PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA SISWA KELAS XI SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

(1)

i ABSTRAK

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN

RENANG GAYA DADA

Oleh ALI FAIS

Pembimbing: Drs. Frans Nurseto, M.Psi.

Drs. Suranto, M.Kes

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatife dan Model Pembelajaran Langsung terhadap Keterampilan Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes pengukuran pada penelitian ini adalah rata-rata keterampilan renang gaya dada melalui model pembelajaran kooperatif meningkat sebesar 33,3%. Demikian pula rata-rata keterampilan renang gaya dada dengan model pembelajaran langsung meningkat sebesar 37,3%. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Perbandingan Model Pembelajaran Langsung lebih baik dibandingkan Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Keterampilan Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.


(2)

ii

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP

KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI SMA AL- KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

Oleh ALI FAIS

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ali Fais, dilahirkan di Ambarawa, 4 Juni 1990 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Musahri (Alm) dan Ibu Musaropah.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain: Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Aisyah Bustanul Athfal dan selesai tahun 1997. Kemudian Sekolah Dasar (SD) di SD Muhammadiyah Ambarawa masuk pada tahun 1996 dan selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk SMP Al –Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Al – Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Pada tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SD Negeri 2 Palas Jaya Desa Palas Jaya Kalianda Lampung Selatan. Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.


(7)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan ke padaAllah SWTatas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku,karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayah handa Musahri (Alm) dan Ibu Musaropah. yang telah memeberikan kasih sayang, dukungan dan doa,

untuk Keluarga Besar Paman Nurkholis, Bule Endang Sri Hartuti, Mama Ijah, Kakak Eru, Mba Jamilah, Dewan guru SDN 3 Sindangsari serta Sahabat tercinta

terima kasih atas dukungan kesabaran dan perhatian selama ini serta adik-adik yang selalu menjadi motivasi di hidupku

(Hamid Abdillah dan Fuad Khilabi)

dan yang tercinta yang slalu mendampingiku dan mendukungku sampai saat ini serta seluruh keluarga, sahabat dan teman yang telah

membantu & mendoakan, selalu mengharapkan

hal yang terbaik

”untukku”. Almamater Tercinta


(8)

vi

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu

Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat

Kecuali orang-orang yang khusyu (Q.S. Al-Baqoroh :6-8)

Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai

Pertanggung jawabannya mengenai orang –orang

Yang dipimpinnya (H.R. Bukhari Muslim)

Kerjakanlah apa yang mampu kamu kerjakan

Jangan berhenti karena merasa tidak mampu

Hal tersebut hanya untuk orang-orang

Yang berputus asa (Ali Fais)


(9)

viii

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul

“Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatife Dan Model Pembelajaran Langsung terhadap Keterampilan Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku kepala jurusan FKIP Unila dan segenap dosen serta staf tata usaha FKIP Unila

3. Drs. Frans Nurseto, M.Psi selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. Suranto, M.Kes selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.


(10)

ix

5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

6. Kepala SMA Al – Kautsar Bandar Lampung beserta dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Saudara-saudariku dan keluargaku Trimakasih atas dukungan dan doanya. 10.Bapak Arif Maryata dan keluarga terimakasih banyak atas dukungannya. 11.Kepada pakde Disun, Bude Waroh, Mbah Kakung dan Mbah Putri terimakasih

atas doa dan keikhlasannya menjadi bagian dalam tugas studiku.

12.Sahabatku Lutfi Bayu Pratama, Redy Octama, Angga Andala, Dika Tiandra, Bagus Darmawanto, Aditya Rinaldi, Tri Permatasari, Desi Zauhana Arifin, Laina Mutia, Muhammad Awaludin, Iswanto, Roni Setiawan, terimakasih atas dukungan, doa, dan semangat yang diberikan terimakasih banyak.

13.Untuk Weni Oktarina terimakasih atas suport motifasi, kesabaran, serta curahan kasih sayangnya dan juga kesediaannya membantu dalam mengerjakan skripsi ini.

14.Trimakasih kepada keluarga besar penjaskesrek angkatan 2009 yang selalu memberikan suport dan dukungannya.


(11)

x

15.Trimakasih kepada keluarga kecilku Catur Joko Susanto, Ardian Cahyadi, M Ishaq Geri, Arifai, Christian Saputra, Imam Mahfud, Aditya Gumantan, Risky Yuliandra, Eko Bagus F, Koko Hadi M, Wiwid Wahyuningsih, Agata Dian, Silvia Lestari, Listiono, Zan Mufadilah, Bagus Darmawanto, dan Berlian Putra W, Wiwit wahyu Ningsih, Monalisa, Grace Yunita, Ririn Efrina, Duhita, Okvian, Erik Widiyanto yang telah memberi makna kehidupan selama ini.

16. Rekan-rekan KKN dan PPLku Wawan Setiawan, Amos Richard Sitanggang, Fauji Purnomosidi, Galih Saputra, Redy Octama, Intan, Rahmatika Lestari, Yulia, Vera, Prisintia Wahyu Utami semoga jalinan kekeluargaan yang tercipta selama masa KKN dan PPL akan selalu terjaga.

17.Terimakasih kepada keluarga besar Desa Palas Jaya Kalianda Lampung Selatan.

18. Semua pihak yang tak dapat dituliskan satu-persatu

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung,... Penulis


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Mannfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 8

B. Belajar dan Pembelajaran ... 10

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

D. Model Pembelajaran Langsung ... 16


(13)

xii

F. Teknik Renang Gaya Dada ……… ... 21

G. Karakteristik Siswa SMA ………... ... 29

H. Kerangka Pemikiran ... 30

I. Hipotesis Penelitian ... 31

III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ……… ... 34

B. Populasi dan Sampel ………... ... 36

C. Variabel Penelitian ……… ... 37

D. Objek Penelitian ... 38

E. Teknik Pengambilan data ... 39

F. Teknik Analisis Data ………. 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

B. Analisis Data ... 49

C. Uji Homogenitas ... 49

D. Uji Signifikan ... 49

E. Pembahasan ... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Bagan Rancangan Penelitian ... 34

2. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 35

3. Lembar Penilaian ... 41

4. Kisi – Kisi Penilaian ... 42

5. Rancangan Penelitian ... 46

6. Hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan baku Kedua kelompok ... 48

7. Uji Homogenitas (Hasil analisis homogenitas data) ... 49

8. Uji Signifikan (Hasil penghitungan dan uji Signifikan peningkatan hasil pembelajaran masing – masing kelompok) ... 50

9. Hasil penghitungan selisih dan uji signifikan Peningkatan perbedaan hasil pembelajaran masing-masing kelompok ... 51


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Keterampilan Renang Gaya Dada Model Pembelajaran

Kooperatif ( kelompok ganjil) ... 56

2. Analisis Homogenitas Tes Awal Dan Tes Akhir Keterampilan Renang Gaya Dada Model Pembelajaran Kooperatif ... 57

3. Hasil Uji T Untuk Menguji Adanya Perbedaan Tes Awal Dan Tes Akhir Keterampilan Renang Gaya Dada Model Pembelajaran Kooperatif ... 58

