KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI BAHARI (Studi di Kabupaten Lamongan)

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebijakan dan Pembangunan adalah merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Sebagai suatu proses pada peningkatan kualitas pada hidup manusia, dengan konsep pembangunan adalah sebuah konteks yang dimana kebijakan beroperasi pada tingkat sosial yang ada didaerah, oleh karena itu maka sebuah kebijakan memerlukan satu dorongan yang bisa membawa pada apa yang kita bisa untuk melakukan sebuah hal dorongan pada apa yang kita terapkan dengan berdasarkan mekanisme pembuatan kebijakan yang dimana dibuat langsung oleh pemerintah untuk meningkatkan kebersamaan bersama pada tingkat sosial yang sama, dengan pelaksanaan pada penerapan pola membangun rasa tingkat sosial yang tinggi pada masyarakat sebagaimana mestinya.1

Kebijakan (policy) adalah sebuah instrumen pemerintahan, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan governance yang menyentuh pengelolaan pada sumberdaya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumberdaya alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga Negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi,

1

Suharto Edi, 2008, Analisis Kebijakan Publik; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, Alfabeta (edisi revisi), Bandung, hlm : 1.


(2)

kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik pada suatu negara.2

Salah satu tugas pemerintah adalah untuk sebagai perumusan pada kebijakan publik. Dengan suatu kebijakan publik maka dapat dirumuskan secara sistematik, dan dapat diperlukan sebagai sebuah proses yang sistematis pula. Meskipun dengan proses itu tidak selalu harus bersifat kaku, pada proses perumusan kebijakan yang memungkinkan sistem pemerintahan dalam merumuskan kebijakan menjadi teratur dan memiliki ritme yang jelas. Dalam proses perumusan kebijakan yang sering pula disebut sebagai lingkaran kebijakan (policy cycle).3

Dengan terdapat pola keleluasaan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerinah Daerah yang memberikan kebijakan pada pembagian kekuasaan yang mutlak untuk dilakukan sebagaimana terdapat pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang lebih menekankan pemberian wewenang seluas-luasnya agar daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan untuk pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan, dengan mengutamakan kesejahteraan masyarakat di daerah dalam peningkatan sumber daya manusia.4

Seiring pada masa reformasi, pemerintah melakukan suatu gerakan dalam meningkatkan kebebasan kepada rakyatnya untuk melakukan suatu kemandirian dalam beraktifitas sesuai dengan bidangnya di dalam masa demokrasi ini yang

2

Suharto Edi, 2008, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung, hlm : 3.

3

Ibid, hlm : 23.

4

Sarundajang, S.H, Pemerintahan Daerah di Berbagai Negara, Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm : 69.


(3)

membuat suatu kebijakan berupa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang mana telah memberikan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggungjawab, yang diwujudkan dengan pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional serta adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah secara proporsional sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan pemerataan.

Undang-Undang ini mengatur tentang Otonomi Daerah dalam pengelolaan sumberdaya kelautan, yang mencakup kewenangan sampai dengan 12 mil laut dari garis pantai pasang surut terendah untuk perairan dangkal, dan 12 mil laut dari garis pangkal ke laut lepas untuk Daerah Propinsi dan sepertiga dari batas propinsi untuk Daerah Kabupaten. Kewenangan Daerah terhadap sumberdaya kelautan meliputi kewenangan dalam:

(a). Eksplorasi, Eksploitasi, Konservasi dan Pengelolaan kekayaan laut (b). Pengaturan kepentingan administratif

(c). Pengaturan tata ruang

(d). Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah

(e). Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan Negara khususnya di laut.5

Didalam peraturan menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan pada pasal 17 menyebutkan bahwa pemerintah mengatur dan mengembangkan penggunaan sarana dan prasarana pembudidayaan ikan dalam rangka pengembangan pembudidayaan ikan. Maka dengan itu, pemerintah sigap

5


(4)

dalam merespon dan melakukan peningkatan dan pengembangan dalam pengelolaan sumber potensi perikanan dan pembudidayaan ikan di suatu daerah tertentu agar terdapat suatu kesamaan yang merata pada tingkat daerah hasil potensi yang ada.

Disisi lain ketangguhan dan kemampuan manusia untuk menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan dan kesejahteraan masyarakat pesisir nelayan ditentukan oleh perpaduan dari seluruh kondisi dinamik dari semua segi kehidupan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan manusia dengan lingkungan hidup adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap lingkungannya termasuk lingkungan sosial kebijakan atau pengaturan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat nelayan. Sebagaimana mestinya untuk ditingkatkan dalam pola pengawasan yang secara terpadu untuk ditingatkan demi kesejahteraan masyarakat daerah untuk kemajuan dan kebersamaan bersama.

