Analisis pengumuman dividen terhadap harga saham

(1)

Oleh Faizah

NIM : 105081002470

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/ 2009 M

ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008)


(2)

Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Faizah

NIM: 105081002470

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M. Si NIP. 150. 317. 955 NIP. 150. 368. 746

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/ 2009 M

ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks Pada Tahun 2006-2008)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi


(3)

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M. Si NIP. 150. 317. 955 NIP. 150. 368. 746

Penguji Ahli

Dr. Yahya Hamza, MM NIP. 130. 676. 334

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM” (Studi Kasus Pada Jakarta

Islamic Indeks, Tahun 2006-2008). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indoyama Nasaruddin, SE., MAB Titi Dewi Warninda, SE, M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid. MS

Penguji Ahli


(5)

! ## $% &$'

! $

% ())

* $ + !

$ ! , +

! , + $ ,

- !

. /

. - /

*/ !

0 1 % 0

1 0 ! 1


(6)

I. Data Pribadi

Nama : Faizah

Tempat/ tanggal Lahir : Jakarta, 09 November 1986

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. FF No.6 Rt 009/ 05 Sukabumi Selatan Kebon Jeruk Jakarta Barat 11560

No. Telepon : 021-97386329

II. Pendidikan Formal

2009 Universitas Islam Negeri Jakarta 2005 SMU Negeri 85 Jakarta

2002 MTs Negeri 12 Jakarta 1999 SDI Al- Falah 1 Petang

III. Pendidikan Informal

2008 Financial Investment Industry Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

2007 Introduction to Capital Market Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

2006 Praktikum Qira’at dan Ibadah Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.


(7)

FAIZAH, Analysis Announcement Influence of Announcement Dividend on Price Share (Case Study On Jakarta Islamic Indeks 2006- 2008). Thesis, Jakarta : Program Management study, majoring in Management, Faculty of Economy and Social Sciences, Jakarta Islamic State University, 2009

Intention of research is to get answer which can be trusted about difference of price of share before and hereafter announcement of dividend at companies consistent listed of Jakarta Islamic Index.

. Method of this research is method of survey with approach of causal comparative. Statistic method of this research is paired samples T Test, before this with data of normal method. Variable in this research are price of share before dividend announcement and price of share hereafter the dividend announcement. Population in this research are consistent / listed companies of Jakarta Islamic Index during year 2006 until year 2008. Technique intake of sample which use in this research is purposive sampling. Data of announcement of cash dividend for period 2006 until 2008, while price of share taken away from price list of daily share during 15 day of commerce before and hereafter the dividend announcement.

Result of statistic method paired samples T Test are not difference which is significance between share price before announcement of dividend and the price of share after announcement of dividend. Matter this means that dividend distribution is not only one factor get influence of price of share.

Before research by Nurmala (2006), result of research are dividend policy are not influence on stock price. There are many factors are not research more influence to change stock price besides dividend policy.


(8)

FAIZAH, Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008). Skripsi, Jakarta : Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakuktas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri, 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang dapat dipercaya tentang perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks.

Uji statistik yang digunakan adalah uji dua sampel berpasangan, dengan terlebih dahulu dilakukan uji pembuktian normalitas data. Variabel dalam penelitian ini adalah harga saham sebelum pengumuman dividen dan harga saham sesudah pengumuman dividen. Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan-perusahaan yang konsisten atau terdaftar di Jakarta Islamic Indeks dan pengumuman dividen selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data untuk pengumuman dividen diambil dari surat pemberitahuan pengumuman dividen tunai untuk periode 2006-2008, sedangkan data harga saham diambil dari daftar harga saham harian selama 15 hari perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman dividen.

Hasil uji dua sampel ditemukan, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen. Hal ini berarti bahwa dividen bukanlah satu-satunya faktor yang mempaengaruhi harga saham perusahaan.

Penelitian sebelumnya oleh Nurmala (2006), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Banyak faktor-faktor lain yang tidak diteliti yang lebih mempengaruhi perubahan harga saham diluar kebijakan dividen.


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya yang tiada terkira yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala hal. Shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hiadayatullah Jakarta.

Peneliti mencoba untuk menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen pada saham-saham perusahaan Jakarta Islamic Indeks.

Atas dasar itulah maka disusun skripsi dengan judul: ”ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008)” Penyusunan skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi kendala yang dihadapi dalam menyelesaikannya tetapi berkat Ridho, Hidayah dan curahan Rahmat-Nya yang begitu berlimpah dan juga dukungan dari berbagai pihak, peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan juga telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan di FEIS UIN Jakarta, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Indoyama Nasaruddin, SE., MAB selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen..

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I bagian Akademik dan juga selaku pembimbing I, terimakasih atas bimbingan dan dorongan yang diberikan selama ini sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku pembimbing II, terimakasih atas bimbingan dan segala motivasi yang selalu diberikan yang berguna bagi penulis.


(10)

ada seseorang yang bisa menggantikan posisi ibu dalam hati dan hidupku selamanya. Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, motivasi dan doa yang begitu berharga dan tidak bisa tergantikan dengan apapun juga. Tiada yang lebih indah di dunia ini jika tanpa dirimu di sisiku, Ibu.

6. Kakakku tercinta: Kak Munziroh (chief andalan), Kak Fathiah (teruslah berinovasi dalam setiap masakanmu), Kak Hj. Fauziah (tetap semangat wonder womanku), Abangku Hasbiallah (kapan kasih keponakan buatku), dan Abang Fahrul (bosan jadi pegawai). Buat Abang iparku tercinta: Abang Abdul Muiz (teman nonton tv), Abang Baihaki (yang punya Blok A), dan Abang H. Doni (thanks atas motivasinya selama ini). Buat Kakak iparku: Kak Liana (entrepreneur sejati), dan Kak Hesty (Ms. Yellow), tentunya buat keponakan-keponakanku tersayang: Ahmad Khoirully (beginner enterpreneur), Ahmad Subhan (download boys), Alm Faris Akbar, M. Ihsanul Azzam (kapan minum jus lagi di rumahmu), Salman al Farisi (Toys Hollic), Muhamad Azka Fathan (dede lucu), Salsabila (pindah sekolah ke Al-Azhar juga akhirnya), Syafira Nurul Aulia (Masuk les bimbel akhirnya), Naura Shahira (playgroup nih), dan Shabrina Yasmin (punya dede baru nih), juga buat mbak ku Ruminah (Minshe) yang setia mengabdi (tolong volume suaramu dikecilkan sedikit). Terimakasih atas segala kasih sayang, cinta, doa dan motivasi yang telah kalian berikan. Tanpa kalian apalah artinya semua ini. Tetaplah selalu menjadi bagian dalam hidupku.

