Sketsa berarti memindahkan objek dengan goresan, arsiran ataupun warna dengan tujuan baik sebagai rancangan maupun karya yang dapat berdiri
sendiri. Biasanya sketsa hanya dibuat “ringan” dengan menggunakan bahan yang mudah seperti pensil, tinta atau pena Mikke Susanto, 2011.
Dalam pembuatan sketsa, penulis terlebih dahulu membuat sketsa dalam kertas lalu dipindahkan ke atas kanvas, menggoreskan pensil tanpa garis bantu
b. Teknik Pewarnaan
Pewarnaan dalam karya lukis menggunakan teknik akuarel. Menurut Mikke Susanto 2011, teknik akuarel adalah teknik melukis yang menggunakan cat
air teknik transparan sehingga lapisan cat, kertas atau kanvas yang ada dibawahnya masih nampak. Warna putih hampir tidak pernah dipakai sebagai
gantinya adalah warna kertas atau kanvas. Semakin banyak air yang digunakan, maka catnya semakin transparan.
Teknik akuarel dipilih karena sifatnya yng transparan dan penggunaan banyak air dapat memberikan efek pencampuran warna yang tidak terduga.
Selain teknik akuarel digunakan juga teknik plakat untuk membuat garis tegas dan detail kecil pada karya.
C. Tahap Visualisasi Karya
Tahap pembuatan lukisan melalui beberapa tahap, diantaranya:
1. Tahap observasi
Keseluruhan lukisan merupakan pendekatan objek manusia yang digambarkan menjadi figur yang sederhana. Observasi dalam penciptaan karya
lukis ini meliputi pengamatan pada kehidupan keluarga penulis maupun
pencarian gambar-gambar yang terkait konsep. Observasi dilakukan sebelum atau sesudah menentukan konsep yang akan diceritakan pada sebuah karya.
Sebagai contoh pada pembuatan karya berjudul Cosplay, penulis pengunjungi event budaya Jepang Mangafest kemudian memotret Cosplayer yang
menghadiri event tersebut. Gambar yang diperoleh dari memotret sendiri ataupun dari internet
2. Tahap improvisasi
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap pembuatan sketsa, dimana dibuat sketsa yang berkaitan dengan tema maupun konsep cerita setiap karya.
3. Tahap visualisasi