ANALISA PENAMBAHAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) AKIBAT OPERASI SISTEM BUKA TUTUP pada SIMPANG BERSINYAL JL. JEND. A. YANI – JL. R. INTAN KOTA MALANG

ANALISA PENAMBAHAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN(BOK)
AKIBAT OPERASI SISTEM BUKA TUTUP pada SIMPANGBERSINYAL JL.
JEND. A. YANI – JL. R. INTAN KOTA MALANG
Oleh: ARDIANSAH (00520084)
CIVIL ENGINEERING
Dibuat: 2007-02-03 , dengan 3 file(s).

Keywords: sistem buka, sistem tutup, biaya operasional kendaraan
Simpang Jl.Jend.A.Yani–Jl.R.Intan (simpang Arjosari) merupakan pintu gerbang bagian Utara
Kota Malang dengan arus lalu-lintas yang tinggi dari arah Utara, Selatan dan Timur. Pada jarak
200m, arah Timur terdapat simpang tak-bersinyal Jl.R.Intan–Jl.P.Suroso dan pada jarak 300m
arah Selatan terdapat perlintasan kereta api. Sebagai usaha menurunkan panjang antrian, pada
pendekat Utara dan Selatan diberlakukan operasi sistem buka-tutup. Dimana arus lalu-lintas
pendekat Utara (U-ST) dialihkan melalui Jl.R.Intan dan arus lalu-lintas pendekat Selatan (S-RT)
dialihkan ke Jl.Bale Arjosari. Pengaturan simpang bersinyal kondisi ini diabaikan, dimana
pengalihan arus lalu-lintas pendekat Utara untuk pengosongan arus lalu-lintas pendekat Timur
(T-RT) dan mengurangi panjang antrian pendekat Selatan. Namun dampak yang timbul dari
sistem buka-tutup ini diantaranya, bertambahnya biaya operasional kendaraan akibat rute yang
memutar. Dalam evaluasi ini akan diketahui penambahan jarak tempuh dari rute pengalihan I, II
dan III serta penambahan biaya operasional kendaraan akibat operasi sistem buka-tutup pendekat
Utara dan Selatan simpang bersinyal Jl.Jend.A.Yani–Jl.R.Intan.

Analisa dalam studi ini dilakukan untuk mengetahui penambahan biaya tidak tetap kendaraan,
dengan jenis Toyota kijang mewakili kendaraan berbahan bakar premium dan Isuzu panther
mewakili kendaraan berbahan bakar solar. Metode yang digunakan dalam studi ini mengadopsi
metode Direktorat Jendaral Perhubungan Darat 1996 untuk evaluasi biaya operasional kendaraan.
Penambahan biaya operasional kendaraan kondisi pengalihan I adalah Rp.992,15 untuk
kendaraan berbahan bakar premium dan Rp.921,61 untuk kendaraan berbahan bakar solar.
Penambahan biaya operasional kendaraan kondisi pengalihan II adalah Rp.496,08 dengan titik
tuju F dan Rp. 1.262,70 dengan titik tuju G untuk kendaraan berbahan bakar premium, dan
Rp.460,80 dengan titik tuju F dan Rp. 1.172,95 dengan titik tuju G untuk kendaraan berbahan
bakar solar. Penambahan biaya operasional kendaraan kondisi pengalihan III adalah Rp.811,76
untuk kendaraan berbahan bakar premium, Rp.754,04 untuk kendaraan berbahan bakar solar dan
Rp.2.020,59 untuk kendaraan angkutan umum penumpang.

Abstract
Simpang Jl.Jend.A.Yani-Jl.R.Intan (intersection Arjosari) is the northern gateway city of Malang with
traffic flow than the North, South and East. At a distance of 200m, the east-there are no signalized
intersections Jl.R.Intan-Jl.P.Suroso and south direction at a distance of 300m there is a train crossing. In
an effort reduce the long queues, the Northern and Southern approach applied open-close system
operation. Where traffic flows North approach (U-ST) was transferred via Jl.R.Intan and traffic flow in
South approach (S-RT) was transferred to Jl.Bale Arjosari. Settings intersection of this condition are

ignored, where the transfer of traffic flows North approach to evacuation traffic flow east approach (Q-

RT) and Southern approach to reduce long queues. But the impact arising from this open-close system,
among others, increasing vehicle operating costs due to route the play. In this evaluation will be known
increased range of diversion routes I, II and III and additional vehicle operating costs due to the
operating system open-close approach intersection of North and South-Jl.R.Intan Jl.Jend.A.Yani.
The analysis in this study was conducted to determine the additional variable costs of vehicles, with
Toyota Kijang type represents a premium fuel vehicles and Isuzu panther represents the diesel-fueled
vehicles. The method used in this study adopted the method of the Directorate of Land Transportation
Jendaral 1996 for the evaluation of vehicle operating costs.
Addition of vehicle operating cost shifting condition I is Rp.992, 15 for premium fuel vehicles and Rp.921,
61 for diesel-fueled vehicles. Addition of vehicle operating cost shifting condition II is Rp.496, 08 with a
point to go F and Rp. 1262.70 with a point to go G to premium fuel vehicles, and Rp.460, 80 with a point
to go F and Rp. 1172.95 with a point to go G to diesel-fueled vehicles. Addition of vehicle operating cost
shifting condition III is Rp.811, 76 for premium fuel vehicles, Rp.754, 04 for diesel-fueled vehicles and
Rp.2.020, 59 for public passenger transportation vehicles.

Dokumen yang terkait

STUDI EVALUASI SISTEM BUKA – TUTUP PADA SIMPANG BERSINYAL Jl. JEND. A. YANI – Jl. R. INTAN KOTA MALANG

0 4 2

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL DAN DAMPAK EKONOMISNYA ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL DAN DAMPAK EKONOMISNYA (Studi Kasus Simpang Jl. Jenderal Ahmad Yani – Jl. Hasanudin – Jl. Osa Maliki – Jl. Veteran Salatiga).

0 2 19

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997(Studi Kasus di Simpang Empat Jl. Jendral A. Yani – Jl. Kapten Piere ANALISIS SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997.

0 4 16

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL(Studi Kasus : Jl. A. Yani – Jl. Pangeran Antasari di Kota Banjarmasin, EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. A. Yani – Jl. Pangeran Antasari di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan).

0 2 15

PENDAHULUAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. A. Yani – Jl. Pangeran Antasari di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan).

0 3 8

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. A. Yani – Jl. Pangeran Antasari di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan).

0 3 6

KESIMPULAN DAN SARAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. A. Yani – Jl. Pangeran Antasari di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan).

0 2 5

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jl. Solo-Wonogiri - Jl. Ciu dan Simpang Bersinyal Jl. Kh Samanhudi - Jl. Veteran.

0 1 5

Evaluasi Kinerja pada Simpang Tak Bersinyal Simpang Jl. Dr.Wahidin – Jl. Kebangkitan Nasional Surakarta BAB 0

0 0 17

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jl. K. H. Dewantara - Jl. Kartika - Jl. Mojo bab 1

0 1 5