SERANGAN ULAT PENGGEREK BATANG (Ostrinia furnacalis) PADA BATANG DAN PENGGEREK TONGKOL (Helicoverpa armigera) TANAMAN JAGUNG PADA DUA MUSIM DI KECAMATAN METRO KIBANG LAMPUNG TIMUR

(1)

ABSTRACT

WORM ATTACK STEM BORER (Ostrinia furnicalis) ON THE TRUNK AND COB BORER (Helicoverpa armigera) CORN CROP IN TWO SEASONS IN THE DISTRICT

OF METRO KIBANG EAST LAMPUNG

BY

LUKITO TRIWIBOWO

Maize (Zea maysL.) is the second staple food after rice. That there are important pests in corn planting, among others, stem borer caterpillar (Ostrinia furnicalis), cob borer caterpillars (Helicoverpa armigera), armyworm (Spodoptera lituraF.) and seed flies (Atherigonasp). This study aims to determine the level of stem borer (Ostrinia furnicalis) on the stem and cob borers (Helicoverpa armigera) on maize crops in District Metro Kibang East Lampung, in the rainy season months of January to April 2009 and in the dry season in August-December 2009 . Research carried out by collecting data and the percentage of stem borer attack cob borer and stem borer attack intensity and cob borers. Research results showed that a stem borer pests and cob borers higher in the rainy season. With a proven high value of the intensity of the attacks continues to increase each observation. The percentage of stem borer attack and cob borers higher in the rainy season, the observation 45 days after planting already seen the symptoms of an attack. While in the dry season until 56 days after planting has not seen any symptoms of an attack. The stem and cob borers on 92 days after planting showed a maximum value of the mean value of 100% whole plant corn borer attacked in the rainy season. In addition, the diversity of pest data was higher in the rainy season to see the value of standard deviation.


(2)

ABSTRAK

SERANGAN ULAT PENGGEREK BATANG(Ostrinia furnacalis)PADA BATANG DAN PENGGEREK TONGKOL(Helicoverpa armigera)TANAMAN

JAGUNG PADA DUA MUSIM DI KECAMATAN METRO KIBANG LAMPUNG TIMUR

Oleh

LUKITO TRIWIBOWO

Jagung (zea mays L.) adalah bahan makanan pokok kedua setelah padi. Hama penting yang ada pada pertanaman jagung antara lain ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis), ulat penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan lalat bibit (Atherigona sp). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan penggerek batang (Ostrinia furnicalis) pada batang dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur, pada musim hujan bulan Januari-April 2009 dan pada musim kemarau pada bulan Agustus-Desember 2009. Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data persentase serangan penggerek batang dan penggerek tongkol serta intensitas serangan penggerek batang dan penggerek tongkol. Penelitian yang berupa Hasil penelitian menunjukkan serangan hama penggerek batang dan penggerek tongkol lebih tinggi pada musim hujan. Dengan dibuktikan tingginya nilai intensitas serangan yang terus meningkat setiap pengamatan. Persentase serangan hama penggerek batang dan penggerek tongkol lebih tinggi terjadi pada musim hujan, pada pengamatan 45 hari setelah tanam sudah terlihat adanya gejala serangan. Sedangkan pada musim kemarau sampai 56 hari setelah tanam belum terlihat adanya gejala serangan. Pada musim hujan juga serangan penggerek batang dan tongkol pada 92 hari setelah tanam menunjukkan nilai maksimum yaitu nilai 100% yang artinya seluruh tanaman jagung terserang hama penggerek. Selain itu keragaman data serangan hama lebih tinggi pada musim hujan dengan melihat nilai standar deviasi.


(3)

V. SIMPULAN

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada serangan hama penggerek batang

(Ostrinia furnicalis)pada batang dan hama penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)pada tanaman jagung lebih tinggi pada musim hujan. Tanaman jagung mulai terserang pada umur 45

50 hari setelah tanam dan meningkat pada umur 64 hari setelah tanam sampai 71 hari setelah tanam. Pada musim kemarau serangan hama mulai terlihat pada umur 63 hari setelah tanam, lebih rendah dari serangan pada musim hujan.

