Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan Pengasuhan di Panti Asuhan (Studi Kasus di Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang)

(1)

Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan Pengasuhan di Panti

Asuhan

(Studi Kasus di

Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana S.Sos

Oleh:

Vera Tanjung Kirana 201110030311023

Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

2016


(2)

iii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Vera Tanjung Kirana

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul Skripsi : Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan Pengasuhan di Panti Asuhan

(Studi Kasus di Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel.Dinoyo Kec.

Lowokwaru Kota Malang).

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan LULUS

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial (S.Sos.)

Pada Hari Sabtu, 29 Oktober 2016 Dihadapan Dewan Penguji

Dewan Penguji : TTD

1. Dr. Masduki, M.Si ………

2. Luthfi Jayadi, S.Sos. ………

3. Dr. Fauzik Lendriyono, S.Sos., M.Si. ………

4. Hutri Agustino, S.Sos., M.Si. ………

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(3)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis haturkan kepada Allah SWT yang tiada henti-hentinya melimpahkan rahmat, hidayah, kesehatan, waktu, dan kebahagiaan-Nya dari awal studi sampai dengan penggarapan skripsi berjudul “Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan

Pengasuhan di Panti Asuhan (Studi Kasus di Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel. Dinoyo

Kec. Lowokwaru Kota Malang)”, sebagai bentuk tugas mengakhiri studi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat, keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir jaman.

Proses penggarapan skripsi ini, penulis melakukan segala upaya agar dapat menulis skripsi dengan sebaik-baiknya, namun tetaplah banyak kekurangan dan kesalahan baik yang terkandung dalam isi maupun penulisan. Adapun terselesainya skripsi ini tidak lepas dari peran dan dukungan dari segala pihak yang mempermudah dan membantu, sehingga sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Fauzan M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Oman Sukmana M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan

Sosial Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Juli Astuti M.Si selaku Dosen Wali yang baik hati dan selalu mendorong

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Fauzik Lendriyono M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 yang tidak pernah

lelah membimbing dalam penulisan skripsi ini dan selalu memberi masukan yang luar biasa dengan penyampaian yang gamblang sehingga penulis yang penuh keterbatasan


(4)

vi ini menjadi mudah untuk mengerti dan memahami untuk melakukan perbaikan penulisan.

6. Bapak Hutri Agustino S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang sangat teliti dan

selalu mengingatkan dengan kesalahan yang mudah sekali penulis lakukan baik dalam

teknik penulisan maupun ketidak reliable an antara teori-teori dengan analisa yang

dijelaskan penulis.

7. Ibu-ibu pengurus dan pengasuh panti asuhan Putri „Aisyiyah yang baik hati, ibu

Aning Rochani, ibu Kartini Jamal, ibu Sumarti, yang terus mendukung penulis untuk segera menyeselaikan studi, serta bantuannya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.

8. Bapak Tarmito- Emak Sulati (almh) - Ibuk Suti, orangtua tersayang, yang selalu

mendoakan serta menanyakan kapan selesai masa studi dan alasan terkuat penulis dalam menempuh pendidikan tinggi.

9. Mas Arip, Mas Ipit, Mbak Ria, Dek Ayu, serta para ponakan tersayang.

10. Bang Hendi Hendaris, Itis, sebagai sahabat terbaik yang tidak berhenti memberi

semangat..

11.Teman-teman (Hikmatul, Lilis), para alumni (Mbak Ulfa, Mbak Feby, Dacol, Titik,

dst), dan adek-adek Panti Asuhan Putri „Aisyiyah yang berkenan menemani

menghabiskan waktu.

12.Sahabat IKS angkatan 2011, yang mengobarkan semangat penulis untuk segera lulus.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang turut membantu

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kekurangan yang terdapat pada penulisan skripsi ini, penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk Panti Asuhan Putri


(5)

vii „Aisyiyah dan juga panti-panti lainnya dalam pemberian pelayanan pengasuhan yang baik untuk anak asuh sehingga membentuk kemandirian dalam level yang tinggi bagi alumni. Terimakasih banyak atas doa, dukungan, bantuan, bimbingan dan segala bentuk kerjasama lainnya dalam penyelesaian skripsi ini.

