Perancangan komik Sunan Kalijaga

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Personal Details

Full Name : Deden Rizal Husaeni

Sex : Male

Place, Date of Birth : Bandung, 24 maret 1991 Nationality : Indonesia

Marital Status : Single

Religion : Moslem

Addrress : KP Bayongbong, RT04/ RW 13, DS Rawabogo, KEC Ciwidey KAB Bandung

Mobile : 085624149901

E-mail : husaeni.deden@gmail.com

Educational Background

1997-2003 : SDN Pasirangin

2003-2006 : SMPN 1 Ciwidey

2006-2009 : SMAN 1 Ciwidey

2009-2014 : Universitas Komputer Indonesia

Course & Seminar

SMA :

- PMR - Futsal


(5)

Qualifications

1. Can operate several Operating System (Windows Server 2003, Windows XP, Windows Vista, Windows 7 Professional, Macintosh).

2. Computer Literate (MS Word, MS Excel, Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Adobe Premiere, Adobe InDesain, Adobe Photoshop Lightroom, Adobe After Effect, Final Cut Pro, 3D MAX, Cinema 4D)


(6)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KOMIK SUNAN KALIJAGA

DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2013-2014

Oleh:

Deden Rizal Husaeni 51909182

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

iv   

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul:

PERANCANGAN KOMIK SUNAN KALIJAGA”

Akhirnya penulis hanya dapat berharap karya tulis berbentuk laporan ini, dapat bermanfaat bagi kemajuan penulis maupun bagi para pembaca dan pihak yang memerlukan pada umumnya

Penulis sadar bahwa dalam mengerjakan karya tulis ini masih ada kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun yang bertujuan dan bermanfaat bagi penulis. Semoga karya tulis ini bisa dimanfaatkan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca sekalian. Semoga Allah SWT mencurahkan balasan kepada semua pihak yang telah turut membantu penyusunan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini.


(8)

vii   

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II : SUNAN KALIJAGA... ... 4

II.1 Biografi Sunan Kalijaga ... 4

II.2 Jasa-jasa Sunan Kalijaga ... 5

II.2.1 Sebagai Mubaligh ... 5

II.2.2 Sunan Kalijaga Sebagai Ahli Budaya... 6

II.3 Cara Penyebaran Agama Islam Oleh Sunan Kalijaga ... 8

II.4 Peninggalan-peninggalan Sunan Kalijaga ... 12

II.5 Siluet ... 14

II.6 Komik ... 14

II.7 Jenis-jenis Komik ... 14 II.8 Unsur-unsur Komik


(9)

viii   

BAB III : STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 22

III.1 Pendekatan komunikasi ... 22

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 22

a. PendekatanKomunikasi Visual ... 22

b. PendekatanKomunikasi Verbal ... 23

III.1.2 Strategi Kreatif ... 24

III.2.1 Format Desain ... 25

III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 25

III.2.3 Tipografi ... 29

III.2.4 Warna ... 30

III. 2.5 Ilistrasi ... 32

BAB IV : MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI.... 34

IV.1 Pra Produksi ... 34

IV.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 34

a. Sketsa ... 34

b. Pengolahan Gambar ... 34

c. Penyelesaian Akhir .. ... 34

IV.1.2 Teknis Cetak ... 34

IV.2.1 Komik Media Utama ... 34

IV.2.2 Poster ... 38

IV.2.3 X-Banner ... 39

IV.2.4 Web Banner ... 40

IV. 2.5 Iklan Komik ... 32

IV. 2.6 Digital E-Book ... 41

IV. 2.7 Digital E-Book ... 43

1. Sticker ... 43

2. T-Shirt ... 44

3. Pembatas Buku .. ... 45


(10)

ix   

DAFTAR GAMBAR

Gambar.II.1 Punakawan ... 10

Gambar.II.2 Mesjid Sunan Kalijaga ... 13

Gambar.II.3 Mesjid Kalidangu ... 14

Gambar.II.4 Sampul Komik ... 16

Gambar.II.5Judul Seri ... 16

Gambar.II.6 Judul Cerita ... 17

Gambar.II.7 Credits ... 17

Gambar.II.8 Halaman Isi ... 18

Gambar.II.9 Panel Penutup ... 18

Gambar.II.10 Panel Terbuka ... 19

Gambar.II.11 Balon Kata ... 19

Gambar.II.12 Narasi ... 20

Gambar.II.13 Efek Suara ... 20

Gambar.II.14 Gang ... 21

Gambar.III.1 Sunan Kalijaga ... 23

Gambar.III.2 Joglo ... 23

Gambar.III.3 Siluet Sunan Kalijaga ... 24

Gambar.III.4 Panel ... 25

Gambar.III.5 Balon Kata Biasa ... 26

Gambar.III.6 Balon Kata Marah ... 26

Gambar.III.7 Balon Kata Bersambung ... 27

Gambar.III.8 Narasi ... 27

Gambar.III.9 Sunan Efek Suara ... 28

Gambar.III.10 Tipografi Judul ... 29

Gambar.III.11 Tipografi Balon Kata ... 30

Gambar.III.12 Studi Karakter Sunan Kalijaga ... 32

Gambar.III.13 Studi Karakter Sunan Bonang ... 33

Gambar.IV.1 Komik ... 35

Gambar. IV.2 Cover Komik ... 36


(11)

x    

Gambar. IV.4 Halaman Credits ... 37

Gambar. IV.5 Halaman Isi ... 37

Gambar. IV.6 Poster ... 38

Gambar. IV.7 X-Banner ... 39

Gambar. IV.8 Web Banner ... 40

Gambar. IV.9 Iklan Komik ... 41

Gambar. IV.10 Digital E-Book ... 42

Gambar. IV.11 Sticker ... 43

Gambar. IV.12 T-Shirt ... 44

Gambar. IV.13 Pembatas Buku ... 45


(12)

    Daftar Pustaka

Buku :

Ahmad, C., 2013, Kisah Sunan Kalijaga : Istik dan Makrifat, Jakarta: Serambi.

(Purwadi, dkk., Babad Tanah Jawi, Yogyakarta: Gelombang Pasang Surut, 2005). Cangara, Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Saksono, W., 1995, Mengislamkan Tanah Jawa: Twlaah Atas Metode Dakwah Walisongo, Bandung: Mizan

Syamsuri, Badlowi, 1995, Kisah Walisongo, Surabaya: Apolo.

