Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Peringkat Obligasi

(1)

SKRIPSI

REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI

OLEH

ROBI REZA MARTINEZ MARPAUNG 090502083

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis reaksi yang diberikan pasar saham menanggapi kenaikan dan penurunan peringkat obligasi pada perusahaan.

Penelitian ini adalah penelitian studi peristiwa. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis one sample T-test dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa 20 perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi yang diumumkan oleh PT PEFINDO yang terdiri dari 15 kenaikan peringkat obligasi dan 5 penurunan peringkat obligasi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan desain non-probability sampling dengan metode purposive sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis one sample T-test terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa pasar saham tidak bereaksi positif terhadap kenaikan peringkat obligasi tetapi tidak signifikan. Hasil penelitian analisis one sampel T-test terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa pasar saham tidak bereaksi negatif signifikan terhadap penurunan peringkat obligasi.


(3)

ABTRACT

THE REACTION OF STOCK MARKET TOWARDS BOND RATING ANNOUNCEMENT

The objective of this research is to know and to analyse the reaction of stock market shows in response to the downgraded and upgraded bond rating announcement.

This is an event study research. Using one sample T-test method in SPSS 17.0 for windows to help analysing the data in this research. The type of the data is secondary data in the form of 20 companies (15 upgraded and 5 downgraded). The technique uses to define samples in this research is using non-probability sampling with the purposive sampling method.

The result of this research using the one sample T-test for the first hypotezis reveal that the stock market do not react positively to upgared bond rating announcement but the result is not significant. The result for the second hypotezis using the one sample T-test reveal that the stock market do not react negatively to downgraded bond rating announcement and the result is significant.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Peringkat Obligasi”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta Ir. M. Marpaung dan Soffy N.M Hutapea yang senantiasa mendoakan dan mendukung, serta limpahan kasih sayang yang luar biasa, dan atas setiap pengorbanan materil yang tak dapat penulis sebutkan. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.

8. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

10. Kakak-kakakku tersayang Marnala S.E. Marpaung, S.kom dan Ruth Vesia Marpaung, S.kom atas segala doa dan dukungan selama ini.

11. Teman-teman Manajemen’09 lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Terima kasih atas persahabatan yang luar biasa, atas suka duka yang telah kita lewati bersama, dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan kita selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Desember 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obligasi ... 7

2.2 Karakteristik Obligasi ... 8

2.3 Jenis-jenis Obligasi ... 10

2.4 Imbal Hasil Obligasi (Yield Obligasi) ... 13

2.5 Peringkat Obligasi ... 18

2.6 Syarat-syarat Penilaian Peringkat Obligasi PT PEFINDO ... 20

2.7 Kategori Pemeringkatan pada PT PEFINDO ... 21

2.8 Reaksi Pasar Saham ... 23

2.9 Efisiensi Pasar Saham ... 24

2.10 Studi Peristiwa (Event Study) ... 26

2.11 Penelitian Terdahulu ... 28

2.12 Kerangka Konseptual ... 32

2.13 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional ... 35

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.6 Jenis Data ... 37

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.8 Teknik Analisis Data ... 38


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 42

4.2 Sejarah Singkat PT PEFINDO ... 43

4.3 Profil Perusahaan Sampel ... 44

4.3.1 Perusahaan yang Mengalami Kenaikan Peringkat Obligasi ... 44

4.3.2 Perusahaan yang Mengalami Penurunan Peringkat Obligasi ... 53

4.4 Analisis Data ... 56

4.4.1Analisis Data Hipotesis Pertama ... 55

4.4.2 Analisis Data hipotesis Kedua ... 59

4.5 Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perbandingan Return Tak Normal Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Kenaikan Peringkat Obligasi ... 3

1.2 Perbandingan Return Tak Normal Sebelum dan Sesudah Pengumuman Penurunan Peringkat Obligasi ... 4

2.1 Kegunaan Masing-masing Yield Obligasi ... 18

2.2 Kategori Rating pada PT PEFINDO ... 22

2.3 Penelitian Terdahulu ... 30

3.1 Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian ... 36

3.2 Daftar Perusahaan yang Mengalami Perubahan Peringkat Obligasi ... 37

4.1 Rata-rata Return Tak Normal Perusahaan yang Mengalami Kenaikan Peringkat Obligasi ... 57

4.2 Hasil Uji One Sample T-test Hipotesis Pertama ... 58

4.3 Rata-rata Return Tak Normal Perusahaan yang Mengalami Penurunan Peringkat Obligasi ... 60


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(10)

LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Output Uji One Sample T-Test hipotesis pertama ... 70 2 Output Uji One Sample T-Test hipotesis kedua ... 71 3 Daftar Sampel Penelitian ... 72 4 Actual Return dan Market Return Perusahaan yang

Mengalami Kenaikan Peringkat Obligasi ... 76 5 Actual Return dan Market Return Perusahaan yang


(11)

ABSTRAK

REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis reaksi yang diberikan pasar saham menanggapi kenaikan dan penurunan peringkat obligasi pada perusahaan.

Penelitian ini adalah penelitian studi peristiwa. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis one sample T-test dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa 20 perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi yang diumumkan oleh PT PEFINDO yang terdiri dari 15 kenaikan peringkat obligasi dan 5 penurunan peringkat obligasi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan desain non-probability sampling dengan metode purposive sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis one sample T-test terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa pasar saham tidak bereaksi positif terhadap kenaikan peringkat obligasi tetapi tidak signifikan. Hasil penelitian analisis one sampel T-test terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa pasar saham tidak bereaksi negatif signifikan terhadap penurunan peringkat obligasi.


(12)

ABTRACT

THE REACTION OF STOCK MARKET TOWARDS BOND RATING ANNOUNCEMENT

The objective of this research is to know and to analyse the reaction of stock market shows in response to the downgraded and upgraded bond rating announcement.

This is an event study research. Using one sample T-test method in SPSS 17.0 for windows to help analysing the data in this research. The type of the data is secondary data in the form of 20 companies (15 upgraded and 5 downgraded). The technique uses to define samples in this research is using non-probability sampling with the purposive sampling method.