7. Habibiku Muhammad Yusuf yang selalu memberikan limpahan cinta, kasih sayang, dan doa dan tidak juga pernah lelah memberikan motivasi kepada penulis. Buat Ibu Suharni, Bapak Ibrahim, Teh tetty, Abang Aji, Dessy, A Iis, Kak Ita dan adekku tersayang Wida. Terimakasih atas kasih sayang dan doanya selama ini.

8. Teman-temanku tercinta Budi, Wido, Umam dan Sigit (Gank yang jalan bareng kalau cuma ada traktiran aja) terimakasih atas semangat yang sudah ditularkan. Umam terimakasih telah menjadi teman seperjalanan yang begitu baik. Budi terimakasih atas segala masukan dan semangatnya. Wido teman seperjuanganku teman magang dan kompre bareng, terimakasih telah menjadi tempat untuk curahan hati selama ini. Sigit terimakasih atas doa dan motivasinya selama ini.

9. Enny safitri (counter pulsa berjalan), Vini dini (Ms Heboh), Fitriawati (akhwat yang pendiam) Susi anggreyani (Guru Privat), Firman Muttaqin (Anak kos yang aneh), Abdul Rosyid (aktivis sejati), Asmawi (anak betawi cengkareng), Abu Bakar Shiddiq (cowok


(11)

10.Anak Manajemen keuangan A: Imam Akbar (salut buat ketekunannya selama ini), Rahmawaty Afriliana (anak Depok asli), Ibeh (anak kosan), Thian (Juragan MLM), Roey (Mr. Fashionista), Utha (si kalem), Andri (bandar pulsa), dahlan (anak betawi asli), Ridwan (Ikhwan mnj keu A), Here, Idel, Intan, Lesda, Maharis, Fauzi (si bawel) dan semua anak manajemen keuangan A angkatan 2005.

Akhir kata, kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya, penulis berharap semoga diberikan pahala oleh Allah SWT atas ketulusan dan keikhlasannya dalam membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Juni 2009 Penulis,


(12)

Hal

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………... i

ABSTRACT ……… ii

ABSTRAK ……… iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GAMBAR ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Perumusan Masalah ………. 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 14

1. Tujuan Penelitian ………. 14

2. Manfaat Penelitian ……… 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ……….... 16

1. Keputusan keuangan dan Fungsi Manajemen keuangan ………. 16

2. Kebijakan Dividen ……… 18

3. Dividen sebagai sinyal indikator ……….. 29

4. Prosedur pembagian dividen ……… 30

5. Sekilas mengenai saham ………... 33

6. Sekilas mengenai Jakarta Islamic Indeks ……. 43

7. Investasi dalam perspektif syariah ……… 47

8. Pasar Modal Syariah ……… 51

a. Pengertian Pasar Modal Syariah ………… 51


(13)

11. Hipotesis ………. 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ……….. 66

B. Metode Penentuan Sampel ………. 67

C. Metode Pengumpulan Data ……… 68

D. Metode Analisis Data ………. 69

E. Desain Penelitian ……… 70

F. Operasional Variabel Penelitian ……… 71

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………. 75

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ……… 75

2. Sejarah Jakarta Islamic Indeks ……….. 76

3. Gambaran Umum Perusahaan-perusahaan JII ….. 79

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Deskripsi harga saham masing-masing perusahaan Sebelum pengumuman dividen ………. 81

2. Harga saham sebelum pengumuman dividen …... 81

3. Deskripsi harga saham masing-masing perusahaan Sesudah pengumuman dividen ………. 96

4. Harga saham sesudah pengumuman dividen ……. 99

5. Pengujian Persyaratan Data ……….. 115

6. Pengujian Hipotesis ………. 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 120

B. Saran ……… 122


(14)

No. Keterangan Hal

4.1 9 Perusahaan Jakarta Islamic Indeks (JII) 82

4.2 Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 84 4.3 Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 84 4.4 Harga Saham PT Bumi Resources Tbk 85 4.5 Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk 86 4.6 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 87

4.7 Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 87 4.8 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk 88 4.9 Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk 89 4.10 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk 90

4.11 Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk 90

4.12 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 92 4.13 Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 92 4.14 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 93

4.15 Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 94

4.16 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk 95 4.17 Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk 95

4.18 Harga Saham PT United Tractors Tbk 96 4.19 Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk 97 4.20 Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum Pengumuman Div 97 4.21 Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 100

4.22 Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 100

4.23 Harga Saham PT Bumi Resources Tbk 101

4.24 Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk 102

4.25 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 103


(15)

Keterangan Hal

4.26 Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 103

4.27 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk 104

4.28 Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk 105

4.29 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk 106

4.30 Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk 106

4.31 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 107

4.32 Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 107

4.33 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 109

4.34 Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 109

4.35 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk 110

4.36 Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk 111

4.37 Harga Saham PT United Tractors Tbk 112

4.38 Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk 112

4.39 Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah Pengumuman Div 113


(16)

No. Keterangan Hal 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 65 4.1 Grafik Histogram Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen 98 4.2 Grafik Histogram Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen 114 4.3 HasiL Uji Normalitas Harga Saham 116


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1 Data Pengumuman Dividen

2 Data Rata-rata Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen 3 Data Rata-rata Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen 4 Perhitungan Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum 5 Perhitungan Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah 6 Perhitungan Mean

7 Perhitungan Modus 8 Perhitungan Median

9 Perhitungan Paired Sample T Test 10 Descriptive Statistics


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim, sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia membiarkan harta itu idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya karena harta yang diinvestasikan tidak dikenakan zakat kecuali keuntungannya saja.

Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu pengejawantahan dari seruan Allah tentang investasi tersebut.


(19)

Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini. Keputusan Pendanaan perusahaan menyangkit keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum, dana dapat

diperoleh dari luar perusahaan (external financing) maupun dari dalam perusahaan (internal financing). Keputusan tentang external financing sering disebut sebagai keputusan pendanaan, sedangkan internal financing menyangkut kebijakan dividen (Suad Husnan 253: 1996).

Menurut Nurmala (2006), Perusahaan harus memaksa relevansi antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earning to be reinvested) dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen (revenue

that divided to the share holders as dividend). Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor bisa dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung. Kebijakan deviden sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur financial, arus dan posisi likuiditas.


(20)

Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan deviden yang berbeda-beda, karena kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang.

Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan. Untuk itu, peranan seorang manajer keuangan sangat penting dalam memutuskan apakah kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan baik bagi nilai perusahaan di masa mendatang dimata para investor. Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar modal dan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Nurmala, 2006).