Saputra, Karsono H., 2001, Sekar Maca Pat, Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Wahyudi, A. Dan A. Khalid, 1985, Kisah Walisongo Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa, Yogyakarta.

Skripsi / Tugas Akhir :

Anggara, Tegar. (2011). Perancangan Ilustrasi, Komik, Pencak Silat. Bandung: Universitas Komputer Indonesia


(13)

  BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan Islam di Nusantara, khususnya di Jawa tidak lepas dari peran Walisongo yang dipelopori Syeikh Maulana Malik Ibrahim. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara yang digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. Peranan Mereka dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung yang membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibandingkan yang lain. Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, ditiga wilayah penting, yakni Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Diantara ke-sembilan Sunan tersebut ada Sunan yang menyebarkan agama Islam menggunakan cara yang berbeda dengan Sunan lainnya, diantaranya Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455. Beliau diberi nama Raden Mas Said atau yang bergelar “Sunan Kalijaga” yang merupakan putra dari Ki Tumenggung Wilatikta yaitu Bupati Tuban. Beliau menikah dengan dewi Sarokah dan mempunyai 5 (lima) anak, yaitu Kanjeng Ratu, Nyai Ageng Penenggak, Sunan Hadi, Raden Abdurrahman, Nyai Ageng Ngerang. Nama Wali Songo pada umumnya digelari dengan Sunan berasal dari kata Suhu nan (dari bahasa cina yang artinya Guru atau Pujangga), atau dari bahasa Jawa Suhun Susuhunan yang berarti sangat hormat atau sangat dihormati.

Sunan Kalijaga adalah salah seorang wali yang berjiwa besar, seorang pemimpin, mubaligh, pujangga dan filosofi. Kaum bangsawan dan cendekiawan amat simpatik kepada beliau. Karena caranya beliau menyiarkan Agama Islam


(14)

 

yang disesuaikan dengan aliran jaman, Sunan Kalijaga adalah seorang wali yang kritis, banyak toleransi dan pergaulannya dan berpandangan jauh serta berperasaan dalam. Semasa hidupnya, sunan kalijaga terhitung seorang wali yang ternama serta disegani beliau terkenal sebagai seorang pujangga yang berinisiatif mengaran cerita-cerita wayang yang disesuaikan dengan ajaran Islam dengan lain perkataan, dalam cerita-cerita wayang itu dimaksudkan sebanyak mungkin unsur-unsur ke-Islam-an, hal ini dilakukan karena pertimbangan bahwa masyarakat di Jawa pada waktu itu masih tebal kepercayaannya terhadap Hinduisme dan Buddhisme, atau tegasnya Syiwa Budha, ataupun dengan kata lain, masyarakat masih memagang teguh tradisi-tradisi atau adat istiadat lama. Diantaranya masih suka kepada pertunjukan wayang, gemar kepada gamelan dan beberapa cabang kesenian lainnya, sebab-sebab inilah yang mendorong Sunan Kalijaga sebagai salah seorang mubaligh untuk memeras otak, mengatur siasat, yaitu menempuh jalan mengawinkan adat istiadat lama dengan ajaran-ajaran Islam assimilasi kebudayaan, jalan dan cara mana adalah berdasarkan atas kebijaksanaan para wali sembilan dalam mengambangkan Agama Islam di sini.

Namun, seiring dengan berkembangya zaman dan masuknya budaya Barat, masyarakat hanya sedikit yang mengetahui tentang penyebaran Agama yang berbeda dengan Sunan-Sunan lainnya di Pulau Jawa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan, maka masalah yang teridentifikasi:

1. Perlunya penjelasan mengenai Sunan Kalijaga

2. Informasi mengenai ajaran-ajaran Sunan Kalijaga semasa remaja masih sulit ditemukan

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dari strategi perancangan ini adalah:

o Bagaimana memberikan informasi kepada remaja Kota Bandung mengenai perjalanan Sunan Kalijaga memeluk Agama Islam oleh Sunan kalijaga?


(15)

  1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membatasi masalah hanya pada remaja di Kota Bandung dengan memberikan gambaran cerita tentang perjalanan Sunan Kalijaga sewaktu remaja dari mulai menjadi perampok, bertaubat, dan memperdalam ilmu keagamaannya kepada Sunan Bonang melalui media Komik agar proses penyampainnya dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh remaja.

1.5. Tujuan Perancangan

Perancangan ini bertujuan untuk:

1. Menyampaikan informasi melalui komik agar pesan yang disampaikan berbeda dan dapat menarik minat remaja di kota Bandung.

2. Mengenalkan cara penyebaran Agama Islam oleh Sunan Kalijaga

3. Membuat golongan Remaja untuk lebih mengenal tentang sosok Sunan Kalijaga serta peranan beliau untuk menyebarkan Agama Islam.


(16)

23 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Pendekatan Komunikasi

Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai media informasi mengenai penyebaran agama islam oleh sunan kalijagaini adalah dengan merancang media informasi yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai cara penyebaran agama islam oleh sunan kalijaga.

Informasi yang ingin disampaikan berupa media komik. Perancangan media informasi ini dituangkan kedalam media informasi berupa komik yang berilustasikan siluet seperti bayangan Wayang Kulit. Dimana pengetahuan akan informasi agar lebih mendalam.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh penulis ada dua, yaitu pendekatan komunikasi secara visual dan verbal.

a. Pendekatan Komunikasi Visual

Pendekatan secara visual dilakukan dengan cara menyampaikan informasi kepada kepada anak-anak dengan menggunakan buku bergambar komik Sunan Kalijaga, ilustrasi yang dibuat menjadi visual siluet akan tetapi tidak menghilangkan ciri khas dari Sunan Kalijaga tersebut yaitu berupa cara berpakaiannya. Menggunakan background siluet berupa rumah dan bangunan tradisional Jawa pada masa itu.


(17)

24 Gambar III.1. Sunan Kalijaga

http://islamjawa.files.wordpress.com/2012/05/sunan_kalijaga-1.jpg (22 Oktober 2013, 22:37 WIB)

Gambar III.2. Joglo

http://galeribersama.files.wordpress.com/2010/06/rumah-joglo_02.jpg (22 Oktober 2013, 21:40 WIB)

b. Pendekatan Komunikasi Verbal

Pendekatan verbal dalam perancangan komik ini akan menggunakan bahasa Indonesia yang baku, dengan penyampaian yang sederhana agar mudah diterima oleh remaja.


