Kebakaran Hutan Tsunami Gejala Alam di Indonesia dan Negara Tetangga

Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 123 Bahaya banjir bandang dan tanah longsor selain disebabkan hujan yang terus menerus faktor alam juga disebabkan oleh penggundulan hutan faktor manusia. Untuk mengantisipasinya maka perlu adanya usaha penghijauan lahan reboisasi. Selain itu, pemerintah perlu mengadakan pengawasan yang ketat terhadap hutan-hutan yang ada. Sebaliknya pengusaha pemegang hak pengusaha hutan HPH harus benar-benar mematuhi ketentuan yang diwajibkan oleh pemerintah, yaitu harus melaksanakan tebang pilih dan tebang tanam. Penebangan liar dan pencuri kayu harus dicegah. Jika hutan lestari, kebutuhan kayu dapat terpenuhi. Udara menjadi sejuk, tanah menjadi subur, dan dapat mencegah terjadinya bahaya banjir dan erosi. Kemandirian Belajar Kerjakan di buku tugasmu soal berikut: z Pernahkah di daerah tempat tinggalmu terjadi banjir bandang atau tanah longsor? z Apa yang kamu rasakan ketika terjadi banjir bandang atau tanah longsor? z Apakah akibat yang ditimbulkan oleh banjir bandang atau tanah longsor bagi kehidupan masyarakat setempat? z Bagaimana upaya untuk menjaga agar tidak terjadi banjir atau tanah longsor?

4. Kebakaran Hutan

Hutan sebenarnya banyak memberikan manfaat bagi kehidupan, terutama manusia. Oleh sebab itu, sebenarnya manusia dapat mengusahakan dan melestarikan hutan tersebut. Manusia memiliki peran yang sangat besar dalam upaya menjaga keseimbangan alam. Hal ini berkaitan dengan terjadinya gejala alam yang disebabkan perbuatan manusia. Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Di beberapa daerah, terutama di luar Pulau Jawa, seperti di Kalimantan masih banyak dilakukan perladangan berpindah. Pada umumnya perladangan berpindah dengan membuka sebidang tanah di hutan. Setelah hutan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk pagar lahan yang dibuka. Kayu dan ranting yang tidak digunakan, kemudian dibakar. Suhu udara yang panas dengan tiupan angin yang kencang menyebabkan api menjalar dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Akibatnya, terjadi kebakaran hutan yang luas. Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 124 Kebakaran hutan di Indonesia juga bisa terjadi, sebagai akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Penyebabnya, kemungkinan gesekan dahan bisa menimbulkan api dan akhirnya menimbulkan kebakaran. Hal ini bisa dideteksi lewat rekaman satelit cuaca. Dan itu dapat direkam lewat stasiun bumi yang diolah oleh Badan Meteorologi dan Geofisika BMG Jakarta, kemudian dinyatakan pada peta. Contoh kebakaran hutan di Kalimantan di awal Juli 2001. Karena begitu luas, sehingga menimbulkan asap tebal sampai berminggu- minggu dan meluas sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Dampaknya pada kehidupan manusia, yakni mendatangkan penyakit seperti sesak napas. Untuk mencegah adanya kebakaran hutan, perlu berhati-hati dalam pembukaan ladang berpindah. Usahakan pembakaran tidak menumpuk di satu tempat, namun di beberapa tempat dan cara membakarnya bergantian. Hal ini dimaksudkan agar api yang menyala tidak terlalu besar dan tidak mudah merembet ke tempat lain.

5. Tsunami

Tsunami berasal dari Jepang. Tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombangfombak besar. Jadi, sunami berarti gelombang besar yang terdapat di pelabuhan. Di Jepang, pelabuhan merupakan tempat yang banyak terkena tsunami. Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkit- kan oleh bermacam-macam gangguan dasar laut, seperti gempa bumi, pergeseran lempeng, gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat Gambar 4.12 Kebakaran hutan di Pulau Kalimantan mengakibatkan kabut asap. Sumber: httpupload.wikimedia.org Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 125 masih berada jauh di tengah laut. lah mencapai wilayah dangkal, gelombang itu akan bergerak: cepat dan makin membesar. Tsunami yang sangat dahsyat terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Tsunami ini melanda Aceh dan beberapa negara lain, seperti Malaysia, India, Srilannka, dan Thailand, serta menimbulkan banyak korban. Gambar 4.13 Tsunami Aceh Sumber: www.safecom.org.au

6. Angin Topan