OPTIMALISASI KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK TELKOM SCHOOL

ABSTRAK
OPTIMALISASI KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP SAINS
MELALUI METODE EKSPERIMEN
DI TK TELKOM SCHOOL

Oleh :
ANSELIA ERITA
1213254002

Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal konsep sains yang
belum berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mengenal konsep sains melalui metode eksperimen.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang
setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yakni tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi, tahap refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik observasi dengan menggunakan panduan instrumen
observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif kemudian
dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
konsep sains melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
mengenal konsep sains. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan kemampuan
mengenal konsep sains yang semula pada siklus I rata-rata hanya mencapai 25,2

persen meningkat menjadi 37,6 persen pada siklus II dan menjadi 71,6 persen
pada siklus III.
Oleh sebab itu hendaknya lebih di optimalkan, terutama dalam penggunaan
metode eksperimen agar dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep sains
pada anak usia dini.

Kata Kunci : Metode Eksperimen

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP SAINS
MELALUI METODE EKSPERIMEN
DI TK TELKOM SCHOOL

Oleh :
ANSELIA ERITA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusaan Ilmu Pendidikan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 PG PAUD KONVERSI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP SAINS
MELALUI METODE EKSPERIMEN
DI TK TELKOM SCHOOL

(SKRIPSI)

Oleh :
ANSELIA ERITA

PROGRAM STUDI S1 PG PAUD KONVERSI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

PERSEMBAHAN

Hasil Karyaku yang sederhana ini kupersembahkan kepada
orang-orang yang amat sangat kucintai :
Mamaku (Almh) tersayang, terkasih dan terbaik

yang selalu

mendukung dan memberi motivasi untukku dalam meraih
gelar ini, suami ku tercinta, ayah, ibu mertua, kakak dan
adik-adikku

tersayang serta

almamaterku tercinta.

RIWAYAT HIDUP


Penulis yang bernama lengkap Anselia Erita dilahirkan di Tanjung Karang,
Bandar Lampung, pada tanggal 15 Januari 1988. Penulis menyelesaikan Taman
Kanak – Kanak Al – Hikmah pada tahun 1994, menyelesaikan pendidikan Dasar
di SDN 2 Kedaton Bandar Lampung pada tahun 2000, menyelesaikan pendidikan
Menengah Pertama di SLTPN 10 Bandar Lampung pada tahun 2003. Selanjutnya
penulis menyelesaikan pendidikan Menengah Atas di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung pada tahun 2006,selanjutnya penulis tercatat sebagai mahasiswa DII
PGTK UNILA pada tahun 2006 dan menyelesaikan pendidikan tersebut pada
tahun 2009, penulis sempat tercatat sebagai mahasiswa STBA Teknokrat pada
tahun 2010 dan memutuskan untuk menyelesaikan SI PG – PAUD pada tahun
2012.
Perjalanan Karir berawal sebagai guru honor yang bertugas di TK Mutiara Adinda
Morotai Bandar Lampung pada tahun 2009, dikarenakan pergantian lokasi TK
maka penulis berpindah tugas di TK Alam Kreasi Edukasi Way Halim Bandar
Lampung pada tahun 2011, kemudian penulis memutuskan untuk berpindah tugas
di TK Telkom Schools Bandar Lampung tahun 2013 sampai dengan sekarang.
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Program Konversi SI PAUD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


SANWACANA

Alhamdulillah, atas segala karunia dan kehendaknya akhirnya penelitian yang
penulis lakukan dapat terselesaikan tepat waktu, penelitian penulis lakukan
merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ), sebagai usaha untuk meningkatkan
aktivitas dan prestaspembelajaran di sekolah terutama dalam meningkatkan
kemampuan mengajar guru sesuai tuntutan Kurikulum, dengan selesainya
penyusunan penelitian tindakan kelas ini perkenankan penulis mengungkapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP UNILA.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan.
3. Ibu Ari Sofia, S.Psi., M.Psi. selaku Ketua Prodi PG-PAUD.
4. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum. selaku pembimbing tugas akhir ini.
5. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku pembahas yang telah
memberikan saran kritik dan arahan kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan FKIP UNILA.
7. Bapak Dwi Sasongko selaku Ketua Yayasan Pendidikan Telkom tempat
penulis bertugas, atas saran, arahan dan motivasinya.
8. Seluruh Dewan Guru dan Karyawan TK Telkom Schools Bandar Lampung
atas bantuannya.

9. Suami tercinta Andy Ferlando atas pengertian, kesabaran dan bantuannya.

10. Mama (Almh) dan Ayah penulis, atas kasih sayang, motivasi, bantuan dan
kesabarannya.
11. Teman-teman se-angkatan SI- PAUD Konversi atas kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian tindakan kelas
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi
penelitian tindakan kelas ini menjadi sumbangsih bagi dunia pendidikan yang
selalu menghadapi tantangan seiring tuntutan zaman.

Bandar Lampung,

November 2015

Penulis

Anselia Erita

DAFTAR ISI


Halaman
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................

5

1.3 Pembatasan Masalah .....................................................................

5

1.4 Rumusan Masalah dan Permasalahan ...........................................

5


1.5 Tujuan Penelitian. .........................................................................

6

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................

6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Hakikat Sains ................................................................................

7

2.1.1 Pengertian Sains.....................................................................

7

2.1.2 Tujuan Pembelajaran Sains .................................................


9

2.1.3 Manfaat Pembelajaran Sains ...............................................

10

2.1.4 Rambu-rambu Kegiatan Sains .............................................

11

2.1.5 Peran guru dalam Pengembangan Sains ..............................

13

2.1.6 Pengaruh Pembelajaran Sains................................................. 14
2.1.7 Tahapan Pembelajaran Sains ................................................ 16

2.1.8 Pengembangan Sains..............................................................
2.2 Metode Eksperimen .....................................................................


18
20

2.2.1 Pengertian Metode Eksperimen..............................................

20

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen..................