(18)

25 III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi yang akan digunakan agar komik (media informasi) tepat menarik perhatian pembaca yaitu:

a. Gaya Ilustrasi

Ilustrasi atau gambar yang digunakan dalam media ini adalah ilustrasi-ilustrasi dengan gaya ilustrasi-ilustrasi bentuk siluet. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana visual yang lebih cocok karena mengikuti cerita penyebaran agama Sunan Kalijaga tersebut yaitu menggunakan wanyang kulit seperti halnya diambil bayangannya atau siluet.

Gambar III.3. Siluet Sunan Kalijaga Sumber: Dokumen pribadi


(19)

26 b. Storyline

 Setelah diusir, Raden Said menetap di hutan Jatiwangi

 Selama bertahun-tahun dia menjadi perampok budiman

 Seperti dulu, selalu diberikan kepada fakir miskin. Yang dirampoknya hanya para hartawan atau orang kaya yang kikir, tidak menyantuni rakyat jelata, dan tidak mau membayar zakat

 Orang selalu menyebutnya sebagai Brandal Lokajaya

 Suatu sore di hutan Jatiwangi Raden Said melihat orang tua sedang berjalan dan membawa tongkat yang berkilau.

 Tiba- tiba Raden Said turun dari phon untuk menghentikan orang tua itu

 Raden Said merebut tongkat orang tua tersebut

 Peristiwa itu membangkitkan kemarahan orang tua tersebut dan memperlihatkan kesaktiannya kepada Raden Said

 Orangtua itu lalu merubah sebuah pohon aren yang buahnya menjadi emas

 Seketika Raden Saidpun menaiki pohon tersebut untuk mengambil buah aren itu yang menjadi emas.

 Tiba- tiba Raden Said terjatuh dari pohon aren tersebut dan tidak sadarkan diri akibat jatuh dari pohon


(20)

27  Raden Said tersadar dan bergegas untuk mengejar orang Tua itu

 Dan Raden Said memohon kepada orang Tua itu untuk dijadikan muridnya, orang tua menyuruh raden said untuk menjaga tongkat yg ditancapkan orang tua itu

 Beberapa tahun kemudian orang tua itu datang lagi ketempat dimana dia menancapkan tongkat tersebut, orang tua itupun tercengang melihat Raden Said masih setia menunggu tongkat itu

 Dibangunkannya Raden Said

 Raden Said kemudian diberi pelajaran agama sesuai dengan tingkatannya oleh orang tua itu.

III.2.1 Format Desain

Format perancangan khususnya komik akan berbentuk portrait dan dicetak diatas media berukuran B5 (17.6cm x 25cm) full color, softcover. Buku dibuka dari kanan ke kiri layaknya buku kebanyakan pada umumnya.

III.2.2 Layout

Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam menerima informasi yang disajikan.

1. Panel

Panel yang digunakan dalam perancangan media komik ini adalah panel terbuka dan panel tertutup serta penggabungan antara panel terbuka dan tertutup.


(21)

28 Gambar III.4. Panel

Sumber: Dokumen pribadi

2. Balon kata

Balon kata berbentuk sederhana, hanya lingkaran elips. balon kata untuk menunjukkan kesan emosi atau kemarahan akan berbentuk lingkaran elips juga, namun dengan distorsi di bagian


(22)

29 Gambar III.5. Balon kata biasa

Sumber: Dokumen pribadi

Gambar III.6. Balon kata marah Sumber: Dokumen pribadi


(23)

30 Gambar III.7. Balon kata bersambung

Sumber: Dokumen pribadi

3. Narasi

Untuk narasi diletakkan sedikit menjorok ke luar dari panel-panel komik, bertujuan agar tidak memakan banyak ruang di dalam panel.

Gambar III.8. Narasi Sumber: Dokumen pribadi


(24)

31 4. Efek Suara

Dalam komik ini memakai efek suara, hal ini bertujuan agar pembaca lebih mengimajinasikan situasi yang berada dalam gambar.

Gambar III.9. Efek Suara Sumber: Dokumen pribadi


(25)

32 III.2.3 Tipografi

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam penyampaian informasi, baik sebagai pelengkap suatu komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama. Huruf mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis.

a. Tipografi judul

Untuk judul dari komik sendiri menggunakan font akshara dikarenakan font ini memiliki kesan etnik yang kuat.

Font Akshara

Gambar III.10. Tipografi Judul Sumber: Dokumen pribadi


(26)

33 b. Tipografi balon kata

Untuk tipografi balon kata sendiri menggunakan font MV Boli dikarenakan font ini cocok dan tingkat keterbacaan yang baik untuk si pembaca.

Font MV Boli

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 .,!@#$%^&*()

Gambar III.11. Tipografi balon kata Sumber: Dokumen pribadi

III.2.4 Warna

Konsep warna dengan unsur siluet hitam yang mendominasi dalam komik bertujuan untuk memperkuat emosi karakter tokoh dan untuk memunculkan kesan klasik dan dramatis.


(27)

34 Adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, dramatis, dan misterius.

Warna ini semua peran dalam komik ini dikarenakan komik ini memakai konsep siluet. Hitam menjadikan kesan yg lebih klasik, dan sebagai warna yang elegan.

b. Oranye

Memiliki karakter yang mirip dengan merah tapi lebih lembut dan bersahabat. Warna yang melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat, dan kreativitas. Dapat menimbulkan perasaan positif, senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi depresi/perasaan tertekan. Bila berlebihan justru akan merangsang prilaku hiperaktif.

c. Biru

Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme.


