JUDUL “LUMPIYAKI”: LUMPIA ISI TEMPOYAK IKAN TONGKOL SEBAGAI JAJANAN

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. JUDUL “LUMPIYAKI”: LUMPIA ISI TEMPOYAK IKAN TONGKOL SEBAGAI JAJANAN

KHAS NUSANTARA B. LATAR BELAKANG Menurut FAO, jajanan street food didefisinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan serta ditempat-tempat keramaian umum yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Beberapa tahun terakhir snack sehat sudah menjadi tren bagi masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya varian snack dengan penambahan bahan-bahan alami yang mengutamakan aspek kesehatan bagi tubuh. Tren snack sehat ini berkembang seiring dengan maraknya hidangan fast food dan junk food yang sering kali menjadi alternatif pilihan bagi orang-orang yang memiliki tingkat kesibukan tinggi. Padahal, banyak riset membuktikan bahwa hidangan seperti ini diindikasikan menjadi penyebab timbulnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Hal inilah yang membuat peluang pasar bagi snack sehat terbuka lebar, terutama masyarakat perkotaan. Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi dan tidak mengandung zat-zat berbahaya. Jajanan yang sehat dapat membuat tubuh terhindar dari penyakit. Salah satu cara yang dilakukan untuk menghadirkan jajanan sehat berunsur protein dan vitamin adalah dengan membuat jajanan sehat berupa “lumpiyaki” . Lumpiyaki merupakan jajanan sehat yang diminati masyarakat, mengenyangkan, berprotein dan berkalsium tinggi, serta memiliki kekhasan dari olahan daerah dengan lembaran-lembaran tipis kulit lumpia yang terbuat dari tepung gandum, dibentuk tipis- tipis dan diperuntukkan sebagai bungkus dari isian yang terdiri dari tempoyak ikan. Tempoyak adalah olahan fermentasi durian, memiliki kalsium tinggi dan berbagai manfaat untuk tubuh. Namun, tempoyak ini kurang begitu populer di masyarakat Indonesia dan jajanan yang berbahan baku tempoyak sendiri belum ada. Padahal tempoyak merupakan makanan khas daerah yang berpotensi menjadi makanan khas kebanggaan Indonesia di dunia internasional. Secara umum, kandungan nutrisi yang terkandung dalam daging ikan sama saja dengan yang ada dalam daging sapi atau daging ayam. Ada protein, lemak, vitamin, dan mineral. Berikut ditampilkan data konsumsi ikan perkapita penduduk indonesia pada tahun 2007- 2011. Tabel 1 Penyediaan Ikan untuk Konsumsi di Indonesia Sumber : KKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Rincian Tahun Kenaikan Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011 2007- 2011 2010-2011 Total 1000 Ton 6.381,00 7.071,93 7.754,00 9.119,00 8.883,00 8,87 -2,59 Per Kapita KgKapTahun 28,28 30,95 35,51 38,98 36,98 7,15 -3,67 2 Tabel 2 Konsumsi Ikan di Indonesia Sumber : KKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Melihat segi manfaat gizi yang besar, konsumsi ikan perlu ditingkatkan. Salah satu ikan di Indonesia yang sangat berpotensi untuk terus dikembangkan adalah jenis Euthynnus affinis atau yang lebih kita kenal sebagai ikan tongkol. Ikan tongkol mengandung gizi yang baik, yaitu mengandung Omega 3 EPA dan DHA yang berguna dalam proses perkembangan dan meningkatkan kecerdasan, Magnesium untuk memperkuat tulang dan otot, Zat besi untuk mencegah anemia, Yodium yang dapat mencegah sakit gondok dan IQ rendah, Seng untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka dan yang terakhir adalah Selenium yang mencegah kanker dan mempertahankan elastisitas jaringan bersama vitamin E sehingga terhindar dari penuaan dini. Ketersediaan ikan tongkol di Indonesia sangatlah melimpah dan tersebar diseluruh wilayah Nusantara. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Produksi Ikan Tongkol di Indonesia Provinsi Hasil tangkapan Sumatera 114.486 ton Jawa 76.271 ton Bali-Nusa Tenggara 47.260 ton Kalimantan 24.636 ton Sulawesi 195.917 ton Maluku-Papua 95.813 ton Sumber : BPS dan DKP 2012 Lumpia isi tempoyak ikan tongkol menjadi pilihan menu praktis bergizi. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini kami memodifikasi lumpia dengan menggunakan ikan sebagai sumber protein hewani alternatif yang lebih baik dan terjangkau secara ekonomi. Di Indonesia lumpia menjadi panganan khas khususnya di daerah semarang, namun dengan seiring berjalannya waktu lumpia menjadi jajanan yang diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Berdasarkan penelitian Zulaikhah 2005, secara keseluruhan jajanan dapat memberikan kontribusi energi 22,5, protein 35,6, Fe 42,1, Vitamin A 31,3, dan vitamin C 37,3 terhadap kecukupan gizi.

C. PERUMUSAN MASALAH