21

2.2.3 Langkah – Langkah Metode Eksperimen..............................

22

2.3 Kerangka Pikir ..............................................................................

22

2.4 Hipotesis Tindakan .......................................................................


24

III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ..........................................................................

25

3.2 Setting Penelitian ..........................................................................

25

3.2.1 Tempat Penelitian ...............................................................

25

3.2.2 Sunjek Penelitian .................................................................

25

3.3 Prosedur Penelitian .......................................................................

26

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................

31

3.4.1 Observasi .............................................................................

31

3.5 Instrumen Penilaian ......................................................................

32

3.6 Indikator Keberhasilan ..................................................................

33

IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................

34

4.2 Hasil Penelitian........................ ......................................................

37

4.2.1 HasilPenelitian Siklus I .........................................................

37

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 46
4.3 Hasil Penelitian Siklus IIII .............................................................

63

4.4 Pembahasan ............................................................................
4.4.1Aktivitas Pengenalan konsep Sains .................................

63
63

4.4.2 Kemampuan Mengenal Konsep Sains.............................

65

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................

67

5.2 Saran .............................................................................................

68

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 6 tahun dilakukan melalui pemberian rangsangan Pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak

usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya,

deteksi dini diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan
berkembang sesuai usianya. Hasil deteksi dini tunbuh kembang seorang anak
menjadi dasar untuk memberikan stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai
dengan kebutuhannya. Sehingga diperlukan suatu upaya pembinaan yang
diperlukan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan. Dengan demikian dalam
kehidupan awal seorang anak ada 3 kebutuhan pokok yang memerlukan perhatian,
yaitu kebutuhan jasmani, sosial dan psikologis, ketiga kebutuhan itu sangat
berperan dalam menciptakan kondisi kebahagiaan pada masa awal kanak – kanak.

2

Adapun upaya untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu proses
pembentukan diri baik secara biologis, psikologis, maupun sosiologis yang sangat
signifikan bagi tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan selanjuutnya. Hal ini
dikarenakan anak adalah ilmuwan alamiah yang melalui panca inderanya anak
mampu mengamati berbagai macam fenomena alam yang ada disekelilingnya.
Untuk mendorong hal ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu
anak agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.
Untuk lebih memahami dan bisa mengkaji lebih jauh tentang cara anak
membangun pengetahuannya dapat diungkapkan oleh anak melalui apa yang
diketahui atau di peroleh melalui,panca indera dan disertai dengan penelasan
tentang suatu objek.
Seperti yang diungkapkan oleh piaget (Foreman 1993) otak kita mengetahui
mana cara mengenal benda melalui input dari fakta seperti mata, telinga, kulit,
hidung dan mulut yang secara langsung akan menunujukkan suatu reaksi tertentu.
(Nurani, 2006 : 54)
Pendidikan Taman Kanak kanak menjadi salah satu upaya pendidikan sekolah
yang diselengarakan sebagai usaha mengembangkan seluruh pengetahuan anak
melalui pendidikan formal yang sebagaimana disebutkan dalam undang – undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14, yang
mengatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan.

Untuk membantu

3

pertumbuhan dan perkembangan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dalam rangka mengembangkan pengetahuan pada anak mengenai apa yang ia
lihat, dengar,rasa, raba ataupun ia cium melalui panca indera yang dimilikinya
serta mengembangkan kemampuan anak bereksplorasi ataupun mengembangkan
potensinya maka usia taman kanak-kanak adalah saat yang baik bagi guru Taman
Kanak-Kanak untuk meletakkan dasar-dasar tersebut. Peran guru dan orang tua
dalam membantu anak mengembangkan seluruh ide dan kreatifitasnya sangatlah
besar. Untuk membantu proses perkembangan tersebut diperlukan suatu metode
khusus dalam pembelajaran di TK yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak. Salah satunya adalah melalui pengenalan konsep sains sebagai suatu proses
untuk

anak

memahami

berbagai

macam

pengetahuan

agar

memiliki

kebermaknaan bagi anak karena pengenalan sains ini berhubungan dengan seluruh
aspek perkembangan oleh karena itu seorang guru Taman Kanak-Kanak harus
selalu berupaya dengan berbagai cara agar dapat membimbing anak seusianya
untuk memperoleh perkembangan yang optimal.
Hal ini berbeda dengan kondisi yang ada pada sebuah sekolah yang penulis amati.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan, khususnya di TK Telkom
Schools Keacamatan Kedamaian, Kelurahan Tanjung Agung Bandar Lampung.
Pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat akademistik,anak tidak diajak
untuk melakukan eksplorasi dalam melakukan suatu kegiatan sebagai pembuktian
untuk menemukan sebuah fakta yang anak dapat sendiri dari hasil ekplorasi yang
mereka lakukan, hal ini diketahui ketika peneliti mengajak anak untuk melakukan

4

suatu permainan sains atau sebuah percobaan sederhana, pada saat proses
percobaan dimulai dapat diketahui bahwa dari hasil percobaan sederhana tersebut
banyak diantaranya yang belum memahami apa itu sains, mereka tampak
kesulitan ketika mencoba menjelaskan atau menceritakan apa yang terjadi jika
sebuah balon di tiupkan lalu dilepaskan hal ini disebabkan karena anak belum
mengenal atau memahami apa itu sains,jelas terlihat juga pada saat proses
pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat akademistik dan masih
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pada anak sehingga
pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru dengan memberikan tugas-tugas
yang harus dikerjakan anak tanpa melibatkan anak sehingga anak lebih cenderung
mengikuti perintah guru dan hal ini pulalah yang dapat membuat anak kesulitan
ketika mencoba membedakan fungsi benda,bebas mengkreasikan idenya sendiri
dengan permainan yang ada dan mencoba mencari tahu atau berekplorasi dengan
media yang ada disekelilingnya, Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus dan
berlangsung lebih lama, maka

hal ini akan dapat menghambat anak dalam

mengembangkan berbagai potensi dan kemampuan berimajinasi yang ada pada
diri anak tersebut secara optimal, anak kurang memiliki keberanian untuk
mencoba hal baru tanpa harus menunggu perintah dan rambu-rambu yang harus
mereka ikuti.
Pengenalan sains melalui metode eksperimen adalah untuk membantu
mengembangkan dan membangun pengetahuan anak melalui kegiatan bermain
seraya belajar, mencoba mencari informasi sendiri melalui kegiatan yang
dilakukan.

