T te
2
Ap N
3. P
m k
k b
T ad
uk as
b di
ac Tekanan pad
ekanannya sa
.1. Oxyg
Untuk Apparatus, pa
NH
4
OH + C PEMBUATA
Secara ko mereaksikan
Jadi asite arbon dan a
.kalg.mole. Asetilin t
au khusus ka Asetilin m
Tetapi faktor danya kotor
kuran dan be Karena al
setilin maksi Untuk me
esar dari 2 inding dalam
cetone cair.
G
da botol-bot ampai 15 at
en Quality C
k mengetahu ada prinsipn
CU CL
2
, sisa
AN ASETIL
omersial ase kalsium karb
lin adalah g air dengan r
jadi pemb idak berbau
arena ada ko murni mudah
r-faktor lain ran-kotoran
entuk tangki lasan-alasan
imum 5 atm engatasinya
atm, harus m botol pen
Gambar 1. L
tol baja dib tm dan kelas
Control
ui kemurnia nya adalah m
a yang tidak
LIN
etilin C
2
H
2
bid dengan a gas hidro kar
reaksi sebag bakaran kap
u dan tidak b otoran belera
h meledak k n yang me
, katalisato i .
tersebut dia m. Karena ase
jika asetil dilarutkan
yimpanan d
Las oksi aset
bagi berd s tekanan ting
an oksigen, mereaksikan
k larut adalah
untuk indu air.
rbon yang d gai berikut :
pur dengan k berwarna, se
ang dan phos karena factor
empengaruhi or, kelemba
atas, pada ase etilin diatas t
in disimpan pada aseton
dengan asbes
Keterangan 1.
Tab 2.
Kra 3.
Tor 4.
Kra 5.
Sal 6.
Sal 7.
Tab 8.
Reg 9.
Reg 10.
Sili 11.
Adj
tilin.
dasarkan k ggi sampai d
dipakai alat oksigen den
h Nitrogen d
ustri las karb diperoleh dar
Ca O + 3 karbon tanpa
edangkan da sphor.
r-faktor teka i expobility
aban, sumbe eitilin genera
tekanan 2 atm n didalam bo
n cair. Cara s ferrous da
: bung Oksigen
an setelan Asetilin rch
an setelan Oksigen uran Oksigen
uran asetilin bung Asitelin
gulator Asetilin gulator Oksigen
inder Pressure justing Screw
kelas. Kelas dengan 165 a
t Oxygen P ngan larutan
dan Argon.
bit, diperole ri unsur-unsu
3 C Ca C
2
+ udara.
alam perdaga anan dan tem
dari asetilin er-sumber p
ator dibatasi m dapat mel
otol berteka anya adalah
an dicelupka
n n
s medium atm.
urity Test ammonia
eh dengan ur kapur ,
+ Co 108 angan ada
mperature. ne adalah
penyalaan, i , tekanan
ledak. anan lebih
h melapisi an dengan
3
4. SILINDER PENYIMPANAN GAS
Karena gas-gas yang disimpan didalam botol mempunyai tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir, maka harus diperhatikan kekuatan botol baja terhadap
tekanan kerja, karena pengangkutan menyebabkan gesekan, dan pergerakan gas dalam botol, harus diketahui jenis gas tesebut, peka terhadap goncangan atau
kenaikan temperature. Tutup-tutup silinder diberi kode warna, supaya dapat diketahui isinya, tanpa membaca label terlebih dahulu. Misalnya biru untuk
oksigen, putih untuk asetilin, hijau tua untuk hydrogen putih dengan strip-strip hitam untuk argon, dan merah untuk gas-gas lain.
4.1. Katup oksigen dan katup gas
Pada botol penyimpan oksigen atau gas, terdapat katup untuk mengeluarkan oksigen jika diperlukan dan menutupnya jika tidak digunakan.
Type-typenya antara lain diafragma dengan katup bola, cara kerjanya dengan memutar kran pemutar kekanan maupun kekiri sesuai kebutuhan.
4.2. Presurre regulator
Pengatur tekanan atau lebih sering disebut katup pereduksi tekanan, dihubungkan pada katup gas atau oksigen untuk mendapatkan tekanan kerja yang
sesuai dengan torch, pada umumnya terdiri dari kran yang dilengakapi dengan dua manometer, yang berhubungan langsung dengan gas asetilin atau oksigen disebut
manometer isi. Sedangkan yang berhubungan dengan torch disebut manometer kerja. Nosel didalam regulator terbuka dan tertutup oleh katup yang ditekan oleh
pegas dan dihubungkan dengan membran. Dengan cara mengatur tekanan ulir pada membran, tekanan gas yang masuk ke torch mempunyai harga tertentu dan
konstan.
