ANALISA PANDANGAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.46/PUUVIII/ 2010 TENTANG STATUS ANAK LUAR KAWIN

ANALISA PANDANGAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH JAWA
TIMUR TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.46/PUUVIII/2010 TENTANG STATUS ANAK LUAR KAWIN

SKRIPSI

Oleh :
ANA AHSANUL HUDA
NIM. 09120022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN SYARIAH
2013

KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia,
rahmat, hidayah dan inayahNya sehingga atas ridhoNya penyusun dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Pandangan Ulama Tarjih
Muhammadiyah Jawa Timur terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No.

46/PUU-VIII/2010 tentang Status Anak Luar Kawin”. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah ke pangkuan junjungan Nabi Muhammad SAW, teladan
umat seluruh alam yang telah membawa risalah kebenaran beruapa agama Islam.
Penyusun menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan di
dalamnya, hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan yang ada pada diri
penyusun. Penyusun juga menyadari bahwa penulisan ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa adanya partisipasi atau bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penyusun ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Kedua orang tuaku tercinta, Ibuku Robiatin dengan segala cinta dan kasih
sayang, doa, semangat dan segala pengorbanan yang diberikan selama ini
kepadaku, (Alm.) Bapakku Achmad Nawawi, walaupun jasadmu telah tiada,
tapi semangat, jiwa, teladan dan spiritmu masih akan senantiasa membekas
selamanya.

2.

Bapak


Dr.

Muhadjir

Effendy,

M.AP

selaku

Rektor

Universitas

Muhammadiyah Malang, yang telah memberi kesempatan untuk menimba

i

ilmu di kampus putih tercinta dengan diberikannya beasiswa Program

Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) kepada saya.
3.

Bapak Drs. Sunarto M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

4.

Bapak Azhar Muttaqin M.Ag selaku Kepala Jurusan Syariah.

5.

Bapak Moh. Nurhakim, M.Ag, Ph. D. selaku pembimbing I yang telah
banyak memberikan kontribusi pemikiran dan nasehatnya untuk skripsi
penyusun, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

6.

Bapak Drs. Syamsu Rizal Yazid, M.A. selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penyusun demi terselesaikannya
skripsi ini dengan baik.


7.

Bapak-Ibu dosen Jurusan Syariah yang telah mentransformasikan ilmunya
kepada penyusun, sehingga secara pemikiran, penyusun dapat hijrah ilmiah
ke sesuatu yang baru dalam sejarah pemikiran penyusun.

8.

KH. Abdullah Hasyim beserta para pengurus padepokan HW yang telah
memberikan

wawasan

dan

menambah

rasa


cinta

kami

terhadap

Muhammadiyah, di sinilah kami digembleng dan dijadikan kader-kader
militan Muhammadiyah, Ust. Ahda Bina selaku koordinator PPUT yang
bersusah payah bertanggung jawab terhadap kelangsungan perkuliahan kami
di PPUT, tentunya tak lupa kepada teman-teman senasib dan seperjuangan di
padepokan, Dedi, Nabawi, Bashir, Soleh, Azhari, Syafii (Nogo), Toriq,
Sholin, Fahdi, Faqih, Juned, Iyan, Yusuf, Firman, Mas Malik, Yahya, Agus,
Syapii (Piteng), Soni, Nanang (TI), Nurul, Relung, dan Mardiana bersama
kalian adalah sesuatu yang tak kan terlupakan.

ii

9.

Kakak-kakakku tercinta, Mb Urul, Mas Mundir, Mb Rida, Mb Rifah, Mas

Sopan, Mas Dili, Mb Tina, khususnya Mas Sopan dengan segala dukungan
moril dan materil kau mampu menjadi pengganti (alm.) bapak kita tercinta
(terimakasih telah ikut membiayai perkuliahanku), serta para kakak-kakak
iparku terutama Mb Put yang telah mendukung dan merelakan sebagian
rejekinya untukku, dan Mas Meri yang telah memberikan semangat dan
motifasinya kepadaku, matur suwun sam atas pinjaman printernya. Serta
keponakan-keponkan ku yang lucu-lucu, terutama nashwan, biyas, kucil,
pading, dan pleken, kalianlah yang menghiburku dalam kepenatan.

10. Teman-temanku Syariah 2009, para guru di SD Muhammadiyah 03 Tumpang
dan SMK Muhammadiyah 03 Singosari serta seluruh teman-teman yang
pernah berbagi baik waktu maupun pemikiran bersamaku.
Akhirnya semoga jasa baik yang telah mereka berikan menjadi amal ibadah
dan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Malang, 04 Jumadil Akhir 1434 H
15 April 2013 M
Penyusun


Ana Ahsanul Huda

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK

KATA PENGANTAR........................................................................................

i

TRANSLITERASI.............................................................................................

iv


DAFTAR ISI.......................................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................

01

B. Rumusan Masalah .................................................................................

05

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................

06

D. Manfaat Penelitian ................................................................................


07

E. Definisi Operasional..............................................................................

07

F. Metode Penelitian..................................................................................

11

G. Sistematika Penulisan ...........................................................................

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
A. Kelembagaan Mahkamah Konstitusi.......................................................... 18
1. Sejarah Mahkamah Konstitusi............................................................... 18
2. Kedudukan, Kewenangan, dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi.......

22


3. Fungsi dan Peran Mahkamah Konstitusi..............................................

23

iv

B. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010...........................

