 96.522%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan link Internet IPB sangat tinggi.
Oleh karena itu, perlu adanya manajemen penggunaan bandwidth yang mengutamakan layananlayanan kritis seperti email, akses terhadap situs yang memberikan informasi mengenai pertanian,
dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar pemanfaatan Internet sebagai media penyampaian informasi
dapat meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi civitas akademika IPB.
Kata kunci: bandwidth, analisis kinerja Internet, latency, packet loss ratio, throughput, utilisasi
link.

RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang dilahirkan di Cilacap pada
tanggal 19 Januari 1987 dari pasangan Imam Teguh Sujono dan Sudyaningsih. Penulis dibesarkan
di kota Cilacap hingga lulus dari SMU Negeri 1 Cilacap pada tahun 2004. Pada tahun yang sama,
penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis
mengambil program studi Ilmu Komputer dari Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur USMI.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan diantaranya adalah

sebagai anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(DPM FMIPA IPB) pada tahun 2005. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah
Algoritma dan Pemrograman tahun ajaran 2006/2007 dan Mata Kuliah Komunikasi Data dan
Jaringan Komputer tahun ajaran 2007/2008. Penulis melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di
PT. Telkom DIVRE II Jakarta pada Divisi Infrastruktur dan Telekomunikasi.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tugas akhir
ini berjudul Analisis Kinerja Layanan Internet pada Jaringan Institut Pertanian Bogor.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mendapatkan banyak sekali dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan rasa terima kasih penulis
sampaikan kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si, M.T dan Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T selaku
pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan bimbingannya selama
penyelesaian tugas akhir ini. Penulis juga menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih
kepada Bapak Endang Purnama Giri, S.Kom yang telah berkenan menjadi moderator dalam
seminar dan penguji dalam sidang tugas akhir penulis.
Penghargaan dan rasa terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh keluarga, Bapak, Ibu,
dan Adik Yulian atas dukungan moral, doa, dan kasih sayang. Penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada Naili Amalia atas dukungan moral, doa, perhatian, dan keceriaan selama penulis

menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Sengkederz (Arif,
Pandu, dan Syadid), Apemerz (khususnya Uwie, Endang, dan Heni), Mangroverz, Trackerz, dan
teman-teman satu bimbingan (Bayu dan Insanul) atas kebersamaan, dukungan, dan motivasi yang
telah diberikan. Terima kasih kepada Mas Hasan, Mas Manto, Mas Komar, dan Mas Akur atas
bantuan dan dukungannya. Terima kasih kepada Utis Sutisna, Rahmadhani, dan Reza Risky atas
kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar tugas akhir penulis. Tak lupa penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada seluruh teman seperjuangan Ilkomerz 40, 41, dan 42 atas
dukungan dan kebersamaan selama menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komputer.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama
penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga penelitian ini dapat
memberi manfaat.

Bogor, Agustus 2008

Ferdian Ari Kurniawan

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 1
Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................................... 1
Manfaat Penelitian ....................................................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................... 2
Kualitas Layanan (Quality of Service) ......................................................................................... 2
Teori Antrian ............................................................................................................................... 2
Pengukuran Kinerja Jaringan ....................................................................................................... 3
Latency ........................................................................................................................................ 3
Packet Loss Ratio ........................................................................................................................ 3
Throughput .................................................................................................................................. 3
Utilisasi Link ................................................................................................................................ 3
Port Mirroring ............................................................................................................................. 4
Hubbing Out ................................................................................................................................ 4
Pchar ............................................................................................................................................ 4
Wireshark .................................................................................................................................... 5
METODE PENELITIAN .................................................................................................................. 5
Analisis Lingkungan Jaringan IPB .............................................................................................. 5

Pengkarakterisasian Beban Kerja ................................................................................................ 6
Pengamatan dan Pengambilan Data Trafik .................................................................................. 6
Pengolahan Data Trafik ............................................................................................................... 7
Pemodelan Kinerja ...................................................................................................................... 7
Validasi Model Kinerja ............................................................................................................... 7
Analisis Kinerja ........................................................................................................................... 8
Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi .................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................................... 8
Komposisi Protokol Jaringan IPB ............................................................................................... 8
Latency ........................................................................................................................................ 9
Packet Loss Ratio ........................................................................................................................ 9
Throughput ................................................................................................................................ 10
Utilisasi Link .............................................................................................................................. 10
Model Kinerja Link Internet IPB ............................................................................................... 12
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 13
Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
Saran .......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 15


v

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

17
18
19

Skema sistem antrian dengan satu server (sumber: Daigle 2005)................................................ 2
Lingkungan jaringan yang terkoneksi dengan switch (sumber: Sanders 2007). .......................... 4
Implementasi teknik port mirroring (sumber: Sanders 2007). .................................................... 4
Implementasi teknik hubbing out (sumber: Sanders 2007). ........................................................ 4
Metodologi penelitian. ................................................................................................................. 5
Topologi jaringan IPB (sumber: IPB 2008). ................................................................................ 6
Skema validasi pada model kinerja (sumber: Menasce & Almeida 2002). ................................. 7
Grafik komposisi protokol TCP dengan UDP. ............................................................................ 8
Grafik komposisi protokol aplikasi. ............................................................................................ 8
Grafik komposisi protokol aplikasi yang diamati. ....................................................................... 9
Grafik rata-rata latency. ............................................................................................................... 9
Grafik sebaran frekuensi relatif dari latency................................................................................ 9
Grafik persentase Packet Loss Ratio (PLR). .............................................................................. 10
Grafik rata-rata throughput. ....................................................................................................... 10
Grafik rata-rata utilisasi link pada LAN side. ............................................................................ 11
Grafik estimasi rata-rata utilisasi link pada WAN side. ............................................................. 12