4. Data Keterampilan Renang Gaya Dada Model Pembelajaran Langsung (kelompok genap) ... 59

5. Analisis Homogenitas Tes Awal Dan Tes Akhir Keterampilan Renang Gaya Dada Model Pembelajaran Langsung ... 60

6. Hasil Uji T Untuk menguji adanya Perbedaan Tes Awal Dan Tes Akhir Keterampilan Renang Gaya Dada Model Pembelajaran Langsung ... 61

7. Analisis perbedaan antara peningkatan keterampilan Renang Gaya Dada metode kooperatif dan metode langsung ... 62

8. Hasil Uji t untuk menguji perbandingan peningkatan antara Model kooperatifdan Kelompok langsung ... 63

9. Rancangan Penelitian ... 65

10.Kisi – Kisi Penilaian Renang Gaya Dada ... 67

11.Lembar Penilaian Renang Gaya Dada ... 70

12.Foto – foto ... 72


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Teknik Meluncur ... 22

2. Teknik Gerakan Tungkai ... 22

3. Teknik Gerakan Lengan ... 25

4. Teknik Gerakan Lengan dan ... 25

Pengambilan Napas 5. Teknik Gerakan Lengan dan ... 25


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan bagian Integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yaitu dalam upaya membantu mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara utuh. Proses pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan potensi dalam dirinya. Pendidikan Jasmani adalah proses interaksi sistematik anatara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rusli (1991) bahwa :

Melalui Pendidikan Jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, social dan moral spiritual. Pendidikan Jasmani juga merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas jasmani melalui gerakan, peermainan dan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan nasional dengan tujuan selain belajar dan mendidik gerak untuk


(18)

2

mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan Jasmani ini diharapkan terbentuknya perubahan dalam aspek jasmani maupun rohaninya.

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu program pendidikan yang tercantum dalam kurikulum pendidikan yaitu dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pada dasarnya Pendidikan Jasmani merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui proses pembelajaran dan bimbingan guru dalam upaya mencapai tujuan, guru harus kreatif dalam memilih suatu model pembelajaran yang cocok dalam memberikan materi untuk siswanya, guna memenuhi tercapainya tujuan Pendidikan Jasmani tersebut.

Secara umum renang adalah olahraga yang cukup populer di Indonesia, tidak ada batasan usia untuk bisa berenang, karena dari kecil sampai tua menyukai aktivitas berendam di dalam air. Olahraga renang sebenarnya sangat baik untuk pertumbuhan tubuh, terutama bagi para remaja. Jika dilakukan rutin 3 kali dalam seminggu, otot-otot akan menjadi terbentuk dan menjadi lebih kencang. Oleh karena itu guru Pendidikan Jasmani harus bisa memilih model apa yang cocok dan tepat dalam proses pembelajaran renang gaya dada tersebut, maka dari itu penulis tertarik untuk menerapkan model yang cocok yaitu dengan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung

Di samping itu juga mengapa penulis tertarik meneliti Perbandingan model pembelajaran Kooperatif dan model pembelajaran Langsung terhadap keterampilan renang gaya dada, karena penulis ingin mencari model pembelajaran yang cocok, efektif dan efisien dalam memberikan materi pelajaran renang gaya dada pada siswa di sekolah SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.


(19)

Selain itu berdasarkan survey pada penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Al-Kautsar, guru kurang aktif dalam proses pembelajaran renang gaya dada karena guru tidak langsung terjun ke lapangan untuk memberikan contoh gerakan renang gaya dada yang benar sehingga para siswa yang kurang paham merasa kebingungan karena guru hanya memberikan teori dan memberikan contoh gerakan dengan menugaskan beberapa siswa yang kurang menguasai gerakan renang gaya dada untuk memperagakan kepada siswa yang lain, sehingga kurangnya keefektifan proses belajar mengajar. Urgenitas dari permasalahan perbandingan model pembalajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung terhadap keterampilan renang gaya dada, yaitu model pembelajaran manakah yang paling cocok di terapkan dalam keterampilan renang gaya dada siswa di sekolah, agar tercapainya tujuan proses pembelajaran tersebut, sehingga penulis mencari model pembelajaran manakah yang paling baik dalam memberikan materi pembelajaran renang gaya dada siswa di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan di tentukan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Rendahnya keterampilan teknik renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

2. Banyaknya model pembelajaran teknik gerak dasar renang gaya dada yang perlu dipertimbangkan guru Pendidikan Jasmani di sekolah sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menguasai keterampilan renang gaya dada.


(20)

4

3. Kenyataan menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran renang gaya dada.

C. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian ini tidak meluas maka perlu dilakukan pembatasan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

2. Penelitian ini hanya akan meneliti atau membahas tentang perbandingan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya renang gaya dada biasanya terkendala dengan jumlah siswa yang banyak sehingga dalam proses pembelajaran kurang efektif apalagi dengan alokasi waktu yang sedikit. Melalui pembelajran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung diharapkan siswa akan terkontrol dan terbimbing. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran dengan berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep atau memecahkan masalah secara berkelompok sedangkan model pembelajran langsung yaitu guru sebagai sumber utama bagi siswa, di mana siswa harus mengikuti apa yang di perintahkan oleh guru. Artinya


(21)

dalam pendekatan kooperatif menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pembimbing dan motivator belajar siswa.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah keterampilan gerak dasar renang gaya dada dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif akan berhasil?

2. Apakah keterampilan gerak dasar renang gaya dada dengan menggunakan model pembelajaran langsung akan berhasil?

3. Model pembelajaran manakah yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah penelitian yang akan diungkapkan dan dirumuskan oleh penulis, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Menganalisis model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan renang

gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar.

2. Menganalisis model pembelajaran langsung terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar.

3. Membandingkan dan menganalisis kedua model pembelajaran tersebut terhadap keterampilan renang gaya dada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar.


(22)

6

F. Manfaat Penelitian

Jika tujuan ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat dari penelitian ini di antaranya :

1. Secara Teoritis :

a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis dan

relevan.

b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Secara praktis : Bagi Siswa

a. Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran baru dengan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung.

b. Meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa dalam pembentukan karakter bekerjasama dan kreatif dalam pembelajaran renang gaya dada.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada.

Bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini guru diharapkan mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran mengenai keterampilan renang gaya dada. b. Memberikan masukan kepada guru Pendidikan Jasmani khususnya tentang

model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan renang gaya dada.

c. Pemahaman guru akan proses pembelajaran tentang keterampilan renang gaya dada meningkat.


(23)

Bagi Sekolah

a. Penelitian yang diadakan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya keterampilan renang gaya dada, yang selanjutnya model pembelajaran kooparatif dan model pemebalajaran langsung dapat diterapkan di kelas-kelas lainnya.

b. Sebagai acuan dalam meningkatkan hasil belajar di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

Bagi Peneliti

Memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan peneliti

khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif dan model pembelajaran langsung terhadap keterampilan renang gaya


(24)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Jasmani 1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh siswa akan sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk gerak-gerak olahraga dengan tujuan untuk menggali potensi siswa. Hal ini sesuai yang disampaikan Suranto (1994) yang menyatakan bahwa :

“ Mendefinisikan pendidikaan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, social, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul melalui pilihannya yang baik melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh”.