25

1. Duduk Perkara.....................................................................................

26

2. Pertimbangan Hukum .........................................................................

28

3. Amar Putusan......................................................................................


31

C. Status Anak Luar Kawin..........................................................................

31

D. Majelis Tarjih Muhammadiyah................................................................

39

1. Sejarah Majelis Tarjih.........................................................................

40

2. Tugas Majelis Tarjih dalam Persyarikatan .........................................

42

3. Manhaj Tarjih Muhammadiyah ..........................................................

43

4. Klasifikasi Ulama dalam Persyarikatan Muhammadiyah...................

47

BAB III HASIL PENELITIAN
A. Pandangan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap Putusan
MK No. 46/PUU-VIII/2010 tentang Status Anak Luar Kawin.................

49

B. Alasan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur dalam
Menanggapi Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010....................................

51

C. Alasan yang Paling Relevan dengan Substansi Putusan MK No.46/PUUVIII/2010..................................................................................................

64

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA.
A. Analisa Kritis terhadap putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010..................

71

1. Pencatatan Perkawinan.......................................................................

71

2. Pengertian “Anak Luar Kawin”..........................................................

74

v

3. Hubungan Perdata Anak Luar Kawin.................................................

82

4. Pembuktian Hubungan Darah dengan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.....................................................................................

89

B. Analisa Pendapat Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur
terhadap Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010........................................

95

BAB V PENUTUP.
1. Kesimpulan.........................................................................................

101

2. Saran...................................................................................................

103

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Riwayat Hidup Penulis.

Lampiran 2.

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010.

Lampiran 3.

Transkrip wawancara dengan KH. Muammal Hamidy LC.

Lampiran 4.

Transkrip wawancara dengan Prof. Saiful Anam.

Lampiran 5.

Transkrip wawancara dengan Dr. Saad Ibrahim.

vi

DAFTAR PUSTAKA
Kelompok al-Quran dan Tafsir
Departemen Agama RI. (1989) al-Quran dan Terjemahnya (rev.ed.). Surabaya:
Mahkota.
Muhammad Ali al-Shabuny. (t.t.). Rawâ’i al-Bayân bi taf îr ayât al-Ahkâm min
al-Quran. (Juz II). Mesir : al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubro.
Kelompok Fikih dan Ushul Fikih
Abd. Al-Rahman al-Jaziry. (t.t.). Kitâb Fiqh ‘ala al-Madzâhib al-Arba’ah. (Jilid
V). Mesir : al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubro.
Abdul Karim Zaidan. (1984). Nidhâmu al-Qadlâ’ fi asy-Syari’ati al Islamiyyati.
Baghdad : al-‘amy.
Fathi Bahansy, (1984). Nasriyatul Isbat fil Fiqhil Jinai al-Islami. alih bahasa
Hasyim dan Ibnu Rachman. Yogyakarta: Andi Offset.
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 8. (1980). Alih bahasa Mohammad Tahlib. Cet. 15.
Bandung : PT Al Ma’arif.
Kelompok Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (2011). Cet. 10. Jakarta :
Sekretaris Jendral MPR RI.
Undang-undang RI No. 1 th. 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam, (2010). Bandung: Citra Umbara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. (2010). Bandung : Citra Umbara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 th. 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi. (2012) diambil dari http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/
lihat_pdf.php%3Fpdf%3Duu242003.pdf, yang diakses pada hari Rabu
14/04/2012, 21.35 WIB
Kelompok Hukum
Abdul Manan. (2008). Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia,
Jakarta : Penerbit Kencana.
Ahmad Rofiq. (1998). Hukum Islam di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.
Anshoruddin. (2004). Hukum Pembuktian Menurut Acara Islam dan Hukum
Positif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

vii

Hasbi ash-Shiddieqy. (t.t.) Peradilan dan Hukum Acara Islam. Bandung : AlMa’arif.
Moh. Mahfud MD. (2009). Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu, (Jakarta
:Rajawali Pers.
Moh. Idris Ramulyo. (2002). Tinjauan Beberapa Pasal Undang-undang Nomor 1
Tahun 1974 dari Segi Hukum Perkawinan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Muhammad Salam Madzkur. (1993). Cet. Ke-4. Peradilan dalam Islam, alih
bahasa Imron AM. Surabaya: Bina Ilmu.
R. Subekti. (2005). Cet. Ke-15.
Paramitha.

Hukum Pembuktian. Jakarta :Paradyna

Raihan A. Rasyid. (1991). Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: Rajawali
Press.
Teguh Samudra. (1992). Hukum Pembuktian Dalam Acara Perdata. Bandung :
Alumni.
Wirjono Prodjodikoro. (2010).
Sumur.

Hukum Perkawinan di Indonesia. Bandung:

Kelompok Kamus
Arum Gayatri. (1980). Kamus Kedokteran. Jakarta : Arcan.
Depdikbud, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Peter Salim, Yenny Salim. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (rev.
ed.). Jakarta : Modern English Press.
Makalah, Skripsi dan Tesis.
Asjmuni A. Rahman, et.al. (1985). Laporan Penelitian Majlis Tarjih
Muhammadiyah (Suatu Studi tentang Sistem dan Metode Penentuan Hukum).
Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga.
Asjmuni Abdurrahman. (1987). Sejarah, Organisasi, dan Fungsi serta Sistem
Majlis Tarjih Muhammadiyah. Makalah latihan kader Tarjih Pemuda
Muhammadiyah.
Abdullah Wasian. (2010). Akibat Hukum Kawin Siri (Tidak Dicatat) Terhadap
Istri, Anak, dan Harta Kekayaan (Tinjauan Hukum Islam dan UndangUndang Perkawinan. Tesis Magister Hukum yang tidak diterbitkan, UNDIP
Semarang, 2010.
Ali Muhtarom. (2009). Tes DNA (Deoxirybo Nucleic Acid) Sebagai Alat Bukti
Hubungan Nasab Dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi Sarjana Hukum
Islam yang tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2009.

