ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TENTANG PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) PADA DISPENDA KOTA KEDIRI

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TENTANG
PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) PADA DISPENDA
KOTA KEDIRI

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajad sarjana ekonomi

Oleh:
David Zuhriandanny S
201110170311159

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015/2016

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan
dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “analisis sistem
informasi akuntansi tentang pengelolaan pbb-p2 pada dispenda kota kediri ”. Ini dapat
diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang.
Salam dan salawat peneliti haturkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW
serta keluarga dan sahabat yang telah membimbing umat manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman yang penuh cahaya. Semoga suri tauladan beliau senantiasa mewarnai
kehidupan kita.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik itu berupa
dorongan, motivasi, nasehat, saran maupun kritik yang sangat membantu penulis dalam
penyelesaian karya tulisnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Keluarga besarku, terutama Ibu, Bapak, Kakek, Nenek dan adikku yang selalu
mendoakanku, mensupportku, memarahiku, mengomeliku, serta perhatian yang luar
biasa sehingga penulis selalu dalam lindungan Allah SWT.
2. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Nazzarudin, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Siti Zubaidah, MM, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Djoko sigit sayogo, SE, M. Acc., Ph D. dan Dra. Siti Zubaidah, MM, Ak., selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah sabar memberikan bimbingan, perhatian serta
pengarahan dengan profesional sehingga terselesaikannya skripsi ini.

i

6. Drs. Setu Setiawan, Ec, MM., selaku dosen wali kelas C angkatan 2011.
7. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi dan Staf Tata usaha FEBUMM atas didikan, dan bimbingannya selama ini.
8. Sahabat-sahabatku dalam GESREKK terima kasih atas kebersamaan, dukungan, dan
kenangannya selama ini.
9. Teman-teman Akuntansi angkatan 2011 khususnya kelas C atas kebersamaan yang
sangat berkesan bagi penulis.
10. Untuk Anissah azahra, terima kasih atas doa, dukungan, semangat, kesabaran,
pengertian dan perhatian yang sudah diberikan.
11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.


Penulis sadar akan keterbatasan dan masih jauh dari sempurnanya penulisan skripsi ini,
oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan sangat penulis harapkan
dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan
pengetahuan bagi yang membacanya.
Alhamdulillahirabbilalamin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 17 Agustus 2015
Penulis

David Zuhriandanny Sugianto

ii

i

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR KETERANGAN PENELITIAN
KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................. iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACK ....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Review Penelitian Terdahulu .............................................................. 11


x

2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ............................................ 12
2.3 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi ........................................ 13
2.4 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi ................................................... 15
2.5 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi .................................................. 16
2.6 Siklus Pemrosesan Data ...................................................................... 17
2.7 Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan(PBB-P2) ...... 19
2.8 Objek PBB-P2 ...................................................................................... 20
2.9 Subjek PBB-P2 ..................................................................................... 21
2.10 Wajib Pajak PBB-P2 ......................................................................... 22
2.11 Dasar Pengenaan PBB-P2 ................................................................. 22
2.12 Tarif dan Besaran Pokok PBB-P2 .................................................... 22
2.13 Regulasi dalam pemungutan PBB-P2 di daerah ............................. 23
2.14 Organisasi dan SDM pengelola PBB-P2 .......................................... 26
2.15 Sarana dan prasarana pendukung pemungutan PBB_P2 ............. 29
2.16 Analisis SWOT ................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi/Objek Penelitian ...................................................................... 31
3.2 Jenis Penelitian ..................................................................................... 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32
3.5 Teknik Analisis Data............................................................................ 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 34
4.2 Analisis Data ......................................................................................... 38
4.2.1 Data input .................................................................................... 38
4.2.2 Proses ........................................................................................... 39
4.2.3 Data Output ................................................................................. 45

v

4.2.4 analisis SWOT ............................................................................. 48
4.3 Pembahasan .......................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