5

Dengan demikian pengetahuan anak tentang sains masih rendah sehingga
diperlukan sebuah penelitian untuk membantu anak dalam mengoptimalkan
kemampuan tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan
mengadakan

suatu

penelitian

dengan

mengangkat

judul

“Optimalisasi

Kemampuan Mengenal Konsep Sains Melalui Metode Eksperimen di TK Telkom
Schools Bandar Lampung”.
1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diambil beberapa
masalah, yaitu :
1.

Anak kesulitan dalam memahami konsep sains

2

Kurang kreatifnya guru dalam menciptakan alat peraga.

3

Guru masih menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.

4

Anak belum dapat membedakan fungsi benda.

5

Anak belum dapat mengkreasikan idenya sendiri.

6

Guru sangat dominan dalam pembelajaran dikelas

1.3

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan maka masalah yang diteliti
dibatasi pada masalah anak kesulitan memahami konsep sains.
1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi tersebut di atas diajukan rumusan masalah
sebagai berikut :

6

Siswa belum mampu mengoptimalisasikan kemampuan mengenal konsep sains
sederhana melalui metode eksperimen.
Dengan demikian permasalahan penelitian adalah apakah penggunaan metode
eksperimen dapat membantu mengoptimalkan kemampuan mengenal konsep
sains pada anak usia dini di TK Telkom Schools Bandar Lampung?
1.5

Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep sains pada anak usia dini
melalui metode ekperimen.
1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1.6.1

Manfaat bagi siswa
Membantu anak meningkatkan kemampuan mengenal konsep sains
melalui “Optimalisasi Kemampuan Mengenal Konsep Sains Melalui
Metode Eksperimen.”

1.6.2

Manfaat bagi guru
Membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran melalui
penggunaan

metode

eksperimen

dalam

upaya

mengoptimalkan

kemampuan mengenal konsep sains pada Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Hakikat Sains
2.1.1 Pengertian Sains
Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia
dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban yaitu dorongan rasa ingin tahu
atau mencari tahu tentang apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan di lingkungan
sekitarnya. Orang dewasa yang berada di sekeliling anak seperti orang tua di
rumah atau guru disekolah atau tempat pendidikan anak usia dini memainkan
peran yang penting dalam membantu anak untuk mengembangkan rasa
keingintahuannya. Melalui berbagai stimulasi yang diberikan, anak akan mulai
mengerti dan memahami dunia sekeliling mereka, penerimaan hal ini akan
semangat serta dukungan dari orang dewasa akan memicu rasa keingintahuannya,
sehingga dapat membuat mereka teknik untuk selalu menyelidiki fenomena alam
yang terjadi di sekelilingnya.pada proses perkembangan anak yang selalu ingin
tahu tersebut membuat anak semakin ingin mencoba dan mencari tahu tentang apa
yang perlu mereka ketahui, dalam hal ini pembelajaran yang tepat untuk mencari
dan menggali pengetahuan anak tersebut adalah pengenalan sains.

8

Sains adalah suatu subyek batasan yang berhubungan dengan bidang studi tentang
kenyataan atau fakta dari teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena
alam.
Campbell mendefinisikan Sains sebagai pengetahuan yang bermanfaat dan
cara bagaimana atau metode untuk memperolehnya Sedangkan Abruscasto
(1996) mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang di peroleh lewat
serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang
berkaitan dengan alam semesta (Suyanto, 2005 : 86)

Dari kedua pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sains di Taman Kanak-Kanak adalah berupa pengetahuan yang menyenangkan
dan menarik, dilaksanakan sambil bermain melalui kegiatan pengamatan,
penyelidikan dan serangkaian percobaan untuk mencari tahu atau menemukan
jawaban tentang kenyataan yang ada di lingkungan sekitar.
Pengenalan sains untuk anak usia dini lebih menekankan pada proses, daripada
produk, proses sains dikenal dengan metode ilmiah yang secara garis besar
meliputi

kegiatan

observasi,

menemukan

masalah,

melakukan

berbagai

percobaan, menganalisis dan mengambil kesimpulan (Suyanto, 2005 : 83)
Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan berbagai kegiatan eksplorasi
terhadap berbagai benda baik benda yang hidup maupun benda yang tidak hidup,
sains dapat juga melatih anak untuk secara optimal menggunakan lima inderanya
untuk mengenal berbagai gejala peristiwa disekitar anak. Dalam hal ini anak dapat
dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan, dan mendengar. Sehingga
secara optimal mempergunakan 5 indera pengetahuan yang akan diperoleh anak
akan berguna sebagai modal untuk berpikir pada proses selanjutnya, melalui
proses sains anak dapat melakukan berbagai percobaan sederhana dengan benda

9

yang ada disekitar anak, percobaan tersebut dapat melatih anak menghubungkan
sebab dan akibat dari suatu perlakuan, sehingga melatih anak untuk dapat berpikir
secara logis.
Dengan demikian sains merupakan ilmu pengetahuan yang dapat diuji atau
dibuktikan kebenarannya, melalui serangkaian percobaan-percobaan sederhana,
atas dasar hal tersebut di atas untuk memahami tentang sains diperlukan adanya
suatu pengenalan sains dilingkungan anak yang lebih dikenal dengan metode
ilmiah.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Sains
Pembelajaran sains pada anak usia dini bertujuan agar anak mampu secara aktif
dan kreatif mencari informasi tentang apa yang ada disekitar kehidupan mereka,
sehingga untuk memenuhi rasa keingintahuannya, melalui kegiatan ekplorasi anak
mencoba dan memahami dunianya melalui berbagai pengamatan, penyelidikan
sederhana.
Pembelajaran sains pada anak usia dini memiliki tujuan agar anak memiliki
kemampuan sebagaimana yang diungkap dalam Nurani, yaitu sebagai berikut :
a. Dari mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya
b. Melakukan percobaan-percobaan sederhana
c. Melakukan kegiatan membandingkan, memperkirakan, mengklasifikasikan
serta mengkomunikasikan tentang suatu sebagai hasil sebuah pengalaman
yang sudah dilakukan.
d. Meningkatkan Kreatifitas (Nurani, 2006 : 123)