Diagram transisi rantai Markov untuk model M/M/1/76. .......................................................... 12
Grafik peluang paket data terdapat pada outgoing system. ........................................................ 13
Grafik peluang paket data terdapat pada incoming system. ....................................................... 13

DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
6

Data tabular sebaran frekuensi relatif dari latency ...................................................................... 9
Hasil penghitungan nilai throughput ......................................................................................... 10
Penghitungan rata-rata utilisasi outgoing link pada LAN side tanggal 1 April 2008................. 11
Hasil penghitungan nilai utilisasi link pada LAN side............................................................... 11
Estimasi penghitungan nilai utilisasi outgoing link pada WAN side tanggal 1 April 2008 ....... 11
Hasil estimasi nilai utilisasi link pada WAN side ...................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8

Data trafik bulan Februari dan Maret 2008 ............................................................................... 16
Contoh data wireshark ............................................................................................................... 17
Contoh data pchar ...................................................................................................................... 18
Hasil parsing data pchar yang menghasilkan nilai rata-rata round-trip time ............................. 19
Hasil parsing data pchar yang menghasilkan nilai Packet Loss Ratio....................................... 20
Data throughput selama 30 hari ................................................................................................. 21
Tabel validasi hasil penghitungan nilai utilisasi link ................................................................. 22
Penurunan persamaan global balance dan local balance pada model M/M/1/76 ..................... 23

vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan Internet yang pesat
berdampak pada meningkatnya penggunaan
bandwidth.
Pada
awal
masa
perkembangannya, Internet adalah sebuah
media penyampaian informasi yang hanya
dapat menyampaikan informasi berupa teks
statis dalam format Hypertext Markup
Language (HTML). Saat ini Internet
mengalami banyak perubahan, berbagai
layanan informasi banyak ditawarkan melalui
Internet. Internet tidak lagi hanya dapat
menyampaikan informasi berupa teks statis,
melainkan dapat menyampaikan informasi
dalam berbagai format, seperti gambar, suara,
bahkan video. Penggunaan berbagai format
tersebut
sebagai
sarana
penyampaian
informasi melalui Internet berdampak pada
semakin meningkatnya penggunaan sumber
daya (bandwidth).
Perkembangan teknologi komunikasi data
turut menyumbang kemudahan akses terhadap
informasi yang terdapat di Internet. Pada
awalnya komunikasi data dilakukan melalui
media kabel. Kini penggunaan media nirkabel
(wireless) sebagai media komunikasi data
semakin meningkat. Media nirkabel ini
banyak dimanfaatkan untuk membangun
fasilitas
access
point
yang
dapat
menghubungkan pengguna ke dunia maya
atau Internet. Hal ini tentu saja akan semakin
memudahkan pengguna untuk mengakses
Internet dimana saja dan kapan saja.
Kemudahan pengaksesan terhadap layanan
yang ada di Internet juga semakin menambah
beban penggunaan bandwidth karena akan
semakin banyak pengguna yang mengakses
layanan yang sama pada saat yang bersamaan.
Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai
institusi pendidikan yang memiliki layanan
Internet bagi civitas akademikanya juga
memanfaatkan teknologi nirkabel sebagai
sarana peningkatan pelayanan pendidikan.
Penerapan teknologi tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan kemudahan akses
layanan Internet bagi civitas akademika IPB.
Peralatan mobile seperti laptop atau personal
device assistant (PDA) dapat digunakan untuk
mengakses layanan Internet menggunakan
teknologi nirkabel. Semakin terjangkaunya
harga peralatan mobile tersebut berdampak
pada semakin meningkatnya penggunaan
peralatan mobile tersebut untuk mengakses
Internet di lingkungan IPB. Hal ini
mengakibatkan
meningkatnya
intensitas

penggunaan layanan Internet di lingkungan
IPB. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penelitian mengenai pola penggunaan layanan
Internet di IPB sehingga IPB dapat menjamin
quality of service (QoS) layanan Internetnya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1 Mengetahui pola penggunaan layanan
Internet di lingkungan jaringan IPB
berdasarkan protokol jaringan.
2 Mengukur kinerja layanan Internet pada
jaringan IPB berdasarkan ukuran kinerja
tertentu.
3 Melakukan analisis kinerja berdasarkan
hasil pengukuran kinerja sehingga dapat
diperoleh suatu kesimpulan yang dapat
dijadikan bahan rekomendasi bagi IPB
untuk menjamin kualitas layanan (QoS)
Internetnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1 Penelitian ini dilakukan pada jaringan
Institut Pertanian Bogor (IPB).
2 Objek penelitian ini adalah router terluar
IPB, link Internet pada sisi dalam (LAN
side) router terluar, dan link Internet pada
sisi luar (WAN side) router terluar yang
terhubung langsung dengan jaringan
Internet PT Telkom sebagai penyedia jasa
layanan Internet.
3 Pengukuran pasif dilakukan di sisi dalam
(LAN side) dari router terluar.
4 Protokol-protokol yang diamati meliputi
protokol Hypertext Transfer Protocol
(HTTP), Secure Socket Layer (SSL), File
Transfer Protocol (FTP), Simple Mail
Transfer Protocol (SMTP), dan Post
Office Protocol (POP).
5 Ukuran kinerja yang digunakan pada
penelitian ini meliputi latency, packet loss
ratio, throughput, dan utilisasi link.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1 Memberikan rekomendasi bagi IPB untuk
menjaga bahkan meningkatkan kualitas
layanan Internetnya.
2 Memberikan
informasi
mengenai
karateristik pengguna dan pemanfaatan
layanan-layanan Internet di IPB.