The result of this research using the one sample T-test for the first hypotezis reveal that the stock market do not react positively to upgared bond rating announcement but the result is not significant. The result for the second hypotezis using the one sample T-test reveal that the stock market do not react negatively to downgraded bond rating announcement and the result is significant.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang akan ditawarkan langsung kepada para investor maupun melalui bursa keuangan. Seorang investor yang memiliki modal untuk membeli suatu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu harus mengetahui bahwa obligasi yang dimilikinya tersebut tidak kembali sebelum obligasi tersebut jatuh tempo dan apabila perusahaan tersebut mengalami kegagalan dalam melunasi obligasi yang diterbitkan itu merupakan suatu risiko yang harus ditanggung oleh investor tersebut. Oleh karena itu, untuk membantu pengambilan keputusan para investor obligasi, Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) membuat peraturan bagi setiap perusahaan yang mengeluarkan obligasi atau surat hutang yang ditawarkan ke publik harus memiliki peringkat dari perusahaan pemeringkat yang mendapat izin BAPEPAM-LK.

Investor membutuhkan informasi yang akan dijadikan sebagai acuan pembuatan keputusannya dimana peringkat obligasi mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Salah satu perusahaan pemeringkatan sekuritas hutang yang mendapat ijin BAPEPAM-LK, yaitu PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) yang didirikan tahun 1993.


(14)

Lembaga ini melakukan analisis terbaru mengenai kinerja surat hutang atas dasar asumsi yang relatif independen. Setiap laporan keuangan diterbitkan atau munculnya kejadian penting yang menyangkut perseroan serta bersifat material dan berdampak bagi kemampuan perusahaan melakukan pembayaran kewajiban yang kemudian akan menentukan peringkat obligasi tersebut.

Menurut Standard & Poor’s, peringkat obligasi terdiri dari beberapa jenis yang masuk ke dalam 2 kategori. Peringkat AAA, AA, A, BBB disebut peringkat investasi (investment grade) yang berarti layak dipertimbangkan untuk dibeli investor dan peringkat BB, B, CCC, CC,C yang disebut peringkat spekulatif

(speculative grade) atau obligasi sampah (junk bond) yang tidak dianjurkan untuk dibeli karena memiliki tingkat gagal hutang yang tinggi (Brealey et al. 2008:148). Penilaian peringkat hutang dimodifikasi dengan penambahan nilai lebih (+) atau kurang (-) untuk menunjukkan penilaian lebih maksimum dari kategori utama.

Menurut Kawedar dan Suswanti (2009), terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman bond rating. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa investor menyambut positif peristiwa pengumuman bond rating, sehingga terjadi aksi peningkatan jual beli saham untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Informasi pengumuman bond rating memiliki kandungan informasi yang cukup yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam preferensi investor yang tercermin dalam perubahan abnormal return saham.


(15)

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hite dan Warga (1997), menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi tetapi tetap berada dalam kategori investment ataupun tetap berada dalam kategori non-investment akan memberi dampak terhadap reaksi pasar dalam bentuk perubahan return saham namun bersifat lemah.

Berikut adalah perbandingan return tak normal beberapa perusahaan yang mengalami pengumuman kenaikan peringkat obligasi:

Tabel 1.1

Perbandingan Return Tak Normal Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Peringkat Obligasi

Perusahaan yang Mengalami Kenaikan Peringkat Obligasi

Return Tak Normal Sebelum Kenaikan Peringkat Obligasi

Return Tak Normal Sesudah Kenaikan Peringkat Obligasi

Bank Permata Tbk. -0,00110 0,00382

Bank OCBC NISP Tbk. -0,00593 -0,00056

Bumi Serpong Damai Tbk. -0,00991 0,00497

Sumber : www.pefindo.com dan www.yahoofinance.com (data diolah) Dari Tabel 1.1 dapat dilihat kenaikan peringkat obligasi yang dialami oleh ketiga perusahaan (Bank Permata Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bumi Serpong Damai Tbk) menyebabkan adanya perubahan return tak normal yang dialami selama periode pengamatan. Perubahan yang terjadi adalah return

tak normal yang diterima 7 (tujuh) hari sesudah pengumuman kenaikan peringkat obligasi menjadi lebih baik dibandingkan dengan return tak normal selama 7 (tujuh) hari sebelum kenaikan peringkat obligasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya peningkatan kepercayaan para investor terhadap kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.


(16)

Berikut adalah perbandingan return tak normal beberapa perusahaan yang mengalami pengumuman penurunan peringkat obligasi:

Tabel 1.2

Perbandingan Return Tak Normal Sebelum dan Sesudah Pengumuman Penurunan Peringkat Obligasi

Perusahaan yang Mengalami Kenaikan Peringkat Obligasi

Return Tak Normal Sebelum Penurunan

Peringkat Obligasi

Return Tak Normal Sesudah Penurunan Peringkat Obligasi

Bakrieland Development Tbk. -0,00921 -0,00622

Bank ICB Bumiputera Tbk. -0,17395 0,05664

Bakrie Telecom Tbk. 0,00893 0,00486

Sumber : www.pefindo.com dan www.yahoofinance.com (data diolah) Dari Tabel 1.2 dapat dilihat penurunan peringkat obligasi yang dialami oleh ketiga perusahaan (Bakrieland Development Tbk, Bank ICB Bumiputera Tbk, Bakrie Telecom Tbk) menyebabkan adanya perubahan return tak normal yang dialami selama periode pengamatan. Perubahan yang terjadi adalah return tak normal yang diterima 7 (tujuh) hari sesudah pengumuman penurunan peringkat obligasi menurun dibandingkan dengan return tak normal selama 7 (tujuh) hari sebelum kenaikan peringkat obligasi. Namun ada juga perusahaan yang tetap mengalami peningkatan return tak normal yang mungkin disebabkan para investor tidak terpengaruh terdapat pengumuman peringkat yang dialami perusahaan tersebut.


(17)

Berdasarkan fenomena di latar belakang, maka peneliti berkeinginan melakukan penelitian yang berjudul “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Peringkat Obligasi”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pasar saham bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan peringkat obligasi?

2. Apakah pasar saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan peringkat obligasi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis reaksi positif pasar saham terhadap pengumuman kenaikan peringkat obligasi.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis reaksi negatif pasar saham terhadap pengumuman penurunan peringkat obligasi.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Emiten

Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi emiten (perusahaan) untuk memperbaiki peringkat obligasi.

2. Bagi Investor

Memberikan informasi tambahan tentang pentingnya suatu peringkat obligasi bagi investor dalam rangka pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti untuk bisa mengetahui lebih jauh dan memberi penjelasan yang lebih lengkap mengenai reaksi pasar saham terhadap pengumuman peringkat obligasi.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan menjadi referensi bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Obligasi

Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan (Jogiyanto, 2003:11)

Menurut Moechdie dan Ramelan (2012:299), Obligasi adalah salah satu jenis utang. Secara umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang. Menurut konvensi yang berlaku di Indonesia, surat utang dengan tenor di atas 5 (lima) tahun disebut obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 (tiga) tahun yang diterbitkan perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. kebanyakan obligasi yang di Indonesia bertenor 5 (lima) tahun dan paling panjang adalah 30 (tiga puluh) tahun.

Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif murah karena merupakan hutang yang secara langsung kepada masyarakat (supplier modal). Obligasi yang baru diterbitkan biasanya dijual sama atau mendekati nilai nominalnya. Hal ini disebabkan karena bunga obligasi yang diberikan hampir sama dengan suku bunga yang berlaku di pasar yang maksudnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada suatu obligasi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor pada obligasi ini bergantung pada risiko kegagalan obligasi yang diperkirakan


(20)

pasar, harga (nilai) obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya. Sebaliknya jika bunga obligasi lebih rendah dari tingkat bunga yang berlaku di pasar saham, harga (nilai) obligasi lebih kecil dari nilai nominalnya. Obligasi yang dijual dibawah nilai nominalnya disebut obligasi diskon (discount bond) dan obligasi yang dijual diatas nilai nominalnya disebut obligasi premi (premium bond)

(Sjahrial, 2009:238)

2.2. Karakteristik Obligasi

Menurut Keown et al. (2011:236) beberapa karakteristik dari obligasi yang biasa didengar adalah sebagai berikut:

1. Klaim Terhadap Aset-aset dan Penghasilan Perusahaan

Obligasi juga mempunyai klaim terhadap penghasilan yang akan datang atas saham biasa dan saham preferen. Secara umum, jika bunga obligasi tidak dibayar, badan pengawas obligasi dapat menggolongkan perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang tidak mampu membayar hutang dan terpaksa perusahaan tersebut menjadi bangkrut. Dengan demikian, klaim pemegang obligasi terhadap penghasilan lebih cenderung dilunasi daripada saham biasa dan saham preferen yang devidennya dibayar terserah pada manajemen perusahaan.


(21)

2. Nilai Nominal

Nilai nominal suatu obligasi adalah nilai yang tertera pada lembar obligasi yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. 3. Suku Bunga Kupon

Suku bunga kupon pada obligasi menunjukkan besarnya persentase bunga terhadap nilai nominal obligasi yang akan dibayar setiap tahun. Menurut Brigham dan Houston (2006:347), Tingkat bunga kupon obligasi dapat dibedakan menjadi:

a. Obligasi dengan tingkat bunga kupon mengambang yaitu obligasi yang tingkat suku bunganya turun dan naik dengan mengikuti perubahan yang terjadi pada tingkat suku bunga secara umum.

b. Obligasi dengan kupon nol yaitu obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan tetapi dijual dengan diskon dibawah harga yang ditetapkan, sehingga memberikan keringanan kepada para investornya.

c. Obligasi dengan diskon penerbitan awal yaitu semua obligasi yang pada awalnya ditawarkan dengan harga di bawah nilai parinya.

4. Batas Waktu (Maturity)

Batas waktu dari obligasi menunjukkan lamanya waktu sampai penerbit obligasi mengembalikan nilai obligasi ke pemegang obligasi dan berakhirnya atau ditebusnya obligasi tersebut.


(22)

5. Indenture

Indenture merupakan kesepakatan hukum antara perusahaan penerbit obligasi dan perwalian obligasi yang mewakili pemegang obligasi. Surat perjanjian menyediakan term spesifik mengenai persetujuan pinjaman, yang mencakup uraian dari obligasi, hak pemegang obligasi, hak perusahaan penerbit obligasi, dan tanggung jawab perwalian.

6. Tingkat Penghasilan Lancar

Tingkat penghasilan lancar obligasi mengacu pada keuntungan yang diperoleh oleh pihak yang membeli obligasi dari bunga yang telah ditetapkan terhadap harga obligasi di pasaran.

7. Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi mencakup penilaian tentang potensi risiko masa depan dari suatu obligasi.

2.3. Jenis-jenis Obligasi

Menurut Tandelilin (2010:247), ada beberapa jenis obligasi perusahaan dengan masing-masing karakteristik yang berbeda:

1. Obligasi Dengan Jaminan (mortgage bonds)

Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real, sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.


(23)

2. Obligasi Tanpa Jaminan (debentures atau unsecured bond)

Obligasi tanpa jaminan dalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu. Sama halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, atau disebut sebagai subordinated (junior) debentures.

3. Obligasi Konversi

Obligasi konversi merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukar obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari selisih penjualan dan pembelian saham.

4. Obligasi yang disertai Warrant.

Obligasi yang disertai dengan adanya warrant berarti pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi, pemegang obligasi dengan waran akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jika harga saham mengalami kenaikan.

5. Obligasi Tanpa Kupon (zero coupon bond)

Obligasi tanpa kupon adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa kupon umumnya ditawarkan pada harga di bawah nilai parinya (ada discount), sehingga investor memperoleh keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par obligasi pada saat obligasi tersebut dibeli.


(24)

6. Obligasi Dengan Tingkat Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)

Obligasi dengan tingkat bunga mengambang adalah obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku. Umumnya obligasi ditawarkan dengan menggunakan kupon sebesar persentase tertentu dari suku bunga deposito atau bisa juga kombinasi dengan suku bunga tetap.

7. Putable Bond

Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi. jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut dapat menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.

8. Junk Bond

Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk bond

diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang berisiko tinggi atau oleh perusahaan yang ingin membiayai suatu rencana merger atau akuisisi.

9. Sovereign Bonds

Sovereign bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata uangnya sendiri, tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.


(25)

2.4. Imbal Hasil Obligasi (Yield Obligasi)

Imbal hasil obligasi merupakan pendapatan obligasi yang dapat diperoleh dari hasil obligasi dan bunga obligasi. Analis dan investor menggunakan beberapa ukuran yield untuk menentukan imbalan atas investasi obligasi. Menurut Tandelilin (2010:257) beberapa ukuran yield obligasi yang dapat digunakan oleh investor, yaitu:

1. Nominal Yield dan Current Yield

Nominal yield atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi. tingkat bunga kupon dinyatakan sebagai persentase nilai nominal.

Tingkat Kupon = Penghasilan bunga tahunan

Nilai nominal

Current Yield adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi.