Berdasarkan tujuan diatas dapat dijelaskan bahwa melalui kegiatan pengamatan
anak dapat mengetahui perubahan-perubahan seperti perubahan antara pagi, siang
dan malam ataupun perubahan dari benda padat menjadi benda cair, selain itu
melakukan percobaan sederhana juga dapat meningkatkan kemampuan anak

10

seperti biji buah yang ditanam akan tumbuh atau percobaan terhadap balon yang
diisi gas akan terbang bila dilepaskan di udara, pembelajaran sains dapat pula
meningkatkan kreatifitas anak khusunya dalam bidang ilmu pengetahuan alam,
sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, seperti anak dapat
menjangkau buah diatas pohon dengan cara menyambungkan 2 batang kayu yang
pendek sehingga menjadi panjang.
2.1.3 Manfaat Pembelajaran Sains
Pembelajaran Sains bagi anak usia dini memungkinkan anak melakukan kegiatan
eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada disekitarnya, pembelajaran sains
memiliki manfaat yang baik bagi anak usia dini karena dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan serta dapat menimbulkan imajinasi-imajinasi pada
anak yang dapat menambah pengetahuan anak secara ilmiah.
Pembelajaran sains selain bermanfaat bagi anak juga memiliki manfaat yang baik
bagi guru yaitu sebagai berikut :
a. Membantu guru dan orang tua dalam memahami manfaat dari kegiatan yang
nyata
b. Membuka wawasan guru dan orang tua tentang pentingnya peranan mereka
c. Menyadarkan guru dan orang tua bahwa mereka sebagai motivator bagi anak.
(Nurani, 2006 : 124)

Dalam kehidupan sehari-hari anak perlu memahami manfaat dari kegiatan nyata
pada kehidupan sehari-harinya yaitu dalam menjelaskan bagaimana kontribusi
penjelajahan terhadap ilmu pengetahuan sekarang dan masa mendatang, serta
menunjukkan ketertarikan guru dan orang tua terhadap apa yang mereka sedang
amati ketika melakukan penjelasan bersama anak tentang manfaat dan kesenangan
melakukan kegiatan.

11

2.1.4 Rambu-Rambu Kegiatan Sains untuk Anak Usia Dini
Pengenalan pembelajaran sains disesuaikan berdasarkan tingkat perkembangan
anak, guru tidak boleh menjejalkan konsepn sains pada anak, tetapi lebih
memberikan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak untuk dapat
menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana dari proses percobaan.
Carl Roger dalam Suyanto (2006:85) melalui teori Experimental Learning
yang mengisyaratkan pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan anak, menurutnya anak secara alamiah dengan
kapasitas dan kemauan untuk belajar sedangkan fungsi guru adalah
memfasilitasi dan membantu agar anak dapat belajar secara optimal.

Dalam kegiatan pembelajaran sains

yang dilakukan sambil bermain dengan

menggunakan berbagai benda-benda yang konkret atau nyata, guru sebaiknya
tidak menjejali anak dengan konsep-konsep yang abstrak, tetapi guru harus
menyesuaikan pembelajaran sains yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
anak serta menyediakan berbagai benda-benda dan fasilitas yang diperlukan anak
untuk dapat menemukan sendiri konsep tersebut, secara langsung seperti telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa anak usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan
sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang
bersifat transduktif, anak tidak dapat menemukan secara langsung hubungan
sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung, namun jika hubungan sebab
akibat tersebut dapat secara langsung terlihat hal ini akan memudahkan anak
untuk mengetahui adanya hubungan sebab akibat, oleh karena itu pembelajaran
sains diperlukan karena sains kaya akan kegiatan yang melatih anak untuk
menghubungkan sebab akibat. Pembelajaran sains ini sama seperti anak-anak
ketika bertemu dengan pembelajaran matematika, yaitu dengan cara manipulasi,

12

pengamatan dan penemuan, dari manipulasi ini anak dapat menemukan hubungan
sebab akibat, belajar tentang ilmu pengetahuan antara sains dengan cara
melibatkan aspek fisik dan penalarannya ketika anak mencari tahu tentang suatu
materi atau media.
Chille dalam Nurani (2006 :80) menjelaskan bahwa sebisa mungkin
mereka mendapatkan pengetahuan itu dari bahan atau media itu sendiri,
yaitu dengan cara mengamati langsung, apabila mereka membuat suatu
hubungan antara materi atau bahan, maka mereka sebenarnya belajar
tentang logika atau penalaran.

Atas dasar hal tersebut diatas, maka dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk terlihat secara aktif dalam proses belajar dengan cara melakukan
eksperimen dan pemecahan masalah maka mereka akan membangun teori,
pengetahuan tentang dunia dari dalam diri anak itu sendiri.
Anak usia dini secara alami memiliki rasa ingin tahu yang teramat besar,
menjelajah dan bersemangat untuk menjadi ilmuwan secara mandiri, setiap guru
harus mengetahui bahwa pada usia anak 5-6 tahun mereka dapat memulai dengan
mengenalkan

beberapa

aktivitas

untuk

membantu

anak-anak

dalam

mengembangkan konsep tertentu dan memperluas pengalaman mereka melalui
bacaan dan menulis.
Berdasarkan langkah-langkah diatas dapat dikatakan bahwa pengenalan konsep
sains pada anak usia dini dapat meningkatkan aspek perkembangan pada anak,
khususnya dalam perkembangan pengetahuan umum dan sains, yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir secara logika dan nalarnya pada anak usia
dini.

