5 penjelas yang menjelaskan tentang aksi sistem. Penjelasan dapat berupa
bagaimana kesimpulan akhir diperoleh dan dari mana solusi yang diberikan didapatkan. Antar muka pengguna
user interface
merupakan sarana komunikasi antara sistem dengan pengguna[9].
Rule based reasoning
merupakan teknik representasi pengetahuan dengan menggunakan aturan berbentuk:
IF-THEN
. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan
seorang pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak langkah
– langkah pencapaian solusi[10].
Forward chaining
merupakan suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian sebelah kiri
IF
terlebih dahulu. Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis[10].
3. Metode dan Perancangan Sistem
Aplikasi
shell
sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan dirancang dengan menggunakan UML
Unified Modelling Language
yaitu metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau
membuat
software
berorientasi objek[11]. Aplikasi dirancang dengan menggunakan
use case diagram
dan
activity diagram
.
Use case diagram
adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan aktor[12]. Pada
use case diagram
, pengguna dapat dapat membuka halaman konsultasi pada menu konsultasi yang akan menampilkan pertanyaan dan hasil
konsultasi. Selain itu pengguna juga dapat melihat petunjuk penggunaan aplikasi pada menu petunjuk. Sedangkan pakar diharuskan membuka halaman pengaturan
pada menu pengaturan untuk menginputkan basis pengetahuan yang berupa
file
aturan dan
file
pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya dengan format yang telah ditentukan.
Use case
pada perancangan aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Use Case Diagram
6
Activity diagram
adalah salah satu cara untuk memodelkan
event-event
yang terjadi dalam suatu
use case
[13].
Activity diagram
menjelaskan langkah atau urutan aktifitas dalam sebuah proses.
Activity diagram
dalam perancangan aplikasi ini dibuat berdasarkan aktifitas yang dilakukan oleh
aktor
pada
use case diagram
.
Activity diagram
untuk pakar dimulai dengan memilih menu pengaturan lalu sistem akan menampilkan
form input
pertanyaan dan aturan. Kemudian pakar menginputkan
file
pertanyaan dan aturan yang akan digunakan pada sistem sebagai basis pengetahuan. Setelah itu akan dilakukan pengecekan pada
file
, jika
file
tidak sesuai ketentuan maka sistem akan menampilkan pesan
file
tidak sesuai ketentuan, jika
file
yang dicek sesuai ketentuan maka sistem akan menampilkan pesan
file
berhasil disimpan.
Activity diagram
untuk pakar dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Activity Diagram Pakar
Activity diagram
untuk pengguna dimulai dengan memilih menu konsultasi maka sistem akan membaca
file
pertanyaan untuk kemudian ditampilkan pada
user interface
. Pengguna yang ingin berkonsultasi diharuskan memilih pertanyaan yang sesuai dengan gejala yang dialami untuk kemudian dilakukan pencarian
gejala yang sesuai pada aturan yang ada di
database
. Jika pencarian gejala tidak ditemukan atau dapat diartikan pengguna tidak memilih satu pun gejala, maka
sistem akan menampilkan pesan tidak ditemukan gejala. Sedangkan jika pencarian gejala ditemukan, maka sistem akan menampilkan hasil konsultasi yang berupa
kesimpulan dari gejala yang ditemukan.
Activity diagram
untuk pengguna dapat dilihat pada Gambar 5.
7
Gambar 5 Activity Diagram
Pengguna
Aplikasi
shell
sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan dirancang berdasarkan modifikasi komponen-komponen dasar penyusun
shell
sistem pakar. Komponen-komponen penyusun
shell
sistem pakar yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini meliputi basis pengetahuan, mesin inferensi dan
antarmuka pengguna
user interface
. Komponen-komponen
shell
sistem pakar yang digunakan pada aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Expert System Shell
Gambar 6 Komponen shell sistem pakar
Basis pengetahuan pada aplikasi ini memerlukan dua
file
, yaitu
file
pertanyaan dan
file
aturan. Kedua
file
tersebut dibuat dengan menggunakan program
editor
teks biasa seperti
notepad
yang disimpan dengan format yang
Basis Pengetahuan
Pertanyaan Aturan
Mesin Inferensi
Antarmuka Pengguna
User Interface
Knowledge Enginner Pakar
Pengguna Expert System Shell
8 telah ditentukan, yaitu .x2s. Tujuannya adalah untuk memudah pakar dalam
membangun maupun memodifikasi basis pengetahuan. Untuk
file
pertanyaan, berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada pengguna dalam proses
konsultasi.