Menurut Michell Suharli (2007), Keputusan mengenai dividen dalam suatu perusahaan merupakan hal yang menarik untuk dibahas karena keputusan tersebut berkaitan dengan masalah yang tidak kalah pentingnya, yaitu keputusan investasi dan pembelanjaan. Pembagian deviden yang terlalu kecil berfluktuasi dan mungkin akan menurunkan minat investor terhadap perusahaan. Sebaliknya pembayaran dividen


(21)

yang terlalu besar pada saat perusahaan masih membutuhkan dana untuk investasi akan menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan dalam pembagian dividen harus ditangani dengan penuh pertimbangan yang matang, sehingga setiap keputusan yang diharapkan tidak akan merugikan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.

Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto (1996-97 : 25) Setiap investor yang melakukan investasi saham di pasar modal mengharapkan adanya dividen dan capital gain. Capital Gain yaitu selisih antara nilai jual dengan nilai beli saham apabila investor menjual saham tersebut. Sebaliknya investor selalu menghindari terjadinya capital loss yaitu kerugian karena harga saham pada saat dijual lebih rendah daripada harga saham pada saat dibeli. Investor juga mengharapkan dividen sebagai imbalan investasinya. Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Harga saham yang beragam pada umumnya mencerminkan keadaan keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Analisis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan: 307, 2005).

Namun adakalanya perubahan harga saham tidak begitu mencerminkan keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Harga saham lebih


(22)

dipengaruhi oleh faktor ekstern di luar faktor fundamental, seperti kondisi makro ekonomi, stabilitas politik, kebijakan pemerintah dalam dunia industri dan usaha atau faktor sejenis yang terjadi pada perusahaan merupakan variabel yang bisa ikut memicu arah pergerakan kurs saham.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perdagangan saham selain pembagian dividen. Faktor-faktor tersebut antara lain: supply and demand saham di pasar modal, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat atau laba per lembar saham, proyeksi laba, kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen kepada investor, pembagian dividen yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, tingkat resiko dan pengembalian serta tingkat suku bunga (Usman Marzuki, 1990).

Faktor yang pertama adalah permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Harga saham sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor terhadap saham tersebut. Semakin tinggi permintaan investor terhadap suatu saham maka akan semakin tinggi pula harga dari saham perusahaan tersebut.

Faktor kedua yang mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham yang diproyeksikan. Seorang investor akan menerima laba atas saham yang dimiliki. Semakin tinggi EPS (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan, maka investor akan semakin percaya pada kemampuan perusahaan untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya dan pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham.


(23)

Faktor ketiga yang mempengaruhi harga saham adalah proyeksi laba. Investor akan melakukan investasi pada perusahan yang mempunyai profit atau laba yang cukup baik. Melihat hal yang demikian investor tidak ragu-ragu untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya volume transaksi pada saham akan mengalami peningkatan.

Faktor keempat yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen kepada investor. Pembagian dividen merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor selain capital gain. Kemampuan perusahaan memberikan dividen mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan oleh investor pada perusahaan tersebut.

Faktor kelima yang mempengaruhi harga saham adalah pembagian dividen yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan yang membayarkan deviden meningkat dibandingkan tahun lalu mempunyai arti perusahaan berusaha memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di masa depan. Sebaliknya jika perusahaan memotong nilai dividen akan dianggap sebagai signal buruk, karena akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas.

Faktor keenam yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat resiko usaha. Resiko usaha ini diantaranya adalah risk event, yaitu risiko bahwa suatu event akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, seperti rekapitalisasi atau leverage buy


(24)

dalam perusahaan lain yang memiliki saham biasa yang mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi dibanding surat berharga lainnya. Dengan kata lain perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif (reinvestasi).

Faktor ketujuh yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat suku bunga. Pengaruh tingkat suku bunga akan mempengaruhi perdagangan saham yaitu mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Apabila suku bunga naik, maka investor akan mendapatkan hasil yang besar dari obligasi sehingga mereka akan menjual saham mereka untuk ditukar dengan obligasi. Penukaran demikian atas naiknya suku bunga akan menurunkan perdagangan saham.

Michell Suharli (2007), Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat. Bagi para pemegang saham atau investor, deviden kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Oleh karenanya kesempatan untuk melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen kas dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjaman. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan.

Menurut Jensen & Meckling (1976), Pertimbangan menjadi semakin rumit apabila kepentingan berbagai pihak diakomodasi. Di satu sisi ada pihak yang cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar atau sebaliknya. Umumnya


(25)

pihak manajemen menahan kas untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi. Maksudnnya pengurangan hutang akan mengurangi cash flow berupa interest expense atau investasi dapat memberikan pengembalian berupa cash flow bagi perusahaan. Di sisi lain, pemegang saham mengharapkan deviden kas dalam jumlah relatif besar karena ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan (Michell Suharli, 2007).

Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.

Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi


(26)

bersumber dari nilai epistemologi Islam.

Menurut Alhabshi Syed Othman (2003), Dalam konteks pasar modal syariah, idealnya pasar modal syariah itu tidak mengandung transaksi ribawi, transaksi yang meragukan (gharar), dan saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan. Pasar modal syariah harus bebas dari transaksi yang tidak beretika dan amoral, seperti manipulasi pasar, transaksi yang memanfaatkan orang dalam (insider

trading), menjual saham yang belum dimiliki dan membelinya belakangan (short selling).

Sementara itu Obaidullah Mohammed (2001), mengemukakan etika di pasar modal syariah, yaitu setiap orang bebas melakukan akad (freedom contract) selama masih sesuai syariah, bersih dari unsur riba (freedom from al-riba), gharar (excessive

uncertainty), al-qimar/judi (gambling), al-maysir (unearned income), manipulasi dan kontrol harga (price control and manipulation), dan tidak merugikan kepentingan publik (unrestricted public interest), juga harga terbentuk secara fair (entitlement to

transact at fair price) dan terdapat informasi yang akurat, cukup dan apa adanya (entitlement to equal, adequate, and accurate infromation). Intinya adalah pasar modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan.

Beik, Irfan Syauqi (2003), menjelaskan perihal spekulasi ini, pertama, spekulasi hakikatnya bukanlah kegiatan investasi, kedua, spekulasi menyebabkan peningkatan pendapatan bagi sekelompok masyarakat tanpa memberikan konstribusi


(27)

apapun baik yang bersifat positif maupun produktif, ketiga, spekulasi merupakan sumber penyebab krisis keuangan, dan keempat, spekulasi datang dari mental “ingin cepat kaya”.

Dalam mekanisme transaksi produk pasar modal syariah, Beik, Irfan Syauqi (2003), mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham tidak boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan harga. Akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena nilai intrinsik saham itu sendiri. Hal ini dilarang dalam Islam. Untuk itu dalam proses perdagangan saham, emiten memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa, selanjutnya agen tersebut bertugas untuk mempertemukan emiten dengan calon investor tetapi bukan untuk menjual dan membeli saham secara langsung. Kemudian saham tersebut dijual/dibeli karena sahamnya memang tersedia dan berdasarkan prinsip first come - first served.