x

DAFTAR LAMPIRAN
No

Judul

1. Gambar 1 : check list berkas
2. Gambar 2: peta dari badan pertahanan nasional
3. Gambar 3: peta dari database DISPENDA
4. Gambar 4: catatan kecil penelitian lapangan
5. Gambar 5: laporan hasil penelitian administrasi/lapangan
6. Gambar 6: surat keputusan kadispenda
7. Gambar 7: daftar pemecahan objek pajak
8. Tabel jumlah industry Kediri 2011
9. Tabel jumlah ukm kota kediri dari tahun 2006-2011
10. Perkembangan usaha industry kota Kediri 2006-2011
11. Lampiran 1: Tabel komponen penunjang sistem

vii


DAFTAR GAMBAR
No

Judul

Halaman

1. Struktur organisasi DISPENDA kota Kediri

36

2. Tahap 1: penelitian dokumen dan berkas

40

3. Tahap 2: penelitian data base dan lapangan

41


4. Tahap 3: proses pencetakan SPPT

43

x

DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2005. Intermediete accounting. Yogyakarta: graha ilmu.
Dirjen pajak. (n,d). http://www.pajak.go.id/content/direktorat-penyuluhan-pelayanandan-hubungan-masyarakat. Diakses, april 15, 2015. Pukul 13.03
Dirjen pajak. (n,d). http://www.pajak.go.id/content/pengalihan-pbb-pedesaan-danperkotaan. Diakses, april 10, 2015. Pukul 02.00
Dirjen perimbangan keuangan. 2014. Pedoman umum pengelolaan pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan perkotaan. Jakarta: kementrian keuangan republik
indonesia.
Farida, Ai Siti. 2011. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Kementrian keuangan. (n,d). http://kemenkeu.go.id/publikasi Diakses,april 13, 2015.
Pukul 02.00
Kementrian keuangan, (n,d). http://www.kemenkeu.go.id/publikasi/ Diakses, april
10,2015. Pukul 20:11.
Kementrian sosial. (n,d). http://puslit.kemsos.go.id/ Diakses, April 15,2015. Pukul
13.45

Lubantu, haris. 2013. Analisis prosedur pemungutan PBB sektor perdesaan dan
perkotaan kabupaten minahasa di KPP pratama Bitung. Jurnal.
Dipublikasikan. Fakultas ekonomi universitas sam ratulangi manado.
Mardiasmo. 2006. Sistem Informasi Akuntansi: Edisi Revisi 2006. Jakarta: Andi.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan: Edisi Revisi 2011. Jakarta: Andi.
Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadaya
Offseet.
Mulyadi, 2001. Sistem akuntansi. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Jakarta: salemba empat.
Nasution, faisal akbar,2009. Pemerintahan daerah dan sumber penerimaan asli daerah.
Jakarta: sofmedia.
Pemkotkediri.(n,d). http://www.kedirikota.go.id/read/investasi/31/1/49/industri.html/.
Diakses april 16,2015. Pukul 15:41.
Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
15/PMK.07/2014 dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Tahapan Persiapan
dan Pelaksanaan Pengalihan PBB-P2 sebagai Pajak Daerah. 2014. Jakarta:
menteri hukum dan hak asasi manusia republik indonesia.

ix

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated

Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sasana, hadi. 2009. Peran desentralisasi fiscal terhadap kinerja ekonomi di
kabupaten/kota provinsi jawa tengah. Jurnal ekonomi pembangunan.
Semarang: fakultas ekonomi unversitas diponegoro semarang.
Sidik, Machfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah: 1
Steinbart and romney,2012. Accounting information systems. England: pearson
education limited.
Susanto, azhar. 2008. Sistem informasi akuntansi. Bandung: lingga jaya.
Taufiz, Ahmad Burhanudin 2010, Analisis belanja daerah, skripsi dipublikasikan,
fakultas ekonomi Universitas Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. 2009. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Undang-undang republik indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
2014. Jakarta: menteri hukum dan hak asasi manusia republik indonesia.
Undang-undang republik indonesia nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 2004. Jakarta:
menteri hukum dan hak asasi manusia.
Waluyo. 2009. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