Malang, 21 Oktober 2016

Penulis,


(6)

x DAFTAR ISI

Isi Halaman

Lembar Persetujuan ... i

Surat Pernyataan ... ... ii

Lembar Pengesahan ... ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Kata Pengantar ... v

Motto ... viii

Persembahan ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Bagan ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Abstraksi ... ... xvi

Bab I. Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8


(7)

xi

Bab II. Kajian Pustaka ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Konsep Kesejahteraan Sosial Anak ... 12

C. Pelayanan Pengasuhan Panti Asuhan/ LKSA ... 15

1. Konsep Pelayanan ... 15

2. Panti Asuhan/ LKSA ... 17

a. Pengertian Panti Asuhan ... 17

b. Tujuan Panti Asuhan ... 18

c. Fungsi Panti Asuhan ... 19

d. Prinsip Pelayanan Panti Asuhan ... 20

e. Panti Asuhan Sebagai Bentuk Pengasuhan Alternatif Terakhir ... 21

f. Pelaksana Pengasuhan dalam Panti Asuhan ... 22

g. Fasilitas dalam Panti Asuhan ... 25

3. Standart Pelayanan Pengasuhan dan Pengasuh Panti Asuhan ... 28

D. Kemandirian ... 33

1. Pengertian ... 33

2. Aspek-aspek Kemandirian ... 34

3. Proses Terbentuknya Perilaku Kemandirian ... 35

4. Faktor-faktor Kemandirian ... 36

E. Landasan Teori ... 40

Bab III. Metode Penelitian ... 43

A. Pendekatan Penelitian ... 43

B. Lokasi Penelitian ... 43


(8)

xii

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Analisis Data ... 48

F. Teknik Keabsahan Data ... 51

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 53

A. Profil Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kota Malang ... 53

1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan ... 53

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 54

3. Struktur Organisasi ... 54

4. Sumber Dana ... 58

5. Data Anak Asuh ... 58

6. Sarana Prasarana ... 59

B. Pelayanan dan Pengasuhan Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah ... 63

C. Perilaku Kemandirian ... 83

Bab V. Penutup ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105

Daftar Pustaka ... 106


(9)

LAMPIRAN


(10)

106

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Benyamin Lummy. 2014. Panti Asuhan Sebagai Lembaga Perlindungan Anak. Jakarta:

Kampus Diakona Modern.

Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dewi A. 2015. Upaya Panti Pesantren Mandiri Mahasiswa Muhammadiyah (P2M3) Malang

dalam Mewujudkan Kemandirian Anak Asuh. Skripsi. Malang: UMM.

Gea, Antonius dkk. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT. Gramedia.

Gunawan, H. Ary. 2000. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

George Ritze. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Terjemahan

Alimandan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Lutfi J. Dkk. 2015. Negara Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial. Malang: Intrans Publishing.

Listiani. 2008. Peran Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Purwokerto dalam Upaya

Pembinaan Akhlak Anak Asuh. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Muhammad Ali. 2005. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Rineka

Cipta.

Munawaroh. 2012. Panduan Mehamami Metodologi Penelitian. Malang: Intimedia.

Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada Media.


(11)

107

Salim Segaf. 2011. Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Anak.

Jakarta: Kemensos.

Santrock, JW. 2003. Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Shochib. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin

Diri . Jakarta: Rineka Cipta.

Sigelman Carol dan Shaffer David. 1995. Life Span Human Development. California:

Brooks/Cole Publishing Company.

Soeaidy Soleh & Zulkhair. 2001. Dasar Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: CV. Novindo

Pustaka Mandiri.

Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi keluarga: Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Penerbit Remaja

Rosdakarya.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).Yogyakarta: ANDI.

Sumber Undang-undang

Undang Undang Republik Indonesia No 4 , Kesejahteraan Anak pasal 2 ayat 1) dan pasal 1 ayat 2 Tahun 1979....