(28)

35 III.2.5.1 Studi Karakter

1. Sunan Kalijaga

Gambar III.12. Studi Karakter Sunan Kalijaga

http://islamjawa.files.wordpress.com/2012/05/sunan_kalijaga-1.jpg (29 Oktober 2013, 21:33 WIB)

Nama : Sunan Kalijaga/ Raden Said Jenis kelamin : Laki-laki

Karakteristik : Berbadan tegap, kuat, Umur : 34-45 tahun

Sifat : Bijak Deskripsi : Wali songo


(29)

36 Gambar III.13. Studi Karakter Sunan Bonang

http://1.bp.blogspot.com/--V0Yaj9fDaA/Ts4PNcc7SEI/AAAAAAAAAXg/VEO_zARxCos/s1600/Sunan%2BBonan g.jpg (29 Oktober 2013, 19:33 WIB)

Nama : Sunan Bonang / Raden Makdum Ibrahim Jenis kelamin : Laki-laki

Karakteristik : Berbadan bungkuk umur : 50-60 tahun

Sifat : Bijak, adil Deskripsi : Wali songo


(30)

  BAB II

SUNAN KALIJAGA

II.1. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455. Yang diberi nama Raden Mas Said atau yang bergelar Sunan Kalijaga yang merupakan putra dari Ki Tumenggung Wilatikta yaitu Bupati Tuban. Dan ada pula yang mengatakan bahwa nama lengkap ayah Sunan Kalijaga adalah Raden Sahur Tumenggung Wilatikta. Selain mempunyai anak Sunan Kalijaga, beliau juga mempunyai putri yang bernama Dewi Roso Wulan.

Saat Sunan Kalijaga masih kecil, sudah merasakan dan melihat lingkungan sekitar yang kontradiktif dengan kehidupan rakyat jelata yang serba kekurangan, menyebabkan ia bertanya kepada ayahnya mengenai hal tersebut, yang dijawab oleh ayahnya bahwa itu adalah untuk kepentingan kerajaan Majapahit yang membutuhkan dana banyak untuk menghadapi pemberontakan.

Sunan Kalijaga pergi, tinggal di hutan Jadiwangi dan menjadi perampok orang-orang kaya dan berjuluk Brandal Lokajaya. Selain gelar tersebut sebenarnya Sunan Kalijaga juga mempunyai nama-nama lain seperti R. Abdurrahman, Syeh Malaya, Pangeran Tuban serta Jogoboyo (Purwadi, dkk., Babad Tanah Jawi, Yogyakarta: Gelombang Pasang Surut, 2005).

Raden Mas Said pindah ke Cirebon bertapa di pinggir kali, bernama Kalijaga. Dari sinilah sejarahnya kenapa Raden Mas Said bergelar Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga menikah dengan dewi Sarokah dan mempunyai lima anak, yaitu:

1. Kanjeng Ratu Pembayun yang menjadi istri Raden Trenggono (Demak)

2. Nyai Ageng Penenggak yang kemudian kawin dengan Kyai Ageng Pakar

3. Sunan Hadi (yang menjadi panembahan kali) menggantikan Sunan Kaijaga

sebagai kepala Perdikan Kadilangu.

4. Raden Abdurrahman


(31)

 

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian, ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1479), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan kerajaan panjang yang lahir pada 1541 serta awal kehadiran kerajaan Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati (Imron Abu Amar, Menara Kudus, 1992)

II.2. Jasa-jasa Sunan Kalijaga

Jasa Sunan Kalijaga sangat sukar dihitung karena banyaknya. Beliau dikenal sebagai Mubaligh, ahli seni, budayawan, ahli filsafat, sebagai Dalang Wayang Kulit dan sebagainya.

II.2.1 Sebagai Mubaligh

Beliau dikenal sebagai ulama besar, seorang Wali yang memiliki karisma tersendiri diantara Wali-Wali lainnya. Dan paling terkenal di kalangan atas maupun dari kalangan bawah. Hal itu disebabkan Sunan Kalijaga suka berkeliling dalam berdakwah, sehingga beliau juga dikenal sebagai Syekh Malaya yaitu mubaligh yang menyiarkan agama Islam sambil mengembara. Sementara Wali lainnya mendirikan pesantren atau pedepokan untuk mengajar murid-muridnya.

Caranya berdakwah sangat luwes, rakyat Jawa yang pada waktu itu masih banyak menganut kepercayaan lama tidak ditentang adat istiadatnya. Beliau dekati rakyat yang masih awam itu dengan cara halus, bahkan dalam berpakaian beliau tidak memakai jubbah sehingga rakyat tidak merasa angker dan mau menerima kedatangannya dengan senang hati. Pakaian yang dikenakan sehari-hari adalah pakaian adat Jawa yang di disain dan disempurnakan sendiri secara Islami. Adat istiadat rakyat, yang dalam pandangan Kaum Putihan dianggap bid’ah tidal langsung ditentang olehnya selaku Pemimpin Kaum Abangan. Pendiriannya adalah rakyat dibuat senang dulu, direbut simpatinya sehingga mau menerima agama Islam, mau mendekat pada para Wali. Sesudah itu barulah mereka diberi pengertian Islam yang sesungguhnya dan dianjurkan membuang adat yang bertentangan dengan agama Islam.

Kesenian rakyat baik yang berupa gamelan, gencing dan tembang-tembang dan wayang dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai alat dakwah. Dan ini ternyata


(32)

 

membawa keberhasilan yang gemilang, hampir seluruh rakyat Jawa pada waktu itu dapat menerima ajakan Sunan Kalijaga untuk mengenal agama Islam.

II.2.2 Sunan Kalijaga Sebagai Ahli Budaya

Gelar tersebut tidak berlebihan karena beliaulah yang pertama kali menciptakan seni pakaian, seni suara, seni ukir, seni gamelan, wayang kulit, bedug di mesjid, Gerebeg Maulud, seni Tata Kota dan lain-lain.

a. Seni Pakaian :

Beliau yang pertama kali menciptakan baju taqwa. Baju taqwa ini pada akhirnya disempurnaka oleh Sultan Agung dengan dester nyamping dan keris serta rangkaian lainnya. Baju ini masih banyak di pakai oleh masyarakat Jawa, setidaknya pada upacara pengantin.

b. Seni Suara :

Sunan Kalijagalah yang pertama kali menciptakan tembang Dandang Gula dan Dandang Gula Semarangan.

c. Seni Ukir :

Beliau pencipta seni ukir bermotif dedaunan, bentuk gayor atau alat menggantungkan gamelan dan bentuk ornamentik lainnya yang sekarang dianggap seni ukir Nasional.