File
pertanyaan tersebut dibuat dengan format penulisan yang telah ditentukan sebelumnya agar dapat ditampilkan kepada pengguna melalui
user interface
. Bentuk format penulisan
file
pada pertanyaan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Bentuk Format Penulisan File Pertanyaan
Gambar 7 merupakan bentuk format penulisan pada
file
pertanyaan yang diawali dengan pola “Apakah” yang diikuti dengan kondisi-kondisi yang akan
ditanyakan pada pengguna dan diakhiri dengan simbol tanya ?. Setiap pertanyaan dipisah menggunakan baris baru.
Gambar 8 Flowchart Proses Menampilkan Pertanyaan
Pada
flowchart
Gambar 8 dijelaskan proses menampilkan pertanyaan setelah dilakukan pengecekan untuk format
file
maupun format penulisan
file
pada pertanyaan. Tahap pertama,
file
pertanyaan yang menjadi
input
awal dibaca oleh sistem untuk kemudian dilakukan pemisahan berdasarkan baris. Setelah dilakukan
pemisahan, maka setiap baris pertanyaan akan tersimpan ke dalam
array
.
Apakah kondisi_1 ? Apakah kondisi_2 ?
Apakah kondisi_3 ? Apakah kondisi_4 ?
Apakah kondisi_5 ?
9
kol_1 kol_2
kol_3 kol_4
kol_5 kol_6
Kesimpulan kondisi_1
kondisi_2 kondisi_3
kondisi_4 kondisi_5
Selanjutnya akan dihitung jumlah data pada
array
yang nantinya akan digunakan pada proses tahap terakhir. Proses tahap terakhir akan dilakukan perulangan
sebanyak jumlah data pada
array
untuk menampilkan pertanyaan-pertanyaan pada proses konsultasi.
Sedangkan untuk
file
aturan, berisi aturan-aturan yang akan digunakan pada sistem dalam mencapai suatu kesimpulan. Aturan-aturan direpresentasikan
menggunakan teknik representasi pengetahuan
rule based reasoning
dengan bentuk pola
IF-THEN
. Bentuk format penulisan
file
aturan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Bentuk Format Penulisan File Aturan
Pada Gambar 9 menjelaskan bagaimana format penulisan
file
aturan sehingga sistem dapat membacanya. Tahap pertama penulisan
file
aturan dimulai dengan bentuk pola
IF
yang akan diikuti dengan kondisi-kondisi. Untuk setiap kondisi yang ada dipisah menggunakan pola
AND.
Kemudian untuk menuliskan kesimpulan dari berbagai kondisi yang ada digunakan pola
THEN
dengan diikuti
pernyataan kesimpulan. Aturan satu dengan aturan lainnya dipisah menggunakan simbol pagar .
Aturan-aturan yang telah dibuat dengan mengikuti pola
IF-THEN
akan dibaca oleh sistem untuk selanjutnya direpresentasikan ke dalam bentuk tabel
database.