Hal tersebut juga dikatakan oleh Suranto (1994) mendefinisikan : “Pendidikan Jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan/menekankan pada aktifitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi “.

Dengan demikian, guru sebagai pengelola dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani harus terampil, terutama dalam menentukan tujuan pembelajaran tersebut, yang diharapkan bisa mendorong dan mengarahkan siswa


(25)

pada aktivitas belajar yang akan dilaksanakan. Karena pada dasarnya tujuan mengajar adalah mendorong siswa untuk belajar. Banyak guru Pendidikan Jasmani yang masih menjawab bahwa tujuan Pendidikan Jasmani adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga, ada pula yang mengatakan tujuan Pendidikan Jasmani yaitu untuk meningktakan kebugaran jasmani, memang semua yang diungkapkan itu benar, tapi kurang lengkap sebab yang paling penting dari semuanya yaitu tujuanya bersifat menyeluruh. Dalam kegiatan aktivitas jasmani dalam pengertian ini telah dijelaskan bahwa pelaku gerak untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif dan sosial.

Aktifitas ini harus dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswanya melalui kegiatan Pendidikan Jasmani ini diharapkan siswa akan tumbuh berkembang secara sehat dan segar jasmaninya. Dari berbagai penejelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah adalah mengembangkan setiap unsur yang ada pada diri seseorang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui aktivitas fisik yang dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan seseorang, sehingga menghasilkan perkembangan secara menyeluruh sebagai manusia secara seutuhnya.


(26)

10

B. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa karena adanya interaksi dengan lingkungannya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh pendapat Husdarta dan Yudha (2000) bahwa “belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Selanjutnay Slameto (2010) menejelaskan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Selanjutnya senanda dengan yang telah diungkapkan oleh Husdarta dan Yudha (2000 ) bahwa “perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat dari interaksi siswa dengan lingkungannya”. Interaksi ini berlangsung secara disengaja”. Hal ini terbukti dari adanya tujuan yang ingin di capai, motivasi untuk belajar baik secara fisik maupun psikis.

2. Pembelajaran

Dalm proses pembelajaran guru memiliki peranan penting dalam memberikan pelajaran, dimana guru harus bisa mengelola dan merencanakan dalam pembelajaran hal ini sesuai yang diungkapkan Knirk dan Gustapon (2011:6) “ Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses


(27)

yang sistematis melalui tahapan rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan pembelajaran”.

Pada intinya proses pembelajaran harus bersifat mendidik siswa agar memahami bagaimana proses belajar yang benar dan bisa mendororng kemampuan mereka berkembang secara maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyanti (2011:6) “pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.Selanjutnya pembelajaran merupakan proses interaksi antar individu dalam lingkungannya yang mengakibatakan perubahan pola pikir yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Rosdiani. D (2012:87) “pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Dalam interaksinya tersebut banyak sekali faktor mempengaruhinya, baik faktor internal (dalam diri), maupun faktor eksternal (lingkungan).

Jadi pada dasarnya pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreativitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut dan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreativitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya guru mendidik siswa dalam proses pembelajaran secara terprogram sistematis dan


(28)

12

bersifat mendidik guna membantu siswa agar terjadi proses belajar dalam hal ini sehingga terjadi adanya interaksi dalam proses pembelajaran.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung merupakan dua model pembelajaran yang sering digunakan. Pembelajaran kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi – komunikasi – sosialisai karena kooperatif adalah miniatur dari hidup masyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut, Johnson. (1994 ).

Solihatin. E. (2011) mengatakan bahwa Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 - 6 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan seting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keragaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.


(29)

Sarana dan Prasarana yang tidak memadai merupakan salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani,. Seperti yang disampaikan Roskam (1983) sebagai berikut : “fasilitas olahraga (sport) mencakup perlengkapan seperti : pengembangan ekspresi fasilitas olahraga adalah setiap kegiatan yang berhubungan dan perencanaan tuntutan atau permintaan (request), persiapan perencanaan, dan pengembangan fasilitas untuk rekreasi, bermain (olahraga permainan), dan fasilitas sport, termasuk konsekuensi untuk pelayanan (service) fasilitas olahraga”.

Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menentukan model dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, salah satunya menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dimana model pembelajaran ini cocok diterapkan dalam proses pembelajaran renang gaya dada. Hasan (2012) “ model pembelajara kooperatif menekankan pada nilai gotong royong, kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima dan memberi, dan tanggung jawab siswa, baik terhadap dirinya maupun terhadap anggota kelompoknya. Dalam kelompok belajar tersebut sikap, nilai dan moral dikembangkan secara mendasar”. Hal ini diperkuat oleh Michaels (2012) : “ model pembelajarn kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar”.

Berdasarkan hal tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani model pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan model


(30)

14

pembelajaran yang menekankan pada pemberian kesempatan yang luas, mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan secara berkelompok, tetapi mereka mempunyai tugasnya masing-masing secara terstruktur. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri bahwa secara berkelompok. Inti dari materi pelajaran itu sendiri dimana siswa menjadi lebih kreatif. Di dalam model pembelajaran kooperatif guru sabagai fasilitator dan penyelengaraan proses belajar mengajar, walaupun siswa mengerjakan suatu tugas terstruktur secara bersama-sama dan bekerja sama dengan sesama siswa, tetapi guru tidak meninggalkan perannya begitu saja, guru tetap menjadi pembimbing dan pengawas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujuan agar seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh Dzaki. F. (2011)

kelebihan dan kekurangan yang disajikan sebagai berikut : a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif :

1. Meningkatkan harga diri dalam keterampilan tiap individu. 2. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar. 3. Konflik antar pribadi berkurang dalam proses pembelajaran. 4. Sikap apatis berkurang dalam proses pembelajaran.

5. Pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembelajaran.

6. Retensi atau penyimpangan lebih lama setelah mengikuti pembelajaran. 7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi dalam proses


(31)

8. Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif setelah mengikuti proses pembelajaran.

9. Meningkatkan kemajuan belajar dalam pembelajaran.

10. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif dalam proses Pembelajaran.

b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif :

1. Proses pembelajaran renang gaya dada ini harus dilakukan di ruangan terbuka agar tidak terjadi kekacauan.

2. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain di dalam proses pembelajaran. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka.

3. Banyak siswa takut bahwa materi pembelajaran renang gaya dada tidak bisa mereka kuasai. Dalam pemebejaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah dipelajarinya sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang bisa memberikan kesempatan kepada siswa yang luas secara berkelompok untuk lebih ekspresif, kreatif, dan inovatif. Sedangkan guru hanya sebagai pembimbing saja. Bahkan bisa menemukan masalah dan memecahkan masalahnya secara berkelompok tersebut, sehingga siswa tidak lulus diberi materi oleh guru saja, melainkan mereka bisa memecahkan masalah tersebut. Jadi inti kekurangan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif dapat mempengaruhi keterampilan renang gaya dada siswa di sekolah SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.