1

TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Layanan (Quality of Service)
Menurut Marchese (2007) berdasarkan
sudut pandang jaringan, quality of service
(QoS) adalah kemampuan suatu elemen
jaringan, seperti aplikasi jaringan, host, atau
router untuk memiliki tingkatan jaminan
bahwa elemen jaringan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan suatu layanan.
Menurut Hardy (2001) kualitas layanan
jaringan dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu
1 Intrinsic QoS
Intrinsic QoS merupakan kualitas layanan
jaringan yang didapatkan melalui:
 desain teknis
jaringan yang
menentukan karakteristik koneksi yang
melalui jaringan,

satu solusi yang dapat digunakan untuk
menangani masalah yang berkaitan dengan
penggunaan sumber daya dan kualitas layanan
yang dihasilkan.
waiting line

server

arriving customers

departing customers

Gambar 1 Skema sistem antrian dengan satu
server (sumber: Daigle 2005).
Berdasarkan Gambar 1 terdapat beberapa
proses pada sistem antrian, yaitu proses
kedatangan pelanggan (arriving customers),
proses menunggu dalam antrian (waiting line),
proses pelanggan dilayani oleh server
(server), dan proses pelanggan meninggalkan
sistem antrian (departing customers). Sistem
antrian dapat dinotasikan dalam notasi
Kendall sebagai berikut:
A/B/m/k

 kondisi akses jaringan, terminasi, link
antar switch yang menentukan suatu
jaringan akan memiliki kapasitas yang
memadai untuk menangani semua
permintaan pengguna.

a. A merujuk pada distribusi waktu
kedatangan.
Jika
distribusi
waktu
kedatangan berupa M (Markov) maka
waktu
kedatangannya
terdistribusi
Poisson.

Dengan kata lain, intrinsic QoS tersebut
dapat dideskripsikan dengan parameterparameter kinerja suatu jaringan, seperti
latency, throughput, dan lain-lain.

b. B merujuk pada distribusi
pelayanan.
Distribusi
dari
pelayanan dapat berupa:

2 Perceived QoS
Perceived QoS merupakan kualitas
layanan jaringan yang diukur ketika suatu
layanan digunakan. Perceived QoS sangat
tergantung dari kualitas intrinsic QoS dan
pengalaman pengguna menggunakan
layanan yang sejenis, namun perceived
QoS ini diukur dengan nilai mean opinion
score (MOS) dari pengguna.
3 Assessed QoS
Assessed QoS merujuk kepada seberapa
besar keinginan pengguna untuk terus
menikmati suatu layanan tertentu. Hal ini
berdampak pada keinginan pengguna
untuk membayar jasa atas layanan yang
dinikmatinya. Assessed QoS ini sangat
tergantung dari perceived QoS masingmasing pengguna.
Teori Antrian
Menurut Daigle (2005) akhir-akhir ini
teori antrian digunakan secara luas untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
kualitas layanan. Teori antrian adalah salah

waktu
waktu

 M (Markov) menunjukkan waktu
pelayanan terdistribusi eksponensial,
 D (Deterministic) menunjukkan waktu
pelayanan bersifat konstan,
 G (General) menunjukkan distribusi
waktu pelayanan mengikuti beberapa
distribusi secara umum.
c. m menunjukkan banyaknya server pada
sistem.
d. k menunjukkan maksimum banyaknya
pelanggan yang dapat ditangani oleh
sistem.
Besarnya utilisasi pada server dapat
dihitung dengan teorema Little sebagai
berikut:

�=



(1)

dimana,
� adalah utilisasi,
adalah
rata-rata
laju
kedatangan
pelanggan (arrival rate),
adalah rata-rata laju pelayanan tiap
pelanggan (service rate).

2

Pengukuran Kinerja Jaringan
Mengukur
kinerja
jaringan
dilakukan dengan dua cara, yaitu:

dapat

1 Pengukuran aktif (Active Measurement)
Pengukuran aktif dilakukan dengan cara
mengirimkan test traffic pada jaringan.
Pengukuran
ini
mengakibatkan
penambahan trafik pada jaringan dan
berpotensi terjadi distorsi perilaku jaringan
selama
proses
pengukuran
yang
berdampak pada hasil pengukuran
(Brownlee & Loosley 2001).
2 Pengukuran pasif (Passive Measurement)
Pengukuran pasif dilakukan dengan cara
mengamati trafik jaringan normal,
sehingga tidak mengubah perilaku
jaringan. Teknik ini biasa digunakan untuk
mengukur aliran trafik seperti menghitung
banyaknya paket dan bytes yang mengalir
melalui router atau links antara node asal
dan
node
tujuan
yang
telah
dispesifikasikan (Brownlee & Loosley
2001).
Latency
Secara umum latency didefinisikan
sebagai waktu untuk menunggu terjadinya
suatu kejadian. Parameter yang sering
digunakan untuk mengukur latency jaringan
adalah round-trip time (RTT). RTT adalah
waktu sebuah paket data untuk melakukan
perjalanan pulang pergi dari client menuju
server dan kembali lagi ke client (Brownlee &
Loosley 2001).
Terdapat beberapa komponen waktu yang
mempengaruhi network latency, yaitu:
1 Transport time / propagation delay adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket
data untuk mengalir melalui physical link.
2 Queuing / transmission delay adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket
data untuk melewati router.
3 Server response time adalah waktu yang
dibutuhkan oleh server untuk memproses
sebuah paket data yang datang dan
menghasilkan sebuah paket data balasan.
Packet Loss Ratio
Paket data yang mengalir di Internet
sangat mungkin mengalami penundaan karena
diantrikan untuk diproses oleh router. Jika
antrian paket data pada router telah penuh,
router akan secara paksa menghapus paket