Bentuk representasi aturan ke dalam tabel
database
dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Bentuk Representasi Aturan Pada Tabel Database Kondisi = 5
Pada Gambar 10 dijelaskan bentuk representasi aturan ke dalam tabel
database
dengan aturan yang memiliki jumlah kondisi = 5. Tabel hanya terdiri atas 6 kolom dimana kol_1 merupakan isi dari kesimpulan sedangkan kol_2
sampai dengan kol_6 merupakan isi dari kondisi. Jadi kondisi-kondisi yang ada
IF kondisi_1 AND kondisi_2
AND kondisi_3 AND kondisi_4
AND kondisi_5 THEN Kesimpulan_1
IF kondisi_1 AND kondisi_2
AND kondisi_3 THEN Kesimpulan_2
10 pada aturan akan disimpan pada kol_2 sampai dengan kol_6, sedangkan untuk
kesimpulan dari suatu aturan akan disimpan pada kol_1. Bentuk representasi aturan ke dalam tabel
database
dengan aturan yang memiliki jumlah kondisi 5 ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11 Bentuk Representasi Aturan Pada Tabel Database Kondisi 5
Pada Gambar 11 dilihat bahwa jumlah kondisi yang ada pada aturan berjumlah lebih dari 5 yaitu terdapat 7 kondisi. Sedangkan kolom kondisi hanya
berjumlah 5 kolom yaitu kol_2, kol_3, kol_4, kol_5 dan kol_6. Untuk itu, maka dibuatlah baris baru pada tabel dengan sub aksi sebagai kondisi penghubung. Jadi,
tahap pertama dimulai dengan mengisi kesimpulan pada kol_1. Kemudian tahap kedua dilakukan dengan mengisi kondisi pada kol_2 sampai dengan kol_5. Tahap
ketiga dilakukan dengan mengisi kondisi sebagai sub aksi pada kol_6. Selanjutnya tahap keempat dibuatlah baris baru dengan kol_1 yang diisi dengan nama yang
sama pada kol_6 baris sebelumnya sebagai penghubung. Tahap kelima yaitu dengan mengisikan sisa kondisi pada kol_2 sampai dengan kol_6 pada baris baru.
Ulangi tahap ketiga jika diperlukan dengan menyesuaikan sisa kondisi.
Perancangan proses merepresentasikan aturan ke dalam tabel
database
diterapkan dalam bentuk
flowchart
yang dapat dilihat pada Gambar 12.
kol_1 kol_2
kol_3 kol_4
kol_5 kol_6
Kesimpulan kondisi_1
kondisi_2 kondisi_3
kondisi_4 Kesimpulan_
1 Kesimpulan_
1
kondisi_5 kondisi_6
kondisi_7 null
null
11
Gambar 12 Flowchart Proses Representasi Aturan ke dalam Tabel Database
Flowchart
pada Gambar 12 menjelaskan bagaimana proses yang dilakukan ketika aturan yang semula berbentuk
file
dapat dipresentasikan ke dalam tabel
database
. Tahap pertama,
file
aturan yang menjadi
input
awal dibaca oleh sistem untuk kemudian dilakukan pemisahaan berdasarkan aturan. Setelah
dilakukan pemisahan berdasarkan aturan, selanjutnya sistem akan melakukan pemisahan berdasarkan kesimpulan. Setelah kedua proses pemisahan dilakukan,
maka akan dilanjutkan untuk pemisahan berdasarkan kondisi. Setelah dilakukan pemisahan berdasarkan kondisi maka sistem akan menyimpan kondisi dan
kesimpulan pada
array.
Selanjutnya sistem akan mengecek ketersediaan aturan pada tabel
database
. Jika aturan telah ada sebelumnya maka akan dilakukan pengosongan pada tabel terlebih dahulu sebelum dilakukan
insert
kondisi dan kesimpulan. Sedangkan jika aturan belum ada maka akan langsung dilakukan
insert
kondisi dan kesimpulan ke dalam tabel
database
. Perancangan proses pengecekan format
file
dan format penulisan
file
pada
file
pertanyaan dan
file
aturan diterapkan dalam bentuk
flowchart
yang dapat dilihat pada Gambar 13.
12
Gambar 13 Flowchart Proses Pengecekan Format File dan Format Penulisan File
Flowchart
pada Gambar 13 menjelaskan bagaimana proses yang dilakukan sistem dalam mengecek format
file
dan format penulisan
file
.
Input file
aturan dan
file
pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian akan dicek untuk format
file
aturan dan
file
pertanyaan, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Jika tidak sesuai dengan ketentuan maka akan menampilkan pesan
kesalahan pada
file
. Sedangkan jika sesuai dengan ketentuan maka akan dilanjutkan dengan mengecek format penulisan
file
. Proses pengecekan format penulisan
file
dilakukan sesuai dengan format masing-masing
file
untuk
file
aturan dan
file
pertanyaan. Jika salah satu atau kedua format penulisan
file
tidak sesuai ketentuan maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan pada
file
. Sebaliknya, jika kedua format
file
sesuai dengan ketentuan maka
file
aturan dan
file
pertanyaan akan disimpan ke dalam
directory
pada aplikasi dan menampilkan
output
pesan
file
berhasil disimpan. Perancangan proses mesin inferensi dalam mencari kesimpulan diterapkan
dalam bentuk
flowchart
yang dapat dilihat pada Gambar 14.
