Di Jakarta, pada pertengahan abad ke-18, hidup Nie Hu-Kong, seorang pemimpin golongan Cina yang dikenal sebagai penggemar musik.
Atas prakarsanya, terjadi pengabungan alat-alat musik yang biasa terdapat dalam gamelan plego slendro dengan gamelan yang berasal dari Tiongkok.
Orang-orang peranakan Cina, seperti halnya Nie Hu-kong, merasa lebih dapat menikmati tarian dan nyanyian para ciokek, yaitu para penyanyi ciokek yang
merangkap sebagai penari pribumi. Pada masa-masa itu, orkes gambang kromong hanya dimiliki oleh babah-babah peranakan yang tinggal di sekitar
Tanggerang dan Bekasi, selain di Jakarta sendiri. Dari sejarah itu, tampak jelas bahwa terbentuknya orkes gambang kromong tidak dapat dilepaskan
dari peran dan jasa Nie Hu-kong.
Depok, 15 Agustus 2016
SOAL PENGAYAAN Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas XI IPA dan IPS 2016-2017
Standar Kompetensi : Mampu membaca
dan memahami
berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca
Kompetensi Dasar : Menemukan perbedaan paragraf deduktif
dengan paragraf
induktif melalui
kegiatan membaca intensif.
Tujuan Pembelajaran :
1. Menentukan paragraf deduktif dan induktif.
2. Menganalisis paragraf deduktif dan induktif.
3. Membedakan paragraf deduktif dan induktif.
Alokasi Waktu : 45 menit
Susunlah teks yang di dalamnya mengandung paragraf deduktif dan paragraf induktif
4 paragraf
Depok, 15 Agustus 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI IPA
Semester TA : Satu 2016-2017
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Penyusun : Rahma Zuddiyya S.
A. Standar
Kompetensi
: Membaca 3. Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca intensif dan membaca nyaring.
B. Kompetensi Dasar
: 3.2 Membacakan berita dengan intonasi, lafal,
dan sikap membaca yang baik.
C. Indikator
: Membacakan
nasakah berita
dengan memperhatikan penggunaan lafa, intonasi,
kejelasan ucapan, tatapan mata, dan sikap membaca yang benar
Membahas pembacaan berita yang dilakukan teman
Mengidentifikasikan kalimat tumggal
D. Tujuan
Pembelajaran
: Peserta didik mampu membacakan naskah
berita dengan memperhatikan lafal, intonasi, kejelasan ucapan, tatapan mata, dan sikap
membaca yang benar. Peserta didik mampu membahas pembacaan
berita yang dilakukan teman Peserta didik mampu mrngidentifikasi
kalimat tunggal.
E. Materi Pembelajaran
Membaca Berita
Membaca berita termasuk ke dalam jenis membaca nyaring. Dalam hal ini, seseorang menyuarakan isi berita untuk bisa didengar orang lain. Agar
berita yang dibacakan dapat dipahami secara benar dan jelas, pembaca berita harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Lafal
Lafal adalah cara seseorang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Ketika membaca berita berbahasa indonesia, kita diharapkan dapat
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang tidak lagi dipengaruhi oleh bahasa daerah.
2. Intonasi
Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan perbedaan makna pada kalimat itu sendiri.
3. Kejelasan Ucapan
Kejelasan ucapan berkaitan dengan volume suara, penjedaan, dan kecepatan. Membacakan berita harus menggunakan suara yang nyaring
sehingga dapat didengar dengan jelas oleh pendengarnya. Demikian pula dengan penjedaan dan kecepatan dalam membacakan berita.
4. Sikap Tubuh
Sikap tubuh seorang pembaca berita berpengaruh terhadap tanggapan para pemirsa. Sikap tubuh yang kaku dapat menyebabkan
pemirsa manjadi bosan. Sementara, sikap tubuh yang terlalu santai juga dapat menimbulkan kesan negatif. Selain itu, seorang pembaca berita juga
perlu memperhatikan pandangan mata, gerak-gerik, mimik wajah, serta ilustrasi lain yang wajar dan bervariasi.
5. Penguasaan Materi
Pada saat seseorang sedang membacakan sebuah berita, sebaiknya ia memperlihatkan bahwa dirinya telah memahami isi berita yang
dibacanya.