data yang datang karena tidak ada lagi tempat
untuk menangani paket data tersebut. Paket
data yang dihapus tersebut dideskripsikan
sebagai packet loss.
Packet loss ratio didefinisikan sebagai
suatu bagian paket data yang hilang dari
keseluruhan paket data yang dikirim selama
proses pengiriman dari client menuju ke
server dan kembali lagi ke client selama
rentang waktu tertentu. Packet loss ratio
diekspresikan sebagai persentase dari semua
paket data yang dikirim selama rentang waktu
tersebut. Rasio paket data yang hilang pada
suatu jaringan sangat bervariasi mulai dari 0%
(tidak terjadi kongesti) hingga 5 sampai 15%
(terjadi kongesti). Rasio yang lebih tinggi dari
itu akan berakibat jaringan tidak dapat
digunakan untuk tujuan semula (Brownlee &
Loosley 2001).
Throughput
Menurut Brownlee & Loosley (2001)
throughput adalah laju data yang dikirim
melalui jaringan, biasa diekspresikan dalam
satuan bits per second (bps), bytes per second
(Bps) atau packets per second (pps).
Throughput merujuk pada besar data yang
dibawa oleh semua trafik jaringan, tetapi
dapat juga digunakan untuk keperluan yang
lebih spesifik, misalnya hanya mengukur
transaksi Web, VoIP (Voice over IP), atau
trafik jaringan yang menuju alamat jaringan
tertentu, dan lain-lain.
Throughput
diukur
dengan
cara
menghitung bytes yang dikirimkan selama
rentang waktu tertentu. Besarnya selang
waktu pengukuran dapat mempengaruhi hasil
gambaran perilaku jaringan. Selang waktu
pengukuran yang terlalu besar dapat berakibat
menghilangkan gambaran perilaku jaringan
yang terjadi, sedangkan selang waktu
pengukuran yang terlalu kecil memberikan
koleksi kelajuan data yang lebih banyak dan
dapat mengubah gambaran perilaku jaringan
yang sebenarnya. Selang waktu pengukuran
yang terbaik adalah satu hingga lima menit
untuk menghasilkan grafik throughput harian
ataupun mingguan (Brownlee & Loosley
2001).
Utilisasi Link
Setiap link memiliki laju data maksimum
yang dikenal dengan access rate dari link
tersebut. Utilisasi link adalah gambaran
sederhana dari throughput pada suatu link
yang diekspresikan sebagai persentase dari

3

access rate link tersebut (Brownlee & Loosley
2001).

sehingga sniffer dapat melihat semua data
trafik yang mengalir dari dan ke target device.

Port Mirroring

Hubbing Out

Lingkungan jaringan yang paling sering
diimplementasikan
adalah
lingkungan
jaringan yang terkoneksi dengan switch. Hal
ini tentu saja menimbulkan permasalahan
tersendiri dalam mengambil data trafik
jaringan karena sniffer sebagai alat pengambil
data trafik hanya dapat melihat data trafik dari
dan ke sniffer itu sendiri. Gambar 2
menunjukkan kondisi sniffer pada lingkungan
jaringan yang terkoneksi dengan switch.

Hubbing out merupakan salah satu teknik
mendapatkan data trafik jaringan dengan cara
melokalisasi target device dan sniffer
sehingga kedua alat tersebut berada dalam
segmen jaringan yang sama dengan cara
menghubungkannya secara langsung ke hub
(Sanders 2007).

PC

PC

Teknik
ini
sangat
mudah
diimplementasikan jika teknik port mirroring
tidak dapat dilakukan, namun masih memiliki
akses secara fisik terhadap perangkat jaringan.
Implementasi teknik ini dapat dilihat pada
Gambar 4.

switch B
PC

visibility
PC

switch A

PC

sniffer

switch B
visibility

PC

hub

PC

switch A

PC

sniffer

Gambar 2 Lingkungan jaringan yang
terkoneksi dengan switch (sumber: Sanders
2007).
Menurut Sanders (2007) port mirroring
dapat menjadi teknik termudah untuk
diimplementasikan dalam mengambil data
trafik dari dan ke target device. Teknik ini
dapat diimplementasikan jika switch yang
digunakan memiliki fitur port mirroring dan
masih terdapat port yang tidak terpakai untuk
dihubungkan
ke
sniffer.
Gambar
3
menunjukkan pengimplementasian teknik port
mirroring.
PC

PC
In switch A, target device’s
port is mirrored to sniffer

PC

Gambar 4 Implementasi teknik hubbing out
(sumber: Sanders 2007).
Pchar
Pchar merupakan perangkat lunak yang
berfungsi untuk mengkaraktersasi bandwidth,
latency, dan packet loss dari suatu link secara
end-to-end melalui Internet. Algoritma yang
digunakan berdasarkan algoritma pada
perangkat lunak pathchar yang pernah dibuat
oleh Van Jacobson pada tahun 1997 (pchar
2008).
Terdapat beberapa istilah yang terkait
dengan penggunaan pchar ini, antara lain:

switch B

visibility
switch A

target device

PC



Probe

sniffer

target device

Probe adalah sebuah pengukuran tunggal
nilai RTT dari sebuah paket data dan
pengukuran banyak link yang dilewati oleh
sebuah paket data.

PC

Gambar 3 Implementasi teknik port mirroring
(sumber: Sanders 2007).
Fitur port mirroring ini akan memaksa
switch untuk menggandakan paket data yang
melewati port yang terhubung dengan target
device ke port yang terhubung dengan sniffer



Sample
Sample adalah suatu himpunan dari
beberapa probe dengan ukuran paket data
yang bervariasi.