Undang Undang Republik Indonesia No 35, Perlindungan Anak, pasal 1 dan pasal 20 Tahun 2014.


(12)

108 Sumber Internet

Mutadin, Z. 2002. Kemandirian Sebagai Psikologi Pada Remaja. http://www.epsikologi.com

diakses pada 23 februari 2016.

http://e-journal.uajy.ac.id/163/3/2TA12924.pdf diakses pada 10 Maret 2016

Wikipedia. 2015. Panti Asuhan. http://id.wikipedia.org/wiki/pantiasuhan diakses pada 23


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak merupakan bagian yang terpenting dalam keberlangsungan hidup manusia. Keberadaan seorang anak menandakan bahwa terdapat generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak dilahirkan anak secara tidak langsung diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma, dan nilai-nilai budaya yang berlaku melalui proses pengasuhan dalam keluarga oleh orangtua.

Keberadaan keluarga bagi anak memiliki peranan penting seperti sebagai pelindung, dimana diperolehnya ketentraman dan ketertiban, sebagai unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan, sebagai tempat menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup, sebagai wadah dimana anak mengalami proses sosialisasi awal yakni proses dimana anak mempelajari dan

mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.1 Pembinaan

dalam keluarga yang merupakan proses awal merupakan bentuk pelatihan untuk anak menghadapi lingkungan sosial dimana anak akan tumbuh dan berkembang. Secara sosiologis lingkungan sosial mencakup lingkup yang sangat luas karena di sanalah anak akan melakukan interaksi sosial secara langsung.

Pada saat ini peran orang tua dan peran respon dari lingkungan sangat

diperlukan bagi anak sebagai “penguat” untuk setiap perilaku yang telah

dilakukannya. “Keutuhan” orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat

dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar

disiplin diri2. Pentingnya peran orangtua dalam keluarga selain membentuk

1 Soekanto Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga: tentang ikhwal keluarga, remaja dan anak. Jakarta: Raja grafindo persada. Hlm: 13 2 Shochib. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm: 18.


(14)

2 kemandirian anak, juga sebagai pembimbing untuk membentuk anak memiliki karakter yang dapat mengendalikan emosi ketika lingkungan sosialnya menciptakan konflik dalam proses interaksi sosialnya. Selain itu, lingkungan sosial yang baik juga akan mencetak anak menjadi pribadi mandiri yang baik pula. Keharmonisan dalam keluarga, maksimalnya peran orangtua dalam mengasuh anak, lengkapnya anggota dalam sebuah keluarga yang memberikan kasih sayang penuh untuk anak, lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas pendidikan yang baik, serta lingkungan sekitar yang ikut serta mendukung pertumbuhan anak, merupakan bentuk respon positif dalam proses regenarasi yang baik.

Hal demikian tidak terjadi pada anak yang mengalami disfungsional/ tidak normal. Anak yang salah satu atau kedua orangtuanya meninggal, perceraian, hubungan orang tua tidak baik, hubungan orangtua dengan anak tidak baik, suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan, orangtua sibuk dan jarang berada di rumah, dan salah satu atau kedua orangtua memiliki kelainan kepribadian atau gangguan jiwa, kondisi keluarga demikian yang menandakan anak berada dalam

keadaan disfungi.3 Orangtua yang mengalami tekanan ekonomi atau perasaan tidak

mampu mengatasi masalah finansialnya, cenderung depresi, dan mengalami konflik keluarga, yang akhirnya mempengaruhi masalah remaja, seperti kurang harga diri, prestasi belajar rendah, kurang dapat bergaul dengan teman, mengalami masalah

penyesuaian diri4. Anak yang mengalami disfungsi tersebut menjelaskan bahwa

tingkat kesejahteraan anak tidak terpenuhi.

Dasar hukum perlindungan anak di Indonesia tercantum dalam

Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak, Pasal 20, dinyatakan bahwa “Negara, Pemerintah,

Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap

3 Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Penerbit Remaja Rosydakarya. Hlm: 13. 4 Sigelman Carol dan Shaffer David. 1995. Life Span Human Development. California: Brooks/ Cole Publishing Company.


