Perbedaan Perbedaan Analisis Bivariate

5 Selanjutnya karakteristik jenis kelamin menunjukkan sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebanyak 25 responden dan dan 9 perempuan. Karakteristik pendidikan responden menunjukkan distribusi tertinggi adalah SMA yaitu sebanyak 20 responden, SMP 11 respondendan SD 3 responden.

3.1.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variable penelitian yaitu tingkat pengetahuan dan efikasi diri.

3.1.2.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan

Data statistik pre test pengetahuan diperoleh skor terendah 8, tertinggi 15, rata-rata 11,88, median 12,00 dan standar deviasi 2,11. Selanjutnya post test pengetahuan diperoleh skor terendah 11, tertinggi 15, rata-rata 14,55, median 15,00 dan standar deviasi 0,89. Pre test tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebanyak 18 responden 53, cukup sebanyak 15 responden 44 dan kurang sebanyak 1 responden 3. Selanjutnya data post test pengetahuan menunjukkan sebagian besar adalah baik sebanyak 33 responden 97 dan sisanya cukup sebanyak 1 responden 3.

3.1.2.2 Distribusi Tingkat Efikasi diri

Data statistik pre test efikasi diri diperoleh skor terendah 39, tertinggi 57, rata-rata 44,17, median 43,00 dan standar deviasi 4,52. Selanjutnya post test efikasi diri diperoleh skor terendah 42, tertinggi 60, rata-rata 50,38, median 51,00 dan standar deviasi 3,84. Pre test tingkat efikasi diri menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki efikasi diri dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden 65 dan baik sebanyak 12 responden 35. Selanjutnya data post test efikasi diri menunjukkan sebagian besar adalah baik sebanyak 31 responden 91 dan cukup sebanyak 3 responden 9.

3.1.3 Analisis Bivariate

Hasil uji normalitas data pre test dan post test pengetahuan dan efikasi diri berdistribusi normal, sehingga analisis pengujian hipotesis yang digunakan adalah paired sample t-test.

3.1.3.1 Perbedaan

Pre Test dan Post Test Pengetahuan Hasil uji Paired sample t-test pengetahuan diperoleh nilai t hitung 6,052 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai pv 0,05 0,000 0,05, maka diambil kesimpulan uji terdapat perbedaan pre test dan post test pengetahuan. Nilai rata-rata pre test pengetahuan adalah 11,88 dan post test sebesar 6 14,55. Berdasarkan nilai rata-rata pengetahuan nampak bahwa nilai post test pengetahuan lebih tinggi dibandingkan nilai pre test pengetahuan. Berdasarkan hasil uji Paired sample t-test dan nilai rata-rata pengetahuanpre test dan post test, maka disimpulkan pemberian pendidikan kesehatan terbukti berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan gangguan jiwa pada keluarga.

3.1.3.2 Perbedaan

Pre Test dan Post Test Efikasi Diri Hasil uji Paired sample t-test efikasi diri diperoleh nilai t hitung 7,389 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai pv 0,05 0,000 0,05, maka diambil kesimpulan uji terdapat perbedaan pre test dan post test efikasi diri. Nilai rata-rata pre test efikasi diri adalah 44,17 dan post test sebesar 50,38. Berdasarkan nilai rata-rata efikasi diri nampak bahwa nilai post test efikasi diri lebih tinggi dibandingkan nilai pre test efikasi diri. Berdasarkan hasil uji Paired sample t-test dan nilai rata-rata efikasi diri pre test dan post test , maka disimpulkan pemberian pendidikan kesehatan terbukti efektif terhadap peningkatan efikasi diri tentang pencegahan kekambuhan gangguan jiwa pada keluarga.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap 34 responden berdasarkan karakteristik umur rata-rata berumur 18-25 tahun dan 26-35 tahunn dengan prosentase sama besar. Usia seseorang mencerminkan kematangan dalam mengambil sebuah keputusan, hal ini menunjukan bahwa semakin bertambahnya usia maka akan semakin bertambah pengetahuannya pula Aisah dkk, 2010. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan prosentase 70. Mayoritas jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki sebanyak 53 responden. Banyaknya laki-laki dalam penelitian ini lebih disebabkan karena orang yang menentukan keputusan dalam keluarga adalah laki-laki, baik itu ayah penderita gangguan jiwa yang dipasung ataupun saudara laki-lakinya Lestari, 2012. Mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikannya mayoritas sudah sesuai dengan program pemerintah yaitu berpendidikan SMA, namun masih adayang lulusan SD. Menurut Yusnipah 2012, semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik pengetahuannya. Tingkat pendidikan yang tinggi dari responden penelitian ini akan mempengaruhi bagaimana cara berfikir dan mengolah informasi yang diterima termasuk tentang masalah atau penyakit yang diderita. Sedangkan Menurut pendapat Kuntjaraningrat makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki Pariani,2001.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Displin Kerja, Keselamatan Kesehatan Kerja dan Efikasi Diri terhadap Kinerja Pegawai (Studi kasus pada Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan)

5 27 166

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN EFIKASI DIRI MELALUI PROMOSI KESEHATAN TENTANG Peningkatan Pengetahuan Dan Efikasi Diri Melalui Promosi Kesehatan Tentang Pencegahan Kekambuhan Pasien Paska Pasung Pada Keluarga Di Kabupaten Klaten.

0 7 17

PENDAHULUAN Peningkatan Pengetahuan Dan Efikasi Diri Melalui Promosi Kesehatan Tentang Pencegahan Kekambuhan Pasien Paska Pasung Pada Keluarga Di Kabupaten Klaten.

0 4 11

DAFTAR PUSTAKA Peningkatan Pengetahuan Dan Efikasi Diri Melalui Promosi Kesehatan Tentang Pencegahan Kekambuhan Pasien Paska Pasung Pada Keluarga Di Kabupaten Klaten.

0 6 5

PENDAHULUAN Promosi Kesehatan Pada Kader Kesehatan Untuk Pencegahan Kekambuhan Pada Pasien Pasca Pasung.

0 2 9

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN PASUNG TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER KESEHATAN Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pasung Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Di Desa Mancasan.

0 7 16

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN PASUNG TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pasung Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Di Desa Mancasan.

0 8 15

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP Pengaruh Promosi Kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Seks Pranikah di SMA Muhammadiyah 4 Surakarta.

0 4 11

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KE

0 1 13

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN MA

0 0 10