Menurut Nurul Huda (2007 : 65), Para fuqaha yang membolehkan jual beli saham mengatakan bahwa saham sesuai dengan terminologi yang melekat padanya, maka saham yang dimiliki oleh seseorang menunjukkan sebuah bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk aset, sehingga saham merupakan cerminan kepemilikan atas aset tertentu. Logika tersebut dijadikan dasar pemikiran bahwa saham dapat diperjualbelikan sebagaimana layaknya barang dan jual beli saham dibolehkan secara syariah dan hukum positif yang berlaku.


(28)

Aturan dan norma jual beli saham tetap mengacu kepada pedoman jual beli barang pada umumnya, yaitu terpenuhinya rukun, syarat, aspek ‘an-taradhin, serta terhindar dari unsur maysir, gharar, riba, haram, dhulm, ghisy, dan najasy. Praktik

forward contract, short selling, option, insider trading (instrumen- derivatif) merupakan transaksi yang dilarang secara syariah dalam dunia pasar modal. Selain hal-hal tersebut konsep preferred stock atau saham istimewa juga cenderung tidak diperbolehkan secara syariah karena dua alasan yang dapat diterima secara konsep syariah, dua alasan tersebut yaitu: 1) Adanya keuntungan tetap (predeterminant

revenue) yang dikategorikan oleh kalangan ulama sebagai riba, 2) Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat perusahaan dilikuidasi. Hal tersebut dianggap mengandung unsur ketidakadilan.

Efek-efek derivatif merupakan transaksi yang dilarang secara syariah dalam dunia pasar modal sehingga hal ini membuat investor syariah berinvestasi hanya pada efek-efek utama. Setiap investor yang melakukan invetasi saham di pasar modal mengharapkan adanya deviden dan capital gain. Dalam perspektif syariah investor syariah lebih menyukai pembagian dividen dibandingkan dengan capital gain. Hal ini dikarenakan dividen dianggap menjadi pilihan utama bagi investor syariah. Capital

gain masih mengandung unsur gharar dan maysir. Secara sederhana risiko disamakan dengan ketidakpastian (gharar) dan dilarang.

Menurut Suwailem (1999), membedakan risiko menjadi dua tipe, yaitu risiko pasif dan risiko responsif. Risiko Pasif , seperti game of chance atau spekulan, hanya mengandalkan kepada faktor keberuntungan. Spekulan berani mengahadapi sesuatu


(29)

yang derajat kepastiannya tinggi tanpa perhitungan; sedangkan risiko responsif, seperti game of skill atau pelaku bisnis, memungkinkan adanya distribusi probabilitas hasil keluaran (outcomes) dan senantiasa menghitung-hitung risiko dengan risiko dengan return yang diterimanya. Seseorang dianggap spekulatif apabila ia ditenggarai memiliki motif memanfaatkan ketidakpastian tersebut untuk keuntungan jangka pendek. Dengan karakteristik tersebut, maka investor yang diterjun di pasar perdana dengan motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham dilepas di pasar sekunder, bisa masuk ke dalam golongan spekulan (Sapta : 2002).

Menurut Nurul Huda (2007), Spekulasi dilarang bukan karena ketidakpastian yang ada di hadapannya, melainkan cara orang menggunakan ketidakpastian tersebut. Manakala ia menanggalkan sense of responsibility dan rule of law-nya untuk memperoleh keuntungan semata-mata dari adanya ketidakpastian.

Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan syariah. Dalam kitab Al-Mu’jam al-Wasith, kata maysir diartikan sebagai bentuk permainan yang mengandung unsure perjudian (judi). Terkait dengan perjudian (maysir) hal ini merupakan termasuk ke dalam game of chance yang dilakukan tanpa usaha. Itulah yang dilarang dalam konsep gharar dan maysir dalam Islam, Al-gharar dan maysir


(30)

sendiri adalah konsep yang sangat berkaitan dengan mudharat, negative result, atau bahaya (hazard).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi permasalahan yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut : 1). Harga saham perusahaan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham di Pasar Modal 2). Harga saham perusahaan dipengaruhi, antara lain: a). Laba per lembar saham yang diproyeksikan b). Kemampuan perusahaan dalam memberikan deviden kepada investor c). Pembagian deviden yang selalu meningkat dari tahun ke tahun d). Tingkat resiko usaha e). Tingkat suku bunga.

Pada penelitian ini hanya dibatasi pada point b yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen kepada investor. Dalam penelitian ini objek penelitian penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan yang konsisten terdaftar atau listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) dari tahun 2006-2008 yang mengeluarkan dividen. Yang secara konsisten membagikan dividen tunai (cash dividend) dari tahun 2006-2008. Metode analisis data yang digunakan adalah Uji beda dua rata-rata berpasangan (Paired Sample T-

test). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini melihat pengumuman dividen terhadap harga saham yang lebih dikhususkan pada saham-saham yang konsisten listed dalam Jakarta Islamic Indeks pada tahun 2006- 2008


(31)

B. Perumusan Masalah

Perubahan harga saham perusahaan terutama di pasar modal sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor terhadap saham tersebut. Semakin tinggi permintaan investor terhadap suatu saham maka akan semakin tinggi pula harga dari saham perusahaan tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan harga saham pada saat sebelum dan sesudah pengumuman deviden pada saham konsisten listed yang ke dalam JII (Jakarta Islamic Indeks) ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman deviden pada saham-saham perusahaan Jakarta Islamic Indeks

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat:


(32)

a. Bagi Peneliti

Memperoleh wawasan dan pengetahuan mendalam tentang pengaruh pengumuman deviden terhadap harga saham di JII dan penelit i memperoleh gambaran dan analisis mengenai pembayaran deviden yang diterapkan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dividen dan diharapkan dapat digunakan untuk membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan besarnya dividen yang dibayarkan.

c. Bagi Akademis

Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian sejenis pada ruang dan waktu yang berbeda dan juga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan dividen.

d. Bagi Investor

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrumen saham.


(33)

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

A. 1 Keputusan Keuangan dan Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Suad Husnan (1996: 6), ada 3 (tiga) keputusan keuangan yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan, yakni :

1) Penggunaan Dana sebagai keputusan investasi 2) Memperoleh Dana sebagai keputusan investasi 3) Pembagian Laba sebagai kebijakan dividen

Dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi dianggap paling penting. Seseorang akan mengalokasikan dananya untuk investasi dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang akan datang (Keown, 2004).

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelin, 2001 dalam Michell Suharli, 2007).

Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas yaitu dapat menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil seperti tanah, emas, mesin atau bangunan ataupun investasi pada aset finansial seperti deposito, saham maupun obligasi. Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga


(34)

atas sejumlah asset-aset pihak penerbit serat berharga tersebut. Aset finansial atau disebut dengan sekuritas yang mudah diperdagangkan (marketable

securities) adalah aset-aset finansial yang bisa diperdagangkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir (Husnan, 2001).

