kuat. Berdasarkan pernyataan Sumardi, dkk 2004 bahwa kerapatan yang tinggi dihasilkan dari ukuran partikel yang besar. Hal ini terjadi karena kekompakan
partikel penyusun lebih baik selain itu pelaburan partikel lebih merata pada partikel lebih besar dibandingkan partikel kecil.
Nilai rata-rata kerapatan yang dihasilkan masih belum memenuhi kerapatan yang ditargetkan yaitu 0,7 grcm
3
. Meskipun belum mencapai target, papan yang dihasilkan sudah termasuk papan partikel dengan kerapatan sedang.
Maloney 1993 membagi kerapatan papan partikel menjadi 3 golongan yaitu kerapatan rendah dengan nilai kerapatan 0,4 grcm
3
, kerapatan sedang dengan nilai kerapatan 0,4 – 0,8 grcm
3
dan kerapatan tinggi dengan nilai kerapatan 0,8 grcm
3
. Bila dibandingkan dengan penelitian Nababan 2013, nilai kerapatan yang
dihasilkan berkisar 0,74 – 0,78 grcm
3
dengan perlakuan waktu dan suhu kempa yang sama. Maka nilai kerapatan yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
penelitian ini. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi mesin kempa yang belum stabil sehingga proses pematangan papan partikel belum tercapai.
Analisis ragam pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa nilai kerapatan yang dihasilkan tidak signifikan terhadap interaksi antara ukuran partikel dan kadar
perekat. Demikian juga dengan ukuran partikel dan kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan yang ditargetkan.
b. Kadar air
Kadar air yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa rata-rata kadar air yang dihasilkan sekitar 9,33-10,60. Rekapitulasi nilai rata-rata kadar
air dapat dilihat pada Gambar 6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Grafik rata-rata kadar air papan partikel Nilai kadar air tertinggi terdapat pada ukuran partikel 35 mesh dengan
kadar perekat 10 sebesar 10,6 dan terendah terdapat pada ukuran partikel 20 mesh dan kadar perekat 12 yakni 9,33. Nilai kadar air yang dihasilkan
memenuhi standar SNI 03-2105-2006 yaitu 14. Kadar air akan semakin rendah apabila perekat yang digunakan semakin
banyak karena terjadinya ikatan antara partikel dengan perekat sehingga ruang masuk dan keluar air pada papan partikel semakin rendah. Menurut Haygreen dan
Bowyer 1996, kadar air papan partikel bergantung pada kondisi udara di sekelilingnya karena papan partikel terdiri dari bahan berlignoselulosa yang
bersifat higroskopis sehingga akan menyerap dan mengeluarkan uap air dari atau ke udara sekelilingnya.
Nilai kadar air dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kerapatan, kadar perekat dan ukuran partikel. Kerapatan yang tinggi akan
menyebabkan kadar air yang rendah dan nilai kerapatan yang rendah maka kadar air yang dihasilkan tinggi. Kadar perekat yang semakin banyak akan
menyebabkan kadar air semakin rendah. Hal ini didukung dengan pernyataan
9,47 10,27
9,33 10,17
10,60 9,46
10,12 10,43
9,63
2 4
6 8
10 12
14
8 10
12 K
ad ar
ai r
Kadar perekat 20 mesh
35 mesh 50 mesh
SNI 03- 2105-
2006 14
Universitas Sumatera Utara
Widarmana 1977 dalam Roza 2009 bahwa kadar air papan partikel akan semakin rendah dengan semakin banyaknya perekat yang digunakan karena
kontak antara partikel akan semakin rapat sehingga air akan sulit untuk masuk diantara partikel kayu. Selain itu, ukuran partikel yang semakin besar maka nilai
kadar air semakin rendah. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor kadar perekat
berpengaruh nyata sedangkan ukuran partikel dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air Lampiran 5. Hal ini berarti hanya kadar
perekat yang berpengaruh nyata. Berdasarkan Gambar 6 maka kadar perekat optimal yakni 8 karena hasil yang ditunjukkan tidak berbeda jauh dengan kadar
perekat 10 dan 12 sehingga untuk menghemat biaya produksi maka kadar perekat terendah yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Massijaya
1997 bahwa semakin tinggi kadar perekat yang digunakan maka kualitas papan partikel semakin baik, namun karena pertimbangan biaya produksi, biasanya
kadar perekat yang digunakan untuk produk papan partikel tidak lebih dari 12 .
c. Daya serap air