4



Link
Link adalah konektivitas antar node di
dalam suatu jaringan. Tiap sample akan
diujikan pada suatu link tertentu.



Path
Path adalah suatu himpunan dari beberapa
link yang menghubungkan node sumber
dengan node tujuan.

Pchar bekerja dengan memanfaatkan field
time to live (TTL) pada paket data IP
digunakan untuk menentukan banyaknya link
yang dapat dilewati oleh sebuah paket data
sebelum paket data tersebut kadaluarsa. Jika
sebuah paket data yang telah kadaluarsa
mencapai sebuah router, maka paket data
tersebut akan dihapus dan router tersebut
mengirimkan sebuah ICMP error packet ke
pengirim paket data. Alamat IP pada ICMP
error packet mengindikasikan router mana
yang menghapus paket data yang dikirim.
Pengaturan nilai TTL menjadi suatu nilai n
dapat menemukan alamat dari router ke-n di
dalam suatu path. Hal ini disebabkan karena
router ke-n tersebut akan mengirimkan error
packet ke pengirim paket data disertai dengan
alamat IP dari router tersebut dan nilai roundtrip time.
Cara kerja pchar mirip dengan pathchar
yaitu dengan mengirimkan beberapa probe
dengan ukuran paket data yang bervariasi dan
nilai TTL yang juga bervariasi. Tiap probe
akan mengukur waktu sampai error packet
diterima. Penentuan nilai latency dan
bandwidth tiap link di dalam suatu path,
distribusi waktu antrian di router, dan peluang
sebuah paket data dihapus didapatkan dengan
analisis statistika. Pengukuran jaringan
menggunakan
pchar
termasuk
dalam
pengukuran aktif.
Wireshark

 dapat mengenali lebih dari 850 protokol
jaringan,
 dikembangkan di bawah lisensi GPL
(GNU Public License) yang artinya dapat
diunduh dan digunakan tanpa dipungut
biaya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan agar didapatkan
gambaran mengenai kinerja layanan Internet
di lingkungan jaringan IPB. Gambar 5
menunjukan diagram metode penelitian ini.
Analisis Lingkungan Jaringan IPB

Pengkarakterisasian Model Beban Kerja

Pengamatan dan Pengambilan Data Trafik

Pengolahan Data Trafik

Pemodelan Kinerja

Validasi Model Kinerja

Analisis Kinerja

Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar 5 Metodologi penelitian.
Analisis Lingkungan Jaringan IPB

Wireshark adalah analyzer protokol
jaringan yang paling sering digunakan di
seluruh dunia. Wireshark dahulu dikenal
dengan nama ethereal, namun pengembangan
ethereal ini sudah tidak lanjutkan lagi
sehingga pengguna yang masih menggunakan
ethereal sebagai analyzer sangat disarankan
untuk menggantinya dengan wireshark
(Wireshark 2008). Pengukuran jaringan
menggunakan wireshark termasuk dalam
pengukuran pasif.
Beberapa
keuntungan
perangkat lunak ini adalah :

 perangkat lunak ini dapat dijalankan pada
berbagai sistem operasi seperti Windows,
OS X, Linux, dan UNIX,

menggunakan

Untuk dapat memperoleh kinerja layanan
Internet yang representatif, maka diperlukan
pengetahuan mengenai lingkungan jaringan
IPB. Pengetahuan yang diperlukan meliputi :
 perangkat keras yang menyusun jaringan
IPB,
 perangkat lunak yang digunakan,
 konektivitas jaringan yang meliputi
teknologi jaringan yang digunakan dan
segmen-segmen LAN.

5

Gambar 6 Topologi jaringan IPB (sumber: IPB 2008).
Hal ini penting karena dapat digunakan
sebagai dasar analisis aliran trafik, identifikasi
segmen
jaringan,
dan
penempatan
measurement meter.
Berdasarkan Gambar 6 dapat disimpulkan
bahwa jaringan IPB terkoneksi dengan ISP
melalui sebuah router. Sehingga router
tersebut dapat dijadikan sebagai measurement
point untuk mendapatkan data trafik Internet
dari dan ke dalam jaringan IPB.
Pengkarakterisasian Beban Kerja
Menurut Menasce dan Almeida (2002)
pengkarakterisasian beban kerja adalah suatu
proses yang secara rinci mendeskripsikan
beban kerja dari suatu sistem secara
keseluruhan. Beban kerja ini selanjutnya dapat
didekomposisi menjadi komponen-komponen
beban kerja yang lebih kecil.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan suatu gambaran terhadap beban
kerja link Internet IPB. Oleh karena itu, beban
kerja link tersebut dideskripsikan berdasarkan
protokol-protokol jaringan yang mewakili
suatu
layanan
Internet
tertentu.
Pengkarakterisasian beban kerja pada
penelitian ini meliputi:
 protokol Hypertext Transfer Protocol
(HTTP) dan Secure Socket Layer (SSL)
yang mewakili layanan web,
 protokol File Transfer Protocol (FTP) dan
FTP-DATA yang mewakili layanan
transfer file,
 protokol Simple Mail Transfer Protocol
(SMTP) dan Post Office Protocol (POP)
yang mewakili layanan email.