(32)

16

D. Model Pembelajaran Langsung

Selanjutnya model pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung dalam pelaksanaanya berorientasi pada penguasaan teknik, merupakan model pembelajaran yang sangat lazim digunakan di sekolah, proses pembelajaran dalam model ini adalah guru sebagai sumber utama pembelajaran dan guru sangat mendominasi pembelajaran siswa hampir tidak diberi peluang untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya. Semua harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh gurunya. Tujuan utama dalam model ini adalah bagaimana siswa dapat menguasai suatu teknik gerak tertentu dengan panduan dan tuntutan yang selalu diberikan dan didemontrasikan oleh guru.

Menurut Hartono (2005) : “ Model pembelajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah “. Sedangkangkan menurut Rosdiani. D. (2012) :“Pembelajaran / pengajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah”.

Model pembelajaran langsung merupakan salah satu model yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan karena siswa bisa secara langsung melihat apa yang dipraktekan oleh guru. Sesuai yang telah diungkapkan oleh Bandura (2012) bahwa ”Belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu


(33)

permodelan, meniru perilaku dan pengalaman vicarious (keberhasilan dan kegagalan) orang lain.

Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan dan kekurangan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti yang dijelaskan oleh Rosdiani. D. (2012) model pembelajaran langsungpun mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yang disajikan sebagai berikut :

a. Kelebihan model pembelajaran Langsung :

1. Dengan model pembelajaran langsung guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai siswa.

2. Merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dilaksanakan.

4. Model pembelajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah ) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

5. Model pembelajaran langsung (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan anatar teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi).

6. Model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil.

7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. 9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.


(34)

18

10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat. b. Kekurangan model pembelajaran Langsung :

1. Karena guru memainkan peranan pusat dalam model ini, maka kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada kemampuan guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran yang kurang baik pula.

3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pengajaran langsung mungkin tidak dapat memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering digunakan model pengajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu siswa semua yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran siswa itu sendiri.

5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang bergantung kepada guru, dimana siswa hanya sebagai objek penyampaian guru, dan siswa aktif pada saat guru memberi kesempatan saja. Dari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif yaitu dimana siswa bisa berpikir kreatif secara berkelompok dengan tugasnya masing-masing dan kekurangan model pembelajaran kooperatif ini siswa yang mampu bekerja kelompok saja


(35)

yang bisa menggali potensinya karena model pembelajaran kooperatif ini tidak tergantung pada guru. Sedangkan kelebihan dari model pembelajaran langsung yaitu proses pembelajaran bisa lebih aktif karena langsung dibimbing oleh guru, dan kekuranganya ialah siswa hanya sebagai objek guru saja. Jadi kedua model pembelajaran ini memilki kekurangan dan kelebihan masing-masing untuk pembelajaran renang dalam keterampilan renang gaya dada di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

E. Sejarah Renang

Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang usia. Manusia bisa berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama,

perenang atau Dialog mengenai seni berenang.

Perlombaan sejarah renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya kolam-kolam renang. Saat itu, sebagian besar peserta berenang dengan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia


(36)

20

Barat. Trudgen menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade. Persatuan renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA) dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.

Definisi renang menurut Arma. A. (1981) : “Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut”. Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, Badruzaman (2007) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara umum adalah “the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or lift”. Yang artinya adalah pengertian renang secara umum adalah upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air. Spesifiknya Badruzaman (2007) mengemukakan bahwa: “Swimming is the method by which humans (or other animals) move themselves through water”. Artinya suatu cara dilakukan orang atau binatang untuk menggerakan tubuhnya di air.

Badruzaman menyimpulkan tentang definisi renang adalah suatu aktivitas manusia atau binatang yang dilakukan di air, baik di kolam renang, sungai, danau, maupun lautan, dengan berupaya untuk mengangkat tubuhnya untuk mengapung agar dapat bernapas dan bergerak baik maju maupun mundur. Haller (2007) menjelaskan bahwa “dalam olahraga renang terdapat empat macam gaya yaitu: Renang gaya dada, Renang gaya bebas, Renang gaya punggung, Renang gaya kupu-kupu”.


(37)

F. Teknik Renang Gaya Dada

Berenang merupakan olahraga yang sangat dianjurkan untuk dipelajari dan rutin dilakukan. Karena selain murah, berenang merupakan olahraga yang mudah dan cepat untuk dipelajari, bermanfaat untuk melatih seluruh otot tubuh. Anak-anak, hendaknya dilatih berenang, sebagai dasar dari berbagai macam olahraga dan pembentukan tubuh. Salah satu gaya berenang yang mudah diajarkan adalah gaya dada (gaya Katak) .

Renang gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi badan/dada menghadap ke permukaan air, kedua kaki menendang ke arah luar sedangkan kedua tangan dibuka melebar ke samping sepeti gerakan membelah air agar badan lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak waktu berenang sehingga gerakan gaya dada sering juga disebut gaya katak. Renang gaya dada dibandingkan dengan gaya lainnya merupakan gaya yang paling lambat lajunya.

Dalam belajar renang, kita akan berhubungan dengan suatu media yaitu air. Pada benda yang bergerak di dalam air akan dipengaruhi oleh tahanan depan, yaitu air yang menahan di depan benda tersebut, makin besar tahanan di depanny, makin berat benda tersebut bergerak maju, sebaliknya makin kecil tahanan yang dihadapinya makin cepat benda tersebut bergerak maju.


(38)

22

1. Pelaksanaan dan latihan teknik meluncur

1. Berdiri di pinggir kolam, salah satu kaki menempel pada dinding kolam dengan posisi ditekuk.

2. Badan dibungkukan de depan sejajar dengan permukaan air dan kedua lengan diluruskan mengapit telinga.

3. Tolakan kaki yang menempel di dinding kuat-kuat, badan akan meluncur ke depan

4. Tubuh lurus dan jaga keseimbangan, posisi badan di atas permukaan air (stream line).

Gambar 1.1 (teknik meluncur)

2. Teknik Gerakan Tungkai

Siswa melakukan gerakan tungkai ( dilakukan di luar kolam ) : 1. Dengan tengkurap, posisi kaki rapat, pergelangan kaki keluar .

2. Tekuk lutut sampai menyentuh pantat dengan posisi mata kaki dalam keluar. 3. Arahkan telapak kaki menghadap ke atas.

4. Memutar pergelangan kaki berulang kali.


(39)

Gerakan tungkai dapat dilakukan dengan 5 hitungan, yaitu : 1. Menekuk lutut

2. Memutar pergelangan kaki 3. Membuka kaki

4. Melecutkan kaki 5. Letakkan kaki

Lakukan berulang-ulang sampai anak mengerti dan paham bagaimana melakukannya. Setelah siswa bisa paham, perintahkan siswa untuk masuk ke kolam renang.

Gambar 1.2

a. Kaki ditarik lemas dengan cara ditekuk pada lutut dan gerakan lutut ke arah bawah, sehingga telapak kaki menghadap ke atas.


(40)

24

b. Rekoveri (tarikan) kaki mencapai maksimal di mana kita lihat tumit, lutut dan pantat membentuk huruf "V" atau lutut terletak di tengah-tengah antara tumit dan pantat.

