HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Latar Belakang
Ketika seorang anak memasuki usia pra sekolah, keterampilan sosial merupakan hal yang
sangat penting untuk dimiliki agar anak bisa diterima oleh lingkungan, beradaptasi dan menjalin
hubungan sosial dengan sebayanya. Tingkat keterampilan sosial berbeda antara anak yang satu
dengan yang lain. Hal ini tampak pada saat memasuki lembaga pra sekolah terdapat anak-anak
yang dengan mudah menjalin hubungan dengan teman baru, mau berinteraksi dengan orang
dewasa (guru) dan tidak mengalami masalah ketika harus berpisah sementara dengan orangtua
(ibu). Namun sebaliknya, ada pula anak-anak yang sangat sulit untuk memulai menjalin
hubungan dengan teman sebayanya, tidak mau berinteraksi dengan orang dewasa lain selain
orangtua dan pengasuhnya serta memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa berpisah
sementara dengan pengasuh atau orangtuanya.
Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang harus dilatihkan pada anak. Dalam
perkembangan dunia saat ini, kemampuan seseorang untuk menjalin sebuah hubungan sosial
sangat penting. Hal ini karena banyak lini dalam kehidupan yang mengharuskan seseorang
bekerja dalam tim, memiliki keterampilan untuk menjalin komunikasi yang harmonis dan
memiliki kemampuan dalam mengatasi persoalan-persoalan interpersonal.
Kemampuan-kemampuan tersebut menjadi faktor penting untuk dikembangkan pada usia
kanak-kanak. Pada usia pra sekolah, anak mulai belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul
dengan orang-orang diluar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang sebaya. Mereka
belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain. Keterampilan sosial/ social
skills merupakan salah satu keterampilan yang akan membantu anak untuk beradaptasi dengan

lingkungan sosial sepanjang kehidupannya (Jalongo, 2006). Perkembangan keterampilan sosial
pada anak menjadi faktor utama yang berhubungan dengan keberhasilan akademik dan sosial
(Smith & Wallace, 2011).
Anak yang hubungan dengan teman sekolahnya buruk, akan cenderung untuk
menampakkan pencapaian prestasi akademik yang rendah (Brodeski, 2007; Butcher, 1999).
Sebaliknya anak-anak dengan level keterampilan sosial tinggi merepresentasikan individu yang
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berhasil mencegah konflik dan menjalin
komunikasi yang baik dengan orang lain (Brodesky, 2007; Church, Gottschalk, & Leddy, 2003;
Matson & Ollendick, 1988).

Anak-anak yang keterampilan sosialnya berkembang dengan baik akan cenderung untuk
lebih perhatian, dapat bekerja lebih kooperatif dengan orang lain, bisa meminta bantuan ketika
memerlukan, bertindak dengan lebih bertanggungjawab, dan menghormati sudut pandang orang
lain (Elliot & Gresham, 2008).
Keterampilan sosial yang telah dapat dimiliki oleh anak usia pra sekolah antara lain
adalah: menyapa, memperkenalkan diri sendiri dan orang lain dengan menyebutkan nama,
berterimaksih, menjawab pertanyaan, lebih suka mengungkapkan kemarahan secara verbal
daripada

menggunakan kekuatan fisik,


berpartisipasi dalam kelompok,

bekerjasama,

mendamaikan, meminta informasi dan berbagi (Gulay, Akman, Kargi, 2009). Kekurangan dalam
hal keterampilan sosial tersebut apabila tidak teridentifikasi sejak awal dan tidak ada intervensi
maka kemungkinan pola perilaku tersebut akan menetap hingga dewasa. salah satu alasan untuk
mengembangkan keterampilan sosial pada anak adalah karena penerimaan oleh teman sebaya
bukan hanya berkorelasi dengan sikap positif di sekolah tetapi juga merupakan prediktor yang
kuat terhadap kemampuan penyesuaian diri di masa dewasa (Jalongo, 2006). Dengan demikian,
keterampilan sosial menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh anak usia pra sekolah karena
akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak di masa dewasa nanti.
Pencapaian keterampilan sosial pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
adalah kelekatan, perkembangan otot dan motorik serta kemampuan kognitif dan bahasa (Mena
& Eyer, 2003), tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, usia, karakteristik perkembangan umum,
pendidikan pra sekolah dan social skill training (Gulay, Akman, Kargi, 2009; Spence ,2003).
Selain itu gaya pengasuhan, pengalaman pengasuhan di rumah dan sekolah, dukungan dan
arahan dari orangtua, keluarga dan guru pra sekolah, pendidikan pra sekolah juga memiliki peran
penting dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak (Berg, 2011; Claessens