F. Skenario Pembelajaran Tatap Muka
No. Kegiatan
Alokasi Waktu
Metode
1. Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru melakukan apersepsi terkait
dengan materi berita. d. Guru menyampaikan SK, KD, dan
tujuan pembelajaran. 2 menit
3 menit 5 menit
3 menit Tanya
Jawab Informatif
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Peserta didik
diberikan materi
mengenai syarat membaca berita yang baik.
b. Peserta didik
menyimak contoh
pembacaan berita.
Elaborasi
c. Peserta didik secara bergantian maju ke depan kelas untuk membaca berita
sesuai syarat membaca berita yang baik.
d. Peserta didik memberikan penilaian terhadap hasil pembacaan
berita peserta didik lain.
Konfirmasi
e. Guru bersama
peserta didik
menyimpulkan pembelajaran hari ini mengenai pembacaan berita yang baik
dan benar. 7 menit
5 menit
45 menit
10 menit
5 menit Informatif
Penugasan
Presentasi
Tanya Jawab
Penutup
3. a. Refleksi
b. Guru memberikan penguatan c. Guru memberi tugas peserta didik
untuk mencari contoh teks berita lalu membacakannya
dan direkam
divideo. d. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam. 10 menit
G. Metode :
Tanya Jawab, Informatif, Penugasan, dan Presentasi
H. Alat dan Media Pembelajaran :
Laptop, LCD, Video Berita, Lembar Materi, dan Teks Berita.
I. Sumber Belajar :
Alex Agus. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia: untuk SMA dan MA Kelas XI. Tanggerang: Esis.
Kosasih, Engkos.2012. Cerdas Berbahasa Indonesia Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Suratno Wahono. Bahasa Indonesia: Untuk SMA dan MA kelas XI Program IPA dan IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Nasional.
J. Penilaian
a Teknik : Tes Tertulis b Kisi-kisi Soal
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Ruang Lingkup
Materi Indikator Soal
Nomor Soal
3. Memahami
ragam wacana tulis
3.2 Membacakan
berita dengan intonasi,
Berita Mampu
membaca berita sesuai dengan
teknik syarat 1
dengan membaca
intensif dan membaca
nyaring. lafal, dan
sikap membaca
yang baik. membaca berita
yang baik.
c Soal Tes Akhir
Bacalah teks berita sesuai dengan teknik syarat membaca berita yang baik
Pedoman Penskoran
No. Nama
Aspek Jumlah
Skor Intonasi Pelafalan Penjedaan Sikap
1. 2.
3. 4.
...
Keterangan Skor Maksimal Intonasi
: 25 Pelafalan
: 25 Penjedaan
: 25 Sikap
: 25 Skor Maksimal
: 100
Skor Penilaian :
= Nilai Akhir
Depok, 15 Agustus 2016
Lampiran
POTRET PENDIDIKAN DI PULAU HARIMAU
LAMPUNG SELATAN - Pendidikan di daerah pulau sepertinya
belum menjadi perhatian serius pemerintah. Di Kabupaten Lampung Selatan, nasib tragis harus dialami oleh siswa Pulau Harimau. Sekolah mereka, SDN 5,
Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan hanya memiliki dua ruang kelas. Sekat pemisah antarkelas hanyalah selembar triplek tipis.
Suasana bising tidak dapat terelakkan. Pasalnya, satu ruang kelas digunakan untuk siswa dari tiga kelas. Kondisi ini membuat para guru cukup
kesulitan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sebab, jika satu guru menerangkan mata pelajaran, maka guru di ruang lainya harus diam atau diisi
dengan kegiatan menulis. Tak hanya itu, konsentrasi belajar siswa tidak dapat maksimal. Selain bising, suasana di dalam ruang kelas pun panas. Meski
demikian, para siswa di sekolah ini antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketika bel masuk sekolah berbunyi, mereka dengan tertib memasuki kelas.
Kekurangan gedung sekolah telah dialami penduduk Pulau Harimau selama puluhan tahun. Namun pemerintah seolah tak serius menangani
permasalahan pendidikan di daerah pulau. Contoh lain juga terdapat di Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Karena minimnya
fasilitas sekolah, warga pun memilih menyekolahkan anaknya ke wilayah darat meski dengan biaya yang cukup tinggi. Pilihan lainnya, anak-anak Pulau Sebesi
tidak mengenyam pendidikan dasar.
http:news.okezone.comread20160420651368017potret-pendidikan-di-pulau-harimau