6
tersebut ditumpangkan ke listrik PLN. Dengan sistem PLC ini maka pengiriman informasi tidak memerlukan kabel tambahan, cukup dengan kabel listrik PLN yang sudah terpasang
sebagai media transmisi. Sehingga untuk setiap area yang sudah terinstalasi listrik PLN dapat digunakan metode telekomunikasi
powerline
untuk berkomunikasi.
2.1.1. Standard dan Regulasi
Kurangnya standarisasi menjadi salah satu kendala utama terlambatnya perkembangan teknologi
powerline
. Namun terdapat beberapa standarisasi dari berbagai negara maupun organisasi yang dapat dijadikan acuan, seperti:
Band frekuensi di Eropa Di Eropa oleh CENELEC ditetapkan sinyal untuk instalasi listrik tegangan
rendah pada rentang frekuensi 3 kHz – 148,5 kHz. Untuk band frekuensi 3-9
kHz output dari transmiter tidak lebih dari 5V. Band frekuensi 9 kHz maksimal 5 V dan menurun secara eksponensial menjadi 1 V untuk band frekuensi 95 kHz.
Untuk band frekuensi 95 kHz – 148,5 kHz tidak lebih dari 0.63 V.
Band frekuensi di USA FCC menetapkan band frekuensi yang boleh digunakan untuk PLC adalah 0
–530 kHz dialokasikan 100-450 kHz.
Band Frekuensi di Jepang Di Jepang band frekuensi 10
– 450 kHz diperbolehkan. Regulasi maupun standarisasi diatas ditujukan untuk teknologi PLC
Ultra Narrow Band
0,3-3 kHz dan
Narrow band
3-500 kHz. Pada dasarnya penggunaan PLC dibagi menjadi dua, yaitu
access
dan
in-house.
Teknologi
access
digunakan untuk mengirimkan data melalui listrik tegangan rendah ke rumah-rumah. Salah satu aplikasinya adalah untuk
menyediakan koneksi internet ke rumah-rumah. Berbeda dengan
access,
teknlogi
in-house
adalah teknologi PLC yang diaplikasikan dalam sebuah rumah dan lingkup pengiriman datanya terbatas pada satu rumah itu sendiri. Jadi
access
digunakan untuk pengiriman jarak jauh sedang
in-house
pengiriman data dengan jarak yang pendek. Untuk
access
dibutuhkan band frekuensi yang lebih besar satuan MHz dari regulasi-regulasi diatas, sedang untuk
skripsi ini merupakan aplikasi dari teknologi PLC
in-house
yang berada pada
Narrow Band PLC
.
7
2.1.2.Penumpangan Sinyal Informasi ke Saluran Daya
Pada prinsipnya penumpangan sinyal informasi ke listrik PLN adalah penggabungan dua gelombang yang memiliki amplitudo, frekuensi, dan fase yang bervariasi menjadi
sebuah gelombang kompleks. Dalam penerapannya sistem PLC ini yaitu penggabungan sinyal informasi termodulasi yang memiliki frekuensi tengah 125 kHz dengan amplitudo
yang kecil dan listrik PLN yang frekuensinya 50 Hz dengan amplitudo yang jauh lebih tinggi.
Penggabungan dua buah gelombang menjadi sebuah gelombang kompleks menggunakan cara superposisi gelombang, yaitu dua atau lebih gelombang sinus dapat
melintasi jalan yang sama pada waktu yang sama di sebuah media dan tidak saling mengganggu. Dengan kata lain, kedua gelombang masih ada dan masing-masing dapat
dikembalikan ke bentuk semula dari gelombang yang kompleks [4].
Gambar 2.1. Dua buah gelombang yang mempunyai karakteristik yang berbeda [4]
8
Gambar 2.2. Gelombang hasil superposisi [4]
2.1.3. Kendala Komunikasi PLC