Intensitas serangan hama penggerek batang (Helicoverpa armigera)pada batang dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)pada tanaman jagung lebih tinggi pada musim hujan. Serangan hama sudah terlihat pada tanaman jagung berumur 45 hari setelah tanam sedangkan pada musim kemarau serangan hama penggerek baru terlihat pada tanaman jagung berumur 63 hari setelah tanam.


(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanaman jagung di Indonesia (Zea maysL.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Tanaman ini berasal dari Amerika. Sekitar abad ke-16, orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Tanaman jagung tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan daerah penghasil utama berada di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung (Purwanti dkk., 2002).

Selain sebagai bahan pangan, jagung yang masih muda dapat dikonsumsi manusia sebagai sayuran dan yang tua dapat diolah menjadi tepung jagung serta dapat digunakan sebagai makanan ternak, bahan dasar industri kertas, minyak, dan lain-lain (Danarti & Najiati, 1999).

Kebutuhan terhadap konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat terutama bagi usaha peternakan dan industri. Pada tahun 2006, Indonesia mengimpor jagung sebanyak 400 ribu ton, dan pada tahun 2007 sebesar 1,6 juta ton. Pada tahun 2008, pemerintah telah mencanangkan swasembada jagung dengan target produksi 15 juta ton. Target tersebut dapat terpenuhi apabila ada dukungan dari pemerintah melalui pemberian subsidi benih unggul pada kelompok tani (Chevny, 2006dalamLaila, 2007).


(5)

2

Angka Ramalan I (ARAM I) produksi jagung tahun 2009 diperkirakan sebesar 16,48 juta ton pipilan kering. Dibandingkan produksi tahun 2008, terjadi kenaikan sebesar 154,32 ribu ton (0,95%). Kenaikan produksi tahun 2009 diperkirakan terjadi karena naiknya luas panen seluas 5,87 ribu ha (0,15%) dan produktivitas sebesar 0,32 kuintal/ha (0,78%) , serta penurunan kerusakan jagung akibat serangan penyakit dan hama, yaitu dengan penggunaan varietas jagung unggulan (Agro-Indonesia 14-20 April 2009).

Provinsi Lampung hingga saat ini menduduki urutan ketiga sebagai salah satu produsen jagung di Indonesia setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung Lampung pada tahun 2009 mencapai 850,23 ribu ton biji kering. Dibandingkan tahun 2008, produksi naik 73,74 ribu ton atau 9,5%, dan 3,04 juta ton (22,85%) di tahun 2007. Kenaikan produksi 2009 itu karena adanya peningkatan panen seluas 46,2 ribu ha (7,81%) dan kenaikan produktivitas 0,2 kuintal per ha (1,52%) (BPS Propinsi Lampung, 2009).

Kenaikan produksi ini menunjukkan bahwa jagung merupakan komoditas strategis yang produksi nasionalnya yang perlu ditingkatkan. Namun demikian, usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan, antara lain kesuburan tanah, budi daya yang kurang baik, serta permasalahan hama dan penyakit tanaman jagung. Hama penting yang ada pada pertanaman jagung antara lain ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis), ulat penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), lalat bibit (Atherigona sp.)dan ulat grayak(Spodoptera lituraF.)(Kartasapoetra, 1987).


(6)

3

Ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) banyak terdapat di daerah pertanian India, Jepang dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dalam serangannya setiap lubang yang digereknya, sering terdapat lebih dari seekor ulat. Dengan demikian ulat ini mampu merusak bunga dan bakal buah yang masih muda dengan melalui lubang yang digereknya dalam batang. Ulat ini berkembang dengan pesat di daerah yang beriklim kering atau kemarau. Ulat penggerek batang ditemukan hampir di seluruh tanaman jagung di Provinsi Lampung dan mengakibatkan penurunan hasil produksi (Surtikanti, 2002).

