Laporan Praktikum R Lab KR01 Disipasi Ka
Laporan Praktikum R-Lab
KR01-Disipasi Kalor Hot Wire
Nama
: Krisna Dwi Nugroho
NPM
: 1206202412
Fakultas
: Teknik
Departemen
: Teknik Elektro
Program Studi
: Teknik Komputer
Kode Praktikum
: KR01
Tanggal Praktikum : 22 Maret 2013
Laboraturium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia
KR-01 Disipasi Kalor Hot Wire
Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kawat pijar (hotwire)
Fan
Voltmeter dan Ampermeter
Adjustable power supply
Comcoder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Dasar Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari
sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing
ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe
tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi
sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus
listrik mengalir.
P = v i Δ t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai
resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :
Overheat ratio=
Rw
Ra
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara)
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat dalam bentuk persamaan
linear atau persamaan polynomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan, yaitu mengukur tegangan pada temperatur ambient dan
mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang dihasilkan oleh fan.
Kecepatan aliran udara akan divariasi melalui daya yang diberikan ke fan, yaitu 70 m/s, 110 m/s,
150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s.
Cara Kerja
1. Untuk memulai praktikum, praktikan meng-klik “link ke RLab” pada bagian bawah
modul KR01!
2. Mengaktifkan Web Cam! (klik icon video pada halaman web r-lab)!
3. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan meng”klik” pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”.
4. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas”.
5. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hotwire dengan cara meng”klik” icon
“ukur”.
6. Mengulangi langkah ke-3 hingga ke-5 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230
m/s!
Tugas & Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat, buatlah grafik yang menggambarkan hubugan tegangan
hotwire dengan waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data diatas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan hotwire
sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.
Data dan Hasil Percobaan
1. Kecepatan 0 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan angin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2. Kecepatan 70 m/s
V-HW
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
I-HW
54.8
54.8
54.8
54.9
54.9
55
55
55
55
54.8
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan angin
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
V-HW
2.08
2.079
2.083
2.082
2.08
2.081
2.08
2.079
2.08
2.081
I-HW
54
54
54
54.1
54.1
54.2
54.2
54.3
54.3
54.5
V-HW
2.062
2.061
2.062
2.061
2.061
2.062
2.062
2.061
2.063
2.063
I-HW
54.1
54.1
54.1
54.2
54.3
54.4
54.6
54.9
55.3
55.5
V-HW
2.055
2.055
2.055
2.054
2.054
2.055
2.055
2.055
2.054
2.054
I-HW
54.2
54.1
54.2
54.3
54.5
54.8
55.2
55.7
56
56.3
V-HW
2.05
2.05
I-HW
54.3
54.5
3. Kecepatan 110 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan angin
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
4. Kecepatan 150 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan Angin
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
5. Keecepatan 190 m/s
Waktu
1
2
Kecepatan angin
190
190
3
4
5
6
7
8
9
10
190
190
190
190
190
190
190
190
2.05
2.051
2.051
2.051
2.05
2.05
2.05
2.05
54.8
55.2
55.7
56
56.3
56.5
56.2
55.9
V-HW
2.047
2.047
2.047
2.048
2.047
2.047
2.047
2.047
2.047
2.047
I-HW
54.3
54.4
54.5
54.6
54.7
54.9
55.1
55.3
55.7
55.9
6. Kecepatan 230 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan Angin
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230
Keterangan: kecepatan angin (m/s)
Grafik Tegangan Terhadap Waktu
1. Kecepatan 0 m/s
V = 0 m/s
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
8
9
10
2. Kecepatan 70 m/s
V = 70 m/s
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
1
2
3. Kecepatan 110 m/s
3
4
5
6
V = 110 m/s
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
8
9
10
4. Kecepatan 150 m/s
V = 150 m/s
2.06
2.06
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
1
2
5. Kecepatan 190 m/s
3
4
5
6
V = 190 m/s
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
8
9
10
6. Kecepatan 230 m/s
V = 230 m/s
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
1
2
3
4
5
6
Grafik Tegangan Rata-Rata Terhadap Kecepatan Angin
Tegangan Rata-Rata Terhadap Waktu
2.12
2.11
2.1
2.09
2.08
2.07
2.06
2.05
2.04
2.03
2.02
2.01
0
70
110
No
Kecepatan Angin
Tegangan Rata-Rata
.
1
2
3
4
5
6
0
70
110
150
190
230
2.112
2.0805
2.0618
2.0546
2.0503
2.0471
150
190
230
Persamaan Angin Sebagai Fungsi Hotwire
Untuk memudahkan perhitungan, praktikan dapat menggunakan data dari Tegangan Rata-Rata
dalam pengolahan data Least Square
No.