Current Yield = Penghasilan bunga tahunan Harga pasar obligasi

2. Yield To Maturity (YTM)

Yield To Maturity bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan diterima investor jika pembeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. yield to maturity merupakan ukuran yield

yang banyak digunakan karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan investor, jika dua asumsi yang diisyaratkan itu bisa terpenuhi.


(26)

Untuk menghitung yield to maturity digunakan persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:259):

P =

Ci/2 �1+YTM

2 � t

+

Pp

�1+YTM 2 �

2n 2n

t=1

Dimana:

P = Harga obligasi pada saat ini (t=0)

n = Jumlah tahunan sampai dengan jatuh tempo obligasi Ci = Pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya YTM = Yield to maturity

Pp = Nilai par dari obligasi

Yield to maturity adalah nilai yang dicari dengan menggunakan data harga obligasi saat ini, waktu jatuh tempo, kupon dan nilai par obligasi yang diketahui dengan cara mencoba-coba memasukkan nilai yang paling mendekati dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:260):

YTM* =

Ci+ Pp-P

n Pp+P

2

Dimana:

YTM* = Nilai yield to maturity (YTM) yang mendekati P = Harga obligasi pada saat ini

n = Jumlah tahunan sampai dengan jatuh tempo obligasi Ci = Pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya Pp = Nilai par dari obligasi


(27)

3. Yield To Call (YTC)

Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable). Obligasi yang callable berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi tersebut, sebelum jatuh tempo. Umumnya obligasi yang mempunyai peluang besar untuk dilunasi sebelum jatuh tempo adalah obligasi-obligasi yang dijual pada harga premi (misalnya obligasi yang kuponnya tinggi dan mempunyai harga pasar diatas nilai parinya). Untuk menghitung yield to call digunakan persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:265):

P =

Ci/2 �1+YTC

2 � t

+

Pc

�1+YTC2 � 2c 2c

t=1

Dimana:

P = Harga pasar obligasi saat ini

YTC = Yield to call

Ci = Pendapatan kupon per tahun

c = Periode sampai dengan saat obligasi dilunasi (first call date) Pp = Call price obligasi

Yield to call (YTC) dihitung sama dengan menghitung Yield To Maturity

(YTM) hanya saja variabel nilai pari diganti dengan call price sehingga terbentuk persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:266):


(28)

YTC* =

Ci+ Pc-P

n Pc+P

2

Dimana:

YTC* = Nilai yield to call (YTC) yang mendekati P = Harga obligasi pada saat ini (t=0)

n = Jumlah tahun sampai dengan yield to call yang terdekat Ci = Pendapatan kupon per tahun

Pc = Call price obligasi

4. Realized (horizon) Yield

Realized (horizon) yield Atau yield yang terealisasi (horizon) adalah tingkat return harapan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Di samping itu, yield

yang teralisasi (horizon) dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Untuk menghitung yield yang teralisasi digunakan persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:267):

P =

Ci/2 �1+RY 2 �

t

+

Pf

�1+RY2 � 2h 2h


(29)

Dimana:

P = Harga pasar obligasi pada saat ini RY = Yield yang terealisasi (horizon) Ci = Pendapatan kupon per tahun

h = Periode investasi obligasi (dalam tahun) Pf = Harga jual obligasi di masa yang akan datang

Menghitung realized (horizon) Yield yang mendekati juga digunakan perhitungan sama seperti untuk menghitung perkiraan yield to call dan yield to maturity yaitu dengan persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:268):

RY* =

Ci+ Pf-P

n Pf+P

2

Dimana:

RY* = Nilai yield yang terealisasi (horizon) yang mendekati P = Harga obligasi pada saat ini (t=0)

h = Periode investasi obligasi (dalam tahun) Ci = Pendapatan kupon obligasi per tahun


(30)

Kegunaan masing-masing yield tersebut dapat diringkas seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2.1

Kegunaan masing-masing yield obligasi.

Ukuran yield Kegunaan

Nominal Yield Mengukur tingkat kupon

Current Yield Mengukur tingkat pendapatan sekarang

Yield To Maturity (YTM) Mengukur tingkat return harapan jika obligasi disimpan sampai waktu jatuh temponya

Yield To Call (YTC) Mengukur tingkat return harapan untuk dilunasi (call) sebelum jatuh tempo

Realized (horizon) Yield Mengukur tingkat return harapan untuk obligasi yang akan dijual sebelum jatuh tempo.

Sumber : Tandelilin, (2010:267)

2.5. Peringkat Obligasi (Bond Rating)

Menurut Moechdie dan Ramelan (2012:310), penerbitan obligasi tidak harus menggunakan agunan khusus seperti kalau meminjam ke bank. Ini merupakan potensi risiko bagi pemodal. Bagaimanapun juga, pemodal memerlukan tidak saja kesanggupan, tetapi juga kemampuan emiten membayar imbalan dan pokok pinjaman. Karena alasan ini, sejak 1994, setiap obligasi yang akan dicatatkan di Bursa Efek Domestik wajib diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang sudah memperoleh lisensi dari BAPEPAM-LK. Dalam pemeringkatan ini sebuah obligasi dikelompokkan berdasarkan kemampuan membayar kewajibannya. Pemeringkatan obligasi dilakukan sebelum obligasi tersebut ditawarkan kepada pemodal tetapi, karena sebuah obligasi mungkin belum akan ditebus atau jatuh tempo beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun kedepan, maka pemeringkatan dilakukan setahun sekali.


(31)

Dalam Keown et al. (2011:237) dinyatakan, John Moody pertama kali membuat peringkat obligasi pada tahun 1909. Sejak saat itu ada tiga agensi yakni

Moody’s, Standard and Poor’s, dan Fitch Investor Service membuat peringkat pada perusahaan obligasi. Peringkat obligasi mencakup penilaian atas risiko obligasi yang mungkin terjadi kemudian.

Faktor historikal memainkan peran penting dalam menentukan peringkat obligasi. Peringkat obligasi secara umum dipengaruhi oleh:

1. Proporsi modal terhadap hutang 2. Tingkat profitabilitas perusahaan

3. Tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan 4. Besar kecilnya perusahaan

5. Sedikit penggunaan hutang subordinat

Peringkat obligasi juga akan mempengaruhi tingkat pengembalian obligasi yang diinginkan oleh investor. Semakin buruk peringkat suatu obligasi, maka akan semakin tinggi tingkat pengembalian hasil yang dituntut atas suatu obligasi. Peringkat ini menjadi sangat penting artinya bagi para manajer keuangan karena merupakan indikator atas risiko sebuah obligasi yang akhirnya memperngaruhi tingkat pengembalian yang harus dibayarkan atas dana pinjaman.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi adalah profitabilitas dan produktivitas yang termasuk pada faktor akuntansi dan jaminan yang diberikan oleh pihak penerbit obligasi termasuk kedalam faktor non akuntansi.