Ulat penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) terkenal sebagai perusak tanaman jagung yang terdapat di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Bagian tanaman jagung yang dirusaknya terutama buah-buah jagung. UlatHelicoverpayang tidak berhasil masuk ke dalam buah jagung, sebagai makanannya merusak daun jagung yang masih muda. Tongkol yang terserang ditandai rambut atau ujungnya

nampak termakan ulat penggerek tongkol atau pada bagian tersebut nampak aktivitas penggerek (Pracaya, 2005).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) pada batang dan ulat pengggerek tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung pada dua musim berbeda di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur.

C. Kerangka Pemikiran

Ulat penggerek batang dan penggerek tongkol merupakan hama utama pada tanaman jagung. Hama ini dapat mengakibatkan produktivitas tanaman yang


(7)

4

terserang menurun hingga 10%, sedangkan varietas tertentu dapat mencapai 40% (Kompas, 2008).

Serangan ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) muncul sejak tanaman jagung mulai berbuah, atau sejak bunga betina muncul. Hama ini meletakkan telurnya pada daun. Setelah menetas, larvanya akan memakan batang jagung dan menyerang rambut serta pucuk tongkol buah. Tanda serangan ulat yang masih muda terlihat garis-garis putih bekas gigitan, berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek (Endros, 2009).

Ulat penggerek buah atau tongkol (Helicoverpa armigera) menyerang setelah tanaman berumur 45 hari setelah tanam. Kuncup buah jagung yang masih muda jika terserang akan rusak dan apabila seludangnya dibuka di dalamnya ditemukan ulat. Bagian dari biji-biji jagung yang sudah terserang ulat tersebut menjadi hampa. Biji hampa dalam keadaan seludang terbuka memudahkan terkontaminasi jamur sehingga menjadi busuk dan berwarna hitam (Pracaya, 2005).

Tingkat serangan hama ini diduga berbeda pada kondisi iklim yang berbeda yaitu pada musim hujan dan musim kemarau. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh tingkat populasi hama yang berbeda pada kedua musim tersebut. Lokasi tanaman juga kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat serangan hama tersebut.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan pada kedua musim yang berbeda dan lokasi tanam yang berbeda pula.

Penelitian ini menggunakan varietas yang digunakan oleh petani di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat serangan hama penggerek batang (Ostrinia furnicalis) pada batang dan penggerek


(8)

5

tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung pada musim hujan dan musim kemarau.


(9)

ABSTRACT

WORM ATTACK STEM BORER (Ostrinia furnicalis) ON THE TRUNK AND COB BORER (Helicoverpa armigera) CORN CROP IN TWO SEASONS IN THE DISTRICT

OF METRO KIBANG EAST LAMPUNG

BY

LUKITO TRIWIBOWO

Maize (Zea maysL.) is the second staple food after rice. That there are important pests in corn planting, among others, stem borer caterpillar (Ostrinia furnicalis), cob borer caterpillars (Helicoverpa armigera), armyworm (Spodoptera lituraF.) and seed flies (Atherigonasp). This study aims to determine the level of stem borer (Ostrinia furnicalis) on the stem and cob borers (Helicoverpa armigera) on maize crops in District Metro Kibang East Lampung, in the rainy season months of January to April 2009 and in the dry season in August-December 2009 . Research carried out by collecting data and the percentage of stem borer attack cob borer and stem borer attack intensity and cob borers. Research results showed that a stem borer pests and cob borers higher in the rainy season. With a proven high value of the intensity of the attacks continues to increase each observation. The percentage of stem borer attack and cob borers higher in the rainy season, the observation 45 days after planting already seen the symptoms of an attack. While in the dry season until 56 days after planting has not seen any symptoms of an attack. The stem and cob borers on 92 days after planting showed a maximum value of the mean value of 100% whole plant corn borer attacked in the rainy season. In addition, the diversity of pest data was higher in the rainy season to see the value of standard deviation.