Maka sebagaimana dengan hasil potensi yang dimiliki Bangsa Indonesia di bidang kelautan sangatlah besar, namun belum ada penggalian yang lebih dalam terhadap potensi yang ada tersebut, sehingga perlu diadakan penggalian yang mendalam terhadap potensi di bidang kelautan tersebut. Dengan potensi yang demikian besar, agar pengembangan perikanan, termasuk nelayan tradisional, memberikan manfaat bagi pembangunan maka dalam pelaksanaannya dibutuhkan riset dan penelitian bagi masyarakat lokal untuk dapat memanfaatkan potensi yang ada tersebut dan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya


(5)

adalah dengan mengeksploitasi biota laut secara efisien baik ikan maupun tumbuh-tumbuhan tanpa melupakan aspek kelestarian dari kehidupan laut.6

Untuk itu, dengan ketidaktentuan berdasarkan lama waktu pergi melaut, maka nelayan pantai utara (Tuban, Lamongan dan Gresik) dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu nelayan mingguan dan nelayan harian. Nelayan mingguan merupakan nelayan yang pergi ke laut minimal satu minggu sedangkan nelayan harian merupakan nelayan yang pergi melaut hanya dalam waktu sehari. Nelayan pantai utara dalam pergi melaut selalu berkelompok dalam mencari ikan dilaut, untuk itu maka nelayan yang masih menggunakan alat tradisional tentunya sangatlah jauh ketinggalan dengan hasil yang didapat dalam proses pendapatan hasil yang kurang maksimal dalam memperoleh tangkapan ikan laut jika dibandingkan dengan nelayan yang menggunakan peralatan alat tangkap modern.

Masyarakat bagian utara yang berada di daerah Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan mereka sebagian besar hidup sebagai nelayan. Kehidupan merekapun tergantung dari hasil tangkapan yang mereka dapatkan sehari-hari. Dalam pelaksanaan pembangunan di sektor perikanan dan kelautan sangatlah ditentukan oleh Pemerintah Daerah dalam mengembangan sektor wilayah kelautan yang semaksimal mungkin untuk ditingkatkan pola demi peningkatan perekonomian daerah yang lebih maju dan bertambahnya pemasukan dalam APBD yang cukup untuk dinikmati oleh masyarakat dalam pengembangan yang lebih maju dan berkembang dalam sektor potensi kelautan yang ada.

6


(6)

Dimana pemerintah sangatlah berperan dalam pembangunan ditingkat daerah yang belum berkembang dalam sektor pelayanan yang kurang prima untuk peningkatan kewaspadaan dalam pengawasan yang belum dijangkau atau dicapai, maka dengan itu Pemerintah Daerah harus secara langsung turun untuk melihat kondisi ril lapangan yang belum sepenuhya ditanggani secara maksimal dalam mengembangkan daerah yang tertinggal untuk segera ditingkatkan.

Mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 02 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2006-2010 bahwa visi Kabupaten Lamongan adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat Lamongan melalui peningkatan perekonomian dan kualitas SDM yang lebih baik dan maju dengan dilandasi kebersamaan dan pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No.7 Tahun 2004, Tentang Retribusi izin usaha perikanan dan kelautan di Kabupaten Lamongan, bahwa guna mendorong pertumbuhan dan pengembangan perikanan serta melindungi sumber daya alam di Kabupaten Lamongan, khususnya yang berada di perairan, maka perlu adanya pengaturan mengenai usaha perikanan di Kabupaten Lamongan.7 Mengingat potensi perikanan dan kelautan Kabupaten Lamongan cukup signifikan, meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya dan sektor usaha perikanan lainnya. Sedangkan indikator potensi perikanan dan kelautan

7

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No.7 Tahun 2004, Tentang Retribusi izin usaha perikanan dan kelautan di Kabupaten Lamongan.


(7)

secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori:8 sumberdaya perikanan tangkap, budidaya tambak, budidaya laut, bioteknologi kelautan.

Potensi perikanan dan kelautan Kabupaten Lamongan yang secara penuh dapat dikembangkan dengan hasil apa yang diperoleh dari apa yang didapat lewat hasil potensi laut yang cukup termanifestasi dari hasil yang sebenarnya cukup signifikan, terutama meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya dan sektor usaha perikanan lainnya, selain usaha penangkapan ikan dilaut dengan rata-rata produksi, 63.000 ton pertahun dengan jumlah armada kapal/perahu 5.617 unit dan jumlah nelayan sebanyak 23.807 orang, usaha penangkapan juga dilakukan diperairan umum berupa rawa-rawa dan waduk serta sungai dengan produksi rata rata 2.192 ton pertahun atau sekitar 10.155 ha rupiah. Dalam pengembangan setiap tahunnya Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan yang khususya bagian daerah Kecamatan Brondong dan sekitarnya yang terletak pada wilayah pesisir yang dimana seluruh warga sebagian besar bermata pencarian sebagai nelayan.9

Dari uraian diatas maka penyusun tertarik untuk mengetahuai bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah dalam menangani potensi bahari tersebut, maka untuk itu judul skripsi yang kami angkat yaitu: Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Potensi Bahari (Studi di Kabupaten Lamongan).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan?

8

http://herihery.blogspot.com/2009/01/prospek-jasa-kelautan-nusantara-yang.html

9

Potensi-Hasil-Perikanan-Laut-http://www.lamongankab.go.id/view.php?mode=9&sort. Diakses pada tanggal 27 September 2010.


(8)

2. Bagaimanakah hasil-hasil yang telah dicapai Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan sampai 2010? 3. Apa saja yang menjadi kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan

dalam mengelola dan mengembangkan Potensi Bahari ? C. Tujuan Penelitian

Dengan tujuan merupakan unsur yang diharapkan sebagai faktor penentu agar orang lain bisa mengetahui apa yang menjadi keinginan dari peneliti. Untuk itu maka dari suatu tujuan tersebut bisa merupakan hasil usaha yang mendasar atas penulisan dari sang penelitian. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengeksplorasi secara mendasar dan mendalam terhadap bahan yang akan dikaji untuk mendapat teori dan gagasan konsep yang ingin dicapai, maka untuk itu penulis ingin melakukan tujuan berdasar dari penelitian agar apa yang didapat bermanfaat. Adapun hasil yang ingin dicapai dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan.