1
2
3
4
5
xi
0
70
110
150
190
yi
2.112
2.0805
2.0618
2.0546
2.0503
xi^2
0
4900
12100
22500
36100
yi^2
4.460544
4.32848025
4.25101924
4.22138116
4.20373009
xiyi
0
145.635
226.798
308.19
389.557
6
∑
230
750
2.0471
12.4063
52900
128500
Keterangan : X = Kecepatan Angin
Y = Tegangan Rata-Rata
m=
n ∑ xiyi− (∑ xi ) ( ∑ yi )
2
2
n ∑ x i −( ∑ xi )
m=
( 6∗1541.013 )−( 750∗12.4063 )
=−0.000281
( 6∗128500 )−562500
b=
∑ xi2 ∑ yi−∑ xi ∑ ( xiyi )
n ∑ xi2 −( ∑ xi )2
b=
( 128500∗12.4063 )−( 750∗1541.013 )
=2.103
( 6∗128500 ) −562500
Jadi, persamaan dari fungsi kecepatan angin adalah
y = -0.000281x + 2.103
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, persamaan yang diperoleh
y = -0.000281x + 2.103
y – 2.103 = -0.000281x
x = 7483.99 – 3558.72
dengan,
x = kecepatan angin
y = tegangan listrik
maka, kecepatan angin = 7483.99 – 3558.72 * (tegangan listrik)
4.19061841
25.65577315
470.833
1541.013
Dengan persamaa diasat, dapat disimpulkan bahwa kawat hotwire dapat digunakan untuk
mengukur kecepatan udara atau angin. Serta dapat disimpulkan bahwa tingginya tengangan yang
dihasilkan dipengaruhi oleh semakin kecilnya kecepatan udara yang mengalir, begitu pula
sebaliknya. Semakin besarnya kecepatan udara yang mengalir, maka semakin rendah tengangan
yang tercatat.
Analisa Percobaan
1. Analisa Percobaan dan Hasil
Dalam percobaan ini, praktikan membuktikan bahwa sebuah kawat hotwire dapat
digunakan sebagai pengukur kecepatan udara. Para percobaan ini, praktikan
menggunakan R-Lab sebagai tempat untuk melakukan praktikum dengan menggunakan
komputer untuk mengakses R-Lab.
Pada percobaan “Disipasi Kalor Hot Wire”, terdapat beberapa variabel, yaitu kecepatan
udara sebagai variabel bebas dan tegangan listrik sebagai variabel terikat. Kecepatan
udara diatur menjadi beberapa variasi, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s,
dan 230 m/s. Pengukuran tegangan dilakukan setiap detik selama jangka waktu sepuluh
detik untuk setiap kecepatan.
Setelah semua hasil tegangan dari variasi kecepatan diperoleh, praktikan mengolah data
dengan menggunakan metode Least Square untuk memperoleh persamaan kecepatan
angin. Praktikan menggunakan data kecepatan angin dan tegangan rata-rata untuk
memudahkan dalam penghitungan. Sehingga diperoleh persamaan:
y = -0.000281x + 2.103
Karena dalam tujuan percobaan ini adalah menggunakan kawat hot wire sebagai sensor
kecepatan udara, maka persamaan tersebut diubah menjadi persamaan baru, yaitu
x = 7483.99 – 3558.72y
dengan x berfungsi sebagai kecepatan udara dan y sebagai tegangan listrik. Dengan
persamaan tersebut, dapat dibuktikan bahwa sebuah kawat hotwire dapat digunakan
sebagai sensor atau alat pengukur kecepatan udara.
2. Analisa Grafik
Pada percobaan ini, terdapat dua buah jenis grafik yang ditampilkan, yaitu grafik
tegangan listrik terhadap waktu dan grafik tegangan rata-rata terhadap kecepatan angina.
Pada grafik pertama, terlihat bahwa gradient garis pada grafik berslope negatif. Hal ini
berarti saat kecepatan udara bertambah, maka tegangan yang ditampilkan nilainya akan
semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan udara dengan tegangan
listik berbanding terbalik satu sama lain.
Kesimpulan
Sebuah kawat hot wire dapat digunakan sebagai sensor atau alat pengukur kecepatan
udara
Semakin besar kecepatan udara, maka semakin kecil nilai tegangan listrik
Referensi
Giancoli, Douglas C. 2000. Physic for Scientist & Engineers, 3rd Edition. NJ: Prentice Hall.
Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamental of Physics, 7th Edition. NJ: Wiley & Sons, Inc.