(15)

3

penyelenggaraan Perlindungan Anak”5

. Salah satu cara yang dilakukan agar mereka tetap dalam pengasuhan adalah dengan menampung anak-anak tersebut ke dalam suatu tempat, yaitu panti asuhan atau lembaga yang sesuai dengan bidang pengasuhan anak guna membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara mendidik, merawat, membimbing, melindungi, mengarahkan dan memberikan keterampilan-keterampilan seperti yang diberikan oleh orangtua dalam keluarga.

Indonesia meratifikasi Konvensi Hak Anak melalui Keputusan Presiden No. 36/1990 tertanggal 25 Agustus 1990. Dengan ratifikasi tersebut, Indonesia secara teknis telah dengan sukarela mengikatkan diri pada ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam Konvensi Hak Anak. Sesuai dengan Pasal 49 ayat 2, Konvensi Hak Anak dinyatakan berlaku di Indonesia sejak tanggak 5 Oktober 1990. Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Anak bagi Anak Yang Mempunyai Masalah. Anak yang mempunyai masalah adalah anak yang antara lain tidak mempunyai orang tua, anak terlantar, anak yang tidak

mampu, anak yang mengalami masalah kelakuan dan anak cacat.6

Begitu pula dalam Undang Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Pasal 2 ayat (1), juga disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang

dengan wajar.7 Perintah untuk merawat anak terlantar atau yatim juga terdapat dalam

agama Islam. Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tentang Pelindungan Anak pasal 20 Tahun 2014.

6 Soeaidy Soleh dan Zulkhair. 2001. Dasar Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri. Hlm: 196. 7 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pasal 2 ayat 1.


(16)

4 Al-qur‟an yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Maa‟uun ayat 1-3 Allah

swt berfirman:8

( ) ) ) ) )

“1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2) Itulah orang yang

menghardik anak yatim, 3) Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”. Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia, Panti Sosial Asuhan anak adalah lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan-penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orangtua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang

pembangunan nasional.9 Tingkat keberhasilan pelayanan akan memberikan dampak

pada pembangunan nasional yaitu peningkatan mutu pendidikan, peningkatan kekuatan ekonomi, dan penguatan sosial. Keutamaan dalam pelayanan yang diberikan Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah pelayanan anak yang berorientasi pada setiap kebutuhan tumbuh kembang anak, secara materi maupun secara psikologis.

Indonesia memiliki sekitar 8000 panti asuhan, dan lebih dari 160.000 anak

telah tinggal di panti asuhan10. Sedang menurut data dari Dinas Sosial Kota Malang

menunjukkan bahwa pada tahun 2015 jumlah anak yang berada dalam panti asuhan/ lembaga kesejahteraan masyarakat atau yang dibina diluar asrama mencapai 1.731

8 Al-Quranul Kharim surah Al-Ma‟un ayat 1-3

9 Pengertian Panti Asuhan menurut Depsos RI, sumber diakses dari http://e-journal.uajy.ac.idd/163/3/2TA12924.pdf pada 10 maret 2016.


(17)

5 jiwa dengan berbagai macam status diantaranya anak terlantar 1.172 jiwa, balita terlantar 2 jiwa, anak jalanan 8 jiwa, remaja rentan 42 jiwa, anak penyandang disabilitas 1 jiwa, anak memerlukan perlindungan khusus 169 jiwa, dan sisanya belum

tercatat permasalahannya.11

Berdasarkan hasil pencatatan data yang dilakukan Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (MPS PWM) pada tahun 2013

terdapat 109 Panti Asuhan Muhammadiyah „Aisyiyah. Tiga di antaranya, yaitu Panti

Asuhan Putra Muhammadiyah Bareng, Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Dinoyo, dan

Panti Asuhan KH. Mas Mansyur Sulfat yang berada di kawasan kota Malang.