13
Gambar 14 Flowchart Proses Mesin Inferensi
Flowchart
Gambar 14 menjelaskan bagaimana proses mesin inferensi dalam mencari kesimpulan. Awalnya akan dicek
input
gejala dari pengguna. Jika tidak ditemukan gejala dari pengguna maka akan menampilkan pesan gejala tidak
ditemukan. Sedangkan jika ditemukan gejala dari pengguna maka akan dicari gejala pertama yang sama pada
rule
pertama di
database
. Jika terdapat gejala yang sama pada
rule
pertama di
database
maka akan disimpan gejala dari pengguna dan kesimpulan dari
rule
pertama ke dalam
array
. Selanjutnya akan dilakukan pengecekan apakah
rule
merupakan
rule
terakhir, jika bukan merupakan
rule
terakhir maka akan dilanjutkan kembali untuk mencari gejala yang sama pada
rule
berikutnya. Namun jika
rule
merupakan
rule
terakhir maka akan dilanjutkan dengan mengecek apakah gejala dari pengguna merupakan
gejala terakhir, jika bukan gejala terakhir maka akan dilanjutkan untuk mencari gejala selanjutnya dari pengguna yang dimulai kembali pada
rule
pertama. Jika gejala merupakan gejala terakhir maka sistem akan mengambil kesimpulan dari
aturan yang memiliki banyak gejala yang sama dan akan ditampilkan hasilnya. Proses pencarian bobot kesimpulan dapat dilihat pada Gambar 15.
14
Gambar 15 Proses Pencarian Bobot Kesimpulan
Gambar 15 menunjukkan proses pencarian bobot kesimpulan dalam bentuk persen . Awalnya akan diambil jumlah gejala yang sama yang ada
pada aturan kemudian dibagi dengan jumlah gejala yang ada pada
Rule-N
dan dikalikan dengan 100 maka akan ditemukan bobot dalam bentuk persen pada
suatu aturan. Aturan-aturan yang memiliki gejala yang sama dengan gejala pengguna akan dihitung bobotnya menggunakan proses tersebut untuk kemudian
diseleksi. Aturan dengan persentase bobot tertinggi akan diambil sebagai kesimpulan.
4.
Hasil dan Pembahasan
Proses menginputkan basis pengetahuan ke dalam sistem pertama kali dilakukan dengan pengecekan pada format
file
dan format penulisan
file
terlebih dahulu sebelum dapat tersimpan kedalam sistem agar tidak terjadi kesalahan
dalam membaca ataupun
error
. Kode program proses pengecekan format
file
dan format penulisan
file
dapat dilihat pada Kode Program 1.
Kode Program 1 Proses Pengecekan Format File dan Format Penulisan File
1. filename = array; 2. error = 0;
3. index = 0; 4. ifisset_POST[simpan] {
5. ifget_ext_FILES[f_quesrule][name][0]= x2s || 6. get_ext_FILES[f_quesrule][name][1]= x2s {
7. echo div class=warningFormat file tidak sesuai ketentuan. Mohon ganti 8. format file anda dengan format .x2sdiv;
9. } 10. else {
11. foreach_FILES[f_quesrule][name] as keys = val{ 12. name = _FILES[f_quesrule][name][keys];
13. tmp = _FILES[f_quesrule][tmp_name][keys]; 14. iftrimname={
15. ifmove_uploaded_filetmp, question_rules.name { 16. ifkeys == 0{
17. cekfile = file_get_contentsquestion_rules.name; 18. cekkata = explode\n,cekfile;
19. cekjml = countcekkata; 20. ifcekjml 1 {
21. } 22. else {
23. error += 1; 24. }
25. } 26. else {
27. cekfile = file_get_contentsquestion_rules.name; 28. cekkata = explode,cekfile;
29. cekjml = countcekkata; 30. ifcekjml 1 {
31. } 32. else {
33. error += 1; 34. }
15 Pada Kode Program 1 proses pengecekan dilakukan pertama kali dengan
mengambil masing-masing nama
file
untuk
file
pertanyaan dan
file
aturan yang kemudian akan diambil formatnya menggunakan fungsi
get_ext.
