Metode Penelitian T1 682008020 Full Text

5 Group Resume resume kelompok. Model resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didik lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tim dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain. Contoh dari model pembelajaran ini adalah mengerjakan soal secara estafet dengan aturan batasan waktu[10]. Question Student Have Pertanyaan Peserta Didik. Model Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Model ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan- harapannya melalui percakapan. Contoh dari model pembelajaran ini adalah seperti curah gagasan brainstorming[10]. Reconnecting menghubungkan kembali. Model reconnecting menghubungkan kembali ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut. Contoh dari model pembelajaran in adalah mencongak[10].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Prototype. Metode prototype digunakan dalam proses pembuatan sistem karena melalui metode prototype pengguna dapat melihat, menyentuh dan mengguna kan „model‟ atau prototype dari tujuan sistem tersebut, sehingga pengguna dapat langsung menilai kegunaan dari sistem [11]. Perubahan diperlukan prototype dapat dimodifikasi, memungkinkan dimodifikasi beberapa kali sampai keadaaan sesuai dengan permintaan pengguna. Metode prototype juga memberikan keuntungan dalam pengembangan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin, yaitu pengguna dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama sistem masih dalam bentuk prototype. Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik. Pengguna terlibat langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama proyek berlangsung[11]. Gambar 3 Siklus Prototype [11] Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dari sistem yang akan dikembangkan, ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan sistem yang akan dikembangkan sesuai dengan permintaan pengguna. Analisis Kebutuhan Sistem, yang terdiri dari analisis kebutuhan input, proses, dan output. Kebutuhan masukkan atau input yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan 6 dalam implementasi aplikasi model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin, yaitu memasukkan materi, memasukkan soal, dan mengisi jawaban berupa pilihan ganda, dan contoh kasus. Analisis kebutuhan proses. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui apa saja yang menjadi masukkan sistem, keluaran sistem, spesifikasi fungsi atau metode yang digunakan oleh sistem, kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, serta antar muka sistem yang akan dibuat, sehingga sistem yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan. Analisis kebutuhan juga bermanfaat sebagai dasar evaluasi setelah program selesai dibangun. Analisis kebutuhan output. Analisis kebutuhan output dari aplikasi ini adalah hasil dari latihan soal. Pada aplikasi akan ditampilkan jumlah jawaban yang benar, jumlah jawaban yang salah dan nilai. Analisis Kebutuhan Data ini bertujuan untuk mempersiapkan data yang dibutuhkan berupa materi gunung api dan mitigasi bencana lahar dingin, gambar-gambar yang berkaitan dengan gunung api dan mitigasi bencana lahar dingin dalam format .jpg, .bmp dan suara dalam format .mp3, .wav. Tujuan dilakukannya tahap analisis pada penelitian ini adalah pemilihan teori pendukung yang tepat dalam kasus mitigasi bencana lahar dingin. Kegiatan yang perlu dilakukan setelah membaca materi pengantar adalah pemberian contoh kasus mengenai mitigasi bencana lahar dingin, yang menuntut peserta didik untuk berpikir secara tingkat tinggi dalam pemecahan masalah yang diberikan. Perancangan Sistem Perancangan dilakukan model perangkat lunak dari sistem itu sendiri. Antara lain proses – proses fungsional, tingkah laku operasi dan informasi di dalamnya. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Asosiasi pengguna sistem berhubungan dengan case menu Mulai, Profil, dan Keluar. Pada case Mulai terdapat tampilan yang berasosiasi dengan Materi. Kemudian case Materi terdapat tampilan yang berasosiasi dengan animasi dan text. Untuk case Latihan Soal tampilan berasosiasi dengan case Soal dan case Jawaban yang menghasilkan sebuah case Nilai. Serta pada case Bantuan hanya berasosiasi dengan case Kata sulit. Gambar 4 Use Case Diagram Tahapan dimana dilakukan perancangan terhadap model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin menggunakan metode active learning yang akan dibangun dengan melakukan pembuatan skenario dan desain antar muka multimedia, berikut rancangan tampilan atau interface. Pembuatan rancangan dengan menyusun sketsa yang 7 akan dibuat pada media pembelajaran beserta deskripsi materi dengan menggunakan teks, suara, gambar atau animasi. Pengembangan Prototype Tampilan multimedia dibuat berdasarkan diagram alir yang sebelumnya telah dipersiapkan. Software yang digunakan adalah Adobe Flash CS5, Corel Draw GraphicSuit X4, Adobe Photoshop CS3. Navigasi pada media dibuat semudah mungkin agar tidak mempersulit pengguna dalam menggunakan media yang akan dibuat. Teks dan gambar berfungsi untuk menampilkan materi pengantar yang mendukung teori – teori yang ada. Sedangkan suara berfungsi untuk mengisi suara latar yang mempu memberikan tambahan penjelasan. Desain grafis yang digunakan sebagai latar punya peran penting karena dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan visual, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik. Tahapan pengumpulan objek untuk media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin yang akan digunakan berdasarkan pada konsep dan rancangan. Pada tahapan ini pengumpulan objek yang dilakukan berupa pembuatan teks, pengumpulankoleksi teks, pembuatan grafis, pengambilan gambar, pengumpulan suara, pembuatan animasi, pembuatan dan editing suara Pembuatan objek multimedia, dirancang objek-objek yang akan digunakan dalam media pembelajaran seperti teks, suara, grafis atau gambar dan animasi. Tahapan perakitan objek yang telah dibuat pada tahapan pengumpulan objek dengan melakukan pengabungan suara, gambar, grafis dan animasi, menjadi suatu keselarasan dalam tampilan maupun suara. Tahapan perakitan dilakukan dengan melakukan pemrograman terhadap susunan objek berdasarkan rancangan desain antar muka yang telah dirancang. Pada tahapan perakitan yang dilakukan berupa pengabungan teks, suara, grafis dan animasi. Objek dibuat dengan menggunakan perangkat yang diperlukan maka dilakukan proses penggabungan seluruh objek multimedia yang telah dibangun menjadi satu kesatuan dalam media pembelajaran. Pengujian, melakukan pengujian terhadap program yang dibuat dengan melakukan ”Running Program” yang diujikan apakah mengalami error? Serta menguji urutan program dengan kesesuaian skenario dan desain antar muka. Jika ternyata terjadi ketidaksesuaian maka akan dilakukan perbaikan dengan meninjau kembali perancangan dan melakukan tahapan berikutnya sampai terjadi kesesuaian. Pengujian Sistem dan Evaluasi Prototype Prototype yang telah dikembangkan maka akan dilakukan pengujian sistem. Model dan Media pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin menggunakan Metode Active Learning akan diuji kepada siswa SMP Negeri 1 Selo. Tahapan dalam pengujian sistem tersebut adalah : 1 Mendistribusikan Model dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin kepada siswa. Siswa membaca materi dan mengerjakan latihan soal di dalamnya, untuk menguji kelayakan penggunaannya. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi dua kelompok belajar aktif. Kelompok A melakukan pembelajaran secara konvensional berjumlah 30 siswa dan Kelompok B melakukan pembelajaran dengan Model dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin menggunakan Metode Active Learning berjumlah 30 siswa. 2 Melakukan perbandingan terhadap hasil belajar antar kedua kelompok tersebut dalam materi mitigasi bencana lahar dingin, untuk melihat seberapa pengaruh penggunaan model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin menggunakan metode active learning. 3 Menyebarkan kuisioner kepada 30 siswa yang telah menggunakan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin menggunakan metode active learning, sekaligus untuk memperoleh masukan dari siswa, dalam rangka untuk 8 menyempurnakan rancangan content model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin menggunakan metode active learning. Revisi Prototype Pada tahapan ini jika prototype sudah dirasa baik oleh pengguna maka proses pengembangan berakhir. Namun, apabila prototype belum sesuai dengan permintaan pengguna, maka perubahan atau revisi harus segera dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang baru ditemukan. Revisi dilakukan untuk memperbaiki prototype agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perubahan yang telah dilakukan diperlihatkan kembali pada pengguna, dan diubah lagi sampai sesuai dengan permintaan. Akan tetapi biarpun sistem telah digunakan, tidaklah tertutup untuk diadakan perubahan selanjutnya.

4. Implementasi dan Pembahasan