Menurut Menurut Suad Husnan (1996: hal 7), Keputusan invetasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Manajer keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis asset perusahaan.

Keputusan pendanaan akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan. Manajer keuangan bertanggung jawab agar pembiayaan investasi perusahaan optimal, menentukan kebutuhan dana untuk investasi yang efisien, mempertahankan komposisi sumber dana yang optimal, menentukan sumber dana yang akan digunakan apakah berasal dari modal sendiri ataukah modal asing, manajer keuangan juga harus bisa melihat pengaruh keputusan pembelanjaan perusahaan terhadap nilai perusahaan serta manajer keuangan juga harus menentukan bentuk insentif terbaik untuk meningkatkan prestasi manajemen. Kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan. Apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka ketergantungan terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar. Sebaliknya apabila manajer keuangan


(35)

memandang bahwa perusahaan telah memiliki financial leverage yang tidak menguntungkan, maka sebaliknya laba yang diperoleh ditahan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan (Suad Husnan, 1996: 7).

Dalam hal ini peneliti membatasi permasalahan yang ada di manajemen keuangan. Dengan mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan laba perusahaan (dividen) yang akan dibagikan kepada investornya.

A. 2 Kebijakan Dividen

Dividen menurut Akuntan Indonesisa (2004) dalam PSAK No.23 merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu (Michell Suharli, 2007)

Ross (1997) mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Artinya hanya perusahaan yang membukukan keuntungan dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan (Michell Suharli, 2007).

Menurut Agus Sartono (281: 1994), Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan


(36)

yang berguna untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar

Menurut Lani Siaputra dan Adwin Surja Atmadja (2006), Interaksi permintaan dan penawaran di bursa efek, yang pada dasarnya ditentukan oleh aktiva yang diwakilinya, menghasilkan harga saham keseimbangan (equilibrium price) atau yang biasa diistilahkan dengan market value. Harga ekuilibrium ini merefleksikan tindakan kolektif dari pembeli dan penjual yang didasarkan pada informasi yang tersedia. Saat informasi baru tersedia, pembeli dan penjual diasumsikan segera melakukan aksi dengan mempertimbangkan informasi tersebut, sehingga tercipta suatu keseimbangan baru.

Menurut Gitman (2000), Proses penyesuaian pasar terhadap informasi baru dapat dipandang dari tingkat keuntungan (required return). Dalam teori

Efficiency Market Hyphotesis, harga saham bereaksi terhadap informasi yang ada, termasuk didalamnya adalah informasi tentang pembagian dividen. Informasi tentang pembagian dividen dipercaya akan dapat mempengaruhi perilaku harga saham di bursa akibat dari aksi investor yang menginginkan keuntungan dari kejadian (moment) tersebut.


(37)

Menurut Keown (2004), Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak (EAT) adalah rasio pembayaran dividen (DPR), yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara dividen Dividen Per lembar Saham (DPS) dengan Laba Per Lembar Saham (LPS).

Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan deviden perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran deviden dengan penambahan laba ditahan perusahaan (James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR, 270: 2007).

Menurut Suharli (2004), kebijakan dividen merupakan kebijakan yang memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat yaitu bagi pemegang saham atau investor dan pihak perusahaan.

Sedangkan Menurut Stice et al (2005) mengartikan dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik (Michell Suharli, 2007)


(38)

Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen yang paling tepat untuk perusahaan. Kolb (1983), menyebutkan 3 teori sebagai berikut :

a. Residual Theory. Penekanan teori ini adalah pada investasi modal dengan anggapan bahwa dividen merupakan seridu (akhir) dari proses investasi modal (capital investment process). Bertolak dari anggapan tersebut maka teori ini menganjurkan agar dividen dibayarkan dari sisa dana yang digunakan untuk investasi modal.

b. Indifference Theory. Teori ini dilandasi anggapan bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai sahan. Teori ini dipelopori oleh Miller dan Modigliani (1961) yang berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu, dividen dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang saham.

Teori ini menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1) Tidak ada pajak atas dividen dan capital gain.

2) Tidak ada biaya penerbitan (floation cost) jika mengeluarkan tambahan saham.

3) Tidak ada biaya transaksi.

c. Bird in the hand theory. Teori ini mengatakan bahwa pemegang saham tidak peduli (not indifferent) terhadap dividen dan perubahan pandapatan perusahaan. Bagi pemegang saham, kebijaksanaan dividen


(39)

adalah relevan terhadap nilai saham. Teori ini didukung oleh Lintner dan Gordon yang mengatakan bahwa pemegang saham menilai $ 1 dividen yang diterima lebih tinggi daripada $ 1 pendapatan yang ditahan.

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (262: 2007), Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu antara lain :

1. Kebutuhan Dana Perusahaan

Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen.

2. Likuiditas perusahaan

Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena deviden merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.


(40)

3. Kemampuan untuk meminjam

Posisi likuiditas perusahaan dapat diatasi dengan kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam jangka pendek. Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar dividen.

4. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang

Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan kumulatif (yang diinvestasikan kembali) dalam perusahaan.


(41)

5. Pengendalian Perusahaan

Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar.

6. Keadaan Pemegang Saham

Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir beberapa faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya di masa datang.

7. Aturan-aturan Hukum

Aturan-aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan. a.


(42)

Walaupun hukum negara bagian di AS berbeda-beda, banyak negara bagian yang melarang pembayaran dividen. Jika dividen ini akan menurunkan nilai modal. Beberapa negara bagian mendefinisikan modal sebagai total nilai nominal saham biasa. Negara-negara bagian lainnya mendefinisikan modal tidak hanya meliputi total nilai nominal saham biasa, tetapi juga tambahan modal disetor.

b. Aturan Insolvensi

Beberapa negara bagian melarang pembayaran dividen tunai jika perusahaan mengalami insolvensi. Insolvensi didefinisikan secara hukum sebagai kewajiban total perusahaan yang melebihi aktivanya “dalam penilaian wajar”, ataupun dari sudut pandang yang “hampir sama” (secara teknis) adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar para kreditornya ketika kewajibannya jatuh tempo.

c. Aturan Penahanan Laba yang Berlebihan

Penahanan laba yang berlebihan (undue retention) berarti penahanan dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan investasi perusahaan untuk saat ini dan masa depan. Tujuan hukum ini adalah mencegah perusahaan menahan laba demi menghindari pajak.