Jika format
file
tidak sesuai dengan yang ditentukan maka akan ditampilkan pesan format
file
tidak sesuai dengan ketentuan. Namun jika format
file
sesuai dengan ketentuan, akan dilanjutkan proses pengecekan pada format penulisan
file
dengan menggunakan fungsi
explode
untuk melihat apakah format yang telah ditentukan terdapat pada
file
aturan maupun
file
pertanyaan.
Kode Program 2 Proses Merepresentasikan Aturan ke Dalam Tabel Database
Kode Program 2 merupakan kode program yang digunakan untuk proses merepresentasikan aturan ke dalam tabel
database
. Awalnya
file
aturan yang telah disimpan pada
directory
aplikasi, dibaca oleh sistem dan disimpan ke dalam sebuah variabel untuk dilakukan proses
split
. Proses
split
dilakukan berdasarkan banyaknya aturan, kondisi dari suatu aturan dan kesimpulan dari suatu aturan
menggunakan fungsi
explode
. Setelah dilakukan proses
split
, maka akan didapat kondisi-kondisi dari aturan berserta kesimpulannya yang kemudian di
insert
kan ke dalam tabel
database
. Hasil dari proses merepresentasikan aturan ke dalam tabel
database
dapat dilihat pada Gambar 16.
1. ifempty_SESSION[aturan] {
2. file = file_get_contentsquestion_rules._SESSION[aturan];
3. kata = explode,file;
4. jml = countkata;
5. .
6. fori=0;ijml;i++ {
7. nonif = strstrkata[i], ;
8. pecah1 = explodeTHEN,nonif;
9. pecah2 = explodeAND,pecah1[0];
10. jum = countpecah2; 11. .
12. ifjum 0 { 13. ifjum = 5 {
14. forw=0;w5;w++ { 15. ifissetpecah2[w] {
16. . 17. }
18. else { 19. pecah2[w] = null;
20. } 21. }
22. query = mysql_queryinsert into rule valuesnull, 23. .ucwordstrimpecah1[1]., .strtolowertrimpecah2[0].,
24. .strtolowertrimpecah2[1]., .strtolowertrimpecah2[2]., 25. .strtolowertrimpecah2[3]., .strtolowertrimpecah2[4].
26. or diemysql_error; 27. }
16
Gambar 16 Aturan Dalam Tabel Database
Gambar 16 merupakan hasil proses representasi aturan ke dalam tabel
database
yang dilakukan secara otomatis oleh sistem sesuai dengan bentuk representasi aturan yang telah ditentukan.
Kode Program 3 Proses Menampilkan Pertanyaan
Kode Program 3 merupakan kode program proses menampilkan pertanyaan.
File
pertanyaan yang disimpan pada
directory
aplikasi, dibaca oleh sistem dan disimpan ke dalam sebuah variabel untuk dilakukan proses
split
. Proses
split
dilakukan berdasarkan baris menggunakan fungsi
explode
. Setelah dilakukan proses
split
, maka pertanyaan-pertanyaan akan di
input
kan ke dalam sebuah
tag form
yang kemudian ditampilkan.