(32)

2.6. Syarat-Syarat Penilaian Peringkat Obligasi PT PEFINDO

Persyaratan penilaian peringkat PT PEFINDO yang diperoleh dari situs resmi PT PEFINDO

1. Persyaratan Umum Penilaian

a. Secara umum, suatu perseroan terbatas yang telah beroperasi selama lebih dari 5 (lima) tahun, meskipun PEFINDO juga melakukan rating untuk Perusahaan yang beroperasi selama kurang dari 5 (lima) tahun.

b. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik terdaftar di BAPEPAM - LK yang dapat dipertanggungjawabkan untuk 2 (dua) tahun terakhir.

c. Laporan terbaru keuangan yang telah diaudit tidak melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari sejak tanggal penutupan laporan keuangan. Jika laporan audit keuangan perusahaan melebihi batas, maka laporan keuangan internal harus disertai dengan pernyataan yang ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris yang menyatakan bahwa laporan keuangan internal benar-benar mencerminkan kondisi keuangan saat ini perseroan bersama dengan nama akuntan publik.

2. Informasi Dasar yang diperlukan untuk penilaian

a. Laporan audit perusahaan keuangan untuk 5 (lima) tahun terakhir dan paling tidak untuk 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit laporan keuangannya oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK.

b. Proyeksi keuangan perusahaan selama usia instrumen utang yang dinilai. Untuk industri tertentu proyeksi keuangan yang diperlukan minimal 5 (lima) tahun.


(33)

c. Prospektus baru perusahaan (memorandum informasi) yang telah dikeluarkan dan laporan tahunan untuk 3 (tiga) tahun.

d. Sebuah deskripsi singkat mengenai kegiatan bisnis dan informasi penting lainnya pada perusahaan, perusahaan induk, afiliasi dan anak perusahaan serta grup perusahaan pada umumnya.

2.7. Kategori Pemeringkatan pada PT PEFINDO

Situs resmi PEFINDO

rating PEFINDO bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan surat hutang tertentu yang diterbitkan oleh perusahaan, karena tidak mengomentari harga pasar atau kesesuaian untuk investor tertentu. Peringkat obligasi didasarkan pada informasi saat ini yang dilengkapi oleh emiten atau diperoleh oleh PEFINDO dari sumber lain yang dianggap dapat diandalkan. PEFINDO dapat mengubah, menangguhkan, atau menarik rating kredit akibat dari perubahan materi dalam kapasitas melayani pengembalian utang. Rating obligasi PEFINDO dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:


(34)

Tabel 2.2

Kategori Rating Pada PT PEFINDO

idAAA Efek Utang dengan peringkat idAAA merupakan Efek Utang yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif

dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. idAA Efek Utang dengan peringkat idAA memiliki kualitas kredit sedikit

di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibandingkan ekuitas Indonesia lainnya.

idA Efek Utang dengan Peringkat idA memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan

idBBB Efek Utang dengan peringkat idBBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

idBB Efek Utang dengan peringkat idBB menunjukkan dukungan

kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan

merugikan.

idB Efek utang dengan peringkat idB menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih

memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan

perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.

idCCC Hutang dengan peringkat ini rentan terhadap non-payment, dan tergantung pada bisnis yang menguntungkan dan kondisi keuangan bagi obligor untuk memenuhi hutang jangka panjangnya.

idD Keamanan hutang pada peringkat ini dalam gagal bayar, atau gagal memenuhi kewajiban, terjadi secara otomatis pada kewajiban non-payment yang pertama kali. Pengecualian dibenarkan bila

pembayaran bunga lewat dari tanggal jatuh tempo yang dilakukan dalam masa tenggang.


(35)

2.8. Reaksi Pasar Saham

Menurut Jogiyanto (2003:369), bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia.

Menurut Tandelilin (2010:219), bahwa reaksi-reaksi pasar saham dapat berupa adanya suatu proses penyesuain harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respon atas informasi baru yang masuk ke pasar. Pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi tidak mencerminkan nilai intrinsik dari sekuritas tersebut.

Adanya perubahan harga saham sebagai bentuk reaksi pasar saham dalam menanggapi informasi yang masuk ke dalam pasar saham yang kemudian akan menyebabkan terjadinya return tak normal, yang artinya adanya selisih antara


(36)

2.9. Efisiensi Pasar Saham

Menurut Tandelilin (2010:219), pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Beberapa kondisi tercapainya kondisi pasar yang efisien adalah sebagai berikut :

1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham.

2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah.

3. Informasi yang terjadi bersifat random.

4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa setiap informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja saham akan tercermin dalam harga saham. Akan tetapi, jika saham seketika ditawar pada harga wajar, dengan seluruh informasi yang tersedia, maka kenaikan atau penurunan tersebut adalah tanggapan terhadap informasi baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga saham akan mengikuti sebuah pergerakan acak (random walk), yaitu bahwa perubahan harga bersifat acak dan secara tidak dapat diprediksi. Sebuah pergerakan acak merupakan hasil alami dari harga yang selalu mencerminkan seluruh pengetahuan terbaru.


(37)

Menurut Bodie et al. (2006:479), pernyataan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang tersedia disebut juga hipotesis pasar efisien (Efficient market hypothesis-EMH) yang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: 1. Hipotesis Bentuk Lemah (weak-form)

Hipotesis bentuk lemah menyebutkan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan pasar berupa harga historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman.

2. Hipotesis Bentuk Semikuat (semistrong-form)

Hipotesis bentuk semikuat menyebutkan bahwa seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek suatu perusahaan seharusnya tercermin pada harga pasar saham. Informasi tersebut meliputi, selain harga masa lalu, data fundamental tentang lini produk perusahaan, kualitas manajemen, komposisi neraca, hak paten yang dipegang, prediksi laba, serta praktik akuntansi.

3. Hipotesis Bentuk Kuat (strong-form)

Hipotesis bentuk kuat ini cukup ekstrem. Sebagian akan berargumen dengan proposisi bahwa pejabat korporat mempunyai akses untuk berhubungan dengan informasi cukup lama sebelum publik yang memungkinkan mereka mendapatkan laba dari perdagangan menggunakan informasi tersebut. Kemudian, banyak sekali aktivitas securities and exchange commision yang ditujukan untuk mencegah orang-orang dalam mendapatkan laba dengan memanfaatkan situasi khusus tersebut.