x

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi
pemerintah yang butuh perhatian karena kesenjangan sosial adalah suatu ketidak
seimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan
yang sangat mencolok. Dalam hal perekonomian, Indonesia terkenal dengan
kesenjangan yang sangat tinggi antara pendapatan individu kalangan atas dan bawah.
Diterbitkannya UU no. 22 tahun 1999 mengawali babak baru sistem desentralisasi
dan otonomi daerah di Indonesia.
Sesuai dengan isinya, undang-undang ini membawa banyak perubahan
kesejahteraan bagi masyarakat daerah namun masih belum cukup memenuhi
ekspetasi mereka mengenai kesejahteraan itu sendiri. Pada tanggal 15 Oktober
disahkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah Daerah yang dalam pasal 239
dengan tegas menyatakan bahwa dengan berlakunya UU ini, UU No. 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. UU baru ini memperjelas
dan mempertegas hubungan hierarki antara kabupaten dan provinsi, antara provinsi
dan pemerintah pusat berdasarkan asas kesatuan administrasi dan kesatuan wilayah.
Pemerintah pusat berhak melakukan kordinasi, supervisi, dan evaluasi terhadap

1

2

pemerintahan di bawahnya, demikian juga provinsi terhadap semakin dipertegas dan
diperjelas.
Dengan diberlakukannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 maka
dimulailah sistem dentralisasi fiskal. “Melalui otonomi daerah dan desentralisasi
fiskal, pemerintahan daerah memiliki wewenang untuk menggali pendapatan dan
melakukan peran alokasi secara mandiri dalam menetapkan prioritas pembangunan.
Diharapkan dengan adanya otonomi dan desentralisasi fiskal dapat lebih
memeratakan pembangunan sesuai dengan keinginan daerah untuk mengembangkan
wilayah menurut potensi masing-masing (sasana, 2009)”.
Pemerintah daerah mendapat kewenangan dalam melaksanakan fungsi
pelayanan dan pembangunan di daerahnya. Pemerintah pusat memberikan dukungan
dengan menyerahkan sumber- sumber penerimaan kepada daerah untuk dikelola
secara optimal agar mampu membiayai daerahnya dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya (UU 28/2009 pasal 1). Disamping pemerintah pusat juga memberikan dana
transfer

yang

dapat

dikelola

daerah

dalam

pembiayaan

penyelenggaraan

pemerintahan daerah (UU 23/2014 pasal 1 ayat 47;48). Tujuannya adalah untuk
mengatasi ketimpangan fiskal dengan pemerintah pusat dan antar pemerintah daerah
lainnya (UU 23/2014 pasal 1 ayat 49).
“Prinsip dari desentralisasi fiskal tersebut adalah Kebijaksanaan perimbangan
keuangan antara Pusat dan Daerah dilakukan dengan mengikuti pembagian
kewenangan atau money follows function (sidik, 2002)”. Menurut Nasution

3

(2009:12) untuk meminimilaisir ketergantungan Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah

Pusat

melalui

dana

transfer

tersebut,

daerah

dituntut

dapat

mengoptimalkan kemampuannya dalam menggali potensi pendapatannya. Undangundang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
Dengan Daerah mengamanatkan bahwa daerah boleh meningkatkan pendapatan asli
daerahnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sumber- sumber
pendapatan asli daerah tersebut berupa: pajak daerah, retribusi daerah, laba usaha
milik daerah dan pendapatan lain yang sah.

Diterbitkannya undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah
dan retribusi

daerah

seolah memperlihatkan keseriusan pemerintah untuk

mempercepat pembangunan nasional melalui program otonomi daerah. Dan dalam
rangka meningkatkan kapasitas fiskal daerah, melalui Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah telah diberikan
kewenangan untuk memungut pajak (taxing power).

Dalam buku pedoman umum pengelolaan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh direktorat jenderal
perimbangan keuangan dibawah naungan kementrian keuangan republik indonesia
(www.pajak.go.id) , setidaknya ada empat perubahan fundamental yang diatur dalam
undang-undang tersebut. Pertama, mengubah penetapan pajak daerah dan retribusi
daerah dari open-list system menjadi closed list system. Penetapan pajak daerah dan

4

retribusi daerah dengan menggunakan open list system berarti pemerintah pusat
memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menambahkan jenis pajak
dan retribusi daerahnya sendiri selain dari pajak-pajak yang sudah ditentukan.
Dengan kata lain penetapan pajak menggunakan open list system ini memunculkan
perda-perda yang sengaja dibuat untuk mengejar target pendapatan asli daerah
(PAD). Sedangkan closed list system tetap memberikan bagi pemerintah daerah
keleluasaan dalam mengelola dan menetapkan pajak namun harus sesuai dengan UU
PDRD no. 28 tahun 2009. Faktanya hingga pertengahan agustus 2009 pemerintah
telah menganulir 3.455 perda tentang PDRD dan 1727 rancangan perda.