1. file = file_get_contentsquestion_rules._SESSION[pertanyaan]; 2. pertanyaan = explode\n,file;
3. jml = countpertanyaan; 4. echo form method=POST action=hasilanalisistable border=0
5. cellspacing=0 cellpadding=3; 6. fori=0;ijml;i++ {
7. kalimat = strstrpertanyaan[i], ; 8. jmlkarakter = strlenkalimat;
9. kondisi = substrkalimat,0,jmlkarakter-2; 10. urut = i+1;
11. echo tr bgcolor=warna 12. td align=rightspan style=font-size: 15px;urut.spantd
13. td width=460span style=font-size: 14. 15px;nbsp;.ucfirststrtolowerpertanyaan[i].spantd
15. td align=rightinput type=radio name=jawab_i value=kondisi 16. id=y_i style=margin-right: 5px;label for=y_i style=margin
17. right: 15px;Yalabel 18. input type=radio name=jawab_i value=not id=t_i style=margin
19. right: 5px; checkedlabel for=t_i style=margin-right: 20. 15px;Tidaklabeltdtr;
21. }
17
Kode Program 4 Potongan Kode Program Proses Mesin Inferensi
Kode Program 4 merupakan potongan kode program proses mesin inferensi dalam mencari kesimpulan. Dalam proses mencari kesimpulan
dibutuhkan sebuah variabel bertipe data
array
untuk menampung kondisi-kondisi dari pengguna. Setelah itu akan dilakukan pencocokan kondisi-kondisi dari
pengguna dengan aturan yang ada pada
database
. Hasil akhir dari proses mesin inferensi adalah menyimpan kesimpulan dan menampilkan hasil yang didapat
berdasarkan banyaknya kondisi yang cocok dengan aturan yang ada pada
database
. Contoh kasus yang digunakan pada aplikasi ini yaitu tentang penyakit gigi
dan mulut dengan 15 daftar penyakit beserta gejalanya yang diterapkan pada basis pengetahuan untuk dilakukan pengujian. Contoh kasus penyakit gigi dan mulut
dapat dilihat pada Tabel 1.
1. include configkoneksi.php;
2. error_reporting0;
3. hasil[] = null;
4. star[] = null;
5. sql = mysql_querySELECT FROM rule;
6. while r = mysql_fetch_arraysql {
7. id = r[id];
8. kol_1 = r[kol_1];
9. star[kol_1] = 0;
10. foreachhasil as key=value{ 11. ifid == 1 {
12. fori=2;i=6;i++ { 13. ifr[kol_.i] == strtolowertrimvalue {
14. star[kol_1] += 1; 15. }
16. } 17. }
18. else { 19. fori=2;i=6;i++ {
20. ifr[kol_.i] == strtolowertrimvalue { 21. sql2 = mysql_querySELECT kol_1 FROM rule WHERE kol_6=kol_1;
22. r2 = mysql_num_rowssql2; 23. d = mysql_fetch_arraysql2;
24. ifr2 0{ 25. kol_temp = explode_, kol_1;
26. star[kol_temp[0]] += 1; 27. }
28. else { 29. star[kol_1] += 1 ;
30. } 31. }
32. }
18
Tabel 1 Contoh Kasus Penyakit Gigi dan Mulut
Pengujian aplikasi dilakukan untuk melihat sudah sejauh mana aplikasi dapat berjalan dan sejauh mana kesalahan yang mungkin terjadi pada aplikasi.
Pengujian aplikasi ini menggunakan
blackbox testing
, yaitu pengujian fungsional tanpa melihat alur eksekusi program, namun cukup dengan memperhatikan
apakah setiap fungsi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Hal-hal yang diuji dan hasil pengujian
blackbox testing
dapat dilihat pada Tabel 2.
NO PENYAKIT
GEJALA 1
Abses Periodontal Bau mulut tak sedap, demam, gusi bengkak, gusi licin dan
mengkilap, gusi merah muda, gusi mudah berdarah, terdapat nanah pada pangkal gusi, nyeri saat menyunyah, terdapat
pembekakan kelenjar getah bening, terdapat endapan plak, terdapat karang gigi.
2 Kalkulus
Bau mulut tak sedap, gusi mudah berdarah, terdapat endapan plak, terdapat karang gigi.
3 Kandidiasis
Bau mulut tak sedap, bercak putih pada lidah, bercak putih pada rongga mulut, terasa perih saat makan dan minum, terdapat luka
pada mulut 4
Kelainan Sendi Temporomandibuler Sakit kepala, nyeri pada TMJ, nyeri pada otot pengunyah.
5 Karies Profunda
Dentin terlihat, gigi berlubang, gigi nyeri saat terkena rangsangan panasdingin, pulpa terinfeksi, sakit berdenyut tanpa rangsangan.