(43)

Jenis-jenis Kebijakan Dividen

Besaran dividen tergantung kebijakan dividen msing-masing perusahaan. Menurut (Naveli dalam Michell Suharli, 2007), Secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari tiga kebijakan ini, yaitu :

1. Ratio Pembayaran Dividen Terhadap Laba Yang Stabil (Constant Dividend Payout Ratio)

Terdapat beberapa cara mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam persentase atau ratio tertentu, yaitu :

a. Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan tahunan

b. Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan

c. Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.

2. Jumlah Yang Stabil (Stable Amount Per Share)

Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba yang tinggi. Perusahaan yang menganut kebijakan dividen akan memberikan dividen dalam jumlah nilai rupiah yang relatif stabil per lembar sahamnya.


(44)

3. Reguler Dividend Plus Extra

Dalam kebijakan ini, perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti dan memberikan tambahan apabila perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi.

Menurut James C. Van Horne et al (2007), Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan distribusi kas ke pemegang saham dalam periode kemakmuran adalah dengan mengumumkan:

1. Dividen Reguler yaitu dividen yang biasanya diharapkan akan dibayar oleh perusahaan.

2. Dividen Ekstra yaitu dividen yang tidak rutin yang dibayarkan kepada para pemegang saham di samping dividen regular. Dividen ini diberikan dalam situasi yang khusus.

Dengan mengumumkan dividen ekstra, perusahaan memberi tahu para investor bahwa dividen tidaklah naik dari tingkat dividen yang telah ditentukan sebelumnya. Pengumuman dividen ekstra akan sangat sesuai terutama bagi perusahaan yang memiliki laba berfluktuasi. Pengunaan dividen ekstra memungkinkan perusahaan mempertahankan catatan yang stabil atas dividen regular dan juga memungkinkan distribusi beberapa keuntungan yang didapat perusahaan.

Menurut James C. Van Horne dan John. M. Wachowicz, JR (288: 2007), Dividen saham (stock dividend) merupakan pembayaran berupa saham biasa tambahan kepada para pemegang saham. Seringkali digunakan sebagai pengganti


(45)

atau tambahan dari dividen tunai. Dividen ini tidak lebih dari sekedar perpindahan catatan pembukuan dalam akun ekuitas pemegang saham di neraca perusahaan. Proporsi kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan tetap tidak berubah.

Badan pengatur akuntansi membedakan antara dividen saham kecil dengan dividen saham besar (James C. Van Horne dan John. M. Wachowicz, JR 289: 2007).

1. Dividen Saham Kecil

Jika dividen saham mewakili kenaikan kurang dari (biasanya) 25% saham biasa yang sebelumnya beredar, maka akan disebut sebagai dividen saham dalam persentase kecil. Akuntansi untuk dividen saham jenis ini akan meliputi perpindahan jumlah dari laba ditahan ke saham biasa dan tambahan modal disetor.

2. Dividen Saham Besar

Dividen saham besar biasanya 25% atau lebih dari saham biasa sebelumnya yang beredar dan harus diperlakukan dengan cara berbeda. Dividen saham besar diharapkan untuk secara material mengurangi harga pasar per lembar saham.


(46)

A.3 Dividen Sebagai Indikator Atau Sinyal Propek Perusahaan

Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman besarnya dividen yang dibagikan.

Suluh Pramastuti ( 2007 : hal 1), Dividend signaling theory menjelaskan bahwa informasi tentang dividen yang dibayarkan digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan di masa mendatang. Sinyal perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi harga saham. Prinsip signaling ini mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information.

Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal.

Dalam kenyataannya manajer cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang prospek perusahaan dibanding dengan investor atau pemegang saham.


(47)

Akibatnya, investor menilai bahwa capital gain lebih berisiko dibanding dengan dividen dalam bentuk khas. Dalam kenyataannya sering terjadi bahwa pembayaran dividen selalu diikuti oleh kenaikan harga saham, sedangkan penurunan dividen akan diikuti dengan penurunan harga saham. Kenyataan ini menunjukkan bahwa investor secara keseluruhan lebih menyukai pembayaran dividen daripada capital gain. Tetapi Miller-Modigliani melihat kecenderungan ini dengan menyatakan bahwa karena perusahaan cenderung enggan untuk menurunkan tingkat dividen mereka, sehingga perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila prospek keuntungan di masa datang lebih baik atau paling tidak stabil. Miller-Modigliani selanjutnya berpendapat bahwa kenaikan dividen ini oleh investor dilihat sebagai signal bahwa prospek perubahan di masa datang lebih baik. Sebaliknya penurunan dividen akan dilihat sebagai tanda bahwa propek perusahaan menurun (Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto, 2000).

A. 4 Prosedur Pembagian Dividen

Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan, tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaaan.

Menurut Weston dan Brigham, 1998 dalam R. Andi Sularso, 2003:

Adapun prosedur pembagian dividen yang actual adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencatatan pemegang saham, tanggal ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen.


(48)

a. Tanggal Pengumuman ( Declaration Date)

Tanggal pengumuman adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14 November 2007 direksi ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan pembagian dividen kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2007 dengan pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 2008.

b. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (holder of record date)

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana kepemilikan saham ditentukan sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan atau hari terakhir pada saat perusahaan mencatat semua pemegang saham yang terdaftar agar berhak menerima dividen yang dibagikan. Setelah berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (8 Desember 2007), perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal itu. Apabila PT ABC memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham sebelum pukul 5 sore pada tanggal 8 Desember, Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran. Jika pemberitahuan yang diterima pada atau sesudah tanggal 9 Desember, pemilik saham lama menerima cek dividen.


(49)

c. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex-Dividend Date)

Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik, industri pasar modal telah menetapkan suatu konversi yang mengumumkan bahwa saham masih memiliki hak atas dividen hingga empat hari kegiatan bisnis sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen. Dalam hal ini tanggal ex-dividen adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember, yaitu tanggal 4 Desember 2007.

d. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment atau Distribution Date) Tanggal pembayaran dividen adalah tanggal pada saat dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada pemegang saham tercatat pada tanggal 2 Januari 2008.

Prosedur pembagian dividen tersebut mengakibatkan adanya perbedaan respon investor dalam bertransaksi di pasar modal. Hal ini dapat diindikasikan dengan bervariasinya harga saham dari declaration date sampai setelah ex-dividend

date.

Pihak manajemen memberikan dividen memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa


(50)

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen (Michell Suharli, 2007).

A. 5 Sekilas Mengenai Saham

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal ataupun persentase tertentu. Menurut Subagyo (1997), saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas.