& Amy,2012; Mattera & Julie, 2011, Kariuki et al, 2007). Dan Erbay & Caqdas (2011) juga
menyatakan bahwa keterampilan komunikasi ibu terbukti efektif untuk meningkatkan
keterampilan interpersonal, self control, kemampuan verbal dan keterampilan mendengarkan
yang kesemuanya merupakan sub dimensi dari keterampilan sosial.
Kelekatan sebagai salah satu faktor yang memberian kontribusi terhadap keterampilan
sosial anak telah banyak memperoleh perhatian peneliti.

Penelitian awal tentang kelekatan

adalah oleh Bowlby (1969) yang menyatakan bahwa anak yang membentuk kelekatan dengan
pengasuhnya dalam sebuah hubungan sosial emosional yang kuat akan lebih besar

kemungkinannya untuk survive. Pengasuh utama biasanya adalah ibu meskipun tidak menutup
kemungkinan selain ibu yang memiliki hubungan emosional yang kuat, responsive dan orang
yang mampu merawat dengan baik. Zeanah & Shah (2005) menyatakan bahwa kelekatan anak
kepada pengasuhnya merupakan prediktor terhadap kemampuan adaptasi psikososial anak
dimasa yang akan datang.
Anak-anak yang memiliki kelekatan aman cenderung penuh perhatian, memiliki rasa
ingin tahu, percaya diri, berani mengeksplorasi lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman
sebayanya dan orang dewasa lain ketika masuk usia pra sekolah (Berns, 2010). Anak dengan

kelekatan aman memperoleh kenyamanan dari orangtuanya dan merasa bebas untuk
mengeksplorasi lingkungan sekitarnya (Van Londen, Juffer, van IJzendoon, 2007)
Kelekatan dan pengasuhan berkaitan dengan hubungan sebaya. Hubungan antara
kelekatan dan fungsi sosial anak telah banyak memperoleh perhatian empiris. Sebagai contoh,
anak usia empat tahun dengan kelekatan aman ditemui lebih terlibat secara sosial dibandingkan
dengan anak yang kelekatannya tidak aman ((Rose-Krasnor, Rubin,Booth & Coplan, 1996) dan
anak usia empat tahun dengan kelekatan tidak aman ditemukan lebih agresif dan menunjukkan
sikap negatif yang lebih tinggi dalam interaksi sosial dibanding anak dengan kelekatan aman
(Booth, Rose-Krasnor,& Rubin,1991).
Santrock (2007) menyatakan bahwa kelekatan yang aman pada tahun pertama akan
memberikan pondasi dasar untuk perkembangan psikologis di masa yang akan datang. Bagi
sebagian anak, kelekatan awal akan menentukan bagaimana fungsi mereka selanjutnya (Carlson,
Sroufe & Egeland, 2004). Sebagai contoh bayi yang memiliki kelekatan aman pada usia 15 bulan
akan menjadi anak yang lebih kompeten secara sosioemosional dan kognitif pada usia empat
tahun dibandingkan bayi lain yang pada usia 15 bulan memiliki kelekatan yang tidak aman
(insecure attachment) (Fish, 2004).
Anak-anak pada usia dua tahun dengan kelekatan yang aman akan memiliki
perbendaharaan kata yang lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki kelekatan tidak
aman, mereka juga lebih sociable. Mereka lebih memiliki interaksi yang positif dengan
sebayanya dan lebih ramah sehingga mudah diterima oleh temannya (Meins, 1998; Elicker,

