12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pajak
2.1.1. Pengertian Pajak
Dalam ilmu perpajakan yang mendasari adalah peraturan yang tercantum dalam undang-undang yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pajak. Terdapat
beberapa pendapat mengenai definisi pajak, diantaranya: Pajak Menurut Pasal 1 angka 1 Undang- Undang No.28 tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: “Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
bagi sebesar-besarnya kemamakmuran rakyat”.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH dalam Suandy 2011 mendefinisikan pajak sebagai :
“Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat imbal jasa kontraprestasi, yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian pajak adalah iuran
atau kontribusi wajib kepada kas negara yang berdasarkan undang-undang dapat dipaksakan, tidak mendapatkan imbalan langsung dan dapat digunakan untuk
mendanai kepeluan negara secara umum.
2.1.2. Ciri-Ciri Pajak
Menurut Suandy 2011 ciri-ciri pajak sebagai berikut : 1.
Pajak peralihan kekayaan dari orangbadan ke pemerintah. 2.
Pajak dipungut berdasarkandengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan.
3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya konraprestasi
langsung secara individual yang diberikan oleh pemerintah. 4.
Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.
6. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dari
pemerintah. 7.
Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung.
2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam Suandy 2011 Sistem pemungutan Pajak Daerah dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu sistem official assessment dan sistem self assessment.
1. Sistem official assessment
Pemungutan Pajak Daerah berdasarkan penetapan Walikota dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD atau dokumen
lainnya yang dipersamakan. Setelah wajib pajak menerima SKPD atau dokumen yang dipersamakan lalu melakukan pembayaran dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD pada kantor pos atau suatu sistem pemungutan pjak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga bank. Jika wajib pajak tidak membayar atau kurang bayar maka wajib pajak akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah
STPD. 2.
Sistem self assessment Pada sistem self assessment ini wajib pajak menghitung, membayar, dan
melaporkan sendiri Pajak Daerah yang terutang. Dokumen yang digunakan oleh wajib pajak adalah Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD.
SPTPD merupakan formulir untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan pajak yang terutang. Jika wajib pajak tidak
atau kurang bayar atau salah hitung atau salah tulis dalam SPTPD maka akan ditagih menggunakan STPD.
2.1.4. Pembagian Pajak