6 Cheilitis
Bibir kemerahan, bibir pecah-pecah, bibir terasa kering dan keras, kemerahan pada sudut-sudut mulut, sudut mulut terasa
nyeri, sudut-sudut mulut bersisik, luka pada sudut mulut. 7
Eritema Multiformis Bercak kecoklatan mendatar pada bibir, bibir kemerahan, bibir
pecah-pecah, bibir terasa kering dan keras, bibir terasa panas seperti terbakar, demam.
8 Gingivitis
Gusi bengkak, gusi licin dan mengkilap, gusi merah muda, gusi mudah berdarah, terdapat endapan plak, terdapat karang gigi.
9 Herpes Simplek
Demam, gusi bengkak,
gusi mudah berdarah, terdapat
pembengkakan kelenjar getah bening, terasa perih saat makan dan minum, terdapat luka pada mukosa mulut, terjadi daerah
kemerahan pada mulut, terdapat gelembung pada mukosa mulut. 10 Kanker
Terdapat benjolan putih pada bagian dalam bibir, terdapat bercak kecoklatan mendatar pada bibir, terdapat bercak putih berlendir
pada mulut, bibir pecah-pecah, luka terbuka pada lidah, terjadi daerah
kemerahan pada
mulut, luka
mudah berdarah,
perkembangan penyakit cepat bulanan, luka atau benjolan sering muncul berulang.
11 Karies Superfisial Terdapat bintik putih pada gigi, gigi berlubang.
12 Liken Planus Bintik-bintik merah bersisik pada mulut, disertai rasa gatal, luka
terbuka berwarna biru keputihan, terdapat benjolan ungu pada mulut, luka atau benjolan sering muncul berulang.
13 Nekrosis Pulpa Gigi berlubang, terdapat lubang sangat besar pada gigi, terjadi
pembusukan gigi, pulpa mati rasa, ruang pulpa terbuka. 14 Pulpitis Akut
Gigi berlubang, gigi keluar darah, gigi nyeri saat terkena rangsangan panasdingin, terdapat lubang sangat besar pada
gigi, nyeri saat berbaring, pulpa terinfeksi, sakit berdenyut tanpa ransangan.
15 Sariawan Bibir kemerahan, demam, disertai rasa gatal, luka mudah
berdarah, luka terbuka pada lidah, terasa perih saat makan dan minum, terdapat luka pada mukosa mulut.
19
Tabel 2 Hasil Pengujian Blackbox Testing
Fungsi yang diuji
Kondisi
Output
yang diharapkan
Output
yang muncul
Hasil
Pengecekan format
file
dan format
penulisan
file
Format sesuai ketentuan
Sukses menyimpan
file
Sukses menyimpan
file Valid
Format tidak sesuai
ketentuan Tidak dapat
menyimpan
file
Tidak dapat menyimpan
file Valid
Membaca
file
pertanyaan Tidak
mengubah jumlah
pertanyaan Sukses
membaca
file
pertanyaan Sukses
membaca
file
pertanyaan
Valid
Mengubah jumlah
pertanyaan Sukses
membaca
file
pertanyaan Sukses
membaca
file
pertanyaan
Valid
Membaca
file
aturan Tidak
mengubah jumlah aturan
dan kondisi Sukses
membaca
file
aturan Sukses
membaca
file
aturan
Valid
Mengubah jumlah aturan
dan kondisi Sukses
membaca
file
aturan Sukses
membaca
file
aturan
Valid
Representasi aturan ke
dalam
database
Tidak mengubah
jumlah aturan dan kondisi
Sesuai dengan bentuk
reprensentasi aturan
Sesuai dengan bentuk
reprensentasi aturan
Valid
Mengubah jumlah aturan
dan kondisi Sesuai dengan
bentuk reprensentasi
aturan Sesuai dengan
bentuk reprensentasi
aturan
Valid
Menampilkan kesimpulan
Memilih gejala
Sukses menampilkan
kesimpulan Sukses
menampilkan kesimpulan
Valid
Tidak memilih
gejala Sukses
menampilkan pesan
peringatan Sukses
menampilkan pesan
peringatan
Valid
Perhitungan bobot dalam
mencari kesimpulan
Memilih gejala
Sesuai perhitungan
manual Sesuai
perhitungan manual
Valid
Memilih gejala yang
lain Sesuai
perhitungan manual
Sesuai perhitungan
manual
Valid
20
5. Simpulan