2. Untuk mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan sampai 2010. 3. Untuk mengetahui kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan

dalam mengelola dan mengembangkan Potensi Bahari. D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan komitmen dimana aktifitas penelitian agar penelitian memiliki guna dalam pengetahuan:


(9)

a) Sebagai suatu wahana pada peningkatan suatu wawasan dan pengalaman pada peneliti pada saat di lapangan.

b) Menambah pengetahuan pola peningkatan pada bidang Ilmu Pemerintahan dalam memberikan manfaat yang selebihnya.

c) Dapat membantu kepada Pemerintah Daerah dalam menangani sumber potensi daerah untuk dikembangkan sebagai mestinya dalam sektor kelautan dan perikanan yang ada.

2. Secara Praktis

a) Dapat memberikan suatu deskriptif kepada Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi bahari yang ada.

b) Menambah daya hasil potensi bahari dalam meningkatkan perekonomian Daerah yang semaksimal mungkin untuk didapat. E. Definisi Konseptual

Konsep adalah istilah, terdiri dari suatu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gajala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Bailey (1982) menyebutnya sebagai persepsi (mental image) atau abstraksi yang dibentuk dengan mengenaralisasikan hal-hal khusus.10 Dalam melakukan suatu penelitian yang tentunya saja ada sebuah konsep dasar dalam pemikiran, untuk itu maka, hal ini sangatlah penting untuk memberikan suatu batasan-batasan yang berkaitan dengan suatu konsep dasar apa yang telah dimaksud oleh peneliti. Maka konsep yang akan dipakai oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan Pemerintah Daerah

10


(10)

Kebijakan pemerintah Daerah adalah serangkaian program yang dipilih oleh pemerintah Daerah untuk segera dilaksanakan atau tidak dilaksanakannya dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.11

2. Potensi Bahari

Potensi bahari adalah suatu potensi organisme air dibawah pengontrolan/pengelolaan manusia untuk memanipulasi paling tidak satu tingkat kehidupan organisme yang dipelihara sebelum mereka dipanen untuk tujuan peningkatan produksi. Akhir-akhir in kegiatan budidaya ikan, baik yang bersifat menyokong maupun yang langsung terlibat dalam kegiatan budidaya itu sendiri, mulai banyak menarik perhatian masyarakat dan pemerintah.12

3. Mengembangkan Potensi Bahari

Pada masa Orde Baru Pemerintah Daerah selalu ditekan untuk melakukan kemauan yang diiginkan, untuk itu jika selama ini terdapat kesan bahwa Pemerintah Daerah tidak peduli terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan termasuk pesisir secara berkelanjutan sangatlah wajar mengingat manfaat terbesar dari sumberdaya tersebut tidak mereka nikmati, melainkan dinikmati oleh Pemerintah Pusat. Berdasarkan Otonomi Daerah ini, Pemerintah Daerah sudah memiliki landasan yang kuat untuk mengimplementasikan dengan pengembangan pola pembangunan kelautan secara terpadu mulai dari aspek perencanaan, pemanfaatan, pengawasan

11

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Edisi 2, cetakan 5, Bumi Aksara, Jakarta, hlm : 2

12


(11)

dan pengendalian sumberdaya kelautan dalam upaya menerapkan pembangunan kelautan secara berkelanjutan.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional berfungsi untuk data yang dikumpulkan agar peneliti ini mendapat sebuah perspektif dalam penelitian dan untuk bisa lebih mendalami. Berdasarkan dengan beberapa sebuah indikator yang akan dibahas dalam definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan.

a. Bentuk-bentuk kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan

b. Sosialisasi kebijakan kepada masyarakat Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari.

c. Pelaksanaan kebijakan dalam mengembangkan potensi daerah yang berupa kelautan dan perikanan

2. Hasil-hasil yang telah dicapai Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan sampai 2010

a. Pembangunan Pariwisata Bahari Lamongan b. Perkembangan Sektor perikanan

3. Kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengelola dan mengembangkan Potensi Bahari.

a. Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan


(12)

b. Kesadaran masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan Potensi Bahari

c. Monitoring implementasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan adalah metode deskriptif yakni upaya penulis secara terperinci dengan menjelaskan suatu objek penelitian agar dapat dipahami sesuai dengan apa yang didapat dilapangan. Untuk itu peneliti mengunakan penelitian deskriptif yaitu penelitan yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, juga menyajikan data, menganalisa dan menginterpretasi. Penggunaan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta dan sifat populasi.13

Dalam penelitian ini menggunakan metode diskriptifdengan alasan bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian responden dan peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan suatu temuan atau mengembangkan temuan dan memberikan informasi serta gambaran tentang implementasi kebijakan Pemda dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan

13

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Memberi Bekal Teoritis Pada Mahasiswa Tentang Metodologi Penelitian Serta Diharapkan Dapat Melaksanakan Penelitian Dengan Langkah-langkah yang Benar, Bumi Aksara, 2003,hlm: 82.


(13)

wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui. Metode kualitatif juga dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan.

2. Lokasi Penelitian

Tempat lokasi penelitian merupakan tempat dimana wilayah yang akan menjadi tempat peneliti sebagai objek lapangan dimana peneliti mendapatkan informasi, gambaran, data-data yang diteliti dari tempat tersebut. Tempat penelitian yang dimaksud adalah di Kabupaten Lamongan yang sebagaimana tempat yang ditujuh peneliti merupakan tempat yang sangat ideal untuk diteliti, dan sebagaimana yang dimaksudkan didalam penelitian tersebut adalah di sebuah instansi dan lembaga dari Pemerintah Kabupaten Lamongan tersebut. Untuk mempermudah mendapatkan informasi, gambaran dan data yang valid dari mereka.