Gambar 1.4

c. Permulaan tendangan kaki, telapak ka ki dilemparkan ke arah samping belakang dengan gerakan dari pelan kemudian cepat.

Gambar 1.5

d. Tendangan kaki dengan cara mencambuk telah sampai pada pertengaha -fL kecepatan gerakan hampir mencapai maksimal. Telapak kaki mulai bergerak dari keadaan tertekuk ke posisi lurus.

Gambar 1.6

e. Tendangan kaki dengan mencambuk (whip-kick) masih berialan. Di sini kecepatan tendangan mencapai maksimal. Telapak kaki masih dalam perjalanan dari tertekuk kea rah lurus.


(41)

Gambar 1.7

f. Tendangan kaki mencapai akhir gerakan dengan kecepatan gerakan yang berkurang. Telapak kaki telah hampir mencapai keadaan lurus dari keadaan tertekuk.

3. Teknik Gerakan Lengan dan Pengambilan Napas

Gerakan lengan ini hanya ada 2 gerakan, yaitu tarik ( pergerakan tangan tidak boleh melebihi bahu dan gerakan ini bersamaan dengan pengambilan napas) dan recovery.

Berikut langkah-langkah untuk mengajarkan gerakan lengan :

1. Perintahkan anak untuk berdiri dengan membungkukkan badannya (di luar kolam).

2. Lakukan gerakan mulai dari tarik, selanjutnya recovery ( sebaiknya dengan hitungan ). Ada recovery ini, anjurkan kepada anak untuk membiarkan posisi ini untuk meluncur sejenak.

3. Setelah anak dirasa mengerti, perintahkan anak untuk masuk ke kolam dan lakukan gerakan seperti tadi di tempat ( tidak berpindah tempat). Lakukan berulang-ulang.

4. Setelah dianggap bisa, perintahkan anak seperti gerakan sebelumnya tetapi dengan berjalan di kolam.


(42)

26

5. Setelah dirasa anak bisa memahami, perintahkan anak untuk berpasangan ( satu anak memegang kaki dan anak satunya melakukan gerakan lengan ) lakukan berulang-ulang dan bergantian.

6. Biarkan anak meluncur sendiri dengan aktif dengan1 kali gerakan tangan dan terus bertambah sampai akhirnya anak bisa melakukannya.

Gerakan lengan pada gaya dada terdiri dart 2 bagian:

a. Gerakan mendayung, yaitu gerakan yang menghasilkan dorongan maju. b. Gerakan recoveri yang merupakan gerakan kontra atau gerakan yang

menghasilkan tahanan bagi perenang.

Urutan gerakan lengan pada gaya dada sebagai berikut:

Gambar 4.1

a. Lengan dalam keadaan lurus, dalam sikap meluncur dengan telapak tangan menghadap ke luar.


(43)

b. Dayungan lengan dimulai dengan membawa lengan ke arah samping bawah. Pergelangan tangan dibengkokkan. Gerakan dimulai dengan pelan.

Gambar 4.3

c. Dayungan lengan dalam perjalanan ke arah samping. Kecepatan dayungan ditingkatkan lebih cepat.

Gambar 4.4

d.Dayungan lengan pada tahap pertengahan dengan sikap siku

Membengkok ke dalam telapak menghadap ke samping belakang. Kecepatan da yung mencapai maksimal.

Gambar 4.5

e. Lengan masih dalam dayungan dengan telapak tangan menghadap ke belakang dalam. Tekukan lengan mencapai maksimal.


(44)

28

Gambar 4.6

f. Lengan pada akhir dayungan dengan kedua siku rapat pada bagian lengan bawah rapat di dada.

Gambar 4.7

g. Lengan selesai melaksanakan gerakan rekoveri dengan ibu jari menghadap ke bawah. Badan dalam posisi meluncur, gerakan lengan gaya dada selalu dilakukan secara serentak dan simetris antara lengan kanan dan lengan kiri.

4. Teknik Pengambilan Napas

Pernapasan pada renang gaya dada dilakukan dengan cara mengangkat kepala ke arah depan, pandangan melihat ke arah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air. Naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin hanya secukupnya untuk dapat bernapas. Naiknya kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan dapat dipertahankannya posisi badan yang stream line. Begitu juga recovery lengan, kepala diturunkan sedikit, sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih di atas permukaan air. Pengambilan napas dilakukan pada kepala naik ke


(45)

atas permukaan air, mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air, hembusan udara melalui mulut secara tepat (eksplosif)

G. Karakteristik Siswa SMA

Dalam periodisasi pertumbuhan dan perkembangan masa SMA merupakan masa remaja. Pada masa ini merupakan masa pertumbuhan yang pesat, ditandai dengan perkembangan biologis yang kompleks dalam hal ukuran tubuh, jaringan tubuh, kematangan seksual dan fisiologis. Seperti yang dikatakan oleh Herman Tarigan (2011:3) bahwa Pertumbuhan adalah : “peningkatan ukuran tubuh dan pertumbuhan merupakan hasil dari proses penyempurnaan bagian-bagian tubuh, misalnya pertumbuhan tinggi badan, panjang kaki, lebar pinggul, dan sebagainya”.

Sedangkan perkembangan adalah: peningkatan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ tubuh. Peningkatan bisa berbentuk daya fisik, koordinasi dan kontrol tubuh. Misalnya peningkatan fungsi-fungsi otot, otak, syaraf jantung, paru-paru, dan sebagainya”.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik siswa pada masa SMA dipengaruhi oleh perkembangan tubuh yang pesat dan lingkungan pergaulan serta minat yang mulai dispesifikasikan. Pada masa ini minat yang dibawa dari kanak-kanak mulai berkurang dan diganti dengan minat yang lebih matang. Selain itu, dalam melakukan aktivitas gerak jasmani mulai berkurang dan diminimalisir sesuai dengan kemampuan minat serta


(46)

30

dukungan dari lingkungan seperti keluarga, teman sebaya dan orang-orang terdekat lainya.

H. Kerangka Pemikiran

Kedudukan model pembelajaran dalam proses pencapaian tujuan

pembelajaran sangatlah penting, hal ini berkaitan dengan interaksi belajar yang akan dilaksanakan oleh guru kepada siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Joyce dan Well (2011) bahwa “model pembelajaran yaitu suatu pola atau rencana yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas bahkan yang lain”.

Sedangkan menurut Rosdiana. D. (2012) bahwa model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merangcang isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Dengan begitu dalam proses pembelajaran renang gaya dada harus dapat menggunakan model pembelajaran manakah yang cocok untuk diajarkan, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung dimana kedua model pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di dalam model pembelajaran kooperatif guru tidak terlalu penting dalam proses pembelajaran renang gaya dada, lebih menekankan kepada kelompok siswa tersebut dan guru hanya sebagai pengawas mereka saja. Sedangkan model pembelajaran langsung guru sangat berperan dalam proses pembelajaran renang gaya dada karena guru mentranformasikan informasi atau keterampilannya secara langsung kepada siswa


(47)

secara langsung. Pada umumnya akhir-akhir ini pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah kurang efektif karena kurang didukung oleh sarana prasarananya, maka dari itu penulis tertarik untuk membandingkan model pembelajaran manakah yang cocok untuk di terapkan dalam pembelajaran renang gaya dada di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Sumardi. S (1983). “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris”. Berdasarkan beberapa teori di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Kurang efektif nya model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan

keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

2. Model pembelajaran langsung dapat meningkatkan keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

4. Hasil keterampilan renang gaya dada dengan model pembelajaran kooperatif lebih rendah dibandingkan dengan hasil keterampilan renang gaya dada dengan model pembelajaran langsung.