13

Vygotsky dalam Nurani menambahkan bahwa manusia dilahirkan dengan
seperangkat fungsi dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan
mengingat (Nurani,2006 : 4.3)
2.1.5 Peran Guru dalam Pengembangan Sains
Hal yang perlu disadari oleh guru sebagai fasilitator bagi anak di sekolah adalah
bahwa mereka tidak harus menjadi ahli yang sukses membantu anak agar dapat
senang dan tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan sains, akan tetapi kita
harus mengerti benar bahwa apa yang ingin di ketahui anak adalah sama seperti
yang ingin diketahui oleh kita sebagai guru.
Peran guru dalam hal ini adalah membuat strategi kegiatan belajar yang sesuai
dengan situasi dan kondisi dimana kegiatan itu akan berlangsung dengan
memperhatikan apa yang cenderung disukai atau diminati anak pada saat kegiatan
berlangsung.biarkan anak untuk selalu menjelajahi, menemukan dan mempelajari
sesuatu berdasarkan pada apa yang ia ingin ketahui. (Nurani,2006 : 127)
Pada dasarnya guru harus menjadi narasumber untuk anak, tetapi bukan berarti
kita harus mengetahui semua jawabannya. Pada kenyataannya harus lebih banyak
memberikan pengertian dan selalu merangsang mereka dengan bertanya pada
anak tentang apa yang mereka pikirkan. Lebih dari itu, kita dapat memberikan
mereka apa yang harus mereka ketahui. Jika mereka memperoleh jawaban yang
salah, pengalaman akan menuntun mereka mebcari tahu dengan sendirinya atau
dengan mencari tahu bersama – sama. Keterlibatan guru merupakan modal utama
untuk memotivasi anak yaitu dengan cara menunjukkan rasa ingin tahu dan harus
mencari jawaban terhadap masalah yang dihadapinya, sedang guru mempunyai

14

pearn besar dalam memotivasi anak, menyenangi dan melakukan eksplorasi sains,
caranya adalah dengan banyak bertanya tentang apa yang sedang dilakukan anak,
selalu mendorong untuk berekplorasi dan sesering mungkin melakukan
percobaan-percobaan sederhana.
Sikap positif dari guru melalui berbagai pendekatan akan memberikan dorongan
awal yang kuat pada diri anak untuk kegiatan belajar selanjutnya.
2.1.6 Pengaruh Pembelajaran Sains bagi Perkembangan Anak
Pada setiap pertambahan dan perkembangan anak memiliki karakteristik yang
berbeda dalam melakukan kegiatan sains, seperti yang kita ketahui bahwa semua
kegiatan sains hendaknya dapat menstimulasi kegiatan belajar kognitif anak,
selain itu, pembelajaran sains juga harus dapat merangsang aspek perkembangan
lainnya seperti sosio – emosional, fisik dan kreativitas dimana hal ini akan ikut
terbangun dalam setiap aktivitas sains yang dilakukan anak bersama dengan guru
dan orang tua.
Pengaruh pembelajaran sains meliputi berbagai aspek perkembangan diantaranya :
1. Perkembangan Sosial
2. Perkembangan Emosional
3. Perkembangan fisik
4 Perkembangan Kognitif
5. Perkembangan Kreativitas
(Nurani, 2006 : 12.8)

1. Perkembangan sosial merupakan perkembangan dimana anak mendapat
kesempatan untuk saling berbagi atau bertukar bahan-bahan, alat-alat atau ideide dan pengamatan, pengamatan dengan anak-anak yang lain, pada banyak
aktivitas dalam penjelajahan dan penemuan sains, diperlukan kemampuan

15

kerja sama dengan orang lain, pada umumnya kemampuan anak untuk bekerja
sama muncul secara alamiah ketika mereka terlibat dalam aktivitas kelompok.
2. Perkembangan Emosional merupakan perkembangan dimana aktivitas dalam
penjelajahan

dan

penemuan

ilmu

pengetahuan

sangat

berpotensi

mengembangkan rasa bangga dan saling menghargai, misalnya pada saat
anak-anak mampu menemukan jawaban ataupun dalam kegiatan penjelahan
ilmu pengetahuan yang dilakukannya.
3. Perkembangan fisik merupakan perkembangan dimana anak yang berusia
antara 4-5 tahun mulai mampu menggunakan dan menggerakkan koordinasi
motorik halus, misalnya ketika anak berekplorasi dengan magnet-magnet
mengisi wadah-wadah dengan air dan pasir atau melakukan gerakan-gerakan
lebih kompleks yang merupakan bagian dari proses percobaan.
4. Perkembangan Kognitif merupakan perkembangan dimana anak mulai mampu
memecahkan masalah, matematika, dan bahasa pada asaat mereka sedang
mengamati, memprediksi, menyelidiki, menguji, mengatakan jumlah dan
berkomnukasi.
5. Perkembangan Kreativitas merupakan perkembangan dimana anak mulai
dapat melatih dan mendorong daya imajinasi anak, melalui proses pencarian
dan penemuan, anak akan mencoba-coba atau meneliti dengan menggunakan
ide-ide atau cara-cara baru dengan bahan dana alat yang sederhana. Seperti
untuk mencari jawaban apa yang terjadi jika... penjelajahan ilmu pengetahuan
dapat mengundang semangat anak untuk melakukan proses kreatif yang
apabila dilakukan dengan penuh kegembiraan

16

2.1.7 Tahapan dalam Pembelajaran Sains
Anak yang ingin belajar agar mendapatkan pengalaman ilmu pengetahuan,
sebenarnya tidak membutuhkan belajar tentang fakta, mereka hanya ingin mencari
tahu dan memanfaatkan informasi yang diperoleh secara kreatif dan produktif.
Adapun tahapan dalam pembelajaran sains adalah sebagai berikut
a. Observasi
b. Klasifikasi
c. Mengukur
d. Perkiraan
e. Eksperimen
f. Komunikasi (Nurani, 2006:12.13)

a. Observasi
Observasi merupakan kunci bagi semua aktivitas ilmu pengetahuan, anak
dapat menjadi pengamat yang baik jika kita mampu menolong mereka
memanfaatkan kemampuannya, tanyakan pada anak apa yang mereka lihat,
dengar, cium dan rasakan! Fokuskan pengamatan dengan mengajak mereka
untuk mengidentifikasi objek yang spesifik. Lalu bantu mereka melihat
berbagai bentuk. Karakteristik dari objek tersebut, seperti ukuran, bentuk
tekstur, warna dan sebagainya.
b. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan kemampuan yang sangat penting untuk mengerti dan
memahami tentang isi dunia baik tumbuhan maupun teknologi, anak belajar
mengklasifikasi dengan cara yang mudah, seperti saat mengamati persamaan
dan perbedaan, kebanyakan anak kecil bisa mencocokkan benda yang sama
dari suatu objek atau gambar, bahkan mereka hanya mempelajari objek
sederhana yang sama tetapi tidak identik, contohnya adalah benda dengan