(10)

ABSTRAK

SERANGAN ULAT PENGGEREK BATANG(Ostrinia furnacalis)PADA BATANG DAN PENGGEREK TONGKOL(Helicoverpa armigera)TANAMAN

JAGUNG PADA DUA MUSIM DI KECAMATAN METRO KIBANG LAMPUNG TIMUR

Oleh

LUKITO TRIWIBOWO

Jagung (zea mays L.) adalah bahan makanan pokok kedua setelah padi. Hama penting yang ada pada pertanaman jagung antara lain ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis), ulat penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan lalat bibit (Atherigona sp). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan penggerek batang (Ostrinia furnicalis) pada batang dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur, pada musim hujan bulan Januari-April 2009 dan pada musim kemarau pada bulan Agustus-Desember 2009. Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data persentase serangan penggerek batang dan penggerek tongkol serta intensitas serangan penggerek batang dan penggerek tongkol. Penelitian yang berupa Hasil penelitian menunjukkan serangan hama penggerek batang dan penggerek tongkol lebih tinggi pada musim hujan. Dengan dibuktikan tingginya nilai intensitas serangan yang terus meningkat setiap pengamatan. Persentase serangan hama penggerek batang dan penggerek tongkol lebih tinggi terjadi pada musim hujan, pada pengamatan 45 hari setelah tanam sudah terlihat adanya gejala serangan. Sedangkan pada musim kemarau sampai 56 hari setelah tanam belum terlihat adanya gejala serangan. Pada musim hujan juga serangan penggerek batang dan tongkol pada 92 hari setelah tanam menunjukkan nilai maksimum yaitu nilai 100% yang artinya seluruh tanaman jagung terserang hama penggerek. Selain itu keragaman data serangan hama lebih tinggi pada musim hujan dengan melihat nilai standar deviasi.


(11)

V. SIMPULAN

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada serangan hama penggerek batang

(Ostrinia furnicalis)pada batang dan hama penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)pada tanaman jagung lebih tinggi pada musim hujan. Tanaman jagung mulai terserang pada umur 45

50 hari setelah tanam dan meningkat pada umur 64 hari setelah tanam sampai 71 hari setelah tanam. Pada musim kemarau serangan hama mulai terlihat pada umur 63 hari setelah tanam, lebih rendah dari serangan pada musim hujan.

Intensitas serangan hama penggerek batang (Helicoverpa armigera)pada batang dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)pada tanaman jagung lebih tinggi pada musim hujan. Serangan hama sudah terlihat pada tanaman jagung berumur 45 hari setelah tanam sedangkan pada musim kemarau serangan hama penggerek baru terlihat pada tanaman jagung berumur 63 hari setelah tanam.


(1)

3

Ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) banyak terdapat di daerah pertanian India, Jepang dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dalam serangannya setiap lubang yang digereknya, sering terdapat lebih dari seekor ulat. Dengan demikian ulat ini mampu merusak bunga dan bakal buah yang masih muda dengan melalui lubang yang digereknya dalam batang. Ulat ini berkembang dengan pesat di daerah yang beriklim kering atau kemarau. Ulat penggerek batang ditemukan hampir di seluruh tanaman jagung di Provinsi Lampung dan mengakibatkan penurunan hasil produksi (Surtikanti, 2002).

Ulat penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) terkenal sebagai perusak tanaman jagung yang terdapat di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Bagian tanaman jagung yang dirusaknya terutama buah-buah jagung. UlatHelicoverpayang tidak berhasil masuk ke dalam buah jagung, sebagai makanannya merusak daun jagung yang masih muda. Tongkol yang terserang ditandai rambut atau ujungnya

nampak termakan ulat penggerek tongkol atau pada bagian tersebut nampak aktivitas penggerek (Pracaya, 2005).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) pada batang dan ulat pengggerek tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung pada dua musim berbeda di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur.