(48)

33

III. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa eksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil, tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab, karena itu di dalam eksperimen orang akan menemukan dinamika interaksi antar variabel.

Demikian pula pendapat Arikunto. S. (2002) bahwa eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan meminimalisir atau mengurangi atau menyisihkan faktor lain yang bisa mengganggu. Dari pendapat para ahli di atas jelas sekali bahwa metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh atau perubahan atau peningkatan yang disebabkan adanya pemberian perlakuan (treatment). Dalam penelitian ini sebagai perlakuanya adalah latihan atau pembelajaran keterampilan renang gaya dada yang dilakukan melalui pembelajaran Kooperatif dan melalui pembelajaran langsung.


(49)

A. Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah random pre-test post-test group design, yaitu rancangan penelitian yang berdasarkan pembagian kelompok, diawali dan diakhiri dengan melakukan tes pada masing-masing kelompok. Sedangkan rancangannya dapat dilihat pada bagan berikut :

O T1 OP

Tabel 1.1

Keterangan:

O = Obyek Penelitian T 1 = Tes awal

OP = Ordinal Pairing (Pengelompokan)

Kel 1 = Kelompok Siswa Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Kel 2 = Kelompok Siswa Dalam Model Pembelajaran Langsung P1 = Perlakuan Pertama ( Latihan meluncur)

P 2 = Perlakuan Kedua (Latihan Dasar Renang Gaya Dada)

P 3 = Perlakuan Ketiga (Latihan Gerak Koordinasi Lengan, Tungkai, dan Pengambilan Napas)

T 2 = Tes Akhir

T2 P3

P2 P1

Kel1

T2 P3

P2 P1


(50)

35

Dari rancangan diatas nampak sekali alur kegiatan penelitian yang akan dilakukan, dari objek penelitian dilakukan perlakuan pertama (latihan meluncur), selanjutnya dilakukan ordinal pairing dengan tujuan untuk membagi kelompok agar memiliki kemampuan yang sama, kemudian dilakukan perlakuan dua yaitu latihan dasar renang gaya dada, setelah itu dilakukan tes awal, selanjutnya dilakukan perlakuan ketiga yaitu gerakan koordinasi lengan, kaki, dan pernapasan. Kemudian diakhiri tes akhir. Untuk lebih jelasnya dari prosedur penelitian tersebut dapat dilihat pada rangkaian kegiatan yang tertuang pada bagian berikut:

Gambar 8 Alur pelaksanaan Penilaian (Tabel 1.2) Objek Penelitian

Tes Awal

Ordinal Pairing (Pengelompokan)

Model Kooperatif Model Langsung

Perlakuan Pertama

(Latihan Meluncur dan Gerakan Dasar Renang Gaya Dada)

Perlakuan Pertama

(Latihan Meluncur dan Gerakan Dasar Renang Gaya Dada)

Perlakuan Kedua

(Latihan Gerak Koordinasi Meluncur, Lengan, Kaki, dan Pernapasan) Perlakuan Kedua

(Latihan Gerak Koordinasi Meluncur, Lengan, Kaki, dan Pernapasan)

Tes Akhir

Pengolahan dan Analisis Data


(51)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Arikunto. S. (2002) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dari pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMA AL-Kautsar Bandar Lampung sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa putri

.

2. Sampel

Menurut Arikunto. S. (2006) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15%.

Karena jumlah siswa di kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung terdapat 240 siswa, populasi lebih dari 100 maka sampel populasi yang di ambil adalah 24 siswa, yang terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa putri.


(52)

37

D. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang diteliti adalah : 1. Sebagai variabel bebas

- Model Pembelajaran Kooperatif (XI) - Model Pembelajarn Langsung (X2)

2. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan renang gaya dada (Y)

1. Operasional Variabel

Untuk mengatasi agar tidak terjadi persepsi yang keliru, maka perlu adanya definisi dari variabel yang diteliti, yakni:

1. Yang dimaksud model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut Johnson (2012).

2. Yang dimaksud model pembelajaran langsung menurut Rosdiana. D. (2012) Pembelajaran / pengajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut guru sebagai subjek yang menarik bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah.

3. Yang dimaksud kemampuan renang gaya dada dalam penelitian ini adalah koordinasi gerakan tangan, kaki, dan pengambilan napas saat berenang.


(53)

E. Obyek Penelitian

Menurut Arikunto. S. (2003), apa bila peneliti berpendapat bahwa populasi (seluruh objek penelitian) terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka setiap strata harus diwakili sebagai sampel (bagian objek penelitian). Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan strata penelitian harus dilakukan secara hati-hati. Pemberian makna strata, kalau yang bersangkutan tahu, akan berakibat menyinggung perasaan. Pada uji coba terbatas, pengambilan objek penelitian dilakukan dengan cara simple random sampling. Menurut Sugiyono (2010), pada simple random sampling, pengambilan sampel (bagian objek penelitian) dari populasi (seluruh objek penelitian) dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi (seluruh objek penelitian) tersebut. Dari uraian diatas maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA AL-KAUTSAR Bandar Lampung yaitu berjumlah 24 orang, dengan 12 siswa putra dan 12 siswi putri.

a. Tempat Penelitian

1. Nama Sekolah : SMA Al-Kautsar Bandar Lampung

2. Alamat : Jl. Soekarno Hatta Bay Pass (depan Islamic Centre) Rajabasa Bandar Lampung

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Pertemuan : Delapan ( 8 ) Pertemuan 2. Frekuensi : 2 X Seminggu


(54)

39

F. Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif dan kelompok yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran langsung. Kedua kelompok tersebut diberi tes keterampilan renang gaya dada. Alat ukur yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah tes keterampilan renang gaya dada.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur data menurut Arikunto. S. (2006) bahwa : “ instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode”. Dalam penelitin ini diperlukan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan siswa atau kekurangan siswa yang sudah tercapai. Nurhasanah (2000) mengemukakan bahwa : “ dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur .

Dari penjelasan diatas peneliti akan menjelaskan langkah penelitian sebagai berikut :

intrumen penelitian adalah alat pengambilan data. Instrumen tes gaya dada ini sebagai berikut

a. Menentukan obyek penelitian.

b. Memberikan tes awal berupa gerakan meluncur selanjutnya dilakukan Ordinal Pairing.

c. Setelah menilai dan merangking dari skor yang tertinggi sampai terendah selanjutnya dibagi dua, yaitu kelompok 1 dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dan kelompok 2 menggunakan pembelajaran langsung. Kemudian


(55)

melakukan perlakuan pertama berupa latihan gerakan dasar renang gaya dada dan dilanjutkan dengan perlakuan kedua berupa latihan gerak koordinasi lengan, kaki, dan pernapasan.

d. Setelah melakukan perlakuan pertama dan kedua dilakukan tes akhir.