Dengan closed list system diharapkan akan mengurangi timbulnya perda yang
bermasalah dan menumbuhkan iklim investasi yang positif di daerah.

Kedua,

memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah melalui perluasan basis
pajak daerah dan retribusi daerah, penambahan jenis pajak baru yang dapat dipungut
oleh daerah, dan pemberiaan diskresi kepada daerah untuk menetapkan tarif sesuai
batas tarif maksimum dan minimum yang ditentukan, Ketiga, memperbaiki sistem
pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah melalui kebijakan bagi hasil pajak
provinsi kepada kabupaten/kota dan kebijakan ear marking untuk jenis pajak
daerah tertentu. Keempat, meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan daerah
dengan mengubah mekanisme pengawasan dari sistem represif menjadi sistem
preventif dan korektif.

5

Undang-undang yang mengatur tentang kewenangan pemerintah daerah untuk
memungut wajib pajaknya secara mandiri. Salah satu yang bisa menjadi sumber
pendapatan asli daerah adalah pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan
(PBB-P2) yang dialihkan pemungutannya dari pusat dilimpahkan ke daerah. Dalam
buku pedoman umum pengelolaan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh direktorat jenderal perimbangan
keuangan dibawah naungan kementrian keuangan republik indonesia menyatakan
bahwa dengan dilimpahkannya pemungutan dan pengelolaan PBB-P2 kepada
pemerintah daerah pasti akan dipadukan dengan kesiapan pemerintah daerah sendiri
untuk melaksanakan aturan terbaru tersebut.

Namun mengingat PBB-P2 merupakan jenis pajak baru bagi daerah,
maka

dalam pengelolaannya

masih

terdapat

beberapa

permasalahan

yang

dihadapi oleh daerah, antara lain masih adanya daerah yang belum menerbitkan
Peraturan Kepala Daerah mengenai pelaksanaan pengelolaan PBB-P2, lemahnya
sistem pengelolaan basis data objek, subjek dan wajib pajak, dan lemahnya sistem
administrasi dan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak.

Hal ini sesuai dengan penelitian manik (2013) tentang analisis aspek sistem
informasi akuntansi pengenaan pajak aktivitas transaksi e-commerce dan bisnis
online dalam mengendalikan kewajiban wajib pajak sebagai self assesment system
melalui sistem jaringan internet menyatakan bahwa aspek SIA dapat mengendalikan

6

wajib pajak sebagai self assessment system melalui sistem jaringan internet melalui
jaringan yang terkontrol dan adanya enskripsi linked transaksi antara supplier dengan
customer dan liked pajak dengan kantor pajak namun masih banyak kendala yang
menghambat optimalisasinya.

Pemda perlu hati-hati dalam menentukan tarif ini karena setiap daerah
diberikan kebebasan untuk menetapkan besaran tarif tersebut, sehingga kedepan
kemungkinan besar akan ditemui variasi tarif PBB P2 antar daerah. Diperlukan kajian
yang sangat mendalam untuk menentukan berapa besar tarif PBB P2 yang akan
diterapkan agar pokok ketetapan PBB P2 yang dimiliki selama ini tidak mengalami
penurunan dan masyarakat tidak bergejolak setelah ketetapan PBB P2 diluncurkan.
Untuk menetapkan kedua variabel ini tentunya pemerintah Kabupaten/Kota tidak bisa
bekerja sendiri, perlu membicarakannya dengan DPRD sebagai pihak legislator yang
kemudian dituangkan dalam bentuk Perda.
Dalam hal peralihan kewenangan pengelolaan PBB-P2 dari pemerintah pusat
ke daerah ini peneliti memandang setidaknya terdapat tiga tahapan sistem yaitu input
yang berupa kebijakan pemerintah pusat melalui UU nomor 28 tahun 2009 tentang
PDRD serta peralihan kewenangan pengelolaan PBB-P2 dari pusat ke daerah, proses
yang meliputi pelaksanaan peralihan tersebut mulai dari sosialisasi, kesiapan sdm,
sarana prasarana,dll hingga ke pemungutan dan outputnya berupa hasil dari peralihan
sistem tersebut serta pengelolaan dan optimalisasi pemanfaatannya. Penelitian
Prasetiawan (2014) tentang analisis sistem informasi manajemen objek pajak