C. Kerangka Pemikiran

Ulat penggerek batang dan penggerek tongkol merupakan hama utama pada tanaman jagung. Hama ini dapat mengakibatkan produktivitas tanaman yang


(2)

4

terserang menurun hingga 10%, sedangkan varietas tertentu dapat mencapai 40% (Kompas, 2008).

Serangan ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) muncul sejak tanaman jagung mulai berbuah, atau sejak bunga betina muncul. Hama ini meletakkan telurnya pada daun. Setelah menetas, larvanya akan memakan batang jagung dan menyerang rambut serta pucuk tongkol buah. Tanda serangan ulat yang masih muda terlihat garis-garis putih bekas gigitan, berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek (Endros, 2009).

Ulat penggerek buah atau tongkol (Helicoverpa armigera) menyerang setelah tanaman berumur 45 hari setelah tanam. Kuncup buah jagung yang masih muda jika terserang akan rusak dan apabila seludangnya dibuka di dalamnya ditemukan ulat. Bagian dari biji-biji jagung yang sudah terserang ulat tersebut menjadi hampa. Biji hampa dalam keadaan seludang terbuka memudahkan terkontaminasi jamur sehingga menjadi busuk dan berwarna hitam (Pracaya, 2005).

Tingkat serangan hama ini diduga berbeda pada kondisi iklim yang berbeda yaitu pada musim hujan dan musim kemarau. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh tingkat populasi hama yang berbeda pada kedua musim tersebut. Lokasi tanaman juga kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat serangan hama tersebut.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan pada kedua musim yang berbeda dan lokasi tanam yang berbeda pula.

Penelitian ini menggunakan varietas yang digunakan oleh petani di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat serangan hama penggerek batang (Ostrinia furnicalis) pada batang dan penggerek


(3)

5

tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung pada musim hujan dan musim kemarau.


(4)

ABSTRACT

WORM ATTACK STEM BORER (Ostrinia furnicalis) ON THE TRUNK AND COB BORER (Helicoverpa armigera) CORN CROP IN TWO SEASONS IN THE DISTRICT

OF METRO KIBANG EAST LAMPUNG

BY

LUKITO TRIWIBOWO

Maize (Zea maysL.) is the second staple food after rice. That there are important pests in corn planting, among others, stem borer caterpillar (Ostrinia furnicalis), cob borer caterpillars (Helicoverpa armigera), armyworm (Spodoptera lituraF.) and seed flies (Atherigonasp). This study aims to determine the level of stem borer (Ostrinia furnicalis) on the stem and cob borers (Helicoverpa armigera) on maize crops in District Metro Kibang East Lampung, in the rainy season months of January to April 2009 and in the dry season in August-December 2009 . Research carried out by collecting data and the percentage of stem borer attack cob borer and stem borer attack intensity and cob borers. Research results showed that a stem borer pests and cob borers higher in the rainy season. With a proven high value of the intensity of the attacks continues to increase each observation. The percentage of stem borer attack and cob borers higher in the rainy season, the observation 45 days after planting already seen the symptoms of an attack. While in the dry season until 56 days after planting has not seen any symptoms of an attack. The stem and cob borers on 92 days after planting showed a maximum value of the mean value of 100% whole plant corn borer attacked in the rainy season. In addition, the diversity of pest data was higher in the rainy season to see the value of standard deviation.


(5)

ABSTRAK

SERANGAN ULAT PENGGEREK BATANG(Ostrinia furnacalis)PADA BATANG DAN PENGGEREK TONGKOL(Helicoverpa armigera)TANAMAN