viii

Chatib Rasyid, (2012). Anak Lahir Diluar Nikah (Secara Hukum) Berbeda
dengan Anak Hasil Zina (Kajian Yuridis terhadap Putusan MK No. 46/PUUVIII-2010). Makalah dalam bentuk PDF yang disampaikan pada Seminar
Status Anak di Luar Nikah dan Hak Keperdataan lainnya, pada tanggal 10
April 2012 di IAIN Walisongo Semarang.
H.A.Mukhsin Asyrof. (2008). Makalah pembanding terhadap makalah Prof.
Dr.H.Ahmad Sukardja, S.H,M.A. berjudul “Menguak Permasalahan Anak
Istilhaq dalam Hukum Islam”, yang dipresentasikan dalam Rakernas Akbar
Mahkamah Agung R.I. bulan Agustus 2008.
Janedjri M. Gaffar, (2009). Kedudukan, Fungsi dan Peran Mahkamah Konstitusi
Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Makalah Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, Surakarta, 2009 hal. 2-3. Dikutip dari
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/pdfMakalah/
diakses
tanggal
12/01/2013, 13.30 WIB
Lailatul Arofa. (2012). Menafsirkan Hubungan Perdata Dalam Uji Materi Pasal
43 ayat (1) UU No. 1/1974 Di Dalam Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010,
makalah yang disampaikan dalam seminar tentang Hukum Keluarga dalam
Konteks Ke-Islaman dan ke Indonesiaan yang dilaksanakan oleh PC
Muslimat NU Kab. Jembrana pada tanggal 1 April 2012 dalam bentuk PDF.
Mu’ammal Hamidy. (2012). Anak Biologis Anak Syar’i?, Makalah yang
disampaikan dalam Kajian Tarjih Majelis Tarjih & Tajdid PW.
Muhammadiyah Jawa Timur dengan tema “Status Anak Di Luar Nikah
Menurut Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” di Lamongan tgl 22
April 2012 M.
Muhammad Kurdi. (2009). Metodologi Ijtihad Muhammadiyah dan NU: Studi
Perbandingan Majlis Tarjih dan Lajnah Bahtsul Masail, Skripsi sarjana
Hukum Islam (S.HI) yang tidak diterbitkan pada Jurusan Syariah Fakultas
Agama Islam Univ. Muhammadiyah Malang 2009.
Sri Wahyuni. (2006). Kedudukan Anak Luar Kawin Menurut Hukum Waris Adat
Di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali, Tesis yang tidak diterbitkan
Undip, Semarang 2006.
Yasin Kusumo Pringgodigdo. (2013). Status Hukum Nasab Anak Zina Studi
Perbandingan Fatwa MUI dan Kajian Tarjih Muhammadiyah PWM Jawa
Timur atas Keputusan MK No. 46/PUU-VIII/2010,Tesis Magister Hukum
Islam (M.HI)
yang tidak diterbitkan pada
Pasca Sarjana Univ.
Muhammadiyah Malang 2013.

Jurnal

ix

Fitrian Noor Hatta. (2007). Status Hukum Dan Hak Anak Hasil Dari Perkawinan
Wanita Hamil (Studi Komparatif antara Hukum Islam dan Hukum Positif di
Indonesia). Jurnal Pengadilan Agama Banjarmasin.
Jumni Nelli. (2010). Nasab Anak Luar Nikah Perspektif Hukum Islam dan
Hukum Perkawinan Nasional. Jurnal dalam bentuk PDF, UIN Suka..
Lain-lain
Abdur Rozak Husein. (1992). Hak Anak Dalam Islam. Jakarta : Fikahati Aneska.
Ali Maschan Moesa. (1999). Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society.
Surabaya : Lepkis.
Asjmuni Abdurrahman. (2010). Manhaj Tarjih Muhammadiyah Metodologi dan
Aplikasi (rev. ed.). cet. V. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Burhan Bungin. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif
dan Kuantitatif. Surabaya: Lepkis.
D.Y. Witanto. (2012). Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin
Pasca Keluranya Putusan MK Tentang Uji Materiil UU Perkawinan. cet. I.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Fathurrahman Djamil. (1995). Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah. cet.
I. Jakarta: Logos Publishing House.
Fathurrahman Djamil. (2002). Pengakuan Anak Luar Nikah dan Akibat
Hukumnya. Dalam Chuzaimah T. Yanggo dan Hafidz Anshary. Problematika
Hukum Islam Kontemporer. Buku Pertama. Jakarta: Firdaus.
Himpunan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, (t.t.). cet. III. Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
Jujun S. Suriasumantri. (1998). Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan
:Mencari Paradigma Kebersamaan. Dalam Harun Nasutin, et.al., Tradisi
Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antardisiplin Ilmu. Bandung:
Penerbit Nuansa Pusjarlit.
Lexy J Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. cet. ke-27. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
M. Nurul Irfan. (2012). Nasab&Status Anak dalam Hukum Islam. Cet. I. Jakarta:
Amzah.
M. Quraish Shihab. (2006). Perempuan. Jakarta: Lentera Hati.
M. Zuffran Sabrie. (1998). Analisa Hukum Islam tentang Anak Luar Nikah.
Jakarta : Departemen Agama RI.
Muhammad Tholchah Hasan. (1987). Islam dalam Perspektif Sosial Budaya. Cet.
1. Jakarta :Galasa Nusantara.