Sebelum era Sunan Kalijaga kebanyakan seni ukir bermotifkan manusia dan binatang.

d. Bedug atau Jidor di Mesjid :

Beliaulah yang pertama kali mempunyai ide menciptakan Bedug di masjid, yaitu memerintahkan muridnya yang bernama Sunan Bajat untuk membuat Bedug di masjid Semarang guna memanggil orang untuk pergi mengerjakan shalat jama’ah.

e. Gerebeg Maulud :

Ini adalah acara ritual yang diprakarsai Sunan Kalijaga, asalnya adalah tabliqh atau mengajian akbar yang diselenggarakan para wali di Masjid Demak untuk memperingati Maulud Nabi.


(33)

 

Adalah Gong ciptaan Sunan Kalijaga yang nama aslinya adalah Gong Syahadatain yaitu dua kalimah Syahadat. Bila Gong itu dipukul akan berbunyi bermakna : disana, disitu, mumpung masih hidup, berkumpullah untuk masuk agama Islam.

g. Pencipta Wayang Kulit :

Pada jaman sebelum Sunan Kalijaga, wayang bentuknya adalah sebagai berikut; Adegan demi adegan wayang tersebut digambar pada sebuah kertas dengan gambar ujud manusia. Dan ini diharamkan oleh Sunan Giri. Karena diharamkan oleh Sunan Giri, Suna Kalijaga membuat kreasi baru, bentuk wayang dirubah sedemikian rupa, dan digambar atau di ukir pada sebuah kulit kambing, satu lukisan adalah satu wayang, sedang di jaman sebelumnya satu lukisan adalah satu adegan. Gambar yang ditampilkan oleh Sunan Kalijaga tidak bisa disebut gambar manusia, mirip karikatur bercita rasa tinggi. Diseluruh dunia hanya di Jawa inilah ada bentuk wayang seperti yang kita lihat sekarang. Itulah ciptaan Sunan Kalijaga.

h. Sebagai Dalang :

Bukan hanya pencipta wayang saja, Sunan Kalijaga juga pandai mendalang. Sesudah peresmian Masjid Demak dengan shalat Jum’ah, beliaulah yang mendalang bagi pagelaran wayang kulit yang diperuntukkan menghibur dan berdakwah kepada rakyat.

Lakon yang dibawakan seringkali ciptaannya sendiri, seperti ; Jimat Kalimasada, Dewi Ruci, Petruk Jadi Raja, Wahyu Widayat dan lain-lain. Dalang dari kata “dalla” artinya menunjukkan jalan yang benar.

i. Ahli Tata Kota :

Baik di Jawa maupun Madura seni bangunan Tata Kota yang dimiliki biasanya selalu sama. Sebab Jawa dan Madura mayoritas penduduknya adalah Islam. Para penguasanya kebanyakan meniru cara Sunan Kalijaga dalam membangun Tata Kota.

Tehnik bangunan Kabupaten atau Kota Praja biasanya terdiri dari : 1. Istana atau Kabupaten

2. Alun-alun


(34)

  4. Masjid

Letaknya juga sangat teratur, bukan sembarangan. Alun-alun ; berasal dari kata “Allaun” artinya banyak macam atau warna. Diucapkan dua kali “Allaun-allaun” yang maksudnya menunjukkan tempat bersama ratanya segenap rakyat dan penguasa di pusat kota. Waringin : dari kata “Waraa’in artinya orang yang sangat berhati-hati. Orang-orang yang berkumpul di alun-alun itu sangat hati-hati memelihara dirinya dan menjaga segala hukum atau undang-undang, baik undang-undang negara atau undang-undang agama yang dilambangkan dengan dua pohon beringin yaitu Al-Qur’an dan hadits Nabi. Alun-alun biasanya berbentuk segi empat hal ini dimaksudkan agar dalam menjalankan ibadah seseorang itu harus berpedoman lengkap yaitu syariat, hadiqat dan tariqat dan ma’rifat. Jadi tidak

dibenarkan hanya mempercayai yang hakikat saja tanpa mengamalkan syariat agama Islam.

Untuk itu disediakan Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah.

Letak istana atau kantor kabupaten letak istana atau pendapat kabupaten biasanya berhadapan dengan alun-alun dan pohon beringin. Letak istana atau kabupaten itu biasanya menghadap ke laut dan membelakangi gunung. Ini artinya para penguasa harus menjauhi kesombongan, sedang menghadap ke laut artinya penguasa itu hendaknya berhati pemurah dan pemaaf seperti luasnya laut. Sedang alun-alun dan pohon beringin yang berhadapan dengan istana atau kabupaten artinya penguasa harus selalu mengawasi jalannya undang-undang dan rakyatnya.

II.3 Cara Penyebaran Agama Islam Oleh Sunan Kali Jaga

Sunan Kalijaga ketika berdakwah selalu mengucapkan kalimat Bismillahirohmanirohim, serta sehabis berdakwah selalu menutupnya dengan kalimat Kersaning Allah, yang artmya adalah atas kehendak Allah Swt.

Sunan Kalijaga menggunakan paham yang bernapas Sufistik berbasis salaf. Sufistik yang dianut oleh Sunan Kaliaga bukan seperti Sufi panteistik. yang merupakan ajaran pemujaan semata. Tetapi Sufistik yang dianut oleh Sunan Kalijaga ini lebih dari segi pemujaan saja.


(35)

 

Sunan Kaliaga tidak menggunakan cara yang radikal dalam menyebarluaskan agama Islam ke tengah masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga melakukan tugasnya dengan menggunakan alur kebudayaan, salah satunya melalui pertunjukkan wayang, pembuatan syair Macapat, gamelan, serta Kidung Purwajati.

a. Tokoh Pewayangan Karya Sunan Kalijaga

Lakon-lakon yang dibawakan Sunan Kalijaga dalam pagelaran-pagelarannya bukan lakon-lakon Hindu macam Mahabharata, Ramayana, dan lainnya. Walau tokoh-tokoh yang digunakannya sama Pandawa, Kurawa, dan lain-lain. Sunan Kalijaga menggubah sendiri lakon-lakonnya, misalnya Layang Kalimasada, Lakon Petruk Jadi Raja yang semuanya memiliki ruh Islam yang kuat.

Karakter-karakter wayang yang dibawakan Sunan Kalijaga di tambah dengan karakter-karakter baru yang memiliki nafas Islam. Misalnya, karakter Punakawan yang terdiri atas Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng adalah karakter yang sarat dengan muatan Keislaman.