KR01-Disipasi Kalor Hot Wire
Nama
: Krisna Dwi Nugroho
NPM
: 1206202412
Fakultas
: Teknik
Departemen
: Teknik Elektro
Program Studi
: Teknik Komputer
Kode Praktikum
: KR01
Tanggal Praktikum : 22 Maret 2013
Laboraturium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia
KR-01 Disipasi Kalor Hot Wire
Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kawat pijar (hotwire)
Fan
Voltmeter dan Ampermeter
Adjustable power supply
Comcoder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Dasar Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari
sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing
ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe
tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi
sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus
listrik mengalir.
P = v i Δ t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai
resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :
Overheat ratio=
Rw
Ra
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara)
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat dalam bentuk persamaan
linear atau persamaan polynomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan, yaitu mengukur tegangan pada temperatur ambient dan
mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang dihasilkan oleh fan.
Kecepatan aliran udara akan divariasi melalui daya yang diberikan ke fan, yaitu 70 m/s, 110 m/s,
150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s.
Cara Kerja
1. Untuk memulai praktikum, praktikan meng-klik “link ke RLab” pada bagian bawah
modul KR01!
2. Mengaktifkan Web Cam! (klik icon video pada halaman web r-lab)!
3. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan meng”klik” pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”.
4. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas”.
5. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hotwire dengan cara meng”klik” icon
“ukur”.
6. Mengulangi langkah ke-3 hingga ke-5 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230
m/s!
Tugas & Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat, buatlah grafik yang menggambarkan hubugan tegangan
hotwire dengan waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data diatas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan hotwire
sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.
Data dan Hasil Percobaan
1. Kecepatan 0 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan angin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2. Kecepatan 70 m/s
V-HW
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
I-HW
54.8
54.8
54.8
54.9
54.9
55
55
55
55
54.8
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan angin
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
V-HW
2.08
2.079
2.083
2.082
2.08
2.081
2.08
2.079
2.08
2.081
I-HW
54
54
54
54.1
54.1
54.2
54.2
54.3
54.3
54.5
V-HW
2.062
2.061
2.062
2.061
2.061
2.062
2.062
2.061
2.063
2.063
I-HW
54.1
54.1
54.1
54.2
54.3
54.4
54.6
54.9
55.3
55.5
V-HW
2.055
2.055
2.055
2.054
2.054
2.055
2.055
2.055
2.054
2.054
I-HW
54.2
54.1
54.2
54.3
54.5
54.8
55.2
55.7
56
56.3
V-HW
2.05
2.05
I-HW
54.3
54.5
3. Kecepatan 110 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan angin
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
4. Kecepatan 150 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan Angin
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
5. Keecepatan 190 m/s
Waktu
1
2
Kecepatan angin
190
190
3
4
5
6
7
8
9
10
190
190
190
190
190
190
190
190
2.05
2.051
2.051
2.051
2.05
2.05
2.05
2.05
54.8
55.2
55.7
56
56.3
56.5
56.2
55.9
V-HW
2.047
2.047
2.047
2.048
2.047
2.047
2.047
2.047
2.047
2.047
I-HW
54.3
54.4
54.5
54.6
54.7
54.9
55.1
55.3
55.7
55.9
6. Kecepatan 230 m/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecepatan Angin
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230
Keterangan: kecepatan angin (m/s)
Grafik Tegangan Terhadap Waktu
1. Kecepatan 0 m/s
V = 0 m/s
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
8
9
10
2. Kecepatan 70 m/s
V = 70 m/s
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
2.08
1
2
3. Kecepatan 110 m/s
3
4
5
6
V = 110 m/s
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
8
9
10
4. Kecepatan 150 m/s
V = 150 m/s
2.06
2.06
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
1
2
5. Kecepatan 190 m/s
3
4
5
6
V = 190 m/s
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
8
9
10
6. Kecepatan 230 m/s
V = 230 m/s
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
2.05
1
2
3
4
5
6
Grafik Tegangan Rata-Rata Terhadap Kecepatan Angin
Tegangan Rata-Rata Terhadap Waktu
2.12
2.11
2.1
2.09
2.08
2.07
2.06
2.05
2.04
2.03
2.02
2.01
0
70
110
No
Kecepatan Angin
Tegangan Rata-Rata
.
1
2
3
4
5
6
0
70
110
150
190
230
2.112
2.0805
2.0618
2.0546
2.0503
2.0471
150
190
230
Persamaan Angin Sebagai Fungsi Hotwire
Untuk memudahkan perhitungan, praktikan dapat menggunakan data dari Tegangan Rata-Rata
dalam pengolahan data Least Square
No.