x

Mukhsin Muzarie. (2002). Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil. Yogyakarta :
Pustaka Dinamika.
Muladno. (2002). Seputar Teknologi Rekayasa Genetika, Bogor : Pustaka
Wirausaha Muda dan ESES foundation.
Mustafa Rahman. (2003). Anak Luar Nikah : Status dan Implikasi Hukumnya,
Jakarta : Atmaja.
Putusan Mahkamah Konstitusi RI Putusan No. 46/PUU-VIII/2010 perihal
Pengujian UU no.1 tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Undang Undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia
tahun
1945,
Dari
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.
Putusan&id=1&kat=1&cari=46%2FPUU-VIII%2F2010 diakses hari Rabu,
18/04/2012, 20.32 WIB.
Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bineka Cipta.
Sumardi Suryabrata. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta :Raja Grafindo
Persada.
Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.5/PP/1971 tentang Qaidah
Lajnah Tarjih Muhammadiyah. (2000). Jakarta : Majelis Tarjih dan
Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Suryo. (2001). Genetika srata I, cet. Ke-9. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Media Cetak
Ainur R. Sophiaan. (2012). Beda Keputusan Anak Hasil Zina. Majalah Matan
Edisi 69, April 2012.
M. Saad Ibrahim. (2012). Tes DNA dan Anak Zina, Majalah Matan, Edisi 69,
April 2012.
Buah Simalakama Putusan MK, dalam Harian Surat Kabar Jawa Pos, Rabu, 28
Maret 2012.
Media Online
Desastian, MUI:Putusan MK Sembrono, Over Dosis & Bertentangan dengan
http://www.voaAjaran
Islam,
Rabu,
14/03/2012,
islam.com/news/indonesiana/2012/03/14/18167/muiputusan-mk-sembronoover-dosis-bertentangan-dengan-ajaran-islam/ diakses hari Jumat tanggal
13/04/2012 pukul 19.45 WIB
Mahbib Khoiron, MK: Hubungan Perdata Menyangkut Hak Kemanusiaan, dalam
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,37896-lang,id-

xi

c,nasional-t,MK++Hubungan+Perdata+Menyangkut+Hak+Kemanusiaan.phpx tanggal 13/05/2012 07:39 WIB.
Nur Alfiyah, KPAI: Putusan MK Atasi Masalah Anak di Luar Nikah,
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/18/063384780/KPAI-Putusan-MKAtasi-Masalah-Anak-di-Luar-Nikah, Sabtu, 18/02/2012, diakses hari Selasa,
17/04/2012, 21:31 WIB.
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=1
diakses tanggal 3 Desember 2012, 21.09 WIB.
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=3,
diakses tanggal 3 Desember 2012, 21.10 WIB
Program Komputer (Software) dan Sejenisnya.
Imam Abi al-Husain Muslim Ibn al-Hajjaj, Bab al-Waladu li al-Firasy wa
Tawaqqa al-Syubhat, hadits no. 3686 diambil dari software DVD alMaktabah al- Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita,
2009.
Imam al- Bukhariy, Shohih al-Bukhari, Bab li al- ‘âhir al-Hajar hadits no.2053
diambil dari software DVD al-Maktabah al- Syamilah versi 4.0 yang
diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009.

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahirnya Putusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan uji materiil
UU Perkawinan (UU No.1 Tahun 1974) yang diajukan Hj. Aisyah Mochtar alias
Machica binti H. Mochtar Ibrahim yang meminta puteranya Muhammad Iqbal
Ramadhan bin Moerdiono agar diakui sebagai anak almarhum Moerdiono telah
membawa paradigma baru dalam sistem hukum perdata dan hukum keluarga pada
khususnya yang berlaku di Indonesia, banyak pro dan kontra mengiringi lahirnya
putusan tersebut.1
Mahkamah Konstitusi memberikan keputusan mengabulkan sebagian
permohonan para pemohon. Pasal 2 ayat 2 UU Perkawinan tidak dikabulkan
sebab perkawinan yang dicatatkan adalah untuk mencapai tertib administrasi,
memberikan kepastian dan perlindungan terhadap status hukum suami,istri
maupun anak, memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak tertentu
yangtimbul karena perkawinan seperti hak waris, hak untuk memperoleh
aktekelahiran, dan lain-lain.
Pencatatan secara administratif yang dilakukan negara dimaksudkan agar
perkawinan, sebagai perbuatan hukum penting dalam kehidupan yang dilakukan
oleh yang bersangkutan, yang berimplikasi terjadinya akibat hukum yang sangat
luas, di kemudian hari dapat dibuktikan dengan bukti yang sempurna dengan

1

D.Y. Witanto, Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Keluranya
Putusan MK Tentang Uji Materiil UU Perkawinan, cet. I, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2012), hal.163.
1

suatu akta otentik, sehingga perlindungan dan pelayanan oleh negara terkait
dengan hak-hak yang timbul dari suatu perkawinan dapat terselenggara secara
tertib dan efisien. Artinya dengan dimilikinya bukti otentik akta perkawinan, hakhak yang timbul sebagai akibat perkawinan dapat terlindungi dan terlayani dengan
baik, karena tidak diperlukan proses pembuktian yang memakan waktu, uang,
tenaga, dan pikiran yang lebih banyak, seperti pembuktian mengenai asal-usul
anak dalam pasal 55 UU perkawinan yang mengatur bahwa bila asal-usul anak
tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka mengenai hal itu akan ditetapkan
dengan putusan pengadilan yang berwenang. Pembuktian yang demikian pasti
tidak lebih efektif dan efisien bila dibandingkan adanya akta otentik sebagai
bukti.2
Pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan dikabulkan dengan alasan karena
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata karena
adanya ikatan perkawinan, akan tetapi dapat juga didasarkan pada pembuktian
adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut sebagai bapak.
Dengan demikian, terlepas dari soal prosedur / administrasi perkawinannya, anak
yang dilahirkan harus mendapat perlindungan hukum. Jika tidak demikian, maka
yang dirugikan adalah anak yang dilahirkan di luar perkawinan, padahal anak
tersebut tidak berdosa karena kelahirannya di luar kehendaknya.3

