Penyelesaian dengan teknik basah

− Mengulaskan kuas pada cat yang telah dicampur dengan air, kemudian dioleskan pada desain. − Mencatmewarnai dimulai dari bagian atas berangsur kebawah. − Sebelum kering pewarnaan dilanjutkan hingga selesai. − Untuk mendapatkan warna yang rata, dapat diulangi dengan warna yang sama. − Pada bagian yang tertimpa cahaya atau bagian cembung diberikan warna yang lebih terang, dan bagian cekung dibuat lebih gelap. − Untuk siluet, dapat diselesaikan dengan cat air, pena, pensil hitam atau spidol dengan warna yang lebih tua. 3 Cat poster Cara menggunakan adalah sama seperti pada penggunaan cat air, hanya saja memerlukan air lebih banyak untuk pencampurannya, namun untuk hasil yang lebih pekat pencampuran airnya lebih sedikit.

4. Penyelesaian dengan teknik basah

Menurut Chodiyah dan Wisri A Mamdy 1982:130, Pewarnaan pada gambar dilakukan untuk pewarnaan kulit, pewarnaan rambut, dan pewarnaan busana sesuai bahan tekstil yang digunakan. a. Pewarnaan kulit Penyelesaian kulit dengan cat air warna yang digunakan ialah kuning,coklat,putih. bisa juga dengan warna coklat muda dan merah. larutkan campurkan cat air tersebut dengan sangat encer dan di oleskan tipis-tipis. untuk memberi pemerah pipi, cat air merah sedikit encer dioleskan. dengan catatan warna merah jangan dioleskan sebelum cat untuk kulit kering. . b. Pewarnaan rambut Pewarnaan rambut dapat dipakai warna yang mengarah ke hitam, urutan kerja sebagai berikut : − Dicat rata dengan warna hitam yang encer − Setelah kering bagian gelap diberi warna hitam yang pekat, bayangan rambut yang berkilau dapat dipakai warna putih, hal ini dilakukan setelah warna hitam kering. c. Pewarnaan busana sesuai jenis bahan tekstil Pengelompokkan tekstur bahan tekstil sama dengan penyelesaian dengan teknik kering, yaitu : 1 Bahan tembus terang , misalnya paris, sifon, organdi, dan bahan dengan dasar tenunan yang jarang seperti brokat. Menurut Sri Widarwati 2000:76, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan bahan tembus terang dengan teknik basah adalah, setiap langkah pewarnaan harus menunggu kering terlebih dahulu. Menyelesaikan furing terlebih dahulu, ditunggu hingga kering, kemudian mengerjakan bahan yang tembus terang dengan campuran yang sangat encer. Kesan tekstur dari bahan organdi yaitu kaku, sedangkan kesan tekstur bahan sifon lebih lembut. 2 Bahan yang tidak tembus terang seperti bahan berbulu Menurut Sri Widarwati 2000:77, pewarnaan bahan woolberbulu pada permukaan busana dapat dilakukan dengan memberi warna, kemudian diberi titik-titik halus dengan warna yang lebih tua dari warna busana menggunakan kuas kering. 3 Bahan berkilau, seperti sutera, satin, beledu, atau sejenis bahan yang memakai benang emas atau benang perak Menurut Chodiyah Wisri A Mamdy 1982:140.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan bahan berkilau, adalah : − Permainan gelap dan terangnya cahaya yang lebih menonjol. − Pada bagian yang cembung sengaja dibiarkan tidak diwarna, sehingga akan terlihat putihberkilau. − Bahan beledu, pewarnaannya lebih bagus menggunakan cat plakat dengan teknik basah. Untuk memberi kesan berkilau, cat putih tidak dicampur air. Dikerjakan dengan memakai kuas kering, dibagian-bagian yang tertimpa cahaya. − Jatuhnya tekstur sesuai dengan sifat bahan, Bahan satin jatuh lemas, bahan sutera akan lebih berkilau dari pada satin, jatuh bahannya juga lebih lembut dan halus, bahan beledu, jatuh bahan lebih melangsai, bahan bermotif, atau bercorak, seperti motif bulat- bulatan, bergaris, berkotak, bunga-bungaan, dan bintang. Perhitungan besarnya motif sama dengan yang dijelaskan pada teknik kering. Pewarnaan bahan bermotif dengan teknik basah dijelaskan oleh Sri Widarwati 2000:78, pewarnaan bahan bermotif yaitu memberi warna dasar, setelah kering ditumpangi dengan motif yang sesuai dengan bahan tekstil yang digunakan. Berdasarkan kajian tentang penyelesaian dengan teknik basah diatas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian dengan teknik basah adalah suatu teknik pewarnaan sketsa busana dengan campuran air. Alat dan bahan yang digunakan adalah 1kertas gambar. 2alat dan bahan desain utama, seperti cat air, cat poster. 3alat dan bahan desain penunjang, seperti penggaris lurus, lem, kuas dengan berbagai nomor, palet, penghapus pensil, mangkukgelas plastik pencuci kuas, gunting, rautan pensil, kater. Pewarnaanpenyelesaian gambar dapat dilakukan pada pewarnaan kulit, pewarnaan rambut, dan pewarnaan busana sesuai tekstur bahan yang digunakan. Tektur bahan tekstil dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu : 1 Bahan tembus terang, misalnya paris, sifon, organdi, dan bahan dengan dasar tenunan yang jarang seperti brokat. 2 Bahan yang tidak tembus terang seperti bahan berbulu. 3 Bahan berkilau, seperti sutera, satin, beledu, atau sejenis bahan yang memakai benang emas atau benang perak. 4 Bahan bermotif, atau bercorak, seperti motif bulat-bulatan, bergaris, berkotak, bunga-bungaan, dan bintang. Setiap pewarnaan bahan yang berbeda teksturnya, maka berbeda pula teknik pewarnaannya, hal ini untuk menimbulkan kesan tekstur pada bahan tersebut. sehingga saat orang lain melihat desain tersebut, dapat diketahui bahan tekstil yang digunakan pada desain tersebut.

F. ModelMetode Pembelajaran