UJI POTENSI EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP NYAMUK Culex Sp. DEWASA
UJI POTENSI EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI(Pandanus
amaryllifolius) SEBAGAI INSEKTISIDATERHADAP NYAMUK Culex Sp.
DEWASA
Oleh: IRMA CHOLIDAH ( 04020026 )
Medical
Dibuat: 20090515 , dengan 3 file(s).
Keywords: Pandanus amaryllifolius, Insektisida, Culex sp.
Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese Encephalitis, dan demam Chikungunya.
Insektisida kimia merupakan salah satu bahan kimia untuk pengendalian terhadap vektor.
Penggunaan insektisida kimia menimbulkan masalah baru, resistensi nyamuk dan efek toksik
pada lingkungan. Perlu adanya insektisida alami yang lebih aman bagi lingkungan, salah satunya
dari daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan daun pandan wangi adalah
alkaloida, saponin, flavonoida, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
insektisida ekstrak daun pandan wangi terhadap nyamuk Culex sp. dewasa. Pembuatan ekstrak
daun pandan wangi dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang pada
bulan September 2008. Penelitian dilakukan di Laboratorium Uji Insektisida Balai Penelitian
Vektor Reservoar Penyakit Salatiga, Jawa Tengah pada bulan Desember 2008. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratoris murni dengan menggunakan metode post test
only control group design, dilakukan pengulangan sebanyak empat kali dan dosis ekstrak daun
pandan wangi yang dicobakan adalah 5.000, 10.000, 20.000, 40.000, 80.000, 160.000 ppm dan
aquadest (kontrol). Pengujian yang dilakukan menggunakan Glass Chamber dan pengamatan
dilakukan pada menit ke20, ke30, ke40, ke50, ke60, ke120, ke240, ke480, ke720, dan ke
1440. Konsentrasi 80.000 ppm menunjukkan efek insektisida yang paling efektif sebesar 60 %
pada pengamatan menit ke1440. Dari analisa probit, didapatkan LD 50 dan LD 90 pada tiap
waktu pengamatan yang dilakukan. Kesimpulannya, ekstrak daun pandan wangi terbukti
mempunyai potensi insektisida yang rendah terhadap nyamuk Culex sp. dalam setiap konsentrasi
ekstrak yang diberikan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji toksisitas ekstrak daun
pandan wangi terhadap manusia.
Culex sp. act as the vector of Filariasis, Japanese Encephalitis, Chikungunya fever. Chemical
insecticide used for controlling vector, but the problems are insect resistance and toxic for
environtment. For that reason, natural substance is needed. The component of pandanus leaves
are alkaloid, saponin, flavonoid, and tanin. The purpose of this experiment was to investigate the
insecticide potency of pandanus leaves extract againts adult Culex sp. mosquito. Extraction of
pandanus leaves was done in Chemical Laboratory University of Muhammadiyah Malang on
September 2008. The research was done in Insectiside Test Laboratory Disease Reservoir Vector
Research Centre Salatiga, Centre Java on Desember 2008. This experiment was true experiment
post test only control group design and was repeated four times. The dosages used were 5.000,
10.000, 20.000, 40.000, 80.000, 160.000 ppm and aquadest (control). The tests were done by
using Glass chamber and observed at 20, 30, 40, 50, 60, 120, 240, 480, 720 and 1440 minutes
respectively. Concentration of 80.000 ppm showed the most effective insecticide potency up to
60% at the minute 1440. Probit analyzed showed the LD 50 and LD 90 for each observed time.
The conclusion was pandanus leaves extract have low insecticide potency against Culex sp.
mosquitoes on each extract concentration. Further studies should be done to examine the toxic
dosage of pandanus leaves extract for human.
amaryllifolius) SEBAGAI INSEKTISIDATERHADAP NYAMUK Culex Sp.
DEWASA
Oleh: IRMA CHOLIDAH ( 04020026 )
Medical
Dibuat: 20090515 , dengan 3 file(s).
Keywords: Pandanus amaryllifolius, Insektisida, Culex sp.
Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese Encephalitis, dan demam Chikungunya.
Insektisida kimia merupakan salah satu bahan kimia untuk pengendalian terhadap vektor.
Penggunaan insektisida kimia menimbulkan masalah baru, resistensi nyamuk dan efek toksik
pada lingkungan. Perlu adanya insektisida alami yang lebih aman bagi lingkungan, salah satunya
dari daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan daun pandan wangi adalah
alkaloida, saponin, flavonoida, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
insektisida ekstrak daun pandan wangi terhadap nyamuk Culex sp. dewasa. Pembuatan ekstrak
daun pandan wangi dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang pada
bulan September 2008. Penelitian dilakukan di Laboratorium Uji Insektisida Balai Penelitian
Vektor Reservoar Penyakit Salatiga, Jawa Tengah pada bulan Desember 2008. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratoris murni dengan menggunakan metode post test
only control group design, dilakukan pengulangan sebanyak empat kali dan dosis ekstrak daun
pandan wangi yang dicobakan adalah 5.000, 10.000, 20.000, 40.000, 80.000, 160.000 ppm dan
aquadest (kontrol). Pengujian yang dilakukan menggunakan Glass Chamber dan pengamatan
dilakukan pada menit ke20, ke30, ke40, ke50, ke60, ke120, ke240, ke480, ke720, dan ke
1440. Konsentrasi 80.000 ppm menunjukkan efek insektisida yang paling efektif sebesar 60 %
pada pengamatan menit ke1440. Dari analisa probit, didapatkan LD 50 dan LD 90 pada tiap
waktu pengamatan yang dilakukan. Kesimpulannya, ekstrak daun pandan wangi terbukti
mempunyai potensi insektisida yang rendah terhadap nyamuk Culex sp. dalam setiap konsentrasi
ekstrak yang diberikan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji toksisitas ekstrak daun
pandan wangi terhadap manusia.
Culex sp. act as the vector of Filariasis, Japanese Encephalitis, Chikungunya fever. Chemical
insecticide used for controlling vector, but the problems are insect resistance and toxic for
environtment. For that reason, natural substance is needed. The component of pandanus leaves
are alkaloid, saponin, flavonoid, and tanin. The purpose of this experiment was to investigate the
insecticide potency of pandanus leaves extract againts adult Culex sp. mosquito. Extraction of
pandanus leaves was done in Chemical Laboratory University of Muhammadiyah Malang on
September 2008. The research was done in Insectiside Test Laboratory Disease Reservoir Vector
Research Centre Salatiga, Centre Java on Desember 2008. This experiment was true experiment
post test only control group design and was repeated four times. The dosages used were 5.000,
10.000, 20.000, 40.000, 80.000, 160.000 ppm and aquadest (control). The tests were done by
using Glass chamber and observed at 20, 30, 40, 50, 60, 120, 240, 480, 720 and 1440 minutes
respectively. Concentration of 80.000 ppm showed the most effective insecticide potency up to
60% at the minute 1440. Probit analyzed showed the LD 50 and LD 90 for each observed time.
The conclusion was pandanus leaves extract have low insecticide potency against Culex sp.
mosquitoes on each extract concentration. Further studies should be done to examine the toxic
dosage of pandanus leaves extract for human.