2

Putusan Mahkamah Konstitusi RI Putusan No. 46/PUU-VIII/2010 perihal Pengujian UU no.1
tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, hal.33. Dari http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.
Putusan&id=1&kat=1&cari=46%2FPUU-VIII%2F2010 diakses hari Rabu, 18/04/2012, 20.32
WIB.
3
Ibid., hal 34.
2

Komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan hampir 50
juta anak di Indonesia tidak memiliki akta kelahiran karena berbagai sebab antara
lain karena pernikahan tidak sah atau tidak tercatat atau kawin siri, angka ini
hampir separuh dari total jumlah anak dibawah 5 tahun yang ada di Indonesia.
KPAI sangat mengapresiasi putusan MK beberapa waktu lalu yang mengabulkan
permohonan uji materiil atas pasal anak diluar pernikahan sah dalam UU
perkawinan.Menurut ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait,
perubahan pada Undang-undang Perkawinan oleh Mahkamah Konstitusi ini akan
menjadi landasan hukum yang sah dalam memajukan upaya advokasi bagi anakanak diluar pernikahan yang sah untuk memperoleh hak keperdataannya.4
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai putusan Mahkamah Konstitusi
No. 46/PUU-VIII/2010 tersebut sangat berlebihan, melampaui batas, dan bersifat
“over dosis” serta bertentangan dengan ajaran Islam dan pasal 29 UUD
1945.Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010tersebut telah
melampaui permohonan yang sekadar menghendaki pengakuan hubungan
keperdataan atas anak dengan bapak hasil perkawinan, tapi tidak dicatatkan
kepada KUA, menjadi meluas mengenai hubungan keperdataan atas anak hasil
hubungan zina dengan

lelaki yang

mengakibatkan kelahirannya. MUI

memandang, putusan MK tersebut memiliki konsekwensi yang sangat luas,
termasuk mengesahkan hubungan nasab, waris, wali, dan nafkah antara anak hasil

4

Nur
Alfiyah,
KPAI:
Putusan
MK
Atasi
Masalah
Anak
di
Luar
Nikah,http://www.tempo.co/read/news/2012/02/18/063384780/KPAI-Putusan-MK-Atasi
Masalah-Anak-di-Luar-Nikah, Sabtu, 18/02/2012, diakses hari Selasa, 17/04/2012, 21:31 WIB.
3

zina dan lelaki yang menyebabkan kelahirannya, dimana hal demikian tidak
dibenarkan oleh ajaran Islam.5
Dalam merespon putusan MK tersebut, MUI mengeluarkan fatwa
bernomor 11 tahun 2012 yang intinya mengatur kedudukan anak yang dilahirkan
di luar perkawinan. Ketua MUI Ma’ruf Amin menilai bahwa fatwa MUI
meneguhkan perlindungan terhadap anak. Salah satunya, dengan mewajibkan
lelaki yang mengakibatkan kelahiran anak untuk memenuhi kebutuhan anak.
Dalam menanggapi putusan MK yang berlawanan dengan fatwa MUI, Ma’ruf
Amin mengatakan, putusan MK itu positif jika niatnya untuk melindungi anakanak hasil nikah siri, dan bukan melegalkan anak hasil zina. Ma’ruf beranggapan,
ada baiknya jika putusan itu terbatas pada yang sudah menikah siri saja.
Sedangkan anak yang lahir karena hubungan badan di luar pernikahan tetap tidak
diberi keistimewaan.6
Dr. M. Saad Ibrahim selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa
Timur bidang Majelis Tarjih, Tajdid dan Pengembangan Pemikiran Islam
memaparkan bahwa dengan diakuinya secara hukum hubungan nasab antara anak
dengan bapaknya, walau pada hakikatnya adalah hasil perzinaannya, maka akan
memberikan jaminan pasti bagi anak tersebut baik berkaitan dengan kepastian
nasab maupun dengan hak-hak yang lain serta akan memaksa bapak tersebut
bertanggung

jawab

memikul

konsekuensi

5

logis

dari

perbuatannya

Desastian,MUI:Putusan MK Sembrono, Over Dosis & Bertentangan dengan Ajaran Islam, Rabu,
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/03/14/18167/muiputusan-mk14/03/2012,
sembrono- over-dosis-bertentangan-dengan-ajaran-islam/ diakses hari Jumat tanggal 13/04/2012,
19.45 WIB
6
Ainur R. Sophiaan, Beda Keputusan Anak Hasil Zina, Majalah Matan, Edisi 69, April 2012, hal
48.
4