(38)

2.10. Studi Peristiwa (Event Study)

Istilah pasar yang efisien secara informasi mendorong diadakannya metodologi riset yang kuat. Jika harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi yang tersedia saat ini, maka perubahan harga akan mencerminkan informasi baru.

Menurut Tandelilin (2010:239), event studies merupakan penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Penelitian event studies biasanya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham.

Menurut Bodie et al (2006:491), studi peristiwa (event study)

menggambarkan sebuah teknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seorang pengamat menilai dampak dari suatu peristiwa terhadap harga saham perusahaan. Kita ingin mengukur dampak dari imbal hasil yang tidak diharapkan yang dihasilkan dari peristiwa tersebut.

Strategi umum dalam studi peristiwa adalah untuk membuat estimasi imbal hasil abnormal disekitar tanggal dimana informasi baru tentang saham diumumkan ke pasar dan dikaitkan dengan kinerja saham abnormal terhadap informasi baru tersebut. Tahap pertama dalam studi peristiwa adalah membuat estimasi a dan b untuk setiap sekuritas yang sedang diteliti. Selanjutnya, tanggal pengumuman informasi untuk setiap perusahaan dicatat. Terakhir imbal hasil

abnormal dari setiap perusahaan disekitar tanggal pengumuman dihitung untuk menentukan dampak dari informasi yang baru diumumkan.


(39)

Satu masalah yang mempersulit studi peristiwa adalah timbulnya kebocoran informasi. Kebocoran terjadi ketika informasi yang terkait dengan suatu peristiwa yang relevan disampaikan kepada sekelompok kecil investor sebelum pengumuman publik secara resmi. Dalam hal ini indikator yang lebih baik adalah menghitung imbal hasil abnormal kumulatif, yaitu penjumlahan dari imbal hasil

abnormal selama periode yang diteliti. Imbal hasil abnormal kumulatif meliputi pergerakan saham perusahaan tertentu secara total untuk seluruh periode ketika pasar mungkin memberi respons terhadap informasi baru.


(40)

2.11. Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Caton dan Goh (2003) diperoleh hasil penurunan peringkat obligasi yang berada pada kategori non-investment grade akan mendapat pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang peringkat obligasinya berada pada investment grade. Penelitian ini menemukan bahwa estimasi pendapatan perusahaan turun secara signifikan dibawah rata-rata setelah pengumuman penurunan peringkat obligasi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hite dan Warga (1997), yang menggunakan daftar harga saham secara bulanan mulai dari 12 (dua belas) bulan sebelum dan 12 (dua belas) bulan sesudah pengumuman perubahan peringkat obligasi menyatakan bahwa, perubahan return saham yang diberikan sangat besar pada perusahaan yang obligasinya mengalami perubahan peringkat dari kategori

investment grade turun ke non-investment grade. Perusahaan yang mengalami penurunan peringkat menunjukkan dampak yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman penurunan peringkat obligasi. Namun return untuk kenaikan peringkat obligasi menunjukkan bukti dampak yang lemah apabila terjadi perubahan kenaikan peringkat antar investment grade.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zaima dan McCarthy (1988) diperoleh hasil, 28 perusahaan selama rentang waktu Januari-Juni 1981 yang sesuai dengan kriteria penelitian memberikan hasil bahwa penurunan peringkat obligasi menyediakan informasi yang signifikan tentang kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan nilai perusahaan yang semakin baik atau semakin buruk menanggapi perubahan peringkat obligasi yang meningkat atau menurun.


(41)

Menurut Kawedar dan Suswanti (2009), terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman bond rating. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa investor menyambut positif peristiwa pengumuman bond rating, sehingga terjadi aksi peningkatan jual beli saham untuk memperoleh keuntungan di masa datang. Informasi pengumuman bond rating memiliki kandungan informasi yang cukup yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam preferensi investor yang tercermin dalam perubahan abnormal return saham.

Menurut penelitian Zuhrohtun dan Baridwan (2005) menyatakan bahwa, tidak adanya respon investor terhadap pengumuman peringkat obligasi yang mengalami upgrade, karena investor menganggap perubahan ini disebabkan karena ekspektasi agen pemeringkat terhadap penjualan, laba, dan arus kas masa depan perusahaan. Oleh karena ekspektasi tersebut tidak terlepas dari kondisi ketidakpastian bisnis di masa depan, maka investor yang konservatif dan tidak menyukai resiko (risk averse) tidak akan merespon pengumuman upgrade

tersebut. Penelitian ini juga menyatakan tidak adanya perbedaan kinerja obligasi sebelum dan sesudah pengumuman peringkat yang berarti bahwa keseluruhan pengumuman peringkat tidak memiliki kandungan informasi.


(42)

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

Janis K. Zaima and Joseph McCarthy / 1988

The Impact Of Bond Rating Changes on Common Stocks and Bonds: Test of The Wealth Redistribution Hypothesis Perubahan Peringkat Obligasi, Saham dan Obligasi

Uji Beda 2 Rata-rata Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan nilai perusahaan yang semakin baik atau semakin buruk menanggapi perubahan peringkat obligasi yang meningkat atau menurun.

Gailen Hite and Arthur Warga / 1997

The Effect of Bond-Rating Changes on Bond Price Performance Perubahan Peringkat Obligasi dan Kinerja Obligasi

Sample t-test Perubahan return saham yang diberikan sangat besar pada perusahaan yang obligasinya mengalami perubahan peringkat dari kategori investment grade

turun ke

non-investment grade. Gary L. Caton and

Jeremy Goh / 2003

Are All Rivals Affected Equally by Bond Rating Downgrades? Perubahan Peringkat Obligasi dan Persaingan Pasar

One Sample t-test

penurunan peringkat obligasi yang berada pada

kategori

non-investment grade akan mendapat pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang peringkat obligasinya berada pada investment grade.


(43)

Lanjutan Tabel 2.3 Zuhrotun dan Zaki

Baridwan / 2005

Pengaruh Pegumuman Peringkat Terhadap Kinerja Obligasi Pengumuman Peringkat dan Kinerja Obligasi

Uji Beda Rata-rata 2 Sampel

Tidak adanya perbedaan kinerja obligasi sebelum dan sesudah pengumuman peringkat yang berarti bahwa keseluruhan pengumuman peringkat tidak memiliki kandungan informasi. Warsito Kawedar

dan Suwanti / 2009

Pengaruh Pengumuman Bond Rating Versi PT PEFINDO Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta Pengumuman Bond Rating dan Abnormal Return Perusahaan

Uji Beda t-test Informasi pengumuman bond rating memiliki kandungan informasi yang cukup yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam preferensi investor yang tercermin dalam perubahan abnormal return saham.