Pengamatan dan Pengambilan Data Trafik
Pengamatan dan pengambilan data trafik
bertujuan untuk mendapatkan data trafik
Internet yang akan dianalisis. Berdasarkan
dokumen ITU-T E.500, pengukuran trafik
jaringan dapat dilakukan dengan metode fixed
daily measurement interval (FDMI). FDMI
adalah metode pengukuran trafik jaringan
dimana selang waktu pada saat beban kerja
tertinggi dapat diindentifikasi dan selama
selang waktu tersebut pengukuran trafik
jaringan dilakukan. Metode ini digunakan
karena selang waktu pada saat beban tertinggi
di jaringan IPB dapat diketahui, yaitu dari
pukul 14.00 s/d 15.00. Penentuan waktu
terjadinya beban tertinggi didasarkan pada
data trafik bulan Februari dan Maret 2008.
Banyaknya trafik pada bulan Februari dan
Maret 2008 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pengukuran dilakukan selama 30 hari dari
tanggal 1 April 2008 hingga 16 Mei 2008.
Pengukuran dilakukan baik secara pasif
maupun aktif. Pengukuran pasif dilakukan
menggunakan wireshark. Pengukuran ini
dilakukan di sisi dalam (LAN side) dari router
terluar karena jika dilakukan pada sisi luar
(WAN side) sangat beresiko menurunkan
kinerja jaringan. Pengukuran ini dilakukan
selama 1 jam antara pukul 14.00 s/d 15.00.
Pengukuran dilakukan tiap 5 menit sehingga
dalam 1 hari didapatkan 12 data trafik. Contoh
data Wireshark dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pengukuran pasif ini menggunakan teknik
port mirroring karena teknik hubbing out
akan menimbulkan kongesti yang tinggi. Hal
ini disebabkan karena perilaku hub akan
melakukan broadcast untuk semua paket data

6

yang melewatinya sehingga akan membanjiri
jaringan dengan paket data. Kondisi ini akan
memicu
kongesti
yang
tinggi
dan
mengakibatkan
jaringan
tidak
dapat
digunakan.
Pengukuran aktif dilakukan menggunakan
pchar. Pengukuran ini dilakukan sebelum dan
sesudah pengukuran pasif. Hal ini bertujuan
agar paket data probe dari pchar tidak
terambil oleh wireshark yang akan
mengakibatkan data trafik menjadi ambigu
karena trafik pengukuran bercampur dengan
trafik sebenarnya. Metode pengukuran pchar
ini dilakukan dengan 32 pengulangan dan 46
probe tiap pengulangannya dengan besar
paket data tiap probe antara 32 - 1500 bytes.
Contoh data pchar dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Pengolahan Data Trafik
Penelitian ini menggunakan dua buah jenis
data yaitu data trafik yang berasal dari
wireshark dan data round-trip time yang
berasal dari pchar.
Data wireshark merupakan data trafik
Internet yang mengalir dari dan ke dalam
jaringan IPB. Data trafik tersebut berisi
informasi mengenai nomor paket, alamat
pengirim paket data, alamat tujuan paket data,
jenis protokol yang digunakan. Data trafik ini
memberikan informasi mengenai komposisi
protokol-protokol jaringan seperti TCP, UDP,
HTTP, SSL, FTP, FTP-DATA, SMTP, dan
POP baik dari segi banyaknya paket data
protokol tersebut maupun dari segi besarnya
ukuran paket data protokol tersebut. Informasi
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
jumlah dan rata-rata banyaknya paket data dan
besarnya paket data yang mengalir. Namun,
jumlah dan besarnya trafik pada WAN side
tidak didapatkan secara pasti. Hal ini
disebabkan karena pengukuran trafik pada
penelitian ini dilakukan di sisi dalam dari
router terluar.
Data pchar berupa file teks yang berisi
informasi mengenai timestamp, ukuran paket
data, alamat tujuan, dan round-trip time tiaptiap probe. Probe yang memiliki alamat
tujuan 0.0.0.0 diidentifikasi sebagai probe
yang mengalami loss karena paket data
balasan dari probe tersebut tidak terima. Data
pchar ini diolah menggunakan perangkat
lunak gawk. Perangkat lunak gawk akan
melakukan parsing terhadap data pchar
tersebut sehingga didapatkan informasi
mengenai besarnya ukuran paket data probe

serta nilai round-trip time tiap probe. Data
pchar ini juga memberikan informasi
mengenai banyak probe yang hilang (loss).
Hasil parsing data pchar yang menghasilkan
nilai RTT dapat dilihat pada Lampiran 4,
sedangkan hasil parsing yang menghasilkan
nilai packet loss ratio dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Pemodelan Kinerja
Parameter-parameter
kinerja
yang
didapatkan setelah melakukan pengukuran
jaringan digunakan untuk menentukan model
kinerja dari sistem antrian yang terdapat pada
link Internet IPB.
Model sistem antrian yang digunakan pada
penelitian ini adalah M/M/1/k. Router
dianggap sebagai sistem antrian, sedangkan
link Internet dianggap sebagai server. Model
sistem antrian ini dipilih karena waktu
kedatangan (interarrival time) dari paket data
yang datang bersifat stokastik (acak), begitu
juga dengan waktu pelayanan (service time)
dari link Internet. Sistem antrian ini memiliki
batasan dalam menampung paket data, notasi
k pada model sistem antrian menunjukkan
banyaknya paket data yang dapat ditampung
oleh sistem. Model kinerja dibuat baik untuk
outgoing link maupun incoming link.
Validasi Model Kinerja
Setelah menentukan model kinerja dari
sistem maka perlu dilakukan validasi untuk
memastikan bahwa model yang telah dibuat
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Skema
pada Gambar 7 menunjukkan bahwa jika
model yang telah dibuat tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya (tidak valid) maka harus
dilakukan proses kalibrasi. Toleransi tingkat
kesalahan yang masih dapat diterima agar
suatu model disebut valid adalah 30%
(Menasce & Almeida 2002).