sendiri.7Sedangkan menurut Mu’ammal Hamidi LC, yang juga merupakan
anggota

majelis

Tarjih,

Tajdid,

dan

Pengembangan

Pemikiran

Islam

Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur menjelaskan di dalam makalahnya bahwa
dalil qath’i tentang anak yang lahir dari hasil perzinaan oleh lelaki yang jelas,
yang tidak diakuinya sebagai anak itu, tidak ada. Bahkan kalau dilihat dari
Bukhari maupun Muslim yang membicarakan sabab al-wurud dari hadits “alWaladu li al-firasy” itu cukup jelas, bahwa anak yang direbutkan antara Sa’ad
dan Abd Zam’ah itu jelas, bahwa dia dihubungkan dengan Utbah bin Abi Waqash
karena ada kemiripan rupa. Maka sekarang, barangkali dengan tes DNA.8
Dari sini, telah jelas bahwa dari beberapa diantara ulama tarjih
Muhammadiyah Jawa Timur mempunyai pendapat yang bertolak belakang
dengan pendapat MUI atau dengan kata lain bahwa mereka mendukung putusan
Mahkamah Konstitusi no.46/PUU-VIII/2010 dan menganggap bahwa putusan
tersebut tidak bertentangan dengan nash. Pandangan tersebut menarik untuk
ditelaah lebih komperhensif, sehingga akan diadakan penelitian dengan judul
“Analisa Pandangan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap Putusan
Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 tentang Status Anak Luar Kawin”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagi berikut :

7
8

M. Saad Ibrahim, Tes DNA dan Anak Zina, Majalah Matan, Edisi 69, April 2012, hal 37.
Mu’ammal Hamidy, Anak Biologis Anak Syar’i?, Makalah yang disampaikan dalam Kajian Tarjih
Majelis Tarjih & Tajdid PW. Muhammadiyah Jawa Timur dengan tema “Status Anak Di Luar
Nikah Menurut Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” di Lamongan tgl 22 April 2012 M.
5

1. Bagaimana pandangan ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap
Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010 tentang status anak luar kawin?
2. Apa alasan-alasan para ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur dalam
menetapkan pandangannya terhadap putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010
tentang status anak luar kawin?
3. Alasan manakah yang lebih kuat dan relevan dengan substansi yang
terkandung dalam putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tentang status anak
luar kawin?

C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dirumuskan rumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pandangan ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur
dalam menanggapi Putusan Mahkamah Konstitusi No.46/PUU-VIII/2010
tentang status anak luar kawin.
2. Untuk mengetahui alasan-alasan para ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa
Timur dalam menetapkan pandangannya terhadap putusan MK No. 46/PUUVIII/2010 tentang status anak luar kawin.
3. Untuk mengetahui alasan yang lebih kuat dan relevan dengan substansi yang
terkandung dalam putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tentang status anak
luar kawin?

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ilmiah ini setidaknya mempunyai dua manfaat yang dapat
diberikan, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Untuk memperluas cakrawala pandang sekaligus berpartisipasi aktif dalam
menyumbangkan pikiran guna menambah hasanah ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang hukum Islam mengenai status anak diluar nikah
dalam hal keperdataan .
2. Manfaat Praktis
Agar dapat dijadikan bahan bacaan bagi para pembaca dalam memahami
ilmu- ilmu agama khususnya ilmu yang berkaitan dengan hukum Islam dan
hukum positif mengenai status anak.

E. Definisi Operasional
Dalam memahami penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional
yang bertujuan agar pemaknaan dan pemahaman tidak bersifat umum dan abstrak.
Definisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur.
Ulama adalah bentuk jamak dari kata ‘alim, artinya orang yang berilmu.
Dalam pengertian asli, ulama adalah para ilmuwan, baik di bidang agama,

7

humaniora, sosial maupun kealaman. Dalam pengertian selanjutnya, pengertian
ini menyempit dan hanya digunakan oleh ahli agama.9
Ukuran yang dipakai masyarakat untuk mengakui sebagai ulama berbedabeda, yaitu:
Pertama, ulama dalam arti orang-orang yang mempunyai pengetahuan
luas dalam agama, dengan atau tanpa pengakuan masyarakat atau syarat-syarat
lain.
Kedua, ulamadalam arti banyak orang terlibat dalam pelayanan
masyarakat, khusunya dalam masalah keagamaan, seperti mengajar ngaji alQuran, bertabligh, yang dalam masalah ini segi keilmuan kadang-kadang kurang
disyaratkan. Mereka dipanggil kiai dan dikategorikan ulama dalam kehidupan
Islam, meskipun kerap kali ilmunya sangat terbatas.
Ketiga, ulama dalam arti “waratsat al-anbiyâ” yakni bukan saja memiliki
kepandaian dan penguasaan luas dalam ilmu agama, tetapi juga memenuhi
tuntutan lain yang lebih berkaitan dengan sikap dan cara hidup, seperti kesalehan,
kewara’an, kesederhanaan, dan komitmen terhadap kesejahteraan umat lahir
batin.10
Tarjih

Muhammadiyah

yang

dimaksud

adalah

Majelis

Tarjih

Muhammadiyah atau biasa disebut juga dengan Lajnah Tarjih Muhammadiyah,

9

Ali Maschan Moesa, Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society, (Surabaya : Lepkis, 1999),
hal. 60.
10
Muhammad Tholchah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosial Budaya, cet. 1, (Jakarta :Galasa
Nusantara, 1987), hal. 153.
8

yaitu lembaga persyarikatan dalam bidang agama11 yang dibentuk di tingkat
Pusat, Wilayah dan Daerah oleh Pimpinan Persyarikatan.12
Jadi yang dimaksud dengan ulama tarjih Muhammadiyah Jawa Timur
adalah orang yang berilmu khusunya di bidang agama, dan diakui kredibilitasnya
di masyarakat, khusunya bagi warga persyarikatan Muhammadiyah di wilayah
Jawa Timur.
2. Status Anak Luar Kawin
Status yang dimaksud adalah kondisi atau kedudukan yang berhubungan
dengan hukum.13 Dalam pengertian lain status juga didefinisikan keadaan atau
kedudukan

