1
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat pesat, mengubah sistem yang tradisional menjadi sistem modern, terutama dengan adanya
internet. 82 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet [1]. Hal ini juga didukung oleh tersedianya akses internet gratis melalui layanan hotspot
di tempat-tempat umum seperti café, kampus, bandara dan tempat umum lainya.
Pada layanan hotspot, algoritma autentikasi yang dilakukan berbeda-beda, mulai dari menggunakan password bersama baik menggunakan WEP, WPA
hingga menggunakan sistem captive portal. Captive portal menjadi pilihan terbaik bagi para operator jaringan dalam memberikan autentikasi bagi para
pengguna infrastruktur seperti traffic, shaping dan kontrol bandwidth, tanpa perlu menginstal aplikasi khusus. Captive portal juga mengijinkan
administrator melakukan berbagai hal secara aman melalui SSL IPsec dan mengkonfigurasi rule quality of service tiap pengguna. Pada saat pengguna
melakukan browsing ke internet, captive portal akan memaksa pengguna yang belum terautentikasi untuk melakukan autentikasi melalui web browser dan
akan memberikan tampilan halaman login termasuk informasi tentang hotspot yang sedang digunakan[2].
Dalam penggunaan jaringan hotspot dengan sistem captive portal, biasanya pengelolaan bandwidth masih bersifat global atau tidak dipisahkan
secara spesifik menurut jenis pengguna. Hal ini sangat merugikan pengguna yang memiliki prioritas lebih tinggi dari pengguna lain karena semua
pengguna mendapatkan bandwidth yang sama-sama besar. Untuk itu perlu dilakukan mekanisme pengelolaan bandwidth menggunakan atribut user-
profile. User-Profile merupakan atribut yang dapat mengelompokkan pengguna dan mengatur bandwidth pengguna berdasarkan kelompok
. Salah
satu algoritma yang diterapkan untuk menjamin pengguna mendapatkan bandwidth sesuai dengan jenis kelompok yang berbeda-beda yaitu algoritma
Hierarchical Token Bucket HTB. Teknik antrian algoritma HTB memberikan batasan traffik pada setiap level maupun klasifikasi, sehingga
bandwidth yang tidak terpakai oleh level yang tinggi dapat digunakan atau dipinjam oleh level yang lebih rendah[3].
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menerapkan algoritma HTB dalam membagi bandwidth pengguna di dalam
kelompok prioritas berdasarkan jenis kebutuhan pengguna terhadap beberapa protocol pada layanan jaringan yang digunakan. Manfaat penelitian ini adalah
dapat mengetahui fungsi dari user-profile dalam mengelola bandwidth pengguna didalam kelompok dengan menggunakan algoritma HTB agar
masing-masing pengguna mendapatkan bandwidth sesuai dengan kategori prioritasnya. Penelitian ini hanya menggunakan queue type secara default dan
tidak membahas pengaruh queue type dalam jaringan.
2
2. Tinjauan Pustaka