4.3. Pembakaran oxy-acetylene.
Pembakaran adalah persenyawaan secara kimiawi antara zat-zat yang mudah terbakar dengan oksigen. Oksigen tersedia di udara atau dapat
ditambah secara khusus, misalnya dalam tabung-tabung oksigen. Kecepatan nyala tergantung dari tekanan dan komposisi campuran gas, setiap
campuran gas oksigen. Kecepatan maksimum tergantung perbandingan gas asetilin dan oksigen berkisar antara 1 : 25 .
4
an
a
K 1
2
b
K 1
2 Proses pe
untuk men logam pen
.4. Nyala
Nyala ntara gas ok
. Nyala ase
Kegunaanya .
Untuk me .
Untuk me
. Nyala net
Kegunaanya .
Untuk pen .
Untuk me engelasan o
ndapatkan n ngisi.
Gamba a api oksi-as
a hasil pem sigen O
2
den
etiline lebih
Gamb
: emanaskan
engelas perm
tral
Gamb
: ngelasan bia
engelas baja oksi asitiline
nyala temper
r 2. Proses p setiline
mbakaran dap ngan gas ase
h atau nyala
bar 3. Nyala
mukaan yang
bar 4. Nyala
asa atau besi tua
e dilakukan ratur tinggi g
pengelasan
pat berubah etiline C
2
H
2
.
karburasi.
a api karbur
g keras dan lo
a api netral
ang. dengan m
guna meleleh
oksi asetilin
h tergantung
rasi
ogam putih. embakar ga
hkan logam
n
g pada perb
as asetilin induk dan
bandingan
c.
K 1
Karen nyala
Cara
1 2
3 4
5 6
Cara
1 2
3 4
5
. Nyala ok
Kegunaanya .
Untuk bra na sifatnya y
a oksigen ber
a menyalaka
. Buka katu
. Atur tekan
. Buka sedi
. Buka katu
. Nyalakan
. Atur katu
a mematikan
. Tutup kat
. Tutup kat
. Tutup kat
. Buka katu
yang ada .
Tutup sem
ksigen lebih
Gamb
: azing
yang dapat m rlebih tidak
an api
up botol oksi nan yang dii
ikit katup ok up asetilin pa
n pemercik ap up oksigen da
n api
tup oksigen p tup asetilin p
tup pada boto up oksigen
pada slang g mua katup.
atau nyala
bar 5. Nyala
mengubah k dapat diguna
igen dan ase inginkan ses
ksigen dan br ada brander.
pi dan sulutk an asetilin se
pada brande pada brander
ol oksigen d dan acytelen
gas atau salu
oksidasi
a api oksidas
komposisi lo akan untuk p
etilin. suai dengan n
rander. .
kan pada uju esuai nyala
r. r.
dan asitelin. ne pada bra
uran.
si
ogam cair ma pengelasan b
nosel yang d
ung brander. yang diingin
ander untuk
aka nyala as baja.
dipakai.
nkan.
pembuangan
setilin dan
n sisa gas
6
Tabel 1. Kegunaan las oksi asetilin menurut ketebalan benda kerja
Welding Range
Metal Thickness
Use in SW1A, SW2 Use in MW5A
Use in AW1A, AW10
Oxy-Acetylene Oxy-Propane
Oxy-Natural Gas
Oxy-Acetylene Oxy-Propane
Oxy-Natural Gas
Oxy-Acetylene
Up to 132
AWS200 and
AWS 20 132
SW 201 MW201 AW201TD
116 SW 202
SW 403 MW202
MW403 AW202TD
564 SW 203
MW203 AW203TD 332
SW 204 MW204 AW204TD
18 SW 205
SW 405 MW205
MW405 AW205TD
532 SW 206
MW206 AW206TD 316
SW 207 MW207
MW407 AW207TD
14 SW 208
MW208 AW208TD 38
SW 209 SW 409
MW209 MW409
AW209TD 12
SW 210 MW210 AW210TD
58 SW 211
MW411 TD
78 SW
212 TD
1 and over
SW 213, SW 214
TD
5. CACAT-CACAT PADA LAS ASETILIN
Dengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar, akan menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses
pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada proses pengelasan Oksi-Asetilin antara lain :
• Penetrasi yang kurang sempurna
• Fusi yang kurang sempurna
• Undercutting
• Porosity
• Longitudinal crack
7
5.1. Penetrasi yang kurang sempurna
Jenis cacat las ini dapat terjadi karena : •
Ketika melakukan pengelasan tidak melakukan penetrasi ke seluruh ketebalan dari logam dasar base metal
• Ketika dua weld bead yang berhadapan tidak melalukan inter-penetrasi
• Ketika weld bead tidak melakukan penetrasi ke ujung dari fillet weld tetapi
hanya menyebranginya.
Gambar 6. Penetrasi yang kurang sempurna
Gas memiliki peranan yang sangat penting dalam penetrasi. Penetrasi yang kurang sempurna biasanya disebabkan oleh tekanan gas yang rendah, dan dapat
dihilangkan dengan cara menaikkan tekanan pada manometer yang terdapat pada tabung gas. Selain itu cacat ini dapat disebabkan oleh kecepatan pengelasan yang
terlalu lambat dan penggunaan torch yang salah atau tidak sesuai.