Englund & Sroufe, 1992; Main, 1993; Fagot, 1997)
Pada usia 3-5 tahun, anak-anak dengan kelekatan aman, lebih memiliki rasa ingin tahu,
kompeten, empati, resilien, dan memiliki self confident , yang jauh lebih baik dibanding anak-

anak lain dan mereka lebih menyukai untuk membentuk persahabatan yang kuat
(Arend,Gove&Sroufe,1979;

Elicker

et

al,1992;

Jacobson&Wille,1986;

Waters,

Wippman,&Sroufe,1979; Youngblade & Blensky,1992). Mereka berinteraksi secara lebih positif
dengan orangtuanya, guru-guru pra sekolah dan sebayanya serta lebih mampu menyelesaikan
konflik (Elicker et al, 1992).

Bayi dengan kelekatan tidak aman, sebaliknya, seringkali memiliki masalah dikemudian
hari; inhibisi pada usia 2 tahun, permusuhan dengan teman pada usia lima tahun dan
kebergantungan selama usia sekolah (Calkins & Fox, 1992; Lyons-Ruth,Alpern& Repacholi,
1993; Sroufe et al,1993). Dan anak-anak dengan kelekatan yang tidak beraturan (disorganized
attachment) cenderung memiliki masalah perilaku pada semua level usia sekolah dan gangguan
psikiatri pada usia 17 tahun (Carlson, 1998).
Dalam kultur barat, anak-anak dengan kelekatan aman pada masa bayi cenderung lebih
independent, empati, memiliki keterampilan sosial pada usia pra sekolah jika dibandingkan
dengan anak-anak yang kelekatannya tidak aman (Kestenbaum, Farber &Sroufe, 1989; Sroufe,
1993; Vaughn,Egeland,Sroufe & Waters, 1979).
Sebagaimana disebutkan dalam teori kelekatan, kelekatan yang aman tampaknya akan
berpengaruh terhadap keterampilan emosi, sosial dan kognitif (Van IJzendoorn & Sagi, 1997).
Anak-anak dengan kelekatan yang aman secara alami lebih mudah dan lebih cepat untuk menjadi
mandiri dan mengembangkan hubungan/relationship yang baik dengan orag lain.

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Sains Psikologi

Diajukan Oleh :

Kisworini
NIM 201010440211007

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Sains Psikologi


Diajukan Oleh :

Kisworini
NIM 201010440211007

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

ii

TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh :

Kisworini
NIM 201010440211007

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada hari/tanggal, Selasa/13 November 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan

memperoleh gelar Magister di Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

:.Dr. Fattah Hanurawan, M.Si

_____________________

Sekretaris

: Dra. Djudiah, M.Si.Psi

_____________________

Penguji I

: Dr. Latipun,M.Kes


_____________________

Penguji II

: Dr. Diah Karmiyati, M.Si.Psi
_____________________
SURAT PERNYATAAN

iii

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Yang diajukan oleh:
KISWORINI
201010440211007

Telah disetujui
pada hari/tanggal, Selasa/13 November 2012


Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dr. Fattah Hanurawan, M.Si

Dra. Djudiah, M.Si.Psi

Direktur
Program Pascasarjana

Ketua Program Studi
Magister Psikologi

Dr. Latipun,M.Kes

Dr. Latipun,M.Kes

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama

: Kisworini

NIM

: 201010440211007

Program Studi

: Magister Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul “Hubungan Kelekatan dan Keterampilan Sosial pada Anak
Usia Pra sekolah” adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS
ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Malang, 13 Nopember 2012
Yang menyatakan