Menurut Hamidi penjelasan lokasi penelitian pertama, menyebut tempat penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga tertentu. Kedua, yang lebih penting adalah mengemukakan alasan adanya fenomena sosial atau peristiwa yang dimaksud oleh kata kunci penelitian, terjadi di lokasi tersebut (yakni tindakan kontroversi). Ketiga, adanya kekhasan lokasi itu yang tidak dimiliki oleh lokasi lain sehubungan dengan atau yang terkait dengan penelitian.14

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sebuah informasi dimana orang dapat mengetahui dan mengerti tentang situasi dan kondisi yang diteliti untuk dapat

14

Hamidi, Metode Penelitian Kualititatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian, UMM Press, 2004, hlm : 69.


(14)

memberikan sebuah informasi apa yang telah diteliti.15 Maka dengan suatu pula peneliti menginginkan agar penelitian ini bisa semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan data yang benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti, maka dengan itu obyek dari penelitian ini yang ingin dicapai dari beberapa orang yang dianggap sebagai aktor regulasi dari semua ini. Maka dari itu, sebagaimana yang terdapat judul diatas tentang kebijakan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi daerah. Adapun ada beberapa subyek yang peneliti inginkan untuk bisa mencapai apa yang diharapkan, diantaranya sebagai berikut :

1. BAPPEDA

2. Kasubbid Perikanan, Kelautan dan Peternakan 3. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

4. Kepala Bidang Perikanan

5. Kepala Bidang Sumberdaya Kelautan 6. Masyarakat nelayan

7. Pengelola lembaga Ekonomi Mikro 4. Sumber Data

Dalam hal ini, peneliti menggunakan sumber data atau informasi yang menjadi perhatian untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka sumber data yang akan digunakan untuk menyediakan informasi ada dua sumber yaitu:

a) Data Primer

Data primer merupakan data dari sumber informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama yang memahami seluruh tentang masalah yang

15

J Lexy. Moeleong 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm : 90.


(15)

diangkat dalam penelitian ini, khususnya informan yang memahami tentang implementasi kebijakan Pemda dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan. Data primer dalam penelitian ini seperti pejabat yang terlibat langsung di dalamnya, yaitu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data pembantu untuk menguatkan sumber informasi yang di dapatkan dari sumber primer. Banyak macamnya mengenai data-data sekunder menurut Nasution tentang sumber-sumber sekunder dapat terdiri atas berbagai macam, dari surat menyurat pribadi, kitab harian, notula rapat perkumpulan sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah tersebut.16

Data sekunder merupakan data yang dipergunakan dalam penelitian untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dapat berupa dokumen yang berupa literatur, jurnal dan sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan serta tujuan penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpula data adalah proses untuk menghimpun data yang diperhatikan serta dapat memberikan suatu gambaran aspek yang akan diteliti. Oleh sebab itu diperlukan alat dalam pengumpulan data agar diperoleh data yang valid. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi (observation)

16

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) “Usul, Tesis, Desain Penelitian, Hipotesis, Validitas, Sampling, Populasi, Observasi, Wawancara, dan Angket”, Bumi Aksara, 2004, hlm : 143.


(16)

Observasi (observation) adalah suatu kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dari dekat obyek penelitian secara lansung untuk memperoleh gambaran dari penelitian secara konkrit. Dengan pengamatan ini memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat, memperhatikan, dan mendengarkan suatu fenomena dimana kejadian itu berada. Dalam penelitian ini menggunakan observasi non-partisipan, yaitu peneliti tidak terlibat lansung dalam aktifitas kelompok yang diteliti tetapi bersikap seabagai observer yang pasif, memperhatikan dan mendengarkan berbagai aktifitas mereka dan menarik kesimpulan dari pengamatan tersebut.17

2. Wawancara (interview)

Metode ini dilakukan dengan menggunakan wawancara secara langsung dengan subyek yang diteliti. Selain itu untuk mengetahui tujuan dan makna penelitian, wawancara dimaksudkan untuk mengetahui lebih jelas tentang berbagai hal secara langsung dari sumber-sumber yang berkepentingan dan berkompeten serta untuk merekonstruksi mengenai orang, kegiatan, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebenarannya. Wawancara tersebut dapat dilakukan secara lisan, sehingga dengan demikian dapat direkam informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. Karena metode yang digunakan metode wawancara, maka yang peneliti gunakan sebagai alat pengumpul data adalah pedoman wawancara. Secara teknis, peneliti lebih cendderung kedalam bentuk baku yang telah disiapkan sejak awal. Wawancara

17

Zaenuri Muchamad, Diktat Kuliah Metode Penelitian Sosial, Jogjakarta, FISIP Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, 1999, hlm : 58.


(17)

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, guna memperoleh data yang terarah, dan langsung mengenai fokus permasalahan.18

3. Dokumentasi (documentation)

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen sebagai sumber data. Menurut Winarno Surakhmad mengatakan bahwa “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah”.19

6. Teknik Analisa Data

Analisa Data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis yang ada. Bentuk analisa data yang digunakan yaitu analisa kualitatif yaitu analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistic, dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada tehnik pengelolaan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia , kemudian melakukan uraian dan penafsiran.20 Adapun langkah yang diambil dalam melakukan analisa data dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Merupakan suatu bentuk analisa yang dapat menyeleksi data lapangan sesuai dengan apa yang diperoleh dari penelitian, dengan maksud bahwa,

18

Suharsini Ari Kunto, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta, Rhinika Cipta 2002.