7

(SISMIOP) dan kinerja aparat terhadap penerimaan PBB-P2 pada dinas pelayanan
pajak di jawa barat menyatakan bahwa SISMIOP berpengaruh tidak signifikan
dikarenakan kurangnya kegiatan verifikasi data yang harusnya dilakukan oleh fungsi
pemeliharaan basis data.

* Tahun penerapan PB-BP2 pada kota kediri data lihat lampiran 1

Menurut data yang dijabarkan dirjen pajak selaku pihak yang berwenang
terkait masalah PBB-P2 dalam website resmi dirjen pajak, pelaksanaan peraturan ini
pun dibuat bertahap, pada tahap awal peraturan ini diterapkan pada kota Surabaya
pada tahun 2011 sebagai kota percobaan, dilanjutkan 17 kota di tahun 2012, 105 kota
di tahun 2013, sisanya seluruh kota dan kabupaten harus sudah menerapkan PBB-P2
di tahun 2014. Menurut data yang di sajikan dirjen pajak, kota Kediri masuk dalam
urutan tahun 2013 sebagai kota yang menerapkan peraturan baru tersebut. Dari uraian
dan data yang terjabarkan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul:

“ANALISIS

PENGELOLAAN

SISTEM
PAJAK

INFORMASI
BUMI

DAN

AKUNTANSI
BANGUNAN

TENTANG
PEDESAAN

PERKOTAAN (PBB-P2) PADA DISPENDA KOTA KEDIRI”.

1.2.Rumusan Masalah

Lahirnya kebijakan yang membuat pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) dialihkan kepada pemerintah daerah akan

8

membawa

pengaruh

atau

perubahan

dalam

pola

pemungutan

pajak

daerah.Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pada pengelolaan PBB-P2 pada
dispenda kota Kediri?
2. Kendala-kendala apakah yang di hadapi dalam pengelolaan PBB-P2 oleh
dispenda kota Kediri ?

1.3.Batasan Masalah

Penelitian ini hanya menjabarkan mengenai sistem informasi akuntansi
pemungutan PBB-P2 dan meninjau pengelolaan dari sisi sistem pemungutan dari
awal persiapan sampai dengan pemungutan. Pengelolaan yang disebutkan pada latar
belakang dan landasan teori adalah tentang persiapan dan pelaksanaan sistem
pemungutan atau tata kelola persiapan, pelaksanaan dan evaluasi sistem pemungutan.

1.4.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis sudah sejauh mana sistem informasi akuntansi pengelolaan
pemungutan yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Kediri dalam menyambut

9

peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
sebagai pajak daerah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi serta
pemenuhan syarat-syarat peralihannya.
2. Menganalisis kendala-kendala dalam pengelolaan PBB-P2 oleh dispenda kota
kediri?

1.5.Kegunaan Penelitian

1. Aspek teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
demi pengembangan ilmu pengetahuaan khususnya di bidang perpajakan.

b. Penelitian ini akan menjadi bahan perbandingan atau acuan dalam
pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya di bidang perpajakan.

2. Aspek praktis

Dalam aspek praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
Pemerintah Kota Kediri dalam rangka peralihan dan pengelolaan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2), sehingga diharapkan
dapat mengoptimalkan potensi penerimaan dari PBB P2 ini dalam menopang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

10

b. Sebagai bahan informasi bagi aparatur pemerintah dan masyarakat Kota
Kediri tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB
P2)

dalam

nantinya.

menyukseskan

peralihannya

dan pengelolaan PBB P2 ini