(44)

2.12. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model pemikiran tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual akan menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel yang akan diteliti.

Menurut Jogiyanto (2003: 392) studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Kandungan informasi adalah informasi yang terdapat dalam suatu pengumuman yang dapat mempengaruhi reaksi dari pasar. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan

return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return

saham perusahaan.

Samsul (2006:267) menyatakan bahwa, reaksi pasar saham dapat berupa pergerakan harga saham secara acak yang bergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya sehingga informasi baru dan harga saham disebut unpredictable.

Apakah informasi tersebut bersifat kabar buruk (bad news) ataukah kabar baik (good news) juga tidak diketahui. Apabila sudah diketahui, maka informasi itu disebut sebagai informasi sekarang (today’s information) dan segera akan


(45)

mempengaruhi harga saham sekarang yang merupakan bentuk reaksi pasar saham menanggapi suatu informasi yang muncul.

Harianto dan Sudomo (2001:246) menyatakan bahwa, pemeringkatan obligasi akan berpengaruh pada posisi kepercayaan investor pada pemenuhan kewajiban perusahaan. Kepercayaan investor akan semakin ketat dengan rating yang rendah. Pada umumnya, persyaratan hutang akan dihubungkan dengan kepemilikan saham atau mungkin janji untuk mengkonversi dengan saham apabila suatu saat diperlukan. Pemeringkatan obligasi akan mempengaruhi harga obligasi dan juga sangat mungkin mempengaruhi surat berharga lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sama.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.13. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Pasar saham bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan peringkat obligasi.

2. Pasar saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan peringkat obligasi.

Reaksi Pasar (Return Tak Normal +/-) Pengumuman Peringkat


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi peristiwa (event study) yang memungkinkan seorang pengamat melihat dampak dari suatu informasi terhadap harga saham yang kemudian menyebabkan munculnya return tak normal dari perusahaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat reaksi pasar saham yang muncul menanggapi perubahan peringkat obligasi yang dilihat dari perubahan harga saham dan return tak normal yang terjadi.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet

dengan situs

adalah bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan November 2013.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional berguna agar peneliti bisa lebih fokus dalam melakukan pengamatan. Batasan operasional penelitian ini adalah :

1. Perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi yang diumumkan oleh PT PEFINDO pada periode 2011-2013 dan memiliki saham yang aktif diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).


(47)

2. Harga saham perusahaan yang digunakan dalam penelitian adalah harga saham harian menggunakan harga penutupan, mulai dari 7 (tujuh) hari sebelum dan 7 (tujuh) hari sesudah pengumuman perubahan peringkat obligasi.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Pengumuman Peringkat Obligasi (X)

Pengumuman peringkat obligasi adalah penyampaian informasi mengenai adanya kenaikan ataupun penurunan peringkat obligasi yang dilihat dari ada atau tidaknya perubahan status obligasi tersebut dari status sebelumnya. Dikatakan mengalami perubahan apabila status peringkat sekarang lebih tinggi atau lebih rendah dari status sebelumnya.

2. Reaksi Pasar Saham (Y)

Reaksi pasar saham mencerminkan perubahan yang terjadi selama periode penelitian yang ditunjukkan adanya perbedaan return tak normal sebelum dan sesudah menerima informasi pengumuman peringkat obligasi.


(48)

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Kuncoro, 2009:123). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi selama periode 2011 - 2013 yang diterbitkan oleh PT PEFINDO.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2009:122). Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan desain non-probability sampling dengan metode purposive sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. Kriteria pemilihan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO dan aktif dalam penerbitan saham pada periode yang sama. Oleh karena itu, diperoleh hasil pemilihan sampel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian No

.

Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah 1. Perusahaan yang peringkat obligasinya diterbitkan oleh PT

PEFINDO

119 2. Perusahaan yang tidak mengalami perubahan peringkat obligasi 82 3. Perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi tapi

tidak terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia

17 4. Perusahaan yang mengalami perubahan peringkat dan memiliki

saham di Bursa Efek Indonesia

20

Dari kriteria pemilihan sampel diatas ditemukan ada 20 (dua puluh) sampel perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi yang terdiri dari


(49)

15 (lima belas) perusahaan yang mengalami kenaikan peringkat (upgrade) dan 5 (lima) perusahaan yang mengalami penurunan peringkat (downgrade).

Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang Mengalami Perubahan Peringkat Obligasi

No. Nama Perusahaan Kode

Perusahaan

Perubahan Peringkat Obligasi

1. Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM Naik

2. Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI Naik

3. Apexindo Pratama Duta Tbk. APEX Naik

4. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP Turun

5. Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII Naik

6. Bank Permata Tbk. BNLI Naik

7. Bank Victoria Internasional Tbk. BVIC Naik

8. Bank OCBC NISP Tbk. NISP Naik

9. Bakrieland Development Tbk. ELTY Turun

10. Bakrie Telkom Tbk. BTEL Turun

11. Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE Naik

12. BW Plantation Tbk. BWPT Turun

13. Matahari Putera Prima Tbk. MPPA Naik

14. Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI Naik

15. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. PJAA Naik

16. Salim Ivomas Pratama SIMP Turun

17. Summarecon Agung Tbk. SMRA Naik

18. Wahana Ottomitra Multhiarta WOMF Naik

19. Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT Naik

20. XL Axiata Tbk. EXCL Naik

3.6. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media cetak, media elektronik, dan media perantara lainnya. Sumber data dikumpulkan oleh peneliti secara manual dari dokumen yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, PT PEFINDO, buku-buku referensi, dan literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.


(50)

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data pendukung berupa literatur, jurnal penelitian, dan buku-buku referensi serta mengumpulkan data laporan yang diperlukan berupa data internet yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan PT PEFINDO.