19

Winarno Surakhmad, 1980, Dasar dan Tehnik Research, Pengantar Metode Ilmiah, Bandung: Tarsito, hlm : 30.

20


(18)

penelitian yang dapat menyeleksi data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan pokoknya berkaitan dengan yang diteliti.

b. Display Data

Merupakan sebuah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, penyajian data biasanya berupa kata-kata, tabel dan sebagainya. Adapun tujuan adanya metode ini adalah untuk mengklasifikasi data yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, sehingga data akan lebih mudah untuk dipahami.

c. Menarik Kesimpulan

Penarikan suatu kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari adanya konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Dengan menganalisis dan menguji kebenaran validitas data yang ada dan merupakan suatu hasil analisis data yang dapat diartikan sebagai proses pemeriksaan terhadap alur analisis data untuk mengetahui proses munculnya kesimpulan penelitian.

Pada dasarnya tujuan dari analisa data dalam suatu penelitian adalah untuk menyempitkan dan membatasi suatu penelitian sehingga menjadi data yang teratur dan dapat diambil kebenarannya sesuai dengan apa yang telah dilakukan penelitian oleh peneliti untuk dapat dipahami sesuai dengan apa yang diperoleh dan dikerjakan oleh peneliti, sehingga penelitian ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Dengan metode tersebut, peneliti berharap bahwa permasalahan yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini dapat terjawab dengan baik dan tepat sesuai dengan apa yang didapat dilapangan.


(19)

(Studi di Kabupaten Lamongan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

M. Yasin Amrullah

(06230021)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(20)

NIM

: 06230021

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Judul

:

Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan

Potensi Bahari (Studi di Kabupaten Lamongan)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan

Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

(Prof. H. M. Mas’ud Said. Ph.D)

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

Kajur Ilmu Pemerintahan


(21)

Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Pada :

Hari

: Senin

Tanggal

: 24-01-2011

Jam

: 14:30 WIB

Tempat

: Ruang Kajian Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1.

Drs. H. Jainuri, M.Si

: (………..)

2.

Drs. H. Imam Hidayat, M.M

: (………..)

3.

Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si

: (………..)

4.

Prof. H. M. Mas’ud Said. Ph.D

: (………..)

Mengesahkan,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang


(22)

Tempat, Tanggal Lahir

: Lamongan, 13 Januari 1985

NIM

: 06230021

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul : “Kebijakan

Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Potensi Bahari” (Studi di Kabupaten

Lamongan).

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana

berlaku.

Malang, 17 Januari 2011

Yang Menyatakan,


(23)

NIM

: 06230021

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Program Studi

: Strata. 1 (S-1)

Judul Skripsi

:

Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan

Potensi Bahari ( Studi di Kabupaten Lamongan)

Pembimbing

: 1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si

2. Prof. H. M. Mas’ud Said. Ph.D

Konsultasi Skripsi

:

Tanggal Bimbingan

Paraf Pembimbing

Keterangan Bimbingan

I

II

Tanggal 12-10-2010

Pengajuan Proposal

Tanggal 27-10-2010

Revisi Proposal

Tanggal 10-11-2010

ACC Seminar Proposal

Tanggal 06-12-2010

ACC Bab I

Tanggal 17-12-2010

Revisi Bab II, dan III

Tanggal 25-12-2010

ACC Bab II, dan III

Tanggal 06-01-2011

Revisi Bab IV dan V

Tanggal 17-01-2011

ACC Bab IV, dan V

Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi : 17 Januari 2011

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

(Prof. H. M. Mas’ud Said. Ph.D)

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Ilmu Pemerintahan


(24)

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan baik dari segi, kesulitan, kemudahan, hingga kelapangan dan

kebanggaan yang semua aku alami di dalam mengerjakan tugas akhir ini, dan tak lupa

aku ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua yang telah membantu penulis

di dalam menyelesaikan tugas ini hingga akhir dalam penyusunan, yang diantaranya :

1.

Buat kedua orang tuaku tercinta Ali Khusri dan Kartini yang selama ini

mendidik dan membimbingku, dan tiada henti-hentinya menyayangiku, dan

selalu menuntunku ke jalan dunia dan akhirat. Mereka merupakan inspirasiku

untuk melangkah dalam hidup ini dengan sebaik-baiknya,

(I LOVE YOU)

.

2.

Buat Mbahku tercinta H. Fakeh (almarhum), Hj. Sumani, Nur Hadi dan Sutiah

yang amat aku sayangi, dengan memberikanku dukungan dalam menata

hidupku yang lebih baik dari sebelumnya.

3.

Terimakasih buat Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai, yang

terutama Kakakku M. Nur Khosi’in, adikku Ninik Nirma Zunita dan Ayunin

Khanif Azhar, yang telah memberikan dukungan/ motivasi dalam bentuk

doanya.

4.

Keponakanku putri, tiara, ninit, firman, nisa, mimin, yufa, agnes, tawas dan

juga fajar yang semuanya aku sayangi.

5.

Teman-temanku seperjuangan di HMI Cabang Malang Komisariat ISIP

UMM, yang terutama Awang Dharmawan, Iradhat Taqwa S, Jamsari,

Mukrom (cak mat), Hasyim, Agus, Anhar, Rara, Leni, Sari dll. HMI

Komisariat di lingkungan Korkom UMM, HMI Cabang Malang, dan maupun

alumni HMI se-Cabang Malang.

