Kajian Pustaka TINJAUAN PUSTAKA

simulasi yang dibandingkan dengan eksperimen. Hasil simulasi yang diperoleh di bawah kecepatan putar, tekanan aksial, tekanan tempa, waktu gesek dan waktu tempa 1200 rpm, 200 MPa, 400 MPa, 3,5 dan 0,1 s, masing-masing. Dilihat bahwa suhu interface meningkat tajam sampai sekitar 1000 ◦C dalam waktu 0,1 s t = 0,1 s. Dengan meningkatnya waktu pengelasan, tinggi zona suhu melebar dari interface las karena konduksi panas dalam spesimen. Selain itu, suhu maksimum interface menunjukan peningkatan cepat untuk suhu kuasi-stabil platform dengan fluktuasi kecil saat suhu mencapai sekitar 1200 ◦C. Hal ini berdasarkan flash yang tidak cukup besar pada waktu 1,5 s, tetapi volume flash mulai membesar pada waktu pengelasan 1,5 s sampai 3,5 s dan flash terbesar diperoleh setelah proses penempaan t = 3,6 s. Selanjutnya pemendekan aksial terbesar sekitar 7.7mm. Selama proses penempaan, suhu interface menurun drastis dengan ekstrusi bahan termoplastik bersuhu tinggi. Uday dkk 2012 membangun sebuah analisis data untuk peningkatan panas akibat gesekan, berdasarkan parameter yang berbeda dari kondisi kontak antara dua bahan berbeda. Komposit keramik Al2O3-YSZ dan 6061 Al alloy, yang merupakan contoh sambungan logam akibat gesekan yang digunakan dalam eksperimen. Logam alumina mengandung 0, 25 dan 50 berat yttria stabil zirkonia diproduksi oleh pengecoran pada cetakan Plaster Paris dan selanjutnya disinter pada 1600 ° C. Diameter kedua keramik dan batang logam adalah 16 mm. Kecepatan rotasi untuk pengelasan gesekan adalah antara 630 dan 2500 rpm. Sebagai hasilnya, data yang berbeda dievaluasi untuk memperoleh sifat sambungan dan kondisi operasi, dan memperoleh hasil berarti dalam pemodelan proses pengelasan dan kekuatan sambungan dalam berbagai kondisi. Pengelasan gesek menghasilkan gradien suhu yang dekat dengan proses penyambungan. Suhu pada gesekan interface meningkat tajam karena variasi gesek dan sifat plastis. Hal ini terbukti dengan menjaga gaya gesek 5000 N konstan, dengan meningkatnya kecepatan rotasi, suhu puncak ikut meningkat. Namun untuk mencapai kekuatan sambungan yang baik, suhu operasi terbaik untuk alumina 6061 Al alloy sekitar 125,4 ◦C pada kecepatan putar 2.500 rpm. Sedangkan suhu operasi terbaik untuk komposit alumina- YSZ 6061 Al alloy berkisar 129,1 ◦C sampai 139.4 ◦C pada kecepatan putar yang lebih rendah 630-900 rpm. Koefisien gesek dan beban gesek yang konstan untuk penelitian saat ini, peningkatan kecepatan putar harus dikaitkan dengan sifat material dan jumlah konduktivitas termal untuk bahan pada penelitian ini.

2.2. Dasar Teori

Perkembangan penggunaan teknik pengelasan dalam bidang kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran, kendaraan rel dan lain sebagainya. Las dapat juga digunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, mempertebal bagian yang aus dan macam-macam reparasi lainnya Wiryosumarto dan Okumura; 2008. Secara sederhana dapat diartikan bahwa pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam sampai titik rekristalisasi logam baik mengunakan bahan tambahan maupun tidak dan menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas. Deutche Industrie Normen DIN mendefinisikan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Pengelasan welding adalah salah satu proses penyambungan dua buah logam sampai titik rekristalisasi logam baik menggunakan bahan tambahan maupun tidak dan menggunakanenergi panas sebagai pencair bahan yang dilas Wiryosutomo dan Okumura 2008. Selain untuk menyambung, proses pengelasan dapat juga digunakan untuk memperbaiki, misalnya untuk mengisi atau menambal lubang-lubang pada bagian-bagian coran yang sudah aus. Berdasarkan kerjanya, pengelasan digolongkan menjadi : 1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. 2. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. 3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

2.3. Daerah Lasan a.

Las Fusi Daerah pengelasan adalah daerah yang terkena pengaruh panas pada saat pengelasan, pengaruh panas tersebut menyebabkan perubahan struktur mikro, sifat mekanik dan ada yang tidak merubah struktur mikro dan sifat mekanik.Daerah pengelasan dibagi menjadi 4 ditunjukan pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Daerah las fusi. Sumber: www.teknikmesin.orgdaerah-pengaruh-panas-haz Daerah lasan terdiri dari empat bagian yaitu: Wiryosumarto dan Okumura, 1981 1. Logam lasan weld metal, adalah daerah endapan las weld deposit dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku. Endapan las weld deposit berasal dari logam pengisi filler metal. 2. Garis gabungan fusion line, adalah garis gabungan antara logam lasan dan HAZ, dapat dilihat dengan mengetsa penampang las. Daerah ini adalah batas bagian cair dan padat dari sambungan las. 3. HAZ Heat Affected Zone, adalah daerah pengaruh panas atau daerah dimana logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama pengelasan mengalami siklus termal atau pemanasan dan pendinginan dengan cepat. Penyebaran panas pada logam induk dipengaruhi oleh temperatur panas dari