Beberapa Panti Asuhan yang berada dibawah tanggungjawab Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang (MKS PDM) ini berdiri sebagai wujud usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak dari keluarga miskin bagi masyarakat

(dhuafa‟). Panti asuhan ini berfungsi sebagai lembaga sosial di mana dalam kehidupan sehari-hari, anak diasuh, dididik, dibimbing, diarahkan, diberi kasih sayang, dicukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini agar anak tidak kehilangan suasana seperti dalam keluarga, panti asuhan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pada mereka dan menggantikan peran keluarga bagi anak. Di dalam panti para pengasuh dan pengurus berusaha secara maksimal mungkin untuk mengantikan peran orangtua sebagai

pemberi nafkah (provider), pelindung ( protector), pembuat keputusan (decision

maker), spesialisasi anak (child spesialiser) dan pendidik (edukator) dengan tujuan memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak-anak yatim, piatu, yatim piatu dan

dhuafa‟ dengan memenuhi kebutuhan fisik, mental, psikologis dan sosial agar kelak mereka mampu hidup layak dan hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.

11 Data anak yang berada di seluruh Panti Asuhan yang berada di Kota Malang menurut Dinas Sosial Kota Malang. Data diperoleh dalam bentuk file melalui kunjungan langsung oleh peneliti.


(18)

6 Anak asuh diberi keterampilan-keterampilan sebagai bekal untuk mencari penghidupan sendiri setelah lepas dari pengasuhan panti, seperti yang keterampilan sablon dan percetakan yang ada di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Bareng, keterampilan Usaha Ekonomi Produtif (UEP) bagi anak asuh di Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah Dinoyo, dan juga seperti yang dilakukan Panti Asuhan KH. Mas Mansyur

dengan memberi keterampilan produksi air minum hexagonal dan pembuatan keripik tempe.

Selain keterampilan-keterampilan yang diberikan agar alumni memiliki

keahlian (skill) dalam bidang-bidang tersebut diatas, pendidikan informal maupun

nonfomal juga memiliki peranan yang penting karena dari pendidikan-pendidikan tersebut alumni akan belajar tentang moral serta etika berinteraksi dengan masyarakat. Pengalaman anak yang didapatkan selama dalam pengasuhan panti asuhan diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka untuk dapat berperilaku mandiri dengan baik.

Segala bentuk pelayanan pengasuhan yang diberikan pengurus dan pengasuh kepada anak asuh ketika masih di dalam panti dari segala model pelayanan yang tercakup dalam pembinaan, pelatihan, dan pendampingan diberikan dengan tujuan memberi bekal untuk anak asuh setelah keluar dari panti, ternyata tidak memberi jaminan kemandirian alumni anak asuh. Tidak sedikit anak asuh setelah lulus sekolah dan kembali kerumah masing-masih, masih memiliki kemandirian yang rendah dengan bergantung kepada keluarga dan juga tidak memiliki kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Perihal rendahnya kemandirian alumni anak asuh, dialami oleh sebagian

alumni anak asuh Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota

Malang. Panti Asuhan ini sejak dari tahun berdiri pada 1996 sampai dengan saat ini telah meluluskan kurang lebih 104 alumni. Dari total alumni, beberapa dari mereka


(19)

7 memenuhi aspek-aspek kemandirian (emosi, sosial, ekonomi dan intelegensi) dan beberapa lainnya tidak. Pelayanan pengasuhan di panti, terdapat beberapa peraturan yang dalam prakteknya membatasi anak asuh berinteraksi dengan dunia luar, terdapat juga dalam pengasuhan menggunakan pola asuh yang bersifat otoriter sehingga anak terbiasa untuk tidak tampil percaya diri mengekspresikan dirinya dan pembiasaan itu akhirnya terbawa ketika anak sudah menjadi alumni, mereka memiliki sikap menarik diri dan lebih nyaman berperan pasif dimasyarakat. Terdapat pula, hanya sebagian kecil alumni panti yang tidak lagi menggantungkan kebutuhan ekonominya terhadap orangtua atau keluarga melainkan menjadi sumber pendanaan didalam keluarganya dengan keahlian yang dimiliki setelah tekun mengkuti pelatihan keterampilan. Fenomena ini, nampak bahwa tingkat kemandirian alumni Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah masih rendah. Tingkat kemandirian yang rendah ini berhubungan erat

dengan pelayanan pengasuhan yang diberikan..12

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian. Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah ingin mengungkapkan perilaku kemandirian anak asuh pasca menerima pelayanan pengasuhan di panti asuhan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri „Aisyiyah?