1
2
3
4
5
xi
0
70
110
150
190
yi
2.112
2.0805
2.0618
2.0546
2.0503
xi^2
0
4900
12100
22500
36100
yi^2
4.460544
4.32848025
4.25101924
4.22138116
4.20373009
xiyi
0
145.635
226.798
308.19
389.557
6
∑
230
750
2.0471
12.4063
52900
128500
Keterangan : X = Kecepatan Angin
Y = Tegangan Rata-Rata
m=
n ∑ xiyi− (∑ xi ) ( ∑ yi )
2
2
n ∑ x i −( ∑ xi )
m=
( 6∗1541.013 )−( 750∗12.4063 )
=−0.000281
( 6∗128500 )−562500
b=
∑ xi2 ∑ yi−∑ xi ∑ ( xiyi )
n ∑ xi2 −( ∑ xi )2
b=
( 128500∗12.4063 )−( 750∗1541.013 )
=2.103
( 6∗128500 ) −562500
Jadi, persamaan dari fungsi kecepatan angin adalah
y = -0.000281x + 2.103
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, persamaan yang diperoleh
y = -0.000281x + 2.103
y – 2.103 = -0.000281x
x = 7483.99 – 3558.72
dengan,
x = kecepatan angin
y = tegangan listrik
maka, kecepatan angin = 7483.99 – 3558.72 * (tegangan listrik)
4.19061841
25.65577315
470.833
1541.013
Dengan persamaa diasat, dapat disimpulkan bahwa kawat hotwire dapat digunakan untuk
mengukur kecepatan udara atau angin. Serta dapat disimpulkan bahwa tingginya tengangan yang
dihasilkan dipengaruhi oleh semakin kecilnya kecepatan udara yang mengalir, begitu pula
sebaliknya. Semakin besarnya kecepatan udara yang mengalir, maka semakin rendah tengangan
yang tercatat.
Analisa Percobaan
1. Analisa Percobaan dan Hasil
Dalam percobaan ini, praktikan membuktikan bahwa sebuah kawat hotwire dapat
digunakan sebagai pengukur kecepatan udara. Para percobaan ini, praktikan
menggunakan R-Lab sebagai tempat untuk melakukan praktikum dengan menggunakan
komputer untuk mengakses R-Lab.
Pada percobaan “Disipasi Kalor Hot Wire”, terdapat beberapa variabel, yaitu kecepatan
udara sebagai variabel bebas dan tegangan listrik sebagai variabel terikat. Kecepatan
udara diatur menjadi beberapa variasi, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s,
dan 230 m/s. Pengukuran tegangan dilakukan setiap detik selama jangka waktu sepuluh
detik untuk setiap kecepatan.
Setelah semua hasil tegangan dari variasi kecepatan diperoleh, praktikan mengolah data
dengan menggunakan metode Least Square untuk memperoleh persamaan kecepatan
angin. Praktikan menggunakan data kecepatan angin dan tegangan rata-rata untuk
memudahkan dalam penghitungan. Sehingga diperoleh persamaan:
y = -0.000281x + 2.103
Karena dalam tujuan percobaan ini adalah menggunakan kawat hot wire sebagai sensor
kecepatan udara, maka persamaan tersebut diubah menjadi persamaan baru, yaitu
x = 7483.99 – 3558.72y
dengan x berfungsi sebagai kecepatan udara dan y sebagai tegangan listrik. Dengan
persamaan tersebut, dapat dibuktikan bahwa sebuah kawat hotwire dapat digunakan
sebagai sensor atau alat pengukur kecepatan udara.
2. Analisa Grafik
Pada percobaan ini, terdapat dua buah jenis grafik yang ditampilkan, yaitu grafik
tegangan listrik terhadap waktu dan grafik tegangan rata-rata terhadap kecepatan angina.
Pada grafik pertama, terlihat bahwa gradient garis pada grafik berslope negatif. Hal ini
berarti saat kecepatan udara bertambah, maka tegangan yang ditampilkan nilainya akan
semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan udara dengan tegangan
listik berbanding terbalik satu sama lain.
Kesimpulan
Sebuah kawat hot wire dapat digunakan sebagai sensor atau alat pengukur kecepatan
udara
Semakin besar kecepatan udara, maka semakin kecil nilai tegangan listrik
Referensi
Giancoli, Douglas C. 2000. Physic for Scientist & Engineers, 3rd Edition. NJ: Prentice Hall.
Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamental of Physics, 7th Edition. NJ: Wiley & Sons, Inc.