Berikut ini adalah penjelasan dari tes keterampilan gerak dasar renang gaya dada. Tujuan : Mengukur keterampilan dan gerak dasar renang gaya dada.

Alat yang digunakan :

- Peluit - Stopwatch

- Alat tulis pencatat hasil tes

Siswa bersiap untuk melakukan renang gaya dada dan berdiri dipinggir kolam renang secara individu. Serta penilaian keterampilan gerak dasar renang gaya dada.


(56)

41

Tabel 1 : Format analisis penilaian tes keterampilan renang gaya dada

LEMBAR PENILAIAN Nama : ... Kelas : ... Materi : ...

No Gerakan Kriteria Penilaian Nilai Nilai Akhir

1 2 3 4 5

1 Sikap Awal

1. Posisi badan tegak lurus di bawah start boXI dengan satu kaki ditekuk menempel tembok

2. Kedua tangan di samping badan 3. Pandangan lurus ke atas

2 Pelaksan aan

1. Posisi badan streamline pada saat meluncur dan berenang

2. Kedua tangan mendorong secara bersamaan

3. Kedua kaki menendang secara bersamaan

4. Ketepatan saat mengambil napas

5. Koordinasi seluruh gerakan renang gaya dada

3 Sikap Akhir

1. Tangan meyentuh tepi kolam 2. Posisi badan kembali tegak lurus Sumber: Linda Kurniasari, 2010

Keterangan Nilai :

1. Bobot 1 Nilainya = 0 – 20 (Kurang Sekali) 2. Bobot 2 Nilainya = 21 – 40 (Kurang) 3. Bobot 3 Nilainya = 41 – 60 (Cukup) 4. Bobot 4 Nilainya = 61 – 80 (Baik) 5. Bobot 5 Nilainya = 81 – 100 (Baik Sekali)


(57)

Tabel 2 : Kisi-kisi penilaian renang gaya dada

Kiteria Aspek yang dinilai Kriteria

penilaiaan Gerakan tangan Melakukan gerakan tangan lurus ke depan

dengan sikut tertekuk

1

Melakukan gerakan lengan hanya ke sisi bawah

2 Melakukan gerakan lengan ke sisi bawah dan tangan melebar melebihi lebarnya bahu

3

Melakukan gerakan lengan ke sisi bawah, tangan melebar melebihi lebarnya bahu dengan gerakan melingkar yang tidak terlalu dalam, sikut membesar sehingga bentuk sikut yang tinggi.

4

Melakukan gerakan lengan ke sisi bawah, tangan melebar melebihi lebarnya bahu dengan gerakkan melingkar yang tidak terlalu dalam, sikut mebesar sehingga bentuk sikut yang tinggi dan bersiap mengambil udara diatas permukaan air.

5

Gerakan kaki Melakukan tarikan tumit kearah pantat saja, melakukan dorongan ke belakang saja

1

Melakukan tarikan tumit dan dekat dengan pantat, melakukan dorongan ke belakang dan jari-jari kaki menghadap keluar

2

Melakukan tarikan tumit kearah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin kearah pantat, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar dan kaki disepakkan pada saat bersamaan


(58)

43

.

Melakukan tarikan tumit ke arah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin kea rah pantat dan lutut berdampingan dan tumit rapat, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar, kaki disepakkan ke belakang dan diputar secara bersamaan.

4

Melakukan tarikan tumit kea rah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin ke arah pantat dan lutut masih berdampingan dan tumit tidak terlalu rapat satu dan yang lain, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar, kaki disepakkan ke belakang dan diputar secara bersamaan.dengan gerakan kaki dibuka lebar-lebar.

5

Pernapasan Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line

1 Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line dan mulut di buka lebar

2

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line dan mulut di buka lebar

3

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line,

mulut di buka lebar dan dapat mengambil napas secara bebas


(59)

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line,

mulut di buka lebar, dapat mengambil napas secara bebas dan menghembuskan udara dari mulut secara tepat (eXIplosive)

5

Gerakan Kombinasi

Kepala naik, tangan dan kaki ke bawah 1 Kepala naik, tubuh turu ke bawah 2 Kepala sedikit naik, kaki tertekuk dan pantat agak condong ke bawah

3

Kepala sedikit naik, tangan dan kaki lurus di atas permukaan air dan pantat agak condong ke bawah

4

Kepala sedikit naik, tangan dan kaki lurus di atas permukaan air.

5

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik.Data yang dianalisis adalah data tes hasil menendang bola kearah gawang.Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Sebelum dilakukan pengolahan atau analisis data penelitian terlebih dahulu diadakan uji prasyarat analisis yang meliputi:

1. Menguji homogenitas dari dua kelompok sebelum eksperimen, Sudjana (1992):

v =


(60)

45

2. Uji t

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika -t1–1/2α ≤ t ≤ t1 -1

/2 α. Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α = 0.05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut :

H0 : ̅ = 0 HA : ̅≠ 0

Uji satu pihak menggunakan rumus :

̅ ̅

Keterangan :

S : Simpangan baku

n1 :Jumlah sampel kelompok 1 n2 : jumlah sampel kelompok 2

̅ : Rata – rata kelompok 1


(61)

Untuk uji t kriteria pengujian adalah tolak hipotesis, jika t > t1 –α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).

1. Pengujian Hipotesis

Untuk uji t kriteria pengujian adalah terima hipotesis, jika t < t 1 – a. untuk harga lain Ho ditolak. T tabel diperoleh dari distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebeasan (dk) = (n1 + n2 – 2)

Rancangan Penelitian No. Pertemuan Bentuk

Latihan Tugas Gerak Waktu Repetisi Keterangan

1. Pertemuan

ke-1 Meluncur.

Menjelaskan

bagaimana awalan melakukan gerakan meluncur yang benar.

120

menit 8XI

2. Pertemuan ke-2 Pembagian kelompok ditentukan melalui luncuran. Melakuakan

meluncur dengan jarak 1-7 meter. 120

menit 8XI

3. Pertemuan ke-3

Gerakan meluncur dan lengan.

Melakukan gerakan meluncur dengan ditambah gerakan lengan dengan jarak sejauh 5 meter.

120

menit 10XI

4. Pertemuan ke-4

Gerakan meluncur, lengan dan tungkai

Melakukan gerakan meluncur dengan ditambah gerakan lengan serta kaki dengan jarak sejauh 5 meter..

120


(62)

47

5. Pertemuan ke-5 Tes Gerakan koordinasi dasar renang gaya dada.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan dan kaki pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120

menit 6XI

6. Pertemuan ke-6 Gerakan meluncur, lengan, tungkai dan napas.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan, kaki dan napas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120 menit

12XI

7. Pertemuan ke-7 Gerakan meluncur, lengan, tungkai dan napas.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan, kaki dan napas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120 menit

14XI

8. Pertemuan ke-8 Tes Gerakan koordinasi 3 rangkaian dasar renang gaya dada.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan, kaki dan napas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120

menit 6XI


(63)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang didukung dengan kerangka pikir dan kemudian dibuktikan dengan analisis data maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

keterampilan renang gaya dada dengan rata-rata keterampilan sebesar 30,3. 2. Model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan keterampilan

renang gaya dada dengan rata-rata keterampilan sebesar 37,7.