2. Bagaimana pengaruh model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah terhadap perilaku kemandirian alumni?

12


(20)

8

C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin yang dicapai adalah:

1. Mengetahui model pelayanan pengasuhan yang dilakukan pengurus dan

pengasuh Panti Asuhan Putri „Aisyiyah.

2. Mendeskripsikan pengaruh model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah terhadap perilaku kemandirian alumni.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Bagi mahasiswa penelitian ini bisa dijadikan bahan kajian teoritis, khususnya mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang memiliki konsentrasi dalam bidang pemberdayaan masyarakat yaitu tentang kemandirian anak purna asuh atau alumni.

2. Secara Praktis

a. Bagi pihak panti asuhan

Dapat memberikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak panti asuhan terkait dengan konsep dan model pelayanan pengasuhan yang baik, sehingga anak asuh yang berada dalam panti mendapat pembinaan, keterampilan dan pendampingan sebagai bekal untuk kembali kepada keluarga dan masyarakatnya. Hasil dari konsep dan model pelayanan yang baik akan menjadikan alumni panti dapat mengakses segala bentuk kebutuhannya guna memenuhi kesejahteraan hidupnya.


(21)

9 Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak pemerintah untuk mengambil kebijakan guna meningkatkan pendidikan, kelayakan dan

kesejahteraan anak-anak, khususnya anak-anak yatim piatu/dhuafa‟ yang

hidup di panti asuhan. Hal ini dikarenakan pemerintah khususnya yang bergerak di bidang perpantian misal Dinas Sosial/ Kementrian Sosial, memang sudah membuat kebijakan tentang konsep dan model pelayanan pengasuhan tetapi monitoring dan evaluasi terkait dengan hal tersebut dilakukan hanya pada permukaan saja. Sehingga pada akhirnya panti-panti yang tidak mendapatkan sosialisasi atau yang sudah mendapatkan sosialisasi tetapi tidak mendapatkan monitoring dan evaluasi dari pihak pemerintah terkait menjadi tidak terkontrol atau pelayanan pengasuhan berlangsung pragmatis.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini bermaksud untuk membatasi permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti nantinya agar tidak keluar dari topik pembahasan tentang gambaran hasil atau dampak dari Konsep dan Model Pelayanan Pengasuhan di Panti

Asuhan Putri „Aisyiyah Kota Malang terhadap Kemandirian Alumni Anak Asuh,

maka penelitian ini dibatasi permasalahan sebagai berikut:

- Model Pelayanan Pengasuhan di Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang.

- Perilaku-perilaku Kemandirian Alumni Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo


(1)

Al-qur‟an yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Maa‟uun ayat 1-3 Allah swt berfirman:8

( ) ) ) ) )

“1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3) Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”.

Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia, Panti Sosial Asuhan anak adalah lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan-penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orangtua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.9 Tingkat keberhasilan pelayanan akan memberikan dampak pada pembangunan nasional yaitu peningkatan mutu pendidikan, peningkatan kekuatan ekonomi, dan penguatan sosial. Keutamaan dalam pelayanan yang diberikan Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah pelayanan anak yang berorientasi pada setiap kebutuhan tumbuh kembang anak, secara materi maupun secara psikologis.

Indonesia memiliki sekitar 8000 panti asuhan, dan lebih dari 160.000 anak telah tinggal di panti asuhan10. Sedang menurut data dari Dinas Sosial Kota Malang menunjukkan bahwa pada tahun 2015 jumlah anak yang berada dalam panti asuhan/ lembaga kesejahteraan masyarakat atau yang dibina diluar asrama mencapai 1.731

8 Al-Quranul Kharim surah Al-Ma‟un ayat 1-3

9 Pengertian Panti Asuhan menurut Depsos RI, sumber diakses dari http://e-journal.uajy.ac.idd/163/3/2TA12924.pdf pada 10 maret 2016.