Hal yang sama juga diungkapkan Alma (1997), yang mendefinisikan saham sebagai surat keterangan tanda turut serta dalam perseroan. Para pemegang andil merupakan pemilik perusahaan yang dapat menikmati keuntungan perusahaan sebanding dengan modal yang disetorkannya. Selain dari dividen yang dapat diperoleh para pemegang saham, nilai keuntungan yang merupakan selisih positif harga beli dan harga jual saham juga merupakan benefit selanjutnya yang dapat dinikmati oleh para pemegang saham. Selain manfaat yang bersifat financial, para pemegang saham (stock holder) juga memiliki benefit yang bersifat non finansial, yaitu hak suara dalam aktivitas perusahaan.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tahun 1985 menjelaskan dalan transaksi jual beli di bursa efek, saham merupakan instrument yang paling dominan atau yang paling sering diperdagangkan. Tanggung jawab pemegang saham atas utang-utang


(51)

perusahaan terbatas maksimal sampai jumlah nilai saham yang dimiliki, karena alasan inilah perusahaan seperti ini disebut perseroan terbatas.

Pada umumnya saham yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan (emiten) yang melakukan penawaran umum (Initial Public Offering) ada dua macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak tersebut meliputi hak atas menerima deviden, dan memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan (Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, 59: 2007)

Menurut Ali Arifin (2004), Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai : 1. Nilai Nominal (Pari), merupakan nilai yang tercantum dalam

sertifikat saham yang bersangkutan.

2. Nilai Dasar, Pada prinsipnya harga dasar saham ditentukan dari harga perdana pada saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham antara lain: Right Issue,

Stock split dan warrant.

3. Nilai Pasar, Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.


(52)

Menurut Ali Arifin (2004), Jenis-Jenis Saham terdiri dari : a. Saham Biasa

Adalah saham yang memberikan pemegangnya hak suara serta hak atas bagian laba yang besarnya berubah-ubah tergantung dari besarnya laba yang diperoleh perusahaan.

Para pemegang saham pada suatu perusahaan mempunyai hak-hak yang melekat dalam pemilikan saham biasa yang dijamin oleh undang-undang. Hak tersebut timbul karena peraturan yang dibuat oleh pihak yang mempunyai wewenang, misalnya Bapepam mewakili pemerintah Indonesia dalam mengatur pasar modal dan mempengaruhi hak pemegang saham.

Hak-hak pemegang saham biasa antara lain:

1). Setiap pemegang saham mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan. Dengan ketentuan satu saham satu suara.

2). Sebagai pemegang saham mempunyai hak untuk memilih direktur perusahaan.

3). Mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan sebelum dibeli investor baru.

4). Pemegang saham diberi hak atas laba bersih perusahaan sebagai hasil atas dana yang diinvestasikan.

5). Pemengang saham biasa mempunyai hak untuk melihat atau mengetahui hasil RUPS dan daftar pemegang saham suatu perusahaan.


(53)

6). Pemegang saham biasa mempunyai akses tidak terbatas untuk mengetahui pembukuan keuangan, kecuali kalau dibatasi oleh suatu keadaan tertentu. Misal pemegang saham adalah pesaing perusahaan.

7). Pada kasus likuidasi perusahaan, tanggung jawab pemegang saham terhadap kewajiban perusahaan hanya sebesar saham yang dimilikinya.

Sebelum kita memutuskan untuk memilih saham biasa sebagai investasi, sebaiknya juga mengetahui kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan investasi saham biasa (common stock) adalah:

Kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Bila, perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar, maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar juga, yang dibayarkan dalam bentuk rupiah atau saham atau perusahaan akan menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali, hal itu akan menaikkan harga saham tersebut di pasar. Disamping penghasilan dari dividen, pemilik saham juga ada kemungkinan mendapat penghasilan dari capital gain.

Kelemahan investasi saham biasa (common stock) adalah:

Saham biasa mempunyai tingkat penghasilan yang tidak terhingga, maka resikonya pun paling tinggi. Karena pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit bangkrut. Secara normal, artinya diluar


(54)

kebangkrutan, resiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss (kerugian yang ditanggung investor karena harga beli sahamnya lebih rendah daripada harga jual sahamnya

Saham biasa mencakup kepemilikan dalam perusahaan. Adapun pemegang obligasi dan saham preferen dapat dipandang sebagai kreditur, sedangkan pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan.

Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo, melainkan akan tetapi ada selama perusahaan berdiri. Saham biasa juga tidak memiliki batas atas terhadap pembayaran dividennya. Pembayaran dividen harus diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan sebelum dividen diumumkan. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham biasa selaku pemilik perusahaan tidak dapat menagih aktiva sebelum pihak kreditor perusahaan termasuk pemegang obligasi dan saham preferen telah dipenuhi kewajibannya. Namun, kewajiban pemegang saham biasa tetap terbatas pada jumlah investasi mereka.

Menurut Arthur J. Keown, 1997: hal 294 berpendapat bahwa pemegang saham biasa diberikan hak didahulukan (Preemptive Rights) yaitu memberikan hak kepada pemegang saham untuk mempertahankan presentasi / proporsi kepemilikannya dalam perusahaan. Jika perusahaan menerbitkan saham-saham baru, para pemegang saham umum adalah orang yang ditawari pertama kali dan mempunyai hak untuk menolak. Jika pemegang saham memiliki 25 persen saham


(55)

perusahaan, ia berhak membeli 25 persen saham baru. Sertifikat yang diterbitkan untuk pemegang saham memberikan mereka pilihan untuk membeli sejumlah saham baru pada harga tertentu dalam periode dua sampai sepuluh minggu yang disebut hak (Rights). Hak ini dapat digunakan (biasanya pada harga yang ditetapkan manajemen di bawah harga saham biasa di pasar), dapat kadaluwarsa atau dapat dijual di pasar.

b. Saham Preferen

Adalah suatu sekuritas hibrida dengan karakteristik saham biasa dan obligasi. Saham preferen disebut sebagai sekuritas hibrida / sekuritas campuran

(hybrid security) karena ia memiliki banyak karakteristik baik dari saham biasa ataupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, dividen yang tidak dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan, dan dividen tidak dapat mengurangi pembayaran pajak.

Ciri-ciri saham istimewa adalah :

1). Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal menerima dividen.

2). Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.

3). Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap.


(56)

4). Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.

5). Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). 6). Saham istimewa kumulatif, artinya dividen yang tidak dibayarkan oleh

perusa-haan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan dividen, maka perusahaan harus membayarkan dividen terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001), terdapat beberapa sudut pandang untuk membedakan saham :

1. Ditinjau dari cara peralihannya :

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.


(57)

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu

2. Ditinjau dari kinerja perdagangan : a. Blue – Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks

?· (Well-Known)

Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.


(58)

?× (Lesser-Known)

Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. d. Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stockss

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Menurut Weston dan Brigham (1993: 26), Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :

1. Proyeksi Laba

Investor akan melakukan investasi pada perusahan yang mempunyai profit atau laba yang cukup baik. Melihat hal yang demikian investor tidak ragu-ragu untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat


(59)

profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya volume transaksi pada saham akan mengalami peningkatan.

