BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pneumonia  hingga  saat  ini  masih  tercatat  sebagai  masalah  kesehatan utama pada anak di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas  dan  mortalitas  anak  berusia  di  bawah  lima  tahun  balita.  Menurut survei  kesehatan  nasional  SKN  2001,  27,6  kematian  bayi  dan  22,8
kematian  balita  di  Indonesia  disebabkan  oleh  penyakit  sistem  respiratori, terutama pneumonia Said, 2008.
Di  negara  yang  sedang  berkembang  seperti  Indonesia,  pajanan mikroorganisme patogen maupun zat alergen lainnya masih merupakan masalah.
Infeksi gastrointestinal maupun non gastrointestinal lebih sering ditemukan pada bayi  yang  mendapat  pengganti  air  susu  ibu  PASI  dibanding  dengan  yang
mendapat  air  susu  ibu  ASI.  Hal  ini  menandakan  bahwa  ASI  merupakan komponen  penting  pada  sistem  imun  mukosa  gastrointestinal  maupun  mukosa
lain,  karena  sebagian  besar  mikroorganisme  masuk  ke  dalam  tubuh  melalui mukosa Matondang, dkk, 2008.
Faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada  anak  balita  di  negara  berkembang,  antara  lain  adalah  :  pneumonia  yang
terjadi  pada  masa  bayi,  berat  badan  lahir  rendah  BBLR,  tidak  mendapat imunisasi,  tidak  mendapat  ASI  yang  adekuat,  malnutrisi,  defisiensi  vitamin  A,
tingginya  prevalens  kolonisasi  bakteri  patogen  di  nasofaring,  dan  tingginya
pajanan terhadap polusi udara Said, 2008. Penelitian-penelitian  yang  sudah  dilakukan  para  ahli  menunjukan
adanya  hubungan  pemberian  ASI  terhadap  infeksi  saluran  pernapasan.  Salah satunya  adalah  penelitian  prospektif  terhadap  bayi  lahir  rendah  di  India  dengan
menggunakan ASI donor dari manusia, didapatkan kejadian infeksi lebih sedikit secara bermakna dan tidak terdapat infeksi berat pada kelompok yang diberi ASI
manusia,  sedangkan  bayi  pada  kelompok  yang  tidak  mendapat  ASI  kontrol banyak  mengalami  diare,  pneumonia,  sepsis,  dan  meningitis  Tumbelaka  dan
Karyanti,  2008.  Begitu  juga  dengan  penelitian  Mihrshahi,  dkk  di  Bangladesh 2001 pada 272 bayi baru lahir dan diikuti selama 6 bulan, membuktikan bahwa
terjadi  pengurangan  prevalensi  infeksi  saluran  pernapasan  akut,  bila  pemberian ASI  eksklusif  diteruskan  minimal  sampai  bayi  umur  4  bulan  Mihrshahi,  dkk,
2008. Meskipun  sudah  banyak  penelitian  tentang  pemberian  ASI  eksklusif,
tetapi  belum  banyak  penelitian  yang  secara  spesifik  meneliti  tentang  hubungan ASI  eksklusif  dengan  kejadian  pneumonia.  Berdasarkan  uraian  tersebut,  maka
penulis  ingin  melakukan  penelitian  untuk  memberikan  informasi  lebih  lanjut mengenai  hubungan  pemberian  ASI  eksklusif  dengan  kejadian  pneumonia  pada
anak usia 6 bulan – 5 tahun.
B. Perumusan Masalah