(YAKUSA)

.

6.

Dan Tak lupa pula juga buat Kawan-kawanku Jurusan Ilmu Pemerintahan

angkatan 2006, Ucup, Samid, Tino, Sigit, Suhu, Faisal, Gita, Indra, Vilna,

Yuni dll, maupun Teman-temanku KKN Kelompok 13, terutama Iskandar,


(25)

selama ini telah memberikan penulis spirit dalam bentuk moril, materil dan

spirituil hingga dalam penyusunan tugas akhir (skripsi) ini selesai. Semoga

amal baik mereka diterimah oleh ALLAH SWT, Amin.

Besar harapan penulis semoga dengan tersusunya ”Tugas Akhir” yang berupa

“Skripsi” ini, dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Tiada Insan yang sempurna di dunia ini, demikian halnya dengan penulis,

walaupun penulis telah berusaha maksimal untuk menyusun “skripsi” menjadi tugas

akhir yang baik, namun karena keterbatasan penulis sebagai orang yang penuh

dengan kekurangan dan kekhilafan, maka dari itu, penulis berharap kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca. Sekian terimakasih.

Billahittaufiq Wal Hidayah


(26)

“Adakah pengabdian yang tulus selain pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan Tanah Air” (Bung Karno).

“Yang terpenting dalam mengerjakan suatu hal adalah bagaimana proses yang kita

jalani, bukan hasil yang dicapai” (Teori system David Easton).

“Jangan membanggakan apa yang kamu lakukan hari ini, sebab engkau tidak akan

tahu apa yang akan di berikan oleh hari esok” (Phytagoras).

”Di depan memberikan teladan yakni siapapun yang dijadikan pemimpin atau

dituakan harus mampu menempatkan dirinya sebagai sosok contoh bagi yang muda

atau bawahannya. Di tengah-tengah mendorong karsa yakni orang tua atau orang

yang dituakan hendaknya mampu memberikan dorongan kepada anak-anak dan

generasi muda untuk mengembangkan diri lebih baik secara optimal. Di belakang

mengikuti untuk kebaikan atau keselamatan yakni selaku orang tua atau pemimpin

harus mampu menempatkan diri di belakang kaum muda atau bawahan yang serta

berkewajiban selalu menyertai segala sepak terjang pada generasi muda atau

bawahan agar tidak terjerumus dalam ketidakbaikan” (Peribahasa Jawa).

“Tegakkanlah keadilan semata-mata karena ALLAH juga terhadapmu sendiri,

orangtuamu dan kaum kerabatmu, serta juga kepada orang lain, baik yang kaya

maupun yang miskin. Karena ALLAH melindungi semuanya janganlah menuruti

hawa nafsunya. Dan kalau engkau menyimpang, dan memutar balikan atau enggan

berlaku adil, maka sesungguhnya ALLAH maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”, (QS. An-Nisa (4):135).

”Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkanlah aku

ke tempat keluar yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisimu kekuasaan yang

dapat menolongku” (QS. Al-Isra (17): 80).


(27)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tiada kata

lain hanyalah puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir (skripsi) ini dengan sungguh-sungguhnya, sehingga skripsi yang berjudul

”Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Potensi Bahari” (Studi

di Kabupaten Lamongan),

dapat diselesaikan. Shalawat serta salam kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah mana memberikan suatu petunjuk

serta ketaulada’an-Nya bagi umatnya. Dan semoga kita diberikan kekuatan untuk

melanjutkan perjuangan beliau di muka bumi ini.

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis ingin

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu

dalam penyusunan skripsi ini yang dimaksudkan untuk sebagai memenuhi salah satu

syarat dalam merai gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik dengan spesialisasi Ilmu Pemerintahan yang ada di Universitas

Muhammadiyah Malang. Sehingga penulis mengucapkan, pada :

1.

Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang serta seluruh jajaran Pembantu Rektor dan Staf

Rektorat UMM.

2.

Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3.

Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan selaku juga

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang, dan Bapak Prof. H. M. Mas’ud Said.

Ph.D selaku Dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan

tenaganya untuk membimbing, mengarahkan, dan menasehati penulis.


(28)

sekaligus rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam

penyelesaian skripsi ini.

5.

Bapak Ir. Mustakim Arief, M.M selaku Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Lamongan, Bapak Ir. Tri Wahyudi, M.M selaku Kabid Perikanan

Budidaya, dan Bapak Arief Soedjanarta yang selaku Kabid P2HP yang telah

mana bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk bantuan serta petunjuk

kepada penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

6.

Bapak/Ibu Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

7.

Untuk keluarga besarku yang ada di Kabupaten Lamongan yang telah

memberikan dorongan dan doa-Nya sehingga dalam penyusunan skripsi ini

penulis bisa menyelesaikan.

8.

Rekan-rekan seperjuangan yang ada di Malang maupun yang ada di

Kabupaten Lamongan, terimakasih atas dukungan dan doa-Nya.

Didalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini karena

keterbatasan yang ada pada diri penulis. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran

dari semua pihak demi perbaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat,

Amin....

Billahittaufiq Wal Hidayah.

Malang, 29 Januari 2011

Penulis,


(29)

LEMBAR JUDUL

... ...i

LEMBAR PERSETUJUAN

... ...ii

LEMBAR PENGESAHAN

... ...iii

LEMBAR PERNYATAAN

... ...iv

BERITA ACARA BIMBINGAN

... ...v

LEMBAR PERSEMBAHAN

... ...vi

KATA PENGANTAR

... ...viii

DAFTAR ISI

... ...x

DAFTAR TABEL

... ...xiii

ABSTRAKSI

... ...xiv

ABSTRACT

... ...xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang...1

B.