5.2. Kurangnya peleburan
Cacat las ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi peleburan diantara logam las dan permukaan dari base metal. Biasanya diakibatkan oleh kecepatan
pengelasan terlalu lambat. Terkadang juga diakibatkan pengaturan tekanan gas yang rendah.
Gambar 7. Kurang peleburan Fusi
8
5.3. Undercutting
Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter tekanan gas yang kurang tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan tekanan gas yang tidak sesuai.
Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting terjadi.
Dengan mengurangi kecepatan pengelasan akan dapat mengurangi besarnya undercutting bahkan menghilangkannya.
Gambar 8. Undercutting
Gambar 9. Undercut yang terdeteksi oleh radiografi
Jika hanya terdapat sedikit undercutting, maka kita dapat menaikkan tekanan gas, tetapi jika tekanan gas dinaikkan terlalu tinggi, maka undercutting dapat terjadi.
5
5
di m
K la
te
.4. Poros
• Po
tel atm
G .5. Keret
Kereta ingin. Keret
meleleh dan m
Keretakan-din ainnya yang
eknik pengel
siti
orositi adala lah membek
mosfir, oksid
Gambar 11. P takan memb
akan dapat d takan panas
membeku.
Gamb
ngin biasany dapat terjad
lasan. ah lubang y
ku. Penyeb dasi yang tin
Gambar
Porositi yan bujur
dibagi menja dapat terjad
bar 12. Kere
ya terjadi p di adalah ke
yang diakiba bab utama
nggi pada pe
r 10. Porosi
ng terdeteks
adi dua, yait di ketika we
etakan-pana
pada saat w eretakan kare
atkan oleh dari porosit
ermukaan be
iti
si oleh radio
tu keretakan- ld bead bera
as
weld bead m ena kesalaha
gelembung ti adala ko
enda kerja.
ografy
-panas dan k ada antara te
membeku. K an dalam pe
gas yang ontaminasi
keretakan- emperatur
Keretakan enggunaan
10 Keretakan yang terjadi pada ujung hasil pengelasan disebabkan oleh kesalahan
dalam teknik akhir pada saat mengelas, hal ini dapat diatasi dengan cara membalikkan arah pengelasan pada akhir pengelasan.
Gambar 13. Keretakan crater
Gambar 14. Cara mengatasi keretakan crater 6.
JENIS SAMBUNGAN LAS
Gambar 15. Jenis sambungan las 6.1. Posisi
datar
Pola pergerakan torch yang bergelombang direkomendasikan untuk proses pengelasan posisi datar. Untuk single-pass, butted joint, pergerakan torch
dilakukan dengan pergerakan agak kebelakang. Untuk pengelasan butt joint agak sedikit menekan dinding untuk memastikan semua area terisi.
6
U di
m
6 .2. Posisi
Untuk peng irekomendas
menekan dind
.3. Posisi i horisontal
Gamb
gelasan fill sikan. Untuk
ding benda k
i vertikal bar 16. Posis
let joint p
k pengelasan kerja direkom
Gambar 17 si horizonta
posisi hori n butt joint,
mendasikan.
7. Posisi vert
al
izontal, pe gerakan maj
tikal
ergerakan m ju mundur d
melingkar dan sedikit
12
6.4. Posisi diatas kepala Overhead
Gambar 18. Posisi overhead
Torch untuk las asetilin mempunyai persyaratan harus aman, mengahasilkan nyala yang tetap dan konstan komposisinya, harus ringan untuk
yang manual dan mudah untuk pengaturannya. Orifice diameter dari welding tip menyatakan atau sebanding dengan
besarnya kapasitas dan temperature yang dicapai.
7. WELDING TORCH
Ada beberapa jenis welding torch, antara lain : •
Campuran gas rasio. •
Jumlah nyala. •
Jenis gasnya. •
Secara manual atau otomatis.
Cara mencampur oksigen dan acyteline
• Langsung Injection Type
• Dengan kamar campur Equal Pressure Type
13
Type welding torch :
1. Injector Type
Asetilin terdorong oleh aliran oksigen yang mempunyai tekanan lebih besar dibanding asetilin 2 atm.
2. Balans Pressure Type
Karena tekanan asetilin sama atau hampir sama, maka sebelum keluar dari torch dicampur dulu agar homogen sesuai dengan jenisnya.
Tabel 2. Logam nyala, flux dan logam pengisi
Logam Jenis Nyala Flux Logam
Pengisi Baja karbon
Neutral -
Baja Karbon Baja paduan
Neutral Borax
Baja Paduan Aluminium
Hight Carburising Campuran Borax +
NaCl Aluminium
Perunggu Carburising Borax Perunggu
Kuningan Oxidising Borax Kuningan Besi tuang
Oxynatural Gas Borax
Ferronickel atau Low Carbon Steel
14
8. PEMOTONGAN