Adapun Istilah dalam Pewayangan merujuk pada Bahasa Arab :

a) Istilah Dalang berasal dari bahasa Arab, Dalla yang artinya menunjukkan. Dalam hal ini, seorang Dalang adalah seseorang yang menunjukkan kebenaran kepada para penonton wayang. Mandalla’alal Khari Kafa’ilihi (Barangsiapa menunjukan jalan kebenaran atau kebajikan kepada orang lain, pahalanya sama dengan pelaku kebajikan itu sendiri –Sahih Bukhari) b) Karakter Semar diambil dari bahasa Arab, Simaar yang artinya Paku.

Dalam hal ini, seorang Muslim memiliki pendirian dan iman yang kokoh bagai paku yang tertancap, Simaaruddunyaa.

c) Karakter Petruk diambil dari bahasa Arab, Fat-ruuk yang artinya

tingggalkan. Maksudnya, seorang Muslim meninggalkan segala

penyembahan kepada selain Allah, Fatruuk-kuluu man siwallaahi.

d) Karakter Gareng diambil dari bahasa Arab, Qariin yang artinya teman. Maksudnya, seorang Muslim selalu berusaha mencari teman


(36)

sebanyak-10 

 

banyaknya untuk diajak ke arah kebaikan, Nalaa Qaarin. Machmoed Effendhie, Sejarah Budaya 2004, halaman 109

e) Karakter Bagong diambil dari bahasa Arab, Baghaa yang artinya berontak. Maksudnya, seorang Muslim selalu berontak saat melihat kezaliman.

Gambar II.1. punakawan

Sumber: http://media.vivanews.com/images/2011/08/07/119117_petilasan-sunan-kalijaga-di-cirebon--jawa-barat.jpg (26 Oktober 2013, 23:33 WIB) 

b. Syair Macapat

Syair Macapat Dhandhanggula karya Sunan Kalijaga Ana kidung rumeksa ing wengi

Teguh bayu luputan ing lara Luputan bilahine kabeh Jin setan datan purun Paneluhan tan ana wani Miwah panggae ala Gunaning wong luput Geni atemahan tirta


(37)

11 

  Guna duduk pan sirna

Artinya:

Ada lagu yang mengalun di malam hari Teguh selamat dan terhindar dan sakit Luputlah dari semua bencana

Jin setan takaan mau mendekat Teluhpun takkan berani mendekat Demikian pula perbuatan jahat Guna-guna orang pun akan luput Seperti api tersiram air

Maling menjauh takan ada yang mengarah ke kami Guna-guna yang ditanam pun sirna

c. Kidung Purwajati

Kidung Purwajati Karya Sunan Kalijaga Sakehing lara pan samja bail

Sakehing ama sami miruda Welas asih pandulune Sakehing bradja luput Kadi kapuk tibanireki

Sakehing wisa tawa, sato kuda tutut Kayu aeng lemah sangar soging landak Guwaning mong lemah miring


(38)

12 

  Artinya:

Semua penyakit akan kembali Semua hama akan mereda Belas kasih penglihatannya Semua serangan akan luput Seperti kapuk yang ditimpa batu Semua bisa akan tawar

Kuda liar akan tunduk

Kayu bertuah, tanah angker, liang landak, guanya harimau Tanah miring, dan tempat berkumpulnya merak

II.4 Peninggalan-peninggalan Sunan Kalijaga 1. Masjid Sunan Kalijaga

Di Cirebon tepatnya di desa Kalijaga telah terdapat sebuah masjid kuno, letaknya bersebelahan dengan petilasan pertapaan Sunan Kalijaga. Masjid ini oleh masyarakat Cirebon khususnya dikenal dengan nama Masjid Sunan Kalijaga.

Masjid ini tampak kelihatan angker dari luar, mungkin karena letaknya yang berada di tengah-tengah hutan yang penuh dengan ratusan binatang kera/ monyet. Di sekeliling masjid tersebut hanya ada penduduk yang jumlahnya sedikit, jurang lebih terdiri dari sembilan rumah. Masjid ini tampak kurang berfungsi, baik untuk berjamaah shalat lima waktu maupun sebagai tempat atau pusat kegiatan penyiaran agama Islam.


(39)

13 

 

Gambar II.2. Masjid Sunan Kalijaga

Sumber: http://media.vivanews.com/images/2011/08/07/119117_petilasan-sunan-kalijaga-di-cirebon--jawa-barat.jpg (22 Oktober 2013, 21:33 WIB) 

1. Masjid Kadilangu

Sewaktu Sunan Kalijaga masih hidup, masjid Kadilangu itu masih berupa surau kecil. Setelah Sunan Kalijaga wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Hadi (putra ketiga) surau tersebut disempurnakan bangunannya sehingga berupa masjid seperti yang kita lihat sekarang ini.

Disebutkan di sebuah prasasti yang terdapat di pintu masjid sebelah dalam yang berbunyi “menika tiki mongso ngadekipun asjid ngadilangu hing dino ahad wage tanggal 16 sasi dzulhijjah tahun tarikh jawi 1456, (ini waktunya berdiri masjid Kadilangu pada hari ahad wage tanggal 16 bulan dzulhijjah tahun tarikh Jawa 1456). Tulisan aslinya bertulisan huruf Arab. Menurut tutur rakyat Kadilangu masjid itu beberapa kali mengalami perbaikan di sana sini, sehingga banyak bagian bangunannya yang sudah tidak asli, terutama bagian luarnya.

a) Keris Kyai Clubuk b) Keris Kyai Syir’an


(40)

14 

 

c) Kotang Ontokusumo

Gambar II.3. Mesjid Kadilangu Sumber:

http://www.pustakasekolah.com/wp-content/uploads/2012/05/Seni-Bangunan-Yang-Bercorak Islam.jpg (22 Oktober 2013, 21:40 WIB)

II.5 Komik

Scott McCloud (1993) menjelaskan “ko-mik. Kt. Benda. 1. Gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang tercipta posisi dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya” (h.9). Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

Banyak jenis istilah komik yang mungkin pernah kita dengar, di Indonesia sendiri ada yang menyebutnya sebagai Cergam (Cerita bergambar), Gamcer (Gambar bercerita), dan dalam bidang akademik komik dikenal dengan istilah Sequential Art. Di negara Jepang komik dikenal sebagai Manga, dan lain halnya dengan di China disana dikenal dengan istilah Manhua, sedangkan di Korea orang-orang menyebutnya dengan Manhwa.