Kisworini

v

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan, kemudahan, anugerah akal dan pikiran sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis ini dengan judul Hubungan kelekatan dan keterampilan sosial pada
anak usia pra sekolah.
Penyusunan Tesis ini diajukan untuk memenuhi syarat akademis dalam rangka
menyelesaikan Studi S2 Program Studi Sains Psikologi di Program Pasca Sarjana
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Latipun, M.Kes, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dr. Fattah Hanurawan, M.Si, M.Ed selaku Dosen Pembimbing I yang
pertanyaan-pertanyaannya membuat penulis harus lebih banyak belajar kembali.
Beliau juga yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan serta berbagai
saran demi terselesaikannya penyusunan tesis ini.
3. Dra. Djudiah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang di sela-sela kesibukan
beliau selalu cermat dan telaten memberikan arahan kepada penulis.
4. Guru-guru dan orangtua siswa di Play Group dan TK Insan Kamil Tuban yang
telah banyak membantu terselesaikannya penelitian ini.
5. Orangtuaku, yang senantiasa memberikan do‟a dan dukungannya.
6. Suami tercinta Adji Suwito, yang telah memberikan kesempatan, dukungan,
mengorbankan waktu dan tenaga sehingga penulis bisa menyelasaikan studi S2
ini.
7. Anak-anakku, Nabila Luthfiani, Nabila Shofi Rachimi dan Galih Kurnia Majid
yang merelakan kebersamaan dengan ibunya demi menggapai ilmu, semoga
kalian menjadi lebih bersemangat memetik ilmu untuk kemaslahatan sesama.
8. Keluarga Mujair III/16, Budhe, Pakde yang memberikan „rumah kedua‟, Mbak
Tika, Mbak Tyas- partner yang selalu „siaga”.

vi

9. Teman-teman seangkatan, mbak Rani, mbak Santi, Mbak Rahmi, mbak Dewi,
Bu Tinna, mas Fauzi yang banyak memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis.
10. Semua pihak yang karena teramat banyaknya sehingga tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, penulis
ucapkan terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya.
Semoga Allah memberikan balasan kebaikan untuk semua yang penulis
sebutkan di atas. Amin

Malang, 13 Nopember 2012
Penulis

Kisworini

vii

DAFTAR ISI
Hal.
…………………………………………………………

ii

Lembar pengesahan …………………………………………………………

iii

Lembar penguji

…………………………………………………………

iv

Lembar pernyataan

…………………………………………………………

v

Kata pengantar

…………………………………………………………

vi

Daftar Isi

…………………………………………………………

viii

Daftar Tabel

…………………………………………………………

ix

Daftar Lampiran

…………………………………………………………

x

Abstrak

…………………………………………………………

1

Latar Belakang

…………………………………………………………

2

Literatur review

…………………………………………………………

4

Hipotesis

…………………………………………………………

9

Metode Penelitian

…………………………………………………………

10

Desain Penelitian

…………………………………………………

10

Subjek Penelitian

…………………………………………………

10

Instrumen Penelitian …………………………………………………

11

Prosedur Penelitian

…………………………………………………

12

Analisis Data

…………………………………………………

12

…………………………………………………………

12

…………………………………………………

12

Pembahasan

…………………………………………………………

15

Simpulan

…………..………………………………………………

19

Saran

…………………………………………………………

19

Daftar pustaka

…………………………………………………………

21

Halaman Judul

Hasil Penelitian
Deskripsi Data

Lampiran

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Karakteristik subyek penelitian