Real System

Model Kinerja

Pengukuran

Penghitungan

Link Utilization
yang terukur

Link Utilization
yang dihitung

diterima?

tidak

Kalibrasi
Model

ya

Gambar 7 Skema validasi pada model kinerja
(sumber: Menasce & Almeida 2002).

7

Analisis Kinerja
Analisis kinerja dilakukan berdasarkan
nilai-nilai dari parameter kinerja yang telah
ditentukan sebelumnya. Parameter kinerja
memberikan gambaran kinerja sistem,
sehingga dapat diketahui keadaan sistem yang
sebenarnya. Analisis kinerja bertujuan untuk
mengevaluasi keadaan sistem layanan Internet
di IPB, apakah sistem masih dapat menangani
semua permintaan layanan Internet yang
datang, dan bagaimana kinerjanya di waktu
yang akan datang.
Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil analisis kinerja pada tahapan
sebelumnya dijadikan acuan untuk membuat
kesimpulan mengenai kinerja layanan Internet
IPB. Rekomendasi dilakukan berdasarkan
kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya.
Jika kesimpulan yang dibuat menunjukkan
bahwa kinerja sistem layanan Internet di IPB
sudah mendekati level kejenuhan maka perlu
dilakukan penambahan bandwidth untuk
menjaga sistem tetap dalam keadaan stabil.
Sebaliknya, jika sistem masih jauh dari level
kejenuhan maka tidak perlu dilakukan
penambahan bandwidth dan agar kinerjanya
tetap stabil perlu dilakukan manajemen
terhadap penggunaan bandwidth tersebut.

Grafik Komposisi
Protokol Transport
1.09%

0.30%

TCP
UDP
Others
98.61%

Gambar 8 Grafik komposisi protokol TCP
dengan UDP.
Porsi dari protokol TCP tersebut
selanjutnya didekomposisi lagi menjadi
beberapa protokol aplikasi yang diamati.
Gambar 9 menunjukkan komposisi dari
protokol aplikasi. Gambar 9 tersebut
menunjukkan bahwa komposisi selain
protokol aplikasi yang diamati memiliki porsi
terbesar yaitu sebesar 81.30%
Grafik Komposisi
Protokol Aplikasi
15.82%

0.65%

HTTP

1.03%
0.88%

SSL

0.29%
0.03%

FTP
FTP-DATA
SMTP
POP

81.30%

Others

HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Protokol Jaringan IPB
Hasil
pengolahan
data
wireshark
menunjukkan komposisi dari masing-masing
protokol jaringan yang diamati meliputi TCP,
UDP, HTTP, SSL, FTP, FTP-DATA, SMTP,
dan POP. Masing-masing dari protokol
tersebut mewakili berbagai layanan yang
terdapat di Internet yang paling sering
digunakan oleh civitas akademik IPB. Gambar
8 menunjukkan komposisi antara protokol
TCP dengan UDP.
Gambar 8 menunjukkan kondisi jaringan
yang baik dimana kuantitas protokol TCP jauh
lebih banyak daripada protokol UDP. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar layanan
yang ada di Internet menggunakan protokol
TCP sebagai protokol transport-nya. Porsi
komposisi protokol terkecil yang bernilai
0.30% merupakan porsi dari protokol pada
layer transport selain TCP dan UDP yang
meliputi protokol ARP (Address Resolution
Protocol), dan protokol Loopback.

Gambar 9 Grafik komposisi protokol aplikasi.
Hal ini disebabkan karena jumlah paket data
yang memiliki label protokol yang bukan
protokol aplikasi yang diamati jumlahnya
sangat banyak. Paket data tersebut meliputi
paket data dari aplikasi SSH (Secure Shell),
aplikasi Telnet, aplikasi DNS (Domain Name
Service), namun jumlah paket data yang
terbesar adalah paket data yang berasal dari
proses handshake yang dilakukan oleh
protokol TCP setiap kali membangun koneksi.
Padahal tiap protokol aplikasi seperti HTTP
misalnya, harus membangun koneksi TCP
sebelum melakukan komunikasi data. Jadi
sangat mungkin sekali jumlah paket data
untuk membangun koneksi menjadi sangat
banyak karena dalam satu waktu yang sama
terdapat lebih dari satu koneksi HTTP.
Jika hanya difokuskan pada protokol
aplikasi yang diamati saja, maka komposisi
protokol aplikasinya dapat dilihat pada
Gambar 10.

8

4.69%
5.50%

1.54%
0.13%
HTTP

3.49%

SSL
FTP
FTP-DATA
SMTP
84.64%

POP

Gambar 10 Grafik komposisi protokol aplikasi
yang diamati.
Grafik tersebut memberikan informasi
mengenai porsi banyaknya trafik untuk setiap
protokol aplikasi yang diamati. Protokol
HTTP sebesar 84.64%, protokol SSL sebesar
3.49%, protokol FTP sebesar 5.50%, protokol
FTP-DATA sebesar 4.69%, protokol SMTP
sebesar 1.54%, dan protokol POP sebesar
0.13%. Protokol SSL termasuk dalam
protokol yang diamati karena layanan HTTPS
(Secure HTTP) menggunakan protokol ini,
sedangkan pada anaylzer tidak menyebutkan
adanya protokol HTTPS. Hasil tersebut
membuktikan bahwa layanan Internet yang
paling populer di lingkungan IPB adalah web
browsing dan yang paling tidak populer
adalah layanan email yang menggunakan
email client, seperti Mozilla Thunderbird atau
Microsoft Outlook. Hal ini dapat menjadi
indikator bahwa civitas akademika IPB lebih
memilih untuk menikmati layanan email
menggunakan web-based email client
daripada menggunakan email client seperti
yang telah disebutkan.
Latency
Parameter latency merupakan parameter
yang memberikan gambaran mengenai delay
yang terjadi pada jaringan. Latency pada
penelitian ini merujuk pada delay round-trip
time. Data latency yang digunakan pada
penelitian ini berasal dari nilai round-trip time
(RTT) yang terdapat pada data pchar.