17

bentuk atau warna yang sama, ketika anak mulai berpikir, mereka mulai
mengerti bahwa setiap objek memiliki lebih dari satu kategori.
c. Mengukur
Keterampilan mengukur dapat diperoleh anak melalui aktivitas saat mereka
berekplorasi, beri kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan mengukur
seperti mengidentifikasi mana yang lebih besar dan lebih kecil, mana yang
lebih panjang dan lebih pendek, mana yang lebih tinggi dan lebih rendah.
d. Perkiraan
Merupakan kemampuan memprediksi suatu objek berdasarkan pengalaman
yang dialami anak, dimulai dari kegiatan-kegiatan yang sederhana seperti “apa
yang dapat terjadi jika saya menyentuh gelembung“ atau juga membuat
dugaan-dugaan seperti “ apa yang akan terjadi bila balon ditiup secara terus
menerus? Selanjutnya pada tingkat kemajuan ynag lebih tinggi anak akan
dapat memilah-milah objek yang berbeda.
e. Eksperimen
Merupakan keterampilan yang banyak dihubungkan dengan sains, eksperimen
dilakukan melalui berbagai percobaan yang dilakukan anak bersama guru dan
pada akhirnya anak dapat melakukannya secara mandiri tanpa diperintahkan
oleh guru, kegiatan eksperimen dapat dilakukan dengan apa dan atau tanpa
alat khusus, sebagai contoh eksperimen yang dilakukan dengan alat bantu
adalah kegiatan mencampur warna.

18

f. Komunikasi
Merupakan kemampuan menggunakan kata-kata untuk menggambarkan,
menerangkan atau menyimpulkan hasil diskusi tentang aktivitas sains yang
telah mereka lakukan, perkenalkan berbagai kosa kata sains yang sesuai untuk
mengungkapkan pengalaman mereka. (Nurani, 2006 : 12.13)
2.1.8 Pengembangan Sains pada Anak Usia Dini
2.1.8.1 Tahapan Pengembangan Sains
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar sains pada anak sangat
tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat perkembangannya untuk itu
diperlukan perhatian pada beberapa indikator yang berdasarkan kelompok atau
usia seperti dibawah ini.
a. Usia 3-4 tahun
b. Usia 4-5 tahun
c. Usia 5-6 tahun (Sumber : Permen 58)
1. Usia 3- 4 tahun
a. Mulai menjelajah dan melakukan penelitian terhadap apa yang ia lihat
disekitarnya.
b. Lebih menyukai aktivitas fisik dan penjelajahan melalui panca indera
bagaimanapun mereka sudah mulai mampu menerima informasi yang
berhubungan lansung dengan pengalaman yang diperoleh melalui
percakapan atau buku- buku dengan tulisan sederhana.
c. Mulai menyukai ilmu pengetahuan dan mau bekerja sama dengan orang
dewasa.
d. Banyak bertanya tentang apapun tetapi tidak pernah puas dengan jawaban
yang diberikan, mereka mulai menguhubungkan atau mempertanyakan
tentang hubungan sebab akibat dengan pertanyaan.

19

e. Mulai berkembang nya kemampuan berbahasa, mereka mulai mau
berhubungan dan melakukan diskusi, tetapi masih sulit dalam pengucapan
kata-kata mereka memerlukan orang dewasa untuk selalu mendengarkan
dan “ mengerti “ apa yang mereka ucapkan.
2. Usia 4-5 tahun
a. Mulai mengerti tentang banyak hal seperti informasi yang berhubungan
dengan kejadian didunia sekitarya. Mereka acap kali bermain pura-pura
serta masih sulit membedakan fakta dan fantasi.
b. Mulai

memahami

apa

yang

dimaksud

dengan

penelitian

dan

kebermaknaan dan mampu menemukan penjelajahan mereka, secara
umum mereka lebih menyukai percobaan – percobaan dengan bantuan
orang dewasa.
c. Mulai mampu menyeleksi aktivitas yang dilakukan, pada awalnya anak
bereksperimen

dengan

bekerja

di

laboratorium

baru

kemudian

dipraktekkan di tempat sesungguhnya.
d. Mulai mampu membuat ramalan/ perkiraan terhadap berbagai peristiwa
yang akan terjadi.
e. suka memikirkan penjelasan dari apa yang mereka teliti.
3. Usia 5 – 6 tahun
a. Anak mampu merencanakan penelitian yang berhubungan dengan
pemecahan masalah seperti ketika mencari jawaban bagaimana cara
berkembang baik.