(2)

jiwa dengan berbagai macam status diantaranya anak terlantar 1.172 jiwa, balita terlantar 2 jiwa, anak jalanan 8 jiwa, remaja rentan 42 jiwa, anak penyandang disabilitas 1 jiwa, anak memerlukan perlindungan khusus 169 jiwa, dan sisanya belum tercatat permasalahannya.11

Berdasarkan hasil pencatatan data yang dilakukan Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (MPS PWM) pada tahun 2013

terdapat 109 Panti Asuhan Muhammadiyah „Aisyiyah. Tiga di antaranya, yaitu Panti

Asuhan Putra Muhammadiyah Bareng, Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Dinoyo, dan

Panti Asuhan KH. Mas Mansyur Sulfat yang berada di kawasan kota Malang.

Beberapa Panti Asuhan yang berada dibawah tanggungjawab Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang (MKS PDM) ini berdiri sebagai wujud usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak dari keluarga miskin bagi masyarakat

(dhuafa‟). Panti asuhan ini berfungsi sebagai lembaga sosial di mana dalam kehidupan sehari-hari, anak diasuh, dididik, dibimbing, diarahkan, diberi kasih sayang, dicukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini agar anak tidak kehilangan suasana seperti dalam keluarga, panti asuhan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pada mereka dan menggantikan peran keluarga bagi anak. Di dalam panti para pengasuh dan pengurus berusaha secara maksimal mungkin untuk mengantikan peran orangtua sebagai pemberi nafkah (provider), pelindung ( protector), pembuat keputusan (decision maker), spesialisasi anak (child spesialiser) dan pendidik (edukator) dengan tujuan memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak-anak yatim, piatu, yatim piatu dan

dhuafa‟ dengan memenuhi kebutuhan fisik, mental, psikologis dan sosial agar kelak mereka mampu hidup layak dan hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.

11


(3)

Anak asuh diberi keterampilan-keterampilan sebagai bekal untuk mencari penghidupan sendiri setelah lepas dari pengasuhan panti, seperti yang keterampilan sablon dan percetakan yang ada di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Bareng, keterampilan Usaha Ekonomi Produtif (UEP) bagi anak asuh di Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah Dinoyo, dan juga seperti yang dilakukan Panti Asuhan KH. Mas Mansyur

dengan memberi keterampilan produksi air minum hexagonal dan pembuatan keripik tempe.

Selain keterampilan-keterampilan yang diberikan agar alumni memiliki keahlian (skill) dalam bidang-bidang tersebut diatas, pendidikan informal maupun nonfomal juga memiliki peranan yang penting karena dari pendidikan-pendidikan tersebut alumni akan belajar tentang moral serta etika berinteraksi dengan masyarakat. Pengalaman anak yang didapatkan selama dalam pengasuhan panti asuhan diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka untuk dapat berperilaku mandiri dengan baik.

Segala bentuk pelayanan pengasuhan yang diberikan pengurus dan pengasuh kepada anak asuh ketika masih di dalam panti dari segala model pelayanan yang tercakup dalam pembinaan, pelatihan, dan pendampingan diberikan dengan tujuan memberi bekal untuk anak asuh setelah keluar dari panti, ternyata tidak memberi jaminan kemandirian alumni anak asuh. Tidak sedikit anak asuh setelah lulus sekolah dan kembali kerumah masing-masih, masih memiliki kemandirian yang rendah dengan bergantung kepada keluarga dan juga tidak memiliki kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Perihal rendahnya kemandirian alumni anak asuh, dialami oleh sebagian

alumni anak asuh Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota

Malang. Panti Asuhan ini sejak dari tahun berdiri pada 1996 sampai dengan saat ini telah meluluskan kurang lebih 104 alumni. Dari total alumni, beberapa dari mereka