2. Earning Per Share (EPS)

Seorang investor akan menerima laba atas saham yang dimiliki. Semakin tinggi EPS (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan, maka investor akan semakin percaya pada kemampuan perusahaan untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya dan pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham.

3. Tingkat resiko dan pengembalian

Resiko usaha ini diantaranya adalah risk event, yaitu risiko bahwa suatu event akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, seperti rekapitalisasi atau leverage buy out. Contoh rekapitalisasi: sebuah perusahaan menanamkan kembali modalnya ke dalam perusahaan lain yang memiliki saham biasa yang mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi dibanding surat berharga lainnya. Dengan kata lain perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif (reinvestasi).

4. Kebijakan pembagian dividen

Pembagian deviden merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor selain capital gain. Kemampuan perusahaan memberikan dividen


(1)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah disajikan dalam bab IV maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen pada perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia.

Dari hasil uji hipotesis dengan uji- T diperoleh t hitung sebesar 1,396 sedangkan t tabel = 1,71 (pada taraf signifikan aØ = 0,05 ; dk = 25). Hipotesis nol diterima apabila t hitung < t tabel, sedangkan hipotesis penelitian ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian yang dilakukan pada 26 sampel harga saham perusahaan yang temasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sebelum pengumuman dividen yaitu 7758,61 sedangkan rata-rata harga saham sesudah pengumuman dividen yaitu 8435,63 tetapi dari hasil uji yang


(2)

dilakukan terdapat t hitung < t tabel yaitu 1,396 < 1,71 sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan dalam pembagian dividen tunai kepada investor yaitu antara lain perusahaan: Aneka Tambang pada pembagian dividen tahun 2008, International Nickel Indonesia pada pembagian dividen tahun 2008, Indocement Tunggal Prakasa pada pembagian dividen tahun 2007, dan United Tractors pada pembagian dividen tahun 2007. Pembagian dividen yang mengalami penurunan dalam pembayaran dividen tunai. Hal ini dapat dianggap sebagai signal buruk karena perusahaan akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas sedangkan pembagian dividen yang mengalami peningkatan memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pasar merupakan pasar yang efisien. Dimana keadaan ini sebagai bentuk dari efisiensi setengah kuat (semi strong). Dengan kata lain, keadaan dimana harga-harga bukan

hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu melainkan semua informasi yang dipublikasikan. Indifference Theory melandasi anggapan bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan, karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham dan juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan.


(3)

B. SARAN

Hasil penelitian ini tentunya masih terdapat banyak kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain terbatasnya sampel yang diambil, sehingga belum dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar, dan jangka waktu penelitian hanya tiga tahun dengan meneliti 15 hari sebelum pengumuman dividen dan 15 hari sesudah pengumuman dividen.

Dengan kelemahan penelitian maka saran yang akan disampaikan yaitu : 1. Manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan

teliti kebijakan dividen yang nantinya akan dipilih. Apabila terdapat pengumuman yang berhubungan dengan dividen yang merupakan hasil dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) maka langsung diberitahukan kepada BEI atau Bapepam agar semua pihak baik pemegang saham maupun calon investor dapat memanfaatkannya dengan mengambil tindakan secara cepat dan tepat.

2. Diharapkan calon investor sebelum mengambil keputusan sebelum melakukan investasi dan menganalisa kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pihak investor. Dari keempat tanggal prisedur pembagian dividen tersebut yang paling penting adalah tanggal pengumuman dividen (announcement date). Hal ini dikarenakan para

pemegang saham dihadapkan pada suatu pilihan untuk menjual kepemilikannya ataukah menahannya. Pengambilan keputusan pemegang


(4)

yang akan diterimanya kecil dibandingkan dengan capital gain maka kemungkinan besar pemegang saham lebih memilih untuk menjualnya kembali. Pengumuman dividen dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : melalui surat kabar atau media cetak, diumumkan di papan bursa olej Bursa Efek Indonesia (BEI), Internet, dan lain-lain. Oleh karena itu maka pilih media yang benar-benar efektif dan efisien bagi para pemegang saham.

3. Bagi peneliti dan mahasiswa yang berminat dalam bidang pasar modal diharapkan meneliti lebih lanjut dengan mengambil sampel yang lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih lan sehingga dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an Al-Karim

A. Kolb Burton. 1983. “Pinciples of Financial Management”, Business Publications.

Texas

Alhabshi, Syed Othman. ”Towards an Islamic Capital Market”. 2003

Ali Arifin. 2004. “Membaca Saham” Penerbit Andi: Yogyakarta.

Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto. 2000. Analisis Pengaruh Pengumuman

Dividen Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta.

Beik, Irfan Syauqi. 2003, Prinsip Pasar Modal Syariah, Republika Online 21 Maret.

C. Van Horne, James and M. Wachowicz, John. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat

C. Van Horne James and M. Wachowiez JR John. 2007. Fundamentals of Financial

Management. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi 12.

Jakarta : Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, Hendy M. 2001. ”Pasar Modal di Indonesia

Pendekatan Tanya Jawab”, Salemba Empat: Jakarta.

Gitman, Lawrence J., 2003. ”Principles of Management Finance”. Tenth Edition, Addison Wesley, Boston.

Huda, Nurul dan Edwin Nasution, Mustafa. 2007. Investasi Pada Pasar Modal

Syariah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE-

Yogyakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. “Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan”, IAI,

Jakarta

J. Keown, Arthur and F. Scott, David dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan


(6)

Lany Saputra dan Adwin Surya Atmadja. 2006. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend

Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Metwally. 1995. ”Teori dan Praktik Ekonomi Islam”, Bangkita Daya Insani, Jakarta.

Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham

Perusahaan-Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia. Palembang : STIE Bina

Warga

Obaidullah, Mohammed. 2001. “Etchiss and Efficiency in Islamic Stock Market

International Journal of Islamic Financial Services, volume 3, No.2, Juli-

Sept.

R. Andi Sularso. 2003. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga

Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Devidend Date Di BEJ.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Sapta Utama, Bey. 2003. ”Perbandingan Alokasi Investasi di Perusahaan Asuransi

Jiwa Syariah dan Konvensional”. Thesisi Program Pasca Sarjana. PSKTTI-

UI, Jakarta.

Sartono, Agus. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE-

Yogyakarta

Sarwoko. 2007. “Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Subagyo, dkk. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. STIE YKPN.

Yogyakarta.

Subiyantoro, Edi dan Francisca Andreani. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang

Terdaftar di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi Manajemen

Suluh Pramastuti. 2007. Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signalling

Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Yogyakarta : FE Program Pasca

SarjanaUniversitas Gadjah Mada.

Usman, Marzuki. 1990. ”Permintaan dan Penawaran Saham”, Jakarta: Management

Usahawan.