(orang,badan,dsb)

dalam

hubungan

dengan

masyarakat

di

sekelilingnya.14 Anak luar kawin adalah anak yang dilahirkan oleh seorang
perempuan, sedangkan perempuan tersebut tidak berada dalam ikatan perkawinan
yang sah dengan pria yang menyetubuhinya. Sedangkan pengertian diluar kawin
adalah hubungan seorang pria dengan seorang wanita yang dapat melahirkan
keturunan, sedangkan hubungan mereka tidak dalam ikatan perkawinan yang sah
menurut hukum positif dan agama yang dipeluknya.15
Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan
status anak luar kawin yaitu kedudukan anak berkaitan dengan hubungan
11

Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.5/PP/1971 tentang Qaidah Lajnah Tarjih
Muhammadiyahpasal 1, (Jakarta : Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, 2000).
12
Ibid., pasal 3 ayat 1.
13
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Ed. I, (Jakarta : Modern
English Press, 1991), hal. 1461.
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2008), hal. 156.
15
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta : Penerbit
Kencana, 2008), hal. 80.
9

keperdataan dengan orang tuanya yang dilahirkan bukan dalam ikatan perkawinan
yang sah menurut hukum positif dan agama.
3. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010.
Putusan yang dimaksud adalah putusan hakim, yaitu suatu pernyataan oleh
hakim, sebagai Pejabat Negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di
persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara
atau sengketa antara para pihak.16
Mahkamah Konstitusi (MK) adalah salah satu pelaku kekuasaan
kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 194517 yang berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undangundang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.18
Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 adalah putusan hakim Mahkamah
Konstitusi yang mengabulkan uji materiil UU Perkawinan (UU No.1 Tahun 1974)
yang diajukan Hj. Aisyah Mochtar alias Machica binti H. Mochtar Ibrahim yang
meminta puteranya Muhammad Iqbal Ramadhan bin Moerdiono agar diakui
sebagai anak almarhum Moerdiono tertanggal 17 Februari 2012.
16

Mertokusumo,Soedikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta:Liberty, 1999), hal. 175.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 th. 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Bab I
pasal
1
ayat
1,
hal.
02.
Dari
http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/
lihat_pdf.php%3Fpdf%3Duu242003.pdf, yang diakses pada hari Rabu 14/04/2012, 21.35 WIB.
18
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, pasal 24 C ayat (1), (Jakarta: Sekretariat
Jendral MPR RI, 2011), hal 152.
17

10

Definisi operasional tersebut, memberikan penjelasan bahwa yang
dimaksud dengan Analisa Pandangan Ulama Trajih Muhammadiyah Jawa Timur
terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 tentang anak luar
kawin adalah penguraian dan penelaahan suatu perkara yang menjadi putusan
hakim Mahkamah Konstitusi, yaitu perkara yang diajukan Hj. Aisyah Mochtar
alias Machica binti H. Mochtar Ibrahim yang meminta puteranya Muhammad
Iqbal Ramadhan bin Moerdiono agar diakui sebagai anak almarhum Moerdiono
tertanggal 17 Februari 2012 yang diputuskan dalam putusan Mahkamah
Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 yang telah ditanggapi oleh ulama Tarjih
Muhammadiyah Jawa Timur, yaitu orang yang ahli agama dan kredibilitas ilmu
agamnya diakui oleh warga Muhammadiyah Jawa Timur.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu penelitian agar tecapai sesuai dengan kehendaknya. Karya ilmiah tidak akan
terlepas dari metode yang digunakan dalam penelitiannya, maka dalam penelitian
ini perlu diketahui pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, metode
pengumpulan data, dan analisis data, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif
ini sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

11

metode ilmiah.19 Lebih lanjut, penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian
yang dilakukan oleh seseorang dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi
dengan keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data
mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran penelitian
terbatas,tetapi kedalaman data tidak terbatas. Semakin berkualitas data yang
dikumpulkan, maka penelitian ini semakin berkualitas.20
Pendekatan kualitatif ini dipergunakan untuk menganalisa pendapat dan
alasan ulama tarjih Muhammadiyah Jawa Timur.
2. Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini data-data yang diperlukan diperoleh dari
dua sumber :
a.

Data Primer, yaitu data yang bersumber dari informan yang mengetahui
secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang diteliti. Kata-kata atau
ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama atau data primer
dalam suatu penelitian, diamati dan dicatat secara langsung seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi.21
Untuk memperoleh data yang jelas, maka peneliti mendatangi informan

dan berkomunikasi secara langsung dengan kriteria informan sebagai berikut:
(a) Pimpinan atau Anggota Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur, baik
yang masih menjabat secara struktural maupun yang nonstruktural.
(b) Pernah mengikuti dan berkontribusi dalam Musyawarah Nasional Tarjih.
19

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-27, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 06.
20
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif dan Kuantitatif,
(Surabaya: 2001), hal. 29.
21
Ibid., hal. 112.
12

(c) Informan

yang

memiliki

kredibilitas

sebagai

figur

ulama

di

Muhammadiyah dan berkompeten dalam bidang Hukum Islam.
(d) Informan yang membahas atau menanggapi Putusan MK No. 46/PUUVIII/2010 secara tertulis, dalam hal ini adalah Saad Ibrahim, Muammal
Hamidy dan Saiful Anam sebagai narasumber di seminar ketarjihan yang
diselenggarakan oleh PWM Jawa Timur di Lamongan.
b.