(41)

15 

  II.6 Siluet

Hogart Burne, (1997) Teknik siluet, adalah cara menggambar dengan mewujudkan warna tunggal yang solid atau pekat, biasanya warna hitam tetapi tidak menutup kemungkinan menggunakan warna lain, gambar yang dihasilkan dengan teknik ini hanya berupa bentuk global dengan warna tunggal, objek seolah-olah diambil dari posisi yang berlawanan dengan arah datangnya sinar, sehingga terkesan seperti bayangan.

II.7 Jenis-jenis Komik

Dari jenisnya (Genre) kita dapat membedakan komik menjadi : - Komik Superhero (Komik Pahlawan super)

Yaitu komik yang menceritakan tentang pahlawan super seperti komik Superman dan Batman.

- Komik Romance (Komik Romantis)

Yaitu komik yang menceritakan tentang romantis yang mengandung unsur percintaan seperti komik Boys Be.

- Komik Adventure (Komik Petualangan)

Yaitu komik yang menceritakan tentang petualangan seperti komik Doraemon, Si Juki, Tintin.

- Komik Budaya

Yaitu komik yang menceritakan tentang Kebudayaan seperti komik Si Kabayan, Arjuna, Garudayana.

II.8 Unsur-unsur komik :

Unsur-unsur atau biasa disebut juga sebagai anatomi komik yang biasa terdapat dalam sebuah komik, walaupun tidak semua unsur dibawah ini wajib ada pada setiap komik, diantaranya adalah:


(42)

16 

  a. Halaman pembuka (cover) / sampul:

Gambar II.4. Sampul Komik Sumber: Spin Angles

o Judul Seri

Nama komik itu sendiri, bisa nama tokoh, cerita komik. Seperti judul komik di atas “SPIN ANGLES”

Gambar II.5. Judul Seri Sumber: Spin Angles


(43)

17 

 

o Judul Cerita

Judul yang menjadi inti cerita didalam komik, seperti komik SPIN ANGLE

“ENTERNITY IS NOT ENOUGH” biasanya terletak ditengah ataupun

dibawah tergantung desainnya sendiri.

Gambar II.6. Judul cerita Sumber: Spin Angles

o Credits

Keterangan pengarang, pembuat gambar, peninta, pengisi warna, dll.

Gambar II.7. Credits Sumber: Spin Angles


(44)

18 

  b. Halaman isi:

Gambar II.8. Halaman Isi Sumber: Spin Angles

o Panel tertutup

Garis batas komik bisa berupa bingkai ataupun garis berukuran tebal maupun berukuran tipis yang tertutup.

Gambar II.9. Panel tertutup Sumber: Spin Angles


(45)

19 

 

o Panel terbuka

Garis batas komik bisa berupa bingkai ataupun garis berukuran tebal maupun berukuran tipis yang terbuka.

Gambar II.10. Panel terbuka Sumber: Spin Angles

o Balon kata atau balon ucapan

Balon kata atau balon ucapan berbeda- beda bentuknya, tergantung jenis apa atau kalimat apa yang di ucapkan.

Gambar II.11. Balon kata Sumber: Spin Angles

o Narasi

Biasanya menerangkan tempat atu waktu, kadan- kadang situasi di dalam cerita.


(46)

20 

 

Gambar II.12. Narasi Sumber: Spin Angles

Efek suara (sound effect)

Huruf atau bunyi dari setiap pembuat komik mempunyai gaya sendiri dalam menampilkan efek- efek suaranya. Contoh efek suara: “booooom”, “jreng”, “zzzzzz”, “ciiiit!!”, “kreesh” dan lain- lain.

Gambar II.13. Efek suara Sumber: Spin Angles


(47)

21 

 

o Gang

Jarak antara satu panel atau prame dengan yang lainnya.

Gambar II.14. Gang Sumber: Spin Angles

2.8 Segmentasi

Adapun segmentasi dari perancangan adalah

o Demografis:

- Jenis kelamin laki laki dan perempuan

- Remaja bandung (usian 17 sampai 21 tahun) yang merupakan pelajar SMA dan Mahasiswa atau Mahasiswi, karena merupakan generasi penerus bangsa, jadi mereka harus mengetahui dan mengenal tentang sejarah dan budaya.

o Geografis

Masyarakat kota Bandung. o Psikografis

- Aktifitas atau gaya hidup remaja kota Bandung dalam keseharian pada umumnya adalah:

a. Seperti kebanyakan remaja umunya yaitu menuntut ilmu di sekolah atau di perguruan tinggi. Kegiatan selepas sekolah biasanya diisi dengan kegiatan-kegiatan jalan-jalan.

b. Senang berkumpul bersama teman-teman dalam komunitas

yang dapat menyalurkan hobi mereka masing-masing.

c. Cenderung tidak suka hidup terkekang lebih senang hidup bebas atau mandiri.


(48)

22 

 

o Perilaku

a. Kreatif

b. Mudah terpengaruh dengan budaya luar


(49)

37   

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Pra Produksi

Sebelum memasuki pada tahap produksi pada media informasi, tahap yang harus dilalui dalam pembuatan sebuah perancangan visualnya meliputi :

a. Sketsa

Pembuatan sketsa dan bentuk seperti apa yang akan dirancang, seperti tampilan visual pada komik misalnya dari segi tipografi, layout, warna, ilustrasi maupun format desain, secara manual yang kemudian diolah melalui teknis digital.

b. Pengolahan Gambar

Pengolahan gambar meliputi pengolahan teknis gambar ilustrasi yang akan ditampilkan. Kemudian pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi penempatan logo, headline, dan tagline dalam tampilan gambar komik.

c. Penyelesaian Akhir

Setelah mendapatkan tampilan visual yang diinginkan, maka mulai dengan proses cetak.

IV.2 Teknis Cetak

4.2.1 Komik (media utama)

Komik merupakan alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Sebagai sebuah media, pesan yang disampaikan melalui komik biasanya jelas, berurut, dan menyenangkan. Untuk itu, media komik berpotensi untuk menjadi sumber informasi dalam perancangan ini. Penggunaan Komik sebagai media utama ini karena:

o Komik adalah media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari

segala usia


(50)

38   

o Gambar yang sederhana ditambah kata-kata dalam bahasa sehari-hari membuat komik dapat dibaca oleh semua orang.