Rumusan Masalah………..7

C.

Tujuan Penelitian………...7

D.

Manfaat Penelitian……….8

E.

Definisi Konseptual………...9

F.

Definisi Operasional………10

G.

Metode Penelitian………12

1.

Jenis Penelitian………...12

2.

Lokasi Penelitian...12

3.

Subyek Penelitian...13

4.

Sumber Data...14

5.

Teknik Pengumpulan Data...15

6.

Teknik Analisa Data………..17


(30)

3.

Implementasi Kebijakan………24

B.

Pemerintah Daerah………...28

1.

Pengertian Pemerintah Daerah………...28

2.

Unsur Pemerintah Daerah ………..28

3.

Urusan Pemerintah Daerah………30

4.

Fungsi Pemerintah Daerah……….31

C.

Potensi Bahari di Indonesia……….33

BAB III : DESKRIPSI WILAYAH

A.

Potensi Wilayah………...36

1.

Letak Geografis………..36

2.

Faktor Demografis………38

3.

Tujuan dan Arah Pembangunan Jangka Menengah Daerah………..40

4.

Kebijakan Perwilayahan Pembangunan……….42

5.

Kondisi Ekonomi………...44

B.

Kebijakan Pembangunan Kebaharian di Kabupaten Lamongan……….48

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

A.

Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan

potensi bahari di Kabupaten Lamongan………..51

1.

Bentuk-Bentuk Kebijakan dalam Mengembangkan Potensi Bahari……..51

2.

Sosialisasi Kebijakan dalam Mengembangkan Potensi Bahari………….56

3.

Pelaksanaan Kebijakan………..60

B.

Hasil-hasil yang telah dicapai Pemerintah Daerah dalam mengembangkan

potensi bahari di Kabupaten Lamongan sampai 2010……….66

1.

Pembangunan Pariwisata Bahari Lamongan……….66


(31)

2.

Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam Mengelola Potensi Bahari…...81

3.

Kurangnya Pengawasan/Monitoring Implementasi Kebijakan………….84

BAB V : PENUTUP

A.

Kesimpulan………..88

B.

Saran………90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(32)

Tablel 3.1. Banyaknya Desa dan Kelurahan Serta Luas Per-Kecamatan...37

Table 3.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan...39

Table 3.3. Komposisi Kelompok Umur Berdasarkan Jensi Kelamin...39

Table 3.4. Jumlah Pencari Kerja Penduduk Kabupaten Lamongan...40

Table 4.1. Produksi Perikanan Kabupaten Lamongan...65


(33)

Anonymous,

Estimasi Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya AlamLaut

Indonesia

, Puslitbangkan ,Deptan, Jakarta. 1997.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi,

Metodologi Penelitian.

Bumi Aksara, 2003

.

Dahuri, Rokhmin.

Perikanan Sebagai Sektor Andalan Nasional (Kebijakan Strategi

Pembangunan Kelautan dan Perikanan)

. Ikatan Sarjana Perikanan

Indonesia. Jakarta. 2002.

Diamark, S.

Kebijaksanaan Pengelolaan Kelautan

, SPL IPB. 2000.

Hamidi,

Metode Penelitian Kualititatif

Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan

Laporan Penelitian,

UMM Pres, 2004.

Indrawasih, Ratna dan Masyhuri Imron.

Pengelolaan Sumberdaya Laut Secara

Terpadu

. IGP Antariksa. Jakarta. 2002.

Irfan, Islamy M,.

Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara

. Edisi 2,

Cetakan 13. Bumi Aksara. Jakarta. 2004.

Iqbal Hasan,

Analisis Data Penelitian Dengan Statistik

,

Bumi Aksara, 2004.

J Lexy, Moeleong,

Metodologi Penelitian Kualitatif

,

PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung. 2000.

Kusnadi.

Nelayan (Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial)

. Humaniora Utama Press.

Bandung. 2000.

Mubyarto, dkk,

Nelayan dan Kemiskinan

,

Jakarta, Penerbit Rajawali, 1994.

Nasution,

Metode Research (Penelitian Ilmiah),

Bumi Aksara, 2004.

Nugroho Riant,

Public Policy

,

PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia,

Jakarta, 2009.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-IPB,

Strategi Dasar Pembangunan

Kelautan di Indonesia,

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-dan


(34)

Soenarko SD,

PUBLIC POLICY

;

Pengertian Pokok Utama Memahami dan

Analisa Kebijaksanaan Pemerintah,

Airlangga University Press, 2003.

Sholichin Abdul, Wahab S.

Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara.

Bumi Aksara. 2005.

Suharsini Ari Kunto,

Metodologi Penelitian Pendekatan Praktek,

Jakarta, Rhinika

Cipta 2002.

Suharto Edi,

Analisis Kebijakan Publik; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan

Kebijakan Sosial

.

Alfabeta (edisi revisi), Bandung, 2008.

Suharto Edi,

Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik,

Alfabeta, Bandung. 2008.

Sulchan, Yasyin.

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

. Surabaya: Amanah. 1997.

Supanji, Babad. Dkk.

Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah

.

Humaniora 2004.

Winarno Surakhmad,

Dasar dan Teknik Research

,

Pengantar Metode Ilmiah,

Bandung: Tarsito. 1980.