Tabel 2

: Deskripsi data kelekatan dan keterampilan sosial

Tabel 3

: Hasil uji normalitas sebaran

Tabel 4

: Hasil uji T test

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Instrumen penelitian

Lampiran 2

: Blue Print instrumen penelitian

Lampiran 3

: Hasil uji validitas instrumen kelekatan

Lampiran 4

: Hasil uji reliabilitas instrumen kelekatan

Lampiran 5

: Hasil uji validitas instrumen keterampilan sosial

Lampiran 6

: Hasil uji reliabilitas instrumen keterampilan sosial

Lampiran 7

:.Uji Normalitas

Lampiran 8

: Perhitungan korelasi

Lampiran 9

: Hasil T test

x

DAFTAR PUSTAKA
Arend,R., Gove,F., & Sroufe,L.A., 1979. Continuity of individual adaptation from
infancy to kindergarten: a predictive study of ego resiliency and curiousity in pre
schoolers. Child Development,50: 950-959.
Arshat,Z., Baharudin,R., Juhari,R., & Abu Talib,M., (2009). Relationships between
family background & family strengths with children‟s social competence,
Pertanika J.Soc.Sci.&Hum, 17(2): 205-214.
Berg,Brook., (2011), The effects of parenting style on a preschool aged childs social
emotional development, The Graduate School University of Wincosin, Stout.
Berns,Roberta M.C., (2010), Child, family, school, community, socialization and
support, 8thEd, Wadsworth,USA.
Booth,C.L., Rose-Krasnor,L.,& Rubin,K.H.,1991. Relating preschoolers‟ social
competence and their mothers‟ parenting behavior to early attachment security
and high risk status. Journal of social and Personal Relationship, 8:363-382.
Bowlby,John., (1969), Attachment & loss. Volume 1. Penguin Books, Great Britain
Brodeski, J. (2007). Improving social skills in young children. Degree of master of arts
in teaching and leadership, Saint Xavier University Chicago, Illinois, II.
Butcher, D.A. (1999). Enhacing social skills through school social work interventions
during recess: Gender differences. Social Work in Education, 21(4): 249-263.
Calkin,S.D, & Fox,N.A., (1992), The relations among infant temperament, security of
attachment, and behavioral inhibition at twenty four month, Child
Development.66: 129-138.
Church, K., Gottschalk, C.M., & Leddy,J.N. (2003). 20 ways to enhance social and
friendship skills. Intervention in School and Clinic, 38: 307-310.
Claessens & Amy,(2012), Kindergarten child care experiences and child achievement
and socioemotional skills, Early Childhood Research Quarterly, 27 (3):365-375,
diakses dari http://www.eric.ed.gov pada tanggal 25 september 2012.
Elicker,J., Englund,M., Sroufe,L.A., (1992), Predicting peer competence and peer
relationship in childhood from early parent-child relationship in R. Parke
G.Ladd (Eds), Family-Peer relationships: Modes of linkage (pp.77-106),
Hillsdale.NJ.Erlbaum
Elliot, S.N., & Gresham, F. M., (2008), Social skills improvement system-intervention
guide. Bloomington, MN: Pearson Assessment

xi

Erbay, F., Arslan,E., Cagdas, A., (2011), An analysis of the effects of communication
skills training provided to the mothers of six year old children on the social skills
of children, US-China Education Review, ISSN 1548-6613, 8(3): 384-392.
Erickson,M., B. Egeland, Sroufe,L.A., (1985). The relationship between quality of
attachment and behavior problem in preschool in a high risk sample. In
I.BBretherton & E. Waters (Eds), Growing point in attachment theory and
research. Monographs of the society for research in child development, 209:
147-186.
Gulay,H., Akman, B., Kargi,E., 2009. Social skill of first grade primary school students
and preschool education. Education vol.131 No.3. Project innovation,Inc.,
diakses dari
Gresham, F.M. (2000). Assessment of Social Skills in Students with Emotional and
Behavioral Disorders. Assessment for Effective Intervention; 26-51. DOI:
10.1177/073724770002600107.
Diakses
dari
http://aei.sagepub.com/cgi/content/abstract pada: 9 April 2012 pukul: 09.27
A.M.
Hannessdottir,D.K., (2005), Social skills among socially anxious children in Iceland,
Thesis submitted to the faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State
University, Blackburg, Virginia Tech.
Jacobson, J.L., & Wille,D.E., (1986), The influence of attachment pattern on
developmental changes in peer interaction from the toddler to the preschool
period. Child Development, 57: 338-347.
Jalongo,M.R. (2006). Professional development: Social skills and young children. Early
Childhood Today (scholastic), 20 (7):08-09.
Kail, Robert V.,(2006). Children and their development, 4thEd, Pearson Education,Inc.,
Upper Saddle River, New Jersey.
Kariuki,M.W., Chepchieng,M.E., Mbugua,S.N., Ngumi,O.N., (2007), Effectiveness of
early childhood education programme in preparing preschool children in their
social emotional competencies at the entry to primary one, Academic Journal, 2
(2): 026-031, diakses dari http://www.academic journals.org/ERR.
La Freniere,P.J., (2000), Emotional development-a biosocial perspective. Wadsworth
Thompson Learning, Belmont. USA.
Lewis, M., Feiring,C., Mc Guffog,C., & Jaskir,J., (1984). Predicting psychopathology in
six years old from early social relation. Child development,55:123-136.
Londerville,S., & Main,M., (1981), Security of attachment, compliance and maternal
training methods in the second year of life. Developmental Psychology, 17: 289299.