(4)

memenuhi aspek-aspek kemandirian (emosi, sosial, ekonomi dan intelegensi) dan beberapa lainnya tidak. Pelayanan pengasuhan di panti, terdapat beberapa peraturan yang dalam prakteknya membatasi anak asuh berinteraksi dengan dunia luar, terdapat juga dalam pengasuhan menggunakan pola asuh yang bersifat otoriter sehingga anak terbiasa untuk tidak tampil percaya diri mengekspresikan dirinya dan pembiasaan itu akhirnya terbawa ketika anak sudah menjadi alumni, mereka memiliki sikap menarik diri dan lebih nyaman berperan pasif dimasyarakat. Terdapat pula, hanya sebagian kecil alumni panti yang tidak lagi menggantungkan kebutuhan ekonominya terhadap orangtua atau keluarga melainkan menjadi sumber pendanaan didalam keluarganya dengan keahlian yang dimiliki setelah tekun mengkuti pelatihan keterampilan. Fenomena ini, nampak bahwa tingkat kemandirian alumni Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah masih rendah. Tingkat kemandirian yang rendah ini berhubungan erat

dengan pelayanan pengasuhan yang diberikan..12

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian. Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah ingin mengungkapkan perilaku kemandirian anak asuh pasca menerima pelayanan pengasuhan di panti asuhan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri „Aisyiyah?

2. Bagaimana pengaruh model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah terhadap perilaku kemandirian alumni?


(5)

C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin yang dicapai adalah:

1. Mengetahui model pelayanan pengasuhan yang dilakukan pengurus dan

pengasuh Panti Asuhan Putri „Aisyiyah.

2. Mendeskripsikan pengaruh model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri

„Aisyiyah terhadap perilaku kemandirian alumni.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Bagi mahasiswa penelitian ini bisa dijadikan bahan kajian teoritis, khususnya mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang memiliki konsentrasi dalam bidang pemberdayaan masyarakat yaitu tentang kemandirian anak purna asuh atau alumni.

2. Secara Praktis

a. Bagi pihak panti asuhan

Dapat memberikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak panti asuhan terkait dengan konsep dan model pelayanan pengasuhan yang baik, sehingga anak asuh yang berada dalam panti mendapat pembinaan, keterampilan dan pendampingan sebagai bekal untuk kembali kepada keluarga dan masyarakatnya. Hasil dari konsep dan model pelayanan yang baik akan menjadikan alumni panti dapat mengakses segala bentuk kebutuhannya guna memenuhi kesejahteraan hidupnya.


(6)

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak pemerintah untuk mengambil kebijakan guna meningkatkan pendidikan, kelayakan dan kesejahteraan anak-anak, khususnya anak-anak yatim piatu/dhuafa‟ yang hidup di panti asuhan. Hal ini dikarenakan pemerintah khususnya yang bergerak di bidang perpantian misal Dinas Sosial/ Kementrian Sosial, memang sudah membuat kebijakan tentang konsep dan model pelayanan pengasuhan tetapi monitoring dan evaluasi terkait dengan hal tersebut dilakukan hanya pada permukaan saja. Sehingga pada akhirnya panti-panti yang tidak mendapatkan sosialisasi atau yang sudah mendapatkan sosialisasi tetapi tidak mendapatkan monitoring dan evaluasi dari pihak pemerintah terkait menjadi tidak terkontrol atau pelayanan pengasuhan berlangsung pragmatis.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini bermaksud untuk membatasi permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti nantinya agar tidak keluar dari topik pembahasan tentang gambaran hasil atau dampak dari Konsep dan Model Pelayanan Pengasuhan di Panti

Asuhan Putri „Aisyiyah Kota Malang terhadap Kemandirian Alumni Anak Asuh,

maka penelitian ini dibatasi permasalahan sebagai berikut:

- Model Pelayanan Pengasuhan di Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec.

Lowokwaru Kota Malang.

- Perilaku-perilaku Kemandirian Alumni Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang