Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DENI PEROLYKA BR. SIJABAT 112101050

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DENI PEROLYKA BR. SIJABAT

NIM : 112101050

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

BIAYA OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Tanggal: JULI 2014 DOSEN PEMBIMBING

Dra. Mulykata Sebayang, M.Si NIP. 19560106 198303 2 001

Tanggal: JULI 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal: JULI 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA, serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan”. Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si, selaku sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah


(4)

membimbing dan mengajarkan beragam mata kuliah yang sangat bermanfaat.

7. Kepada Bapak Pimpinan berserta Staf Pegawai Perusahaan PT PLN (Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi yang telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya banyak memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil, serta berkat doa beliau pula penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Adik-adik penulis yang penulis sayangi, terimakasih untuk doa dan

dukungannya.

10.Teman-teman seperjuangan Yola, Diana, Ananda, Sasy (@dydas) dan Dwiria, buat semua terima kasih atas canda tawanya.

11.Untuk sahabat penulis Bang Do terima kasih untuk dukungan serta doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berrmanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis

DENI P. BR. SIJABAT Nim. 112101050


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi Dan Personalia ... 10

C. Job Description ... 13

D. Kinerja Terkini ... 24

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Operasional ... 25

B. Perencanaan Biaya Operasional ... 28

C. Perencanaan Biaya Operasional Perusahaan ... 31

D. Pengawasan Biaya Operasional ... 32

E. Pengawasan Biaya Operasional Perusahaan ... 36

F. Penyimpangan Biaya Operasional ... 36

G. Penyimpangan Biaya Operasional Perusahaan ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR GAMBAR


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, namun lebih mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik.Perencanaan dan pengawasan tersebut harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan disusun sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.


(8)

2

Selain perencanaan, pengawasan juga diperlukan untuk mengetahui apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.Pengawasan merupakan suatu kegiatan penilaian dan perbaikan tentang aktivitas yang dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, tujuan pengawasan bukanlah mencari kesalahan, akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tecapainya tujuan-tujuan perusahaan.

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan. Jadi, dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Sehingga rencana kegiatan yang satu akan selarasdengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalam suatu bagian atau bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan itu.

Dari pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan dan


(9)

hasil apa yang akan dicapai di masa yang akan datang, serta bagaimana melaksanakannya. Sehingga, dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan biaya tersebut. Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Pengawasan terhadap biaya operasional diperlukan agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan, apakah dapat ditemukan efisiensi biaya operasional dan kinerja perusahaan.

Perencanaan dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan.Analisa terhadap penyimpangan harus dilakukan karena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baiktanpa melakukan tindakan perbaikan


(10)

4

terhadap keadaan tersebut.Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

PT PLN (Persero) CabangMedan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan financial lainnya.Kadang kala terjadi selisih atau salah pencatatan transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya operasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas, nyatalah terlihat betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan. Hal ini mendorong penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul :

“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT. PLN (Persero) Cabang Medan berjalan dengan efektif dan efisien?”


(11)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan biaya operasional pada perusahaan.

b) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

c) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan telah dilakukan dengan efektif pada perusahaan.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi perusahaan dan peneliti lainnya.

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan danaktivitasnya.

b. Bagi Perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap biaya operasional perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna mendukung kemajuan perusahaan.

c. Bagi Pembaca, dapat berguna sebagai bahan pembanding dan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.


(12)

BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas

1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai tahun 1965

Sejarah Kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di Wilayah Indonesia tahun 1893 didaerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di JL.Listrik No.12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta di Belanda, kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai tahun 1931 (milik Gameenta Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan.Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.


(13)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik.

Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang membuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R.Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.16/1/20 tanggal Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah.Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I.


(14)

8

Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I, maka dengan Keputusan Direksi PLN No.Kpts 009/DIRPLN/66 TANGGAL 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan 1 sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No.18 tahun 19972 mempertegas kedudukan PLN sebagai perusahaan umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribisikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI.

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Elsploitasi II Sumatera Utara.Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLM Wilayah.PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.Sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No. 4564.K/702/M.PE/1993, Tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

2. Dari Eksploitasi I menjadi Elsploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1996,PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan b. Cabang Binjai


(15)

c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar

Peraturan Perundang-undangan PP No.18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribisikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi I Sumatera Utara.

3. Dari Eksploitasi II menjadi Elsploitasi II

Kemudian menyusul peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik (PUTL) No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

4. Dari PERUM Menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 231/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak, harus mampu menghadapi tantanganyang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional , dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang


(16)

10

tangungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT PLN (Persero) Wilayah II dan PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertanbahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan ndikasi-indikasi pertumbuhan lainnya.Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas palayanan jasa kelistrikan.

Maka berdasarkan syarat keputusan Nomor. 078.K/023.DIR/1996 Tanggal 9 Agustus 1996 ibentuk organisasi beru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PY PLN Persero) Penbangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Penbangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. B. Struktur Organisasi dan Personalia

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan


(17)

organisasi.Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas- tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya.Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/ pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.


(18)

12

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2014 MANAJER

FUNGSIONAL AHLI

ASMAN

ADMINISTRASI & NIAGA

SPV. PELAYANAN PELANGGAN SPV. KEUANGAN & ADMINISTRASI ASMAN

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

SPV.

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK SPV. PENGENDALIAN SUMUT SPV. PEMELIHARAAN APP ASMAN JARINGAN SPV. OPERASI DISTRIBUSI SPV. PEMELIHARAAN DISTRIBUSI SPV. PDKB MANAJER RAYON


(19)

C. Job Description

Uraian job description dan tugas pokok pada PT PLN (Persero) Cabang Medan,yaitu :

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Cabang Medan. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target kerja. b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja.


(20)

14

c. Mengawasi baca meter.

d. Mengawasi penjualan rekening. 3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

f. Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara periodik. g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident.\ h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan


(21)

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

4. Asman Transaksi dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen billing.

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP. d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi energi. f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,

pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.


(22)

16

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.

m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenang untuk kegiatan P2TL.

5. Asman Administrasi dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik (ILP).

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja. c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM

dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi

dan Cash Budget.


(23)

i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat. j. Memonitor realisasi anggaran.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/ APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m. Memonitor realisasi anggaran. 6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.


(24)

18

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.

d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharan jaringan distribusi.

8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.


(25)

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/ brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB. g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR. c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala. e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan

meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga. g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya


(26)

20

h. Memonitor manajemen segel APP. 10.Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian atau rayon terkait.

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL. 11.Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.


(27)

c. Berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.

f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.

12.Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan d. Menindak lanjuti pencapaian TMP.

e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar (Captive Power).

f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.

g. Memastikan proses PB / PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai kewenangannya.

h. Memonitor Penerbitan SIP / SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip Induk Langganan.


(28)

22

j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP). k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

13.Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja. b. Melaksanakan pengelolaan K3.

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran, kebanjiran dan musibah lain terkait dengan K3.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.


(29)

i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dana operasional.

KANTOR PLN TERDEKAT

Rayon Belawan : JL.Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847 Rayon Labuhan : JL.Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : JL.Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120 Rayon Medan Kota : JL.Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205 Rayon Medan Selatan : JL.Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911 Rayon Medan Baru : JL.Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885 Rayon Johor : JL.Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL.Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039 Rayon Sunggal : JL.Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064 Visi PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

Misi PT.PLN (Persero) Cabang Medan

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.


(30)

24

Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life)”.

D. Kinerja Terkini

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Pelanggan.

2. Produk dan layanan. 3. Proses bisnis internal.

4. Sumber Daya Manusia (SDM). 5. Keuangan dan pasar.


(31)

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA OPERASIONAL 1. Pengertian Biaya Operasional

Biaya merupakan unsur penting dalam menjalankan kegiatan operasi suatu perusahaan, karena biaya harus terlebih dahulu dikeluarkan sebelum menghasilkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa.

Menurut Hanson and Mowen (2000 : 38) “Biaya atau cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa kini dan masa datang”.

Dalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil harus berhadapan dengan biaya yang harus dan akan dikeluarkan. Masalah biaya pada perusahaan hanya dapat dipecahkan secara memuaskan bila perusahaan tersebut memiliki pengetahuan mengenai biaya yang berkaitan dengannya.

Biaya operasional merupakan suatu elemen yang paling penting dalam aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba perusahaan.

Bambang Subroto (1991 : 19) mengatakan bahwa “Biaya operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiayai aktivitas operasi perusahaan baik administrasi maupun penjualan”.

A. Halim (2004 : 6) menyatakan bahwa “Biaya operasional adalah biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan terdiri dari


(32)

26

beban penjualan dan beban administrasi dan umum, dimana semua biaya ini dibebankan pada penghasilan (revenue) di periode mana biaya tersebut terjadi”.

Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya operasional digunakan untuk mengukur pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.

2. Penggolongan Biaya Operasional

Penggolongan biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih baik pada perusahaan. Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis dalam perusahaan.

Biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara untuk keperluan data yang dapat memenuhi kebutuhan pimpinan perusahaan. Ada empat kategori biaya operasional, yaitu:

1) Biaya Penjualan dan Administratif, berkenaan dengan penjualan produk atau jasa dan berkaitan dengan manajemen bisnis. Biaya tersebut meliputi gaji, sewa, asuransi, prasarana, perlengkapan.

2) Biaya Iklan, merupakan suatu biaya utama dalam anggaran perusahaan-perusahaan di mana pemasaran adalah elemen keberhasilan yang penting.

3) Biaya Penyusutan dan Amortisasi, Penyusutan digunakan untuk mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud, seperti bangunan, mesin,


(33)

peralatan, perlengkapan kantor, dan kendaraan bermotor. Sedangkan Amortisasi merupakan proses yang diterapkan kepada sewa guna usaha modal, bangunan yang belum selesai, dan biaya kadaluarsa aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang, lisensi, franchise, dan goodwill.

4) Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan, merupakan biaya perbaikan dan pemeliharaan tahunan atas property, pabrik, dan peralatan.

Biaya operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terbagi atas:

1. Biya Operasional

Biaya operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terdiri dari:

a. Biaya Pemeliharaan, berupa : 1) Biaya Pemakaian Material 2) Biaya Jasa Borongan b. Biaya Kepegawaian, berupa :

1) Gaji dan Lainnya 2) Cuti dan Lainnya 3) Diklat dan Lainnya c. Biaya Administrasi d. Biaya Penyusutan


(34)

28

2. Biaya Di Luar Operasional

Biaya di luar operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terdiri dari :

a. Biaya Tunjangan Kesehatan Pensiunan. b. Biaya Lain-lain.

B. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL

Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Abas Kartadinata (2000 : 17) mengatakan bahwa “Perencanaan merupakan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka, dalam pengertian mampu menyesuaikan diri terhadap ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan”.

Sedangkan menurut William Carter dan Milton F. Usry (2004 : 37), “Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Selanjutnya, R. Supriono (2002 : 7) mengatakan bahwa “Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan. Perencanaan ini dapat disusun jangka pendek, jangka


(35)

panjang, dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan”.

Perencanaan berarti penyusunan suatu program kegiatan yang cukup menyeluruh yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Perencanaan perusahaan yang efektif hanya dapat dilakukan berdasarkan fakta dan analisis. Berpikir secara berekesinambungan, imajinasi, kemampuan memperhitungkan sebab dan akibat serta kemampuan memandang ke masa depan merupakan hal-hal yang sangat diperlukan dalam perencanaan.

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah :

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan membandingkannya dengan masa yang lalu.

2. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi yang jauh lebih lagi.

3. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut. Perencanaan biaya operasional sangat penting dalam suatu perusahaan, sebab biaya operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan biaya operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan yang harus dicapai untuk masa yang akan datang.

Dalam merencanakan biaya operasional perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini :


(36)

30

b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu. c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh biaya operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir biaya-biaya yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan atau pelaksanaan biaya operasional adalah pimpinan tertinggi suatu perusahaan itu sendiri. Namun, dalam hal ini perencanaan biaya operasional tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya, pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan biaya operasional tersebut.


(37)

C. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan biaya tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran).

Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkkan dengan pembuatan anggaran biaya operasi untuk satu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer.Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manajer.Biaya yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya biaya yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan factor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.


(38)

32

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan perencanaan biaya operasional, penulis beranggapan perusahaan telah melakukan perencanaan biaya operasional dengan baik.Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT PLN (Persero) Cabang Medan telah menetapkan perencanaannya melalui biaya operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.

D. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Abas Kartadinata (2000 : 18) mengatakan bahwa “Pengawasan adalah usaha sistematis yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk membandingkan hasil-hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditentukan”.

Menurut Sofyan Syafri (2001 : 10),“Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua yang terjadi sesuai dengan


(39)

rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agara dapat dihindari kejadian di kemudian hari”.

Malts dan Usry (2003 : 5) mengemukakan bahwa “Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan yang telah digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan dibandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan perbaikan.

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Menurut Sofyan (dalam William Travers Jerome III Belkaoui, 1998)menjelaskan penggunaan pengawasan sebagai berikut :

1) Pengawasan digunakan untuk membuat standar prestasi yang dimaksudkan untuk menaikkan efisien dan menekan biaya.

2) Pengawasan digunakan untuk membuat standar kulaitas untuk menjamin kualitas yang diinginkan langganan.

3) Pengawasan digunakan untuk mengukur prestasi kerja.

Sofyan (dalam Duncan, 1975) mengemukakan beberapa sifat pengawasan yang efektif sebagai berikut:

a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus dikomunikasikan.


(40)

34

b. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut. c. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah. d. Pengawasan harus fleksibel.

e. Pengawasan harus ekonomis.

Pengawasan yang lebih efektif lagi adalah adanya komitmen yang besar dikalangan pimpinan terhadap perusahaan.Artinya, pimpinanlah yang pertama-tama memberikan teladan, menunujukkan kebersihan dirinya jauh dari penyelewengan-penyelewengan atas peraturan yang dibuatnya baru kemudian bawahannya.

Pengawasan biaya operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat diketahui efisiensi dan efektivitas biaya operasional serta kinerja perusahaan.

Sistem pengawasan yang paling efekif digunakan oleh suatu perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau disebut juga struktur pengendalian intern.

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini :

a. Keandalan laporan keuangan

b. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengawasan biaya operasional dapat dilaksanakan oleh satuan pengawasan intern perusahaan dengan dua aspek, yaitu :


(41)

1. Pengawasan Operasional

Pengawasan operasional merupakan pengawasan yang dilakukan pimpinan melalui kegiatan (operasi) perusahaan.Tetapi dengan berkembangnya perusahaan apabila sasaran hendak dicapai, pengawasan operasional tidak dapat dipertahankan karena hal tersebut merupakan pemborosan dan kurang efisien, maka pengawasan operasional sebaiknya ditambah dengan pengawasan akuntansi.

2. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi merupakan pengawasan yang dilakukan melalui prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sebab sasaran pokok tertuju pada pengelompokkan biaya.Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu system pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban biaya-biaya arus pekerjaan, serta memberikan laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orang yang bertanggung jawab atas biaya, apakah mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak.

Pengawasan terhadap biaya operasional tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.


(42)

36

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang member wewenang.

E. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini : a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan

biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Pengawasan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan diawasi oleh Manajer Cabang dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan. Dalam pengawasannya, PT PLN (Persero) Cabang Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran biaya operasional untuk setiap jenis yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional.Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya. F. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL

Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal.Varians yang besar baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.


(43)

Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan.Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Penyimpangan biaya operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi biaya operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu :

a. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)

Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan biaya lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.

G. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Penyimpangan-penyimpangan biaya operasional yang terjadi pada PT PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Biaya Pemeliharaan berupa Pemakaian Material dianggarkan sebesar Rp. 18.976.786.332, realisasinya sebesar Rp. 18.776.896.816, dengan selisih sebesar Rp. 199.889.516.


(44)

38

b. Biaya Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp. 23.581.860.574, realisasinya sebesar Rp. 23.781.880.974, dengan selisih sebesar Rp. 200.020.400.

c. Biaya Administrasi dianggarkan sebesar Rp. 21.486.859.285, realisasinya sebesar Rp. 21.432.071.643, dengan selisih sebesar Rp. 54.787.642.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari biaya pemeliharaan berupa jasa material dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 199.889.516. Dari biaya pemeliharaan berupa jasa borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 200.020.400. Sedangkan dari biaya administrasi dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 54.787.642.

Berdasarkan analisa yang dilakukan berkaitan dengan pengawasan biaya operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, dapat dikatakan bahwa secara umum PT PLN (Persero) Cabang Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.


(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan PT PLN (Persero) Cabang Medan, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Perencanaan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer Cabang dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan catatan finansial. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh biaya operasional dibandingkan anggarannya.

3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi dilapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.

4. Secara umum PT PLN (Persero) Cabang Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya, sehingga mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance).


(46)

40

5. Penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif dan efisien.

B. Saran

Dalam hal ini, diberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang, yaitu :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.

2. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional telah berjalan dengan baik, maka dari itu sebaiknya perusahaan harus dapat mempertahankannya dan lebih meningkatkannya lagi.

3. Dalam merencanakan biaya operasional diperlukan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisir dengan segera.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya , Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston.2008.Memahami Laporan Keuangan, Penerjemah : Priyo Darmawan, Edisi Ketujuh, Indeks, Jakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Hanson, Mowen.2000.Manajemen Biaya , Buku 1, Edisi Pertama, Salemba Empat : Jakarta.

Kartadinata, Abas.2000.Akuntansi dan Analisa Biaya , Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Subroto, Bambang.1991.Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono, R.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Syafri, Sofyan Harahap.2001.Sistem Pengawasan Mana jemen, Pustaka Quantum, Jakarta.


(1)

36

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang member wewenang.

E. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini : a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan

biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Pengawasan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan diawasi oleh Manajer Cabang dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan. Dalam pengawasannya, PT PLN (Persero) Cabang Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran biaya operasional untuk setiap jenis yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional.Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.

F. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL

Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal.Varians yang besar baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.


(2)

Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan.Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Penyimpangan biaya operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi biaya operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu :

a. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)

Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan biaya lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.

G. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN


(3)

38

b. Biaya Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp. 23.581.860.574, realisasinya sebesar Rp. 23.781.880.974, dengan selisih sebesar Rp. 200.020.400.

c. Biaya Administrasi dianggarkan sebesar Rp. 21.486.859.285, realisasinya sebesar Rp. 21.432.071.643, dengan selisih sebesar Rp. 54.787.642.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari biaya pemeliharaan berupa jasa material dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 199.889.516. Dari biaya pemeliharaan berupa jasa borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 200.020.400. Sedangkan dari biaya administrasi dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 54.787.642.

Berdasarkan analisa yang dilakukan berkaitan dengan pengawasan biaya operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, dapat dikatakan bahwa secara umum PT PLN (Persero) Cabang Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan PT PLN (Persero) Cabang Medan, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Perencanaan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer Cabang dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan catatan finansial. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh biaya operasional dibandingkan anggarannya.

3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi dilapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.


(5)

40

5. Penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif dan efisien.

B. Saran

Dalam hal ini, diberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang, yaitu :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.

2. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional telah berjalan dengan baik, maka dari itu sebaiknya perusahaan harus dapat mempertahankannya dan lebih meningkatkannya lagi.

3. Dalam merencanakan biaya operasional diperlukan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisir dengan segera.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya , Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston.2008.Memahami Laporan Keuangan, Penerjemah : Priyo Darmawan, Edisi Ketujuh, Indeks, Jakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Hanson, Mowen.2000.Manajemen Biaya , Buku 1, Edisi Pertama, Salemba Empat : Jakarta.

Kartadinata, Abas.2000.Akuntansi dan Analisa Biaya , Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Subroto, Bambang.1991.Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono, R.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Syafri, Sofyan Harahap.2001.Sistem Pengawasan Mana jemen, Pustaka Quantum, Jakarta.