xii

Matson, J.L., & Ollendick, T.H. (1988). Enhancing children’s social skills. Assessment
and training. New York: Psychology Practitioner Guidebooks, Pergamon Press.
Mena, J.G., & Eyer,D.W., (2003). Infants, Toddlers and Caregivers. A curriculum of
respectful, responsive care and education. Mc Graw Hill. Boston.
Moore,T., 2004. Encouraging acceptance and compassion through play-Helping
children learn to interact successfully in a diverse world. Early Childhood Today
(scholastic),19: 36-44.
Nair,H.,& Murray,A., (2005). Predictor of attachment security in preschool children,
The Journal of Genetic Psychology, 166; 245-263.
Ojala, Mikko; Talts, Leida, 2007, Preschool achievement in Finland and Estonia: Crosscultural comparison between the cities of Helsinki and Tallinn, Scandinavian
Journal of Educational Research, 51(2):205-221.
Palut, B., 2003. Social development and peer relations. New approaches to early
childhood development and education. Istanbul; Morpa Publishing
Papalia,Diane E.,Olds,Sally W.,& Feldman,Ruth D., (2002), A Child World Infancy
Through Adolescence, 9th Ed, Mc Graw Hill, Boston.
Richardson, R.C., Myran, S.P., & Tonelson, S. (2009). Teaching social and emotional
competence in early childhood. International Journal of Special Education,
24(3): . Diakses dari http://www.mendeley.com pada: 16 Maret 2012 pukul:
11.43 A.M.
Rose-Krasnor,L., Rubin,K.H., Booth,C.L., & Coplan,R., (1996), The relation of
maternal directiveness and child attachment security to social competence in pre
schoolers. International Journal of Behavioral Development, 19: 309-325.
Santrock,J.W., 2007. Perkembangan anak. (Edisi kesebelas.Jilid 2). Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Shaughnessy,J.J., ZechmeisterE.B., Zechmeister,J.S., 2006. Metodologi penelitian
psikologi. Edisi ketujuh. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Spence,S.H., (2003), Social skills training with children and young people: theory,
evidence and practice, Child and Adolescent Mental Health. 8:84-96.
Spence,S.H., (1995). Social Skills Training: enhancing social competence for children
and adolescents, Windsor,UK: The NFER-Nelson Publishing Company Ltd.
Smith,T.J.,& Wallace,S., (2011), Social skills of children in the U.S with comorbid
learning disabilities and AD/HD, International Journal of Special Education, 26:
238-247.

xiii

Sroufe,L.A., Carlson,E., Shulman, S.,(1993), Individuals in relationships: development
from infancy through adolescence.
Van Londen,W.M., Juffer,F., Van IJzendoon,M.H., (2007), Attachment, cognitive, and
motor development in adopted children; short term outcomes after international
adoption. Journal of pediatric Psychology 32 (10): 1249-1258.
DOI:10.1093/jpepsy/jsm062. Oxford University Press.
Van IJzendoorn,M.H.& Sagi,A (1997). Cross cultural patterns of attachment: Uiversal
and Contextual dimensions dalam J.Cassidy & P.Shaver (Eds). Handbook on
attachment theory and research.New York. Guilford Press.
Waters,
E.
(1987).
Attachment
Q-set
(Version
3).
Diakses
http://www.johnbowlby.com pada: 16 April 2012 pukul: 12.23 WIB

dari

Zeanah, C.H.Jr., & Shah,P., (2005), Attachment and its impact on child development,
Encyclopedia on early childhood development, Institute of Infant and Early
Childhood Mental Health Tulane University Health Science Center, USA.

xiv