20

b. Dapat mengikuti tiap tahap dan menikmati beberapa penelitian langsung
dari guru.
c. Memiliki penelitian yang intens untuk berbagai aktivitas sains, mereka
mulai dapat menikmati kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu
beberapa hari.
d. Bekerja sama dengan lima atau enam anak, mampu mengikuti aturanaturan yang ditetapkan dalam kelompok dan mau mendengar ide yang
diucapkan oleh anggota kelompok lainnya.
e. Tertarik pada buku-buku yang berhubungan dengan aktivitas sains.
Berdasarkan langkah-langkah ilmiah dengan tahapan usia pada anak usia dini di
atas, dapat dikatakan bahwa pengenalan konsep sains sederhana pada anak usia
dini khususnya pada tahapan usia 5-6 tahun dapat meningkatkan beberapa aspek
perkembangan terutama dalam aspek pengetahuan umum dan sains. Pengenalan
sains sederhana ini dapat dilakukan dalam berbagai macam permainan yang
menyenangkan anak mengingat masa anak usia dini adalah bermain
2.2 Metode Eksperimen
2.2.1 Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Djamah dalam Suyanto (2002 : 95) adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu, dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri mencari

21

kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau adil,dan menarik kesimpulan
dari proses yang di alaminya itu.
Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami
dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari.
2.2.2

Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

Menurut Rusyan (Maulidia, 2011) metode eksperimen memiliki kelebihan dan
kekurangan, adapun kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut :
1. Melatih disiplin diri anak melalui eksperimen yang dilakukannya terutama
kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan
eksperimen.
2. Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan anak melalui
eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung.
3. Anak akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat
kebenaran secara langsung.
4. Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa.
5. Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas anak secara langsung dalam
pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.

Kelemahan Metode Eksperimen :
1. Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka
pelajaran sekolah, ia menyerap waktu pelajaran.
2. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurag tepat jika
diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial.
3. Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,
kemungkinan memiliki bahaya selalu ada.
4. Metode ini merupakan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu
padanya, eksperimen akan gagal.
(Trianto, 2013)

22

2.2.3

Langkah - Langkah Metode Eksperimen

Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil, langkah-langkah yang dikemukakan :
1. Memberi penjelasaan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam
eksperimen.
2. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu anak dengan
eksperimen
3. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan
alat-alat apa yang diperlukan :
a. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
b. Hal-hal apa yang harus dicatat
c. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol (Suyanto : 2006)

Metode mengajar yang sesuai dengan karakter anak usia dini adalah bermain,
pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, percobaan atau eksperimen untuk
pengenalan sains pada anak usia dini, kegiatan sains dengan metode eksperimen
sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap benda-benda yang
ada disekitarnya sehingga memungkinkan anak untuk menjelajahi dan
bersemangat menjadi ilmuwan secara mandiri
2.3 Kerangka Pikir
Pembelajaran Sains merupakan suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui
observasi dan eksperimen yang terkontrol sehingga anak bermain melalui
pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu, untuk melakukan
penyelidikan terhadap suatu hal, metode eksperimen sangatlah tepat mengingat
metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dimana anak melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari, oleh karena itu peneliti
merancang beberapa kegiatan pada kondisi awal dengan menggunakan 3 siklus.

23

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Kondisi
Awal

Guru/ Peneliti belum
menerapkan metode
eksperimen dalam
mengenalkan konsep
sains

Siswa/ anak yang
diteliti belum
mengenalkan konsep
sains

Menerapkan metode
eksperimen dalam
mengenalkan
konsep sains

Siklus I
Guru menggunakan
metode eksperimen
dalam mengenal
kankonsep sains

TINDAKAN
DI KELAS

Siklus II
Guru menggunakan
metode eksperimen
dalam mengenalkan
konsep sains yang
telah dimodifikasi

KONDISI
AKHIR

Kemampuan anak
dalam mengenal konsep
sains melalui metode
eksperimen dapat
meningkat

Siklus III
Guru menggunakan
metode eksperimen
yang lebih bervariasi
dalam mengenalkan
konsep sains

24

2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut di atas, maka hipotesis yang
diajukan sebagai berikut “ jika pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
metode eksperimen maka kemampuan mengenal konsep sains pada anak usia dini
akan meningkat.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, Penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu bentuk penelitian yang terdiri dari beberapa siklus yaitu siklus
I, II dan III,hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan mengenal sains
pada anak usia dini melalui metode eksperimen serta memperbaiki kondisi dimana
praktek-praktek pembelajaran tersebut harus meningkat setelah dilakukan
penelitian, dan penelitian akan berlangsung sampai target yang ditetapkan tercapai.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Telkom Schools beralamat di Jalan
Cendrawasih II No. 69 Kecamatan Kedamaian, Kelurahan Tanjung Agung Bandar
Lampung.
3.2.2

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa TK Telkom Schools
Kecamatan Kedamaian, Kelurahan Tanjung Agung dengan jumlah siswa 35 anak
terdiri dari laki-laki dan perempuan.

26
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri
dari atas dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan terdiri dari empat tahapan,
yaitu,perencanaan, pelaksanaan,observasi dan refleksi.
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus ini meliputi atau berkaitan dengan pendekatan
pembelajaran, teknik pembelajaran, media dan materi pembelajaran, adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah :
a.

Memilih TPP yang akan digunakan kemudian disusun menjadi indikator

b. Menentukan tema dan media yang akan digunakan
c. Merancang skenario pembelajaran
d. Merancang instrumen evaluasi untuk anak
e. Merancang instrumen evaluasi untuk guru
2. Tahap Pelaksanaan
Tindakan berlangsung didalam kelas, siswa yang dilibatkan dalam penelitian
ini adalah siswa pada kelompok B.1 selama 2 hari pertemuan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
I. Siklus I
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
1.

Guru memberi salam, menanyakan tentang keadaan siswa pada hari
ini

2.

Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa

27
3.

Setelah melakukan pengecekan siswa, guru mengadakan apersepsi,
yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar semangat mengikuti
kegiatan pembelajaran.

4.

Guru menginformasikan kegiatan hari ini, indikator dan tujuan
pembelajaran.

b. Kegiatan Inti
1.

Siswa dapat mengenal berbagai warna melalui permainan

2.

Mengamati gambar atau bentuk jumputan

3.

Memberi contoh cara membuat jumputan

4.

Membuat jumputan

5.

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

c. Kegiatan Akhir
1.

Mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan melalui tanya
jawab

2.

Menutup pembelajaran

Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi
2. Demonstrasi
3. Mengingat kembali konsep pencampuran warna
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan kembali secara singkat tentang materi
2. Guru menunjukkan beberapa contoh pencampuran warna dengan
bantuan alat peraga gambar batik

28
3. Menunjukkan cara membuat pencampuran warna membentuk batik
4. Siswa bertanya jawab tentang materi.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
2. Siswa melakukan evaluasi
3. Siswa mengulang kembali kegiatan yang dilakukan
4. Guru mengucapkan salam penutup
II.