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan
mempunyai hubungan masalah yang diteliti yaitu literatur-literatur yang ada
meliputi dokumen-dokumen, secara jelas dapat berupa :
(a) Media masa dan atau media elektronik yang merupakan informasi ilmiah
dan masih mempunyai korelasi dengan pembahasan dalam penelitian
tersebut.
(b) Tesis, Skripsi, buku yang relevan mengenai status anak atau nasab anak
dalam pandangan Hukum Islam.

3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan dilakukan oleh
penulis adalah dengan cara sebagai berikut :
a. Interview
Interview yaitu wawancara atau percakapan dengan maksud tertentu.
Percekapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.22
Dalam pelaksanaan metode wawancara ini peneliti menggunakan “interview

22

Ibid., hal. 186.
13

bebas”, artinya dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja yang terkait
dengan data apa yang diperlukan dan kumpulkan.23
Teknik wawancara ini dilakukan secara terbuka dan mendalam untuk
memberikan kesempatan kepada yang diwawancarai menjawab secara bebas.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan yang belum didapat pada
dokumentasi dan untuk mendapatkan pengertian dan penjelasan yang lebih
mendalam tentang obyek yang diteliti. Data yang ingin dijaring dengan metode
wawancara ini adalah mendapatkan data secara langsung dari para informan
tentang pendapat beserta alasan berkenaan dengan putusan Mahkamah
Konstitusi No.46 /PUU-VIII/2010.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu sebagian dari metode atau teknik yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data. Sedangkan dalam buku
prosedur penelitian dikatakan bahwa : Dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode
dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis. Dalam pelaksanaan
metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian,
dan sebagainya.24 Maka di dalam menggunakan metode ini peneliti akan
membaca dan menganalisa tulisan-tulisan ilmiah yang ditulis oleh informan
yang berkompeten dibidangnya.
c. Studi Kepustakaan
23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bineka Cipta,
1993)Hal. 12.
24
Ibid., hal. 131.
14

Studi kepustakaan yang dimaksud yaitu mengkaji dan mempelajari
buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti, dengan suatu harapan
dapat memperoleh bahan atau sumber data yang bersifat teoritik.

4. Analisis Data
Analisis data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerjakan (ide) seperti yang disarankan oleh data.25 Sesuai
dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data
yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif kualitatif/non-statistik atau
analisis isi (content analysis).26 Secara operasional teknik analisis data dilakukan
dengan beberapa tahapan diantaranya :
a. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh dilapangan diidentifikasi, dipilah-pilah,
dikoding sesuai fokus penelitian.
b. Kategorisasi, yaitu memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang
memiliki kesamaan dan setiap kategori diberi label.
c. Sintesiasi, yaitu mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.
d. Menyusun analisis data akhir sekaligus menjawab pertanyaan penelitian.
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah dikumpulkan yang
bertolak dari khusus sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya
umum.27

25

Ibid., hal. 280.
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta :Raja Grafindo Persada,2006), hal. 80.
27
Lexy J Moleong, Op.Cit. , hal. 288-289.
26

15

Lebih lanjut, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptifanalitis-krtitis. Sebuah metode

yang merupakan pengembangan dari metode

deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan gagasan manusia dengan suatu
analisis yang bersifat kritis28 dengan tujuan mengkaji gagasan primer mengenai
suatu ruang lingkup permasalahan yang dipercaya oleh gagasan sekunder yang
relevan. Fokus metode ini adalah mendiskripsikan, membahas, dan mengkritik
gagasan primer yang selanjutnya dikonfrontasikan dengan gagasan primer yang
lain dalam upaya melakukan studi yang berupa perbandingan, hubungan, dan
pengembangan model.29

G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis
menyusun sisitematika skripsi yang terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi : Latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, definisi operasional,
kerangka teoritik, dan metode penelitian.
Bab II

merupakan tinjauan pustaka yang membahas tentang hal-hal

sebagai berikut, yaitu: Definisi kelembagaan Mahkamah Konstitusi yang meliputi
sejarah

lembaga

Mahkamah

Konstitusi,

kedudukan,

kewenangan

dan

kewajibannya, serta fungsi dan peran Mahkamah Konstitusi. Penjelasan tentang

28

Jujun S. Suriasumantri, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan :Mencari Paradigma
Kebersamaan, dalam Harun Nasutin, et.al., Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan
Antardisiplin Ilmu, (Bandung: Penerbit NuansaPusjarlit, 1998), hal. 44-47.
29
Ibid., hal. 45.
16

Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 yang meliputi duduk perkara, pertimbangan
hukum, dan amar putusan yang tlah diputuskan. Status anak luar kawin, dan
definisi ketarjihan Muhammadiyah yang meliputi sejarah majelis Tarjih,
kedudukannya, serta manhajnya.
Bab III merupakan hasil penelitian yang membahas tentang pandangan
Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap putusan MK No.46/PUUVIII/2010, alasan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur dalam menanggapi
Putusan MK, dan alasan yang paling relevan dengan maksud dan tujuan Putusan
MK.
Bab IV Merupakan pembahasan dan analisa yang meliputi analisa kritis
terhadap putusan Mahkamah Konstitusi No.46/PUU-VIII/2010, dan analisa
pandangan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap putusan MK No.
46/PUU-VIII/2010.
Bab V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

17