JAGUNG PADA DUA MUSIM DI KECAMATAN METRO KIBANG LAMPUNG TIMUR

Oleh

LUKITO TRIWIBOWO

Jagung (zea mays L.) adalah bahan makanan pokok kedua setelah padi. Hama penting yang ada pada pertanaman jagung antara lain ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis), ulat penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan lalat bibit (Atherigona sp). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan penggerek batang (Ostrinia furnicalis) pada batang dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) pada tanaman jagung di Kecamatan Metro Kibang Lampung Timur, pada musim hujan bulan Januari-April 2009 dan pada musim kemarau pada bulan Agustus-Desember 2009. Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data persentase serangan penggerek batang dan penggerek tongkol serta intensitas serangan penggerek batang dan penggerek tongkol. Penelitian yang berupa Hasil penelitian menunjukkan serangan hama penggerek batang dan penggerek tongkol lebih tinggi pada musim hujan. Dengan dibuktikan tingginya nilai intensitas serangan yang terus meningkat setiap pengamatan. Persentase serangan hama penggerek batang dan penggerek tongkol lebih tinggi terjadi pada musim hujan, pada pengamatan 45 hari setelah tanam sudah terlihat adanya gejala serangan. Sedangkan pada musim kemarau sampai 56 hari setelah tanam belum terlihat adanya gejala serangan. Pada musim hujan juga serangan penggerek batang dan tongkol pada 92 hari setelah tanam menunjukkan nilai maksimum yaitu nilai 100% yang artinya seluruh tanaman jagung terserang hama penggerek. Selain itu keragaman data serangan hama lebih tinggi pada musim hujan dengan melihat nilai standar deviasi.


(6)

V. SIMPULAN

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada serangan hama penggerek batang

(Ostrinia furnicalis)pada batang dan hama penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)pada tanaman jagung lebih tinggi pada musim hujan. Tanaman jagung mulai terserang pada umur 45

50 hari setelah tanam dan meningkat pada umur 64 hari setelah tanam sampai 71 hari setelah tanam. Pada musim kemarau serangan hama mulai terlihat pada umur 63 hari setelah tanam, lebih rendah dari serangan pada musim hujan.

Intensitas serangan hama penggerek batang (Helicoverpa armigera)pada batang dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)pada tanaman jagung lebih tinggi pada musim hujan. Serangan hama sudah terlihat pada tanaman jagung berumur 45 hari setelah tanam sedangkan pada musim kemarau serangan hama penggerek baru terlihat pada tanaman jagung berumur 63 hari setelah tanam.


Dokumen yang terkait

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Jagung Terhadap Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis Guenee) dan Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera Hubner) Di Lapangan Uji Terbatas

10 124 56

ENGARUH KOMPOSISI PUPUK TERHADAP PENGGEREK BATANG (Ostrinia furnacalis Guenee ) DAN PENGGEREK TONGKOL (Helicoverpa armigera Hubner) PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays)

0 7 35

Penggerek Batang Jagung Ostrinia furnacalis Guenée (Lepidoptera: Crambidae): Tingkat Serangan di Wilayah Bogor dan Siklus Hidupnya di Laboratorium

0 5 59

Populasi dan Musuh Alami Telur Penggerek Batang Jagung Asia Ostrinia furnacalis Guenée (Lepidoptera: Crambidae) di Wilayah Bogor

0 7 49

. Biologi Penggerek Batang Jagung Ostrinia Furnacalis Guenée Yang Diberi Pakan Buatan

1 9 25

Uji Efektivitas NPV Terhadap Pengendalian Hama Penggerek Batang Jagung Ostrinia furnacalis Guenee (Lepidoptera:Pyralidae) Pada Berbagai Instar di Laboratorium

1 7 63

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Jagung Terhadap Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis Guenee) dan Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera Hubner) Di Lapangan Uji Terbatas

0 0 12

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Jagung Terhadap Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis Guenee) dan Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera Hubner) Di Lapangan Uji Terbatas

0 0 12

Seleksi ketahanan aksesi jagung terhadap serangan hama penggerek batang jagung (ostrinia furnacalis guenee) (lepidoptera : crambidae) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 15

Seleksi ketahanan aksesi jagung terhadap serangan hama penggerek batang jagung (ostrinia furnacalis guenee) (lepidoptera : crambidae) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8