3. Model pembelajaran langsung lebih baik peningkatannya dari pada model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka dapat disarankan untuk dijadikan bahan masukkan bagi:

1. Guru pendidikan jasmani dan olahraga dalam melakukan pembelajaran agar dapat memilih model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar gerak pada setiap cabang olahraga akan meningkat secara efektif.


(64)

54

2. Untuk mengefektifitaskan model pembelajaran langsung hendaklah pihak sekolah meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya keterampilan renang gaya dada.

3. Pada guru dan siswa, hendaknya memahami hukum-hukum mekanik, sehingga pelaksanaan model pembelajaran langsung dapat menghasilkan kemampuan serta keterampilan renang gaya dada lebih optimal.

4. Peneliti, perlu dikaji lebih komperhensif dengan objek penelitian yang lebih banyak serta variabel yang berbeda.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Jakarta : PT. Nusantara Arikunto. S. 2006. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara Arma. A. 1981. Pembelajaran Renang. Jakarta : PT. Nusantara.

Badruzaman. 2007. Pembelajaran Renang. Jakarta : PT. Nusantara.

Bandura. 2012. . Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA.

Dimyanti. 2011. Pendidikan Jasmani. Jakarta : ALFABETA.

Dzaki. F. 2011. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA

Haller. 2007. Dasar-Dasar Renang. Jakarta. Raja Garindo Persada. Hartono. 2005. Model Pembelajaran Langsun. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA

Husdarta dan Yudha. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Husdarta dan Yudha. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Johnson. 2011.Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Joyce dan Well. 2011. Metodologi Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Knirk dan Gustapon. 2011. Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Michaels. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung : ALFABETA.

Nurhasanah. 2000. Instrumen Penelitian. Malang : Raja Garindo Persada. Rosdiani. D. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA.

Rosdiani. D. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA


(66)

57

Roskam. 1983. Sarana dan Prasarana Olahraga. Bandung : Grafindo. Rusli. 1991. Pendidikan Jasmani Dasar. Jakarta : Agrindo.

Simanjuntak. G. 2008. Pembelajaran Renang. Jakarta : PT. Nusantara. Slameto. 2010. Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi. Surabaya : Pt. Nusantara. Solihatin. E. 2011.Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA. Sumardi, S. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Surakhmad. 1982. Dasar-Dasar Penelitian. Jakarta : Grafindo.


(1)

Untuk uji t kriteria pengujian adalah tolak hipotesis, jika t > t1 –α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).

1. Pengujian Hipotesis

Untuk uji t kriteria pengujian adalah terima hipotesis, jika t < t 1 – a. untuk harga lain Ho ditolak. T tabel diperoleh dari distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebeasan (dk) = (n1 + n2 – 2)

Rancangan Penelitian

No. Pertemuan Bentuk

Latihan Tugas Gerak Waktu Repetisi Keterangan

1. Pertemuan

ke-1 Meluncur.

Menjelaskan

bagaimana awalan melakukan gerakan meluncur yang benar.

120

menit 8XI

2. Pertemuan ke-2 Pembagian kelompok ditentukan melalui luncuran. Melakuakan

meluncur dengan jarak 1-7 meter. 120

menit 8XI

3. Pertemuan ke-3

Gerakan meluncur dan lengan.

Melakukan gerakan meluncur dengan ditambah gerakan lengan dengan jarak sejauh 5 meter.

120

menit 10XI

4. Pertemuan ke-4

Gerakan meluncur, lengan dan tungkai

Melakukan gerakan meluncur dengan ditambah gerakan lengan serta kaki dengan jarak sejauh 5 meter..

120


(2)

47

5. Pertemuan ke-5 Tes Gerakan koordinasi dasar renang gaya dada.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan dan kaki pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120

menit 6XI

6. Pertemuan ke-6 Gerakan meluncur, lengan, tungkai dan napas.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan, kaki dan napas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120 menit

12XI

7. Pertemuan ke-7 Gerakan meluncur, lengan, tungkai dan napas.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan, kaki dan napas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120 menit

14XI

8. Pertemuan ke-8 Tes Gerakan koordinasi 3 rangkaian dasar renang gaya dada.

Melakukan gerakan koordinasi

meluncur, lengan, kaki dan napas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

120

menit 6XI


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang didukung dengan kerangka pikir dan kemudian dibuktikan dengan analisis data maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

keterampilan renang gaya dada dengan rata-rata keterampilan sebesar 30,3. 2. Model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan keterampilan

renang gaya dada dengan rata-rata keterampilan sebesar 37,7.

3. Model pembelajaran langsung lebih baik peningkatannya dari pada model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka dapat disarankan untuk dijadikan bahan masukkan bagi:

1. Guru pendidikan jasmani dan olahraga dalam melakukan pembelajaran agar dapat memilih model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar gerak pada setiap cabang olahraga akan meningkat secara efektif.


(4)

54

2. Untuk mengefektifitaskan model pembelajaran langsung hendaklah pihak sekolah meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya keterampilan renang gaya dada.

3. Pada guru dan siswa, hendaknya memahami hukum-hukum mekanik, sehingga pelaksanaan model pembelajaran langsung dapat menghasilkan kemampuan serta keterampilan renang gaya dada lebih optimal.

4. Peneliti, perlu dikaji lebih komperhensif dengan objek penelitian yang lebih banyak serta variabel yang berbeda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Jakarta : PT. Nusantara Arikunto. S. 2006. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara Arma. A. 1981. Pembelajaran Renang. Jakarta : PT. Nusantara.

Badruzaman. 2007. Pembelajaran Renang. Jakarta : PT. Nusantara.

Bandura. 2012. . Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA.

Dimyanti. 2011. Pendidikan Jasmani. Jakarta : ALFABETA.

Dzaki. F. 2011. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA

Haller. 2007. Dasar-Dasar Renang. Jakarta. Raja Garindo Persada. Hartono. 2005. Model Pembelajaran Langsun. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA

Husdarta dan Yudha. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Husdarta dan Yudha. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Johnson. 2011.Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Joyce dan Well. 2011. Metodologi Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Knirk dan Gustapon. 2011. Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Michaels. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung : ALFABETA.

Nurhasanah. 2000. Instrumen Penelitian. Malang : Raja Garindo Persada. Rosdiani. D. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA.

Rosdiani. D. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA


(6)

57

Roskam. 1983. Sarana dan Prasarana Olahraga. Bandung : Grafindo. Rusli. 1991. Pendidikan Jasmani Dasar. Jakarta : Agrindo.

Simanjuntak. G. 2008. Pembelajaran Renang. Jakarta : PT. Nusantara. Slameto. 2010. Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi. Surabaya : Pt. Nusantara. Solihatin. E. 2011.Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA. Sumardi, S. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Surakhmad. 1982. Dasar-Dasar Penelitian. Jakarta : Grafindo.