Gambar 4.1 Komik Sumber: Dokumen Pribadi


(51)

39   

Gambar 4.2 Cover Komik Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 4.3 Halaman Pengenalan Sumber: Dokumen Pribadi


(52)

40   

Gambar 4.4 Halaman Credits Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 4.5 Halaman Isi Sumber: Dokumen Pribadi


(53)

41   

Format Media

Full Color

Softcover

• Ukuran: 17.6 cm x 25 cm (B5) • Teknis : Offset Separasi

IV.2.2 Poster

Poster disini berfungsi sebagai penanda bahwa buku telah terbit. Visualisasi yang ditampilkan mengambil dari visualisasi dari Sunan Kalijaga dengan latar malam hari. Poster ini sendiri akan ditempatkan atau dipasang pada papan jenis-jenis buku yang baru diterbitkan, di tempat-tempat umum dan informasi yang akan disampaikan agar dapat cepat tersampaikan kepada khalayak sasaran.

Gambar 4.6 poster sumber: dokumen pribadi

Format media Ukuran: A3


(54)

42   

4.2.3 X-Banner

STANDING banner atau sebagian orang menyebutnya dengan X banner, kini menjadi pajangan yang lazim diberbagai tempat. Media promosi yang berbentuk X banner ini dapat diletakkan dimana saja dan dengan mudah dapat dipindahkan. Media promosi ini disebut dengan X banner karena penempatannya dilakukan pada penyangga yang membentuk huruf X. X banner dapat difungsikan sebagai media promosi dalam ruang maupun luar ruang. Media X-baner ini akan ditempatkan di pintu masuk toko buku. Bertujuan memberikan informasi para pelanggan atau pembeli sebelum memasuki toko buku tetang adanya buku terbitan baru “Sunan Kalijaga”.

Gambar 4.7 X-banner Sumber: dokumen pribadi

Format media

Ukuran : 60cm x 160cm Teknis : Digital Printing


(55)

43   

IV.2.4 Web Banner

Media ini merupakan media pemberi pesan kepada khalayak sasaran pada dunia maya. Media ini akan diletakkan pada beberapa situs halaman yang berkaitan dengan target, seperti www.komikid.com.

Gambar 4.8 Web Banner Sumber: dokumen pribadi

Format media

Ukuran : 160px x 600px

IV.2.5 Iklan Komik

Iklan komik biasanya terdapat pada akhir halaman setiap komik. Pemilihan media iklan komik agar lebih mudah menjangkau target audiance remaja terutama yang gemar membaca komik.


(56)

44   

Gambar 4.9 Iklan Komik Sumber: dokumen pribadi

Format media

Ukuran : 3,5cm x 6cm Teknis : Digital Printing

IV.2.6 Digital E-Book

Penggunaan media ini dikarenakan konsumsi publik akan kebutuhan di bidang informasi sangatlah tinggi melalui media digital. Pada media ini berisi komik Sunan Kalijaga secara lengkap.


(57)

45   

Gambar 4.10 Digital E-Book Sumber: dokumen pribadi

Format media


(58)

46   

IV.2.7 Gimmick

Pemberian gimick atau marchendise sebagai bonus buku pada target bertujuan untuk mengingatkan tentang produk media informasi komik yang dibuat.

1. Sticker

Pemberian sticker diharapkan ditempel pada laptop, komputer atau benda-benda yang erat hubungannya dengan target audiance.

Gambar 4.11 Sticker Sumber: dokumen pribadi

Format Media

Ukuran : 6 cm x 4 cm


(59)

47   

2. T-shirt

Pemberian t-shirt diharapkan sebagai media promosi yang bisa dipakai kemana-mana.

Gambar 4.12 T-shirt Sumber: dokumen pribadi

Format Desain

Ukuran :29,7cm x 42cm


(60)

48   

3. Pembatas Buku

Pembatas buku diberikan secara cuma-cuma, dapat diambil di meja kasir atau stand display.

Gambar 4.13 Pembatas Buku Sumber: dokumen pribadi

Format Desain

Ukuran : 6cm x 19cm

Teknis : Printing

4. Pin

Pemberian Pin diharapkan sebagai media promosi yang bisa dipakai dan di tempelkan kemana-mana.


(61)

49   

Gambar 4.14 pin Sumber: dokumen pribadi

Format Desain

Ukuran : 6cm x 6cm


(1)

Gambar 4.9 Iklan Komik

Sumber: dokumen pribadi

Format media

Ukuran : 3,5cm x 6cm Teknis : Digital Printing

IV.2.6 Digital E-Book

Penggunaan media ini dikarenakan konsumsi publik akan kebutuhan di bidang informasi sangatlah tinggi melalui media digital. Pada media ini berisi komik Sunan Kalijaga secara lengkap.


(2)

Gambar 4.10 Digital E-Book


(3)

IV.2.7 Gimmick

Pemberian gimick atau marchendise sebagai bonus buku pada target bertujuan untuk mengingatkan tentang produk media informasi komik yang dibuat.

1. Sticker

Pemberian sticker diharapkan ditempel pada laptop, komputer atau benda-benda yang erat hubungannya dengan target audiance.

Gambar 4.11 Sticker

Sumber: dokumen pribadi

Format Media

Ukuran : 6 cm x 4 cm Teknis : printing


(4)

2. T-shirt

Pemberian t-shirt diharapkan sebagai media promosi yang bisa dipakai kemana-mana.

Gambar 4.12 T-shirt

Sumber: dokumen pribadi

Format Desain

Ukuran :29,7cm x 42cm Teknis :Sablon Print


(5)

3.Pembatas Buku

Pembatas buku diberikan secara cuma-cuma, dapat diambil di meja kasir atau stand display.

Gambar 4.13 Pembatas Buku Sumber: dokumen pribadi

Format Desain

Ukuran : 6cm x 19cm Teknis : Printing

4.Pin

Pemberian Pin diharapkan sebagai media promosi yang bisa dipakai dan di tempelkan kemana-mana.


(6)

Gambar 4.14 pin Sumber: dokumen pribadi

Format Desain

Ukuran : 6cm x 6cm Teknis : Cetak