Siklus II
Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam, menanyakan tentang keadaan siswa pada
hari ini
2. Setelah itu guru bertanya jawab tentang kegiatan yang akan
dilakukan hari ini
3. Guru mengajak anak mengamati objek melalui alat peraga yang
akan digunakan
4. Guru menginformasikan indikator dan tujuan pembelajaran hari
ini.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa dapat mengenal cara mencampur warna melalui kegitan
bermain.
2. Mengamati cara melakukan pencampuran warna

29
3. Membedakan, mengenal dan mengamati alat peraga yang akan
digunakan.
4. Membuat pencampuran warna sehingga muncul 1 warna baru
5. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum siswa ketahui
6. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan hari ini.
C. Kegiatan Akhir
1. Bertanya jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan
2. Menutup pembelajaran
Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi
2. Demonstrasi
3. Melakukan percobaan
B. Kegiatan Inti
1. Siswa dapat mengenal fungsi, bentuk, warna dan perbedaan warna.
2. Guru mengenalkan media yang akan digunakan anak
3. Siswa bertanya jawab tentang kegiatan yang akan dilakukan
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
2. Siswa melakukan evaluasi
3. Guru mengucapkan salam penutup

30
III.

Siklus III
Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam, menanyakan keadaan tentang hari ini
2. Anak mengamati alat peraga yang akan digunakan
3. Guru mengajak anak menyebutkan alat peraga yang anak
ketahui
4. Demonstrasi tentang kegiatan yang akan dilakukan
5. Guru dan siswa saling bertanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Siswa dapat mengenal perbedaan benda
2. Guru mengenalkan berbagai alat peraga
3. Siswa melakukan percobaan dengan berbagai alat peraga yang
akan digunakan.
C. Kegiatan Akhir
1. Bertanya jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan
2. Menutup pembelajaran.

3. Tahap Pengamatan/ Observasi
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh penulis dan
satu orang guru sebagai teman sejawat atau kalaborator. Pada tahap observasi
ini kegiatan dilaksanakan yaitu mengobservasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan yaitu ,lembar
kegiatan aktivitas siswa dan lembar kegiatan aktivitas guru.

31
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, mencermati, dan secara mendalam
dan menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan.

Kemudian

dilakukan

evaluasi

oleh

guru

untuk

menyempurnakan tindakan berikutnya.
Setelah siklus I dilaksanakan, peneliti mengevaluasi kelebihan dan kekurangan
yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari kekurangan
yang didapatkan pada siklus I, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan
kembali dengan menentukan rencana perbaikan untuk siklus II.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Ada beberapa alat teknik dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
3.4.1 Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan penelitian yang dilakukan dengan
mengamati langsung terhadap objek yang diteliti seperti perilaku dan aktivitas
anak dalam suatu waktu atau kegiatan,dalam melakukan observasi ini dapat
dilengkapi dengan beberapa alat rekam data, antara lain catatan anekdot, daftar
ceklis, dan skala penilaian.

32
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian
Jenis Penilaian

Kriteria

BB (Belum Berkembang)

-

MB (Mulai Berkembang)

-

BSH (Berkembang sesuai harapan)

-

BSB (Berkembang sangat baik)

-

Apabila anak belum dapat
mencapai satu pun indikator yang
ditetapkan
Apabila
anak
sudah
dapat
mencapai satu indikator yang
ditetapkan
Apabila
anak
sudah
dapat
mencapai semua indikator yang
ditetapkan
Apabila
anak
sudah
dapat
mencapai lebih dari semua
indikator yang ditetapkan

Teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data berbentuk bilangan/ kuantitatif di analisis secara deskriptif yatu dengan
membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, yaitu siklus ke 1 sampai
siklus ke 3
b. Data yang berbentuk kualitatif dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil
observasi/ pengamatan dan refleksi dari kondisi awal yaitu siklus ke 1 sampai
siklus ke 3
3.5 Instrumen Penilaian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut
yaitu :.
a) Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi digunakan untuk memantau setiap perkembangan siswa
mengenai kemampuan mengenal konsep sains melalui metode eksperimen.
b) Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa ini meliputi 2 hal yaitu :

33
1. Lembar observasi untuk aktifitas kegiatan dalam melakukan eksperimen
yang terdiri dari 5 aktifitas seperti :
a. Mengamati objek yang diteliti
b. Melakukan uji coba objek yang diteliti
c. Menyampaikan hasil uji coba objek yang diteliti
Adapun kategori penilaian terdiri dari 2 kategori, observer memberikan
cek list pada kategori yang sudah dipersiapkan ( ya, tidak ).
2. Lembar observasi untuk kemampuan melakukan kegiatan eksperimen
yang terdiri dari 5 kemampuan seperti :
a. Kemampuan menunjukkan proses t

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP SAINS PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK TUNAS HARAPAN TEMPURAN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2015/2016

0 8 67

METODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK Metode Eksperimen Berpengaruh Terhadap Kemampuan Sains Anak.

0 3 9

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS PADA ANAK KELOMPOK B Metode Eksperimen Berpengaruh Terhadap Kemampuan Sains Anak.

1 6 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Dengan Metode Eksperimen Di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA Upaya Mengembangkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka Di TK Permata Hati Kid’s School Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 1 16

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA Upaya Mengembangkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka Di TK Permata Hati Kid’s School Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1 2 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI METODE CARD SORT Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Metode Card Sort Penelitian Pada Anak Kelompok A TK Islam Bakti II Gagaksipat Tahun Ajaran 2012-2013.

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI METODE CARD SORT Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Metode Card Sort Penelitian Pada Anak Kelompok A TK Islam Bakti II Gagaksipat Tahun Ajaran 2012-2013.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Melalui Metode Pembelajaran Eksperimen Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Sidomulyo Kaliori Rembang Tahun Ajaran 2011/

0 0 17

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6