Zaenuri Muchamad,

Diktat Kuliah Metode Penelitian Sosial

,

Jogjakarta, FISIP

Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, 1999.

Sumber lain

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2004.

“Formulir Isian Untuk Analisi

SWOT untuk Sepuluh Fungsi Pemerintah Daerah”.

Diakses pada tanggal 21

sepember 2008 dari www.scbdp.com

Wikipedia. 2008.

“Pemerintah Daerah”.

Diakses pada Tanggal 20 September 2008


(35)

Dr. Y. Paonganan. Manakar Potensi Bahari Indonesia


(1)

A. Tinjauan Tentang Kebijakaan………..19

1. Pengertian Kebijakan……….19

2. Dampak Kebijakan……….20

3. Implementasi Kebijakan………24

B. Pemerintah Daerah………...28

1. Pengertian Pemerintah Daerah………...28

2. Unsur Pemerintah Daerah ………..28

3. Urusan Pemerintah Daerah………30

4. Fungsi Pemerintah Daerah……….31

C. Potensi Bahari di Indonesia……….33

BAB III : DESKRIPSI WILAYAH A. Potensi Wilayah………...36

1. Letak Geografis………..36

2. Faktor Demografis………38

3. Tujuan dan Arah Pembangunan Jangka Menengah Daerah………..40

4. Kebijakan Perwilayahan Pembangunan……….42

5. Kondisi Ekonomi………...44

B. Kebijakan Pembangunan Kebaharian di Kabupaten Lamongan……….48

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan………..51

1. Bentuk-Bentuk Kebijakan dalam Mengembangkan Potensi Bahari……..51

2. Sosialisasi Kebijakan dalam Mengembangkan Potensi Bahari………….56

3. Pelaksanaan Kebijakan………..60

B. Hasil-hasil yang telah dicapai Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi bahari di Kabupaten Lamongan sampai 2010……….66

1. Pembangunan Pariwisata Bahari Lamongan……….66


(2)

C. Kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam mengelola dan mengembangkan Potensi Bahari………76 1. Keterbatasan Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan……….76 2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam Mengelola Potensi Bahari…...81 3. Kurangnya Pengawasan/Monitoring Implementasi Kebijakan………….84 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan………..88

B. Saran………90

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tablel 3.1. Banyaknya Desa dan Kelurahan Serta Luas Per-Kecamatan...37

Table 3.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan...39

Table 3.3. Komposisi Kelompok Umur Berdasarkan Jensi Kelamin...39

Table 3.4. Jumlah Pencari Kerja Penduduk Kabupaten Lamongan...40

Table 4.1. Produksi Perikanan Kabupaten Lamongan...65


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Estimasi Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya AlamLaut Indonesia, Puslitbangkan ,Deptan, Jakarta. 1997.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. Bumi Aksara, 2003.

Dahuri, Rokhmin. Perikanan Sebagai Sektor Andalan Nasional (Kebijakan Strategi Pembangunan Kelautan dan Perikanan). Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia. Jakarta. 2002.

Diamark, S. Kebijaksanaan Pengelolaan Kelautan, SPL IPB. 2000.

Hamidi, Metode Penelitian Kualititatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian, UMM Pres, 2004.

Indrawasih, Ratna dan Masyhuri Imron. Pengelolaan Sumberdaya Laut Secara Terpadu. IGP Antariksa. Jakarta. 2002.

Irfan, Islamy M,. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, Cetakan 13. Bumi Aksara. Jakarta. 2004.

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara, 2004.

J Lexy, Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2000.

Kusnadi. Nelayan (Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial). Humaniora Utama Press. Bandung. 2000.

Mubyarto, dkk, Nelayan dan Kemiskinan, Jakarta, Penerbit Rajawali, 1994.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, 2004.

Nugroho Riant, Public Policy, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2009.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-IPB, Strategi Dasar Pembangunan Kelautan di Indonesia, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-dan P3O-LIPI, Bogor. 1998.


(5)

Rohmin Dahuri, Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Laut, CIDS, Jakarta. 2001.

Sarundajang, S.H, Pemerintahan Daerah di Berbagai Negara, Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Soenarko SD, PUBLIC POLICY; Pengertian Pokok Utama Memahami dan Analisa Kebijaksanaan Pemerintah, Airlangga University Press, 2003. Sholichin Abdul, Wahab S. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara. 2005.

Suharsini Ari Kunto, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta, Rhinika Cipta 2002.

Suharto Edi, Analisis Kebijakan Publik; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Alfabeta (edisi revisi), Bandung, 2008.

Suharto Edi, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung. 2008.

Sulchan, Yasyin. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah. 1997.

Supanji, Babad. Dkk. Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah. Humaniora 2004.

Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metode Ilmiah, Bandung: Tarsito. 1980.

Zaenuri Muchamad, Diktat Kuliah Metode Penelitian Sosial, Jogjakarta, FISIP Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, 1999.

Sumber lain

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2004. “Formulir Isian Untuk Analisi

SWOT untuk Sepuluh Fungsi Pemerintah Daerah”. Diakses pada tanggal 21

sepember 2008 dari www.scbdp.com

Wikipedia. 2008. “Pemerintah Daerah”. Diakses pada Tanggal 20 September 2008 Dari www.wikipedia.com


(6)

Potensi-Hasil-Perikanan-Laut-http://www.lamongankab.go.id/view.php?mode=9&sort. Diakses pada tanggal 27 September 2010.

Dr. Y. Paonganan. Manakar Potensi Bahari Indonesia