Gambar 11 menunjukkan bahwa rata-rata
latency tiap hari pengambilan data. Setelah
dihitung, rata-rata latency selama 30 hari
pengambilan data adalah sebesar 16.831
miliseconds (ms), dengan latency terbesar
bernilai 100.445 ms dan latency terkecil
bernilai 4.677 ms.
Grafik sebaran frekuensi relatif dari
latency dapat dilihat pada Gambar 12,
sedangkan Tabel 1 menunjukkan data tabular
dari sebaran frekuensi relatif yang dibuat.
Berdasarkan Gambar 12 dan Tabel 1 dapat
disimpulkan bahwa frekuensi relatif terjadinya
latency antara 4 ms sampai dengan 13 ms
sangat tinggi yaitu 0.76667.
Hal ini
membuktikan bahwa kondisi link Internet IPB
tergolong baik karena frekuensi relatif
terbesar terdapat pada selang round-trip time
terkecil.
Grafik Frekuensi Relatif Latency
Frekuensi Relatif

Grafik Komposisi
Protokol Aplikasi

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8.5 18.5 28.5 38.5 48.5 58.5 68.5 78.5 88.5 98.5

Latency (ms)

Gambar 12 Grafik sebaran frekuensi relatif
dari latency.
Tabel 1 Data tabular sebaran frekuensi relatif
dari latency
Selang
Kelas
4 – 13
14 – 23
24 – 33
34 – 43
44 – 53
54 – 63
64 – 73
74 – 83
84 – 93
94 – 103

Titik
Tengah
Kelas
8.5
18.5
28.5
38.5
48.5
58.5
68.5
78.5
88.5
98.5

Frekuensi
23
0
1
3
1
1
0
0
0
1

Frekuensi
relatif
0.76667
0
0.03333
0.1
0.03333
0.03333
0
0
0
0.03333

Packet Loss Ratio

Gambar 11 Grafik rata-rata latency.

Parameter Packet Loss Ratio (PLR)
merupakan parameter yang memberikan
gambaran peluang suatu paket data akan
mengalami loss selama transmisi. Informasi

9

mengenai PLR ini didapatkan dari banyaknya
paket data yang loss pada data pchar. Gambar
13 menunjukkan grafik persentase PLR tiap
hari pengambilan data. Grafik tersebut
memberikan informasi bahwa packet loss
yang terjadi cukup besar dengan rata-rata
persentase PLR sebesar 20.42%, dengan
persentase PLR terbesar bernilai 29.96% dan
persentase PLR terkecil bernilai 7.61%.
Tingkat rata-rata rasio paket data yang hilang
pada penelitian ini tergolong tinggi sehingga
terdapat kemungkinan bahwa terjadi kongesti
pada router terluar. Namun, hal ini masih
dapat ditoleransi karena sebagian besar
layanan yang dinikmati oleh civitas
akademika IPB merupakan layanan yang tidak
sensitif terhadap latency dan packet loss ratio.

menunjukkan grafik rata-rata throughput
selama 30 hari pengambilan data.
Grafik rata-rata throughput tersebut
menunjukkan perbedaan besar throughput
antara trafik outgoing dengan incoming yang
cukup signifikan. Rata-rata besarnya outgoing
throughput adalah 2.792 Mbps dengan nilai
throughput terbesar adalah 3.283 Mbps dan
nilai throughput terkecil adalah 2.377 Mbps,
sedangkan rata-rata besarnya incoming
throughput adalah 14.487 Mbps dengan nilai
throughput terbesar adalah 14.814 Mbps dan
nilai throughput terkecil adalah 12.922 Mbps.
Rangkuman hasil penghitungan throughput
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil penghitungan nilai throughput
Link
Outgoing
Incoming

Gambar 13 Grafik persentase Packet Loss
Ratio (PLR).
Throughput
Throughput merupakan parameter kinerja
yang memberikan gambaran mengenai
besarnya data yang dapat dikirim dalam satu
satuan waktu tertentu.

Terbesar
(Mbps)
3.283
14.814

Terkecil
(Mbps)
2.377
12.922

Rata-rata
(Mbps)
2.792
14.487

Nilai throughput yang diukur pada
penelitian ini adalah nilai throughput pada
link LAN side yang memiliki bandwidth
sebesar 16 Mbps. Nilai tersebut diharapkan
dapat merepresentasikan nilai throughput
pada link WAN side. Besar bandwidth
Internet (WAN side) yang dimiliki IPB saat
ini adalah 15 Mbps baik untuk upstream
maupun downstream. Data mengenai besarnya
throughput diatas memberikan informasi
bahwa trafik incoming memiliki intensitas
yang sangat tinggi karena besarnya hampir
mendekati besarnya bandwidth yang ada.
Oleh karena itu, perlu adanya manajemen
terhadap penggunaan bandwidth agar beban
kerja link Internet IPB dapat lebih terkontrol.
Data throughput selama 30 hari dapat dilihat
pada Lampiran 6.
Utilisasi Link
Utilisasi merupakan parameter yang
menggambarkan besarnya penggunaan suatu
sumber daya. Utilisasi link dapat diartikan
sebagai besarnya penggunaan bandwidth.
Parameter ini sebenarnya mirip dengan
parameter throughput, namun besarnya
utilisasi dihitung menggunakan teorema Little.

Gambar 14 Grafik rata-rata throughput.
Semakin banyak data yang dapat di