3.8. Teknik Analisis Data

Pengujian menggunakan uji parametrik one sample t-test untuk hipotesis pertama dan hipotesis kedua terhadap return Tak Normal yang dilakukan pada kelompok perusahaan yang mengalami kenaikan peringkat obligasi dan yang mengalami penurunan peringkat obligasi. Langkah-langkah analisis data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Mengumpulkan sampel, yaitu harga saham perusahaan yang obligasinya mengalami perubahan peringkat menurut data yang diterbitkan oleh PT. PEFINDO

2. Mengamati tanggal pengumuman peringkat obligasi

3. Menentukan periode pengamatan, yaitu harga saham harian 7 (tujuh) hari sebelum perubahan peringkat obligasi dan 7 (tujuh) hari sesudah perubahan peringkat obligasi

4. Menghitung aktual return masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatan dengan menggunakan rumus dalam Kawedar dan Suwanti sebagai berikut:


(51)

Ri =

Pt-Pt-1 Pt-1

Dimana:

Ri = Return saham

�� = Harga saham pada periode t

��−1 = Harga saham pada periode t-1

5. Menghitung Return pasar dengan menggunakan rumus dalam Kawedar dan Suwanti sebagai berikut:

Rm =

IHSGt-IHSGt-1

IHSGt-1

Dimana:

Rm = Return pasar

����� = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t

�����−1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1

6. Menghitung Return Tak Normal (RTN) di sekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) dengan rumus dalam Kawedar dan Suwanti sebagai berikut:

RTNit = Rit – Rm Dalam hal ini:

RTNit = return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t Rm = return pasar


(52)

3.9. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi Hipotesis

0 dan Hipotesis

1 untuk hipotesis pertama.

0 : RTN ≤ 0: Pasar saham tidak bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan peringkat obligasi.

1 : RTN > 0: Pasar saham bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan

peringkat obligasi.

2. Menentukan formulasi Hipotesis

0 dan Hipotesis

1 untuk hipotesis kedua.

0: RTN ≤ 0: Pasar saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan

peringkat obligasi.

1 : RTN > 0: Pasar saham tidak bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan peringkat obligasi.

3. Menentukan level of significance(LOS) sebesar α = 5%

4. Menentukan nilai t hitung dengan menggunakan persamaan:

t

=

RTN sesudah-RTN sebelum

σsesudahn 2+ σsebelum 2 n

σ sebelum

=

�∑ RTN-RTNsebelum

n i=1

(n-1)

σ sesudah

=

�∑ RTN-RTNsesudah

n i=1


(53)

5. Kriteria pengujian sebagai berikut: a. Hipotesis pertama

0diterima jika

t

hitung ≤

t

tabel atau Sig. > 0,05 pasar saham tidak bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan peringkat obligasi

0ditolak jika

t

hitung >

t

tabel atau Sig. < 0,05 pasar saham bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan keringkat obligasi

b. Hipotesis kedua

0 diterima jika thitung

t

tabel atau Sig. > 0,05 pasar saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan peringkat obligasi.

0ditolak jika

t

hitung >

t

tabel atau Sig. < 0,05 pasar saham tidak bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan peringkat obligasi


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Bursa efek atau pasar modal telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai Bursa Efek Surabaya sebagai penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediaka Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Bar


(55)

4.2. Sejarah Singkat PT PEFINDO

PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif (BAPEPAM) dan memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjan

Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit

PEFINDO adalah merupaka Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari perusahaan digunakan dan kriteria dalam melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO

didukung oleh mitra globalnya yaitu

PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA).


(56)

4.3. Profil Perusahaan Sampel

4.3.1 Perusahaan yang Mengalami Kenaikan Peringkat Obligasi 1. Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM)

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut. Pada tanggal 27 November 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham ANTM kepada masyarakat dan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal tersebut. Pada tanggal 30 Januari 2013, Pefindo mengumumkan kenaikan peringkat obligasi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. dari id A- menjadi A.

2. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)

PT Adhi Karya (Persero) T Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian berdasarkan PP No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perusahaan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam Perusahaan.


(57)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Ruang lingkup bidang usaha ADHI meliputi:

a. Konstruksi

b. Konsultasi manajemen dan rekayasa industri (Engineering Procurement and Construction (EPC),

c. Perdagangan umum, jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi informasi, real estat dan agro industri.

Saat ini kegiatan utama ADHI dalam bidang konstruksi, EPC, real estat dan jasa pengadaan barang. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1960. Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat kemudian pada tanggal 18 Maret 2004 seluruh saham ADHI telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 18 April 2012, Pefindo mengumumkan kenaikan peringkat obligasi Adhi Karya (Persero) Tbk. dari id A- menjadi A.

3. Bank International Indonesia Tbk. (BNII)

PT Bank Internasional Indonesia T tanggal 31 Maret 1980 BNII melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BNII adalah melakukan usaha di bidang perbankan, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Pada tanggal 02 Oktober 1989, BNII memperoleh pernyataan efektif dari


(58)

BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham BNII kepada masyarakat dan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Nopember 1989. Obligasi Bank Internasional Indonesia Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari id AA+ menjadi AAA pada 12 November 2012.

4. Bank Permata Tbk. (BNLI)

PT Bank Permata Tbk (dahulu PT Bank Bali Tbk) Desember 1954 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Januari 1955. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BNLI adalah menjalankan kegiatan umum perbankan, termasuk menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah. BNLI mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah sejak bulan Nopember 2004. Pada tanggal 02 Desember 1989, BNLI memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk melakukan penawaran umum perdana saham BNLI kepada masyarakatdan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 1990. Obligasi Bank Permata Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idAA menjadi idAA+ pada 3 April 2013.

5. Bank Victoria Internasional Tbk. (BVIC)

PT Bank Victoria International Tbk mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 05 Oktober 1994. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BVIC adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan. Pada tanggal 04 Juni 1999, BVIC


(59)

memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan penawaran umum perdana saham BVIC kepada masyarakat. Saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 03 Juni 1999. Obligasi Bank Victoria Internasional Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idBBB+ menjadi idA- pada 3 April 2013

6. Bank OCBC NISP Tbk. (NISP)

PT Bank OCBC NISP Tbk (dahulu PT Bank NISP Tbk) tanggal 04 April 1941 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1941. Pada awal pendiriannya, NISP beroperasi sebagai bank tabungan kemudian tanggal 20 Juli 1967 NISP memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia. Lalu tanggal 08 September 2009 NISP memperoleh ijin unit usaha syariah berdasarkan keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia, NISP mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 12 Oktober 2009. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan NISP adalah melakukan kegiatan usaha di bidang bank umum termasuk kegiatan perbankan yang melaksanakan usaha syariah. Pada tanggal 16 September 1994, NISP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham NISP kepada masyarakat. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Oktober 1994. Obligasi Bank OCBC NISP Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idAA+ menjadi AAA pada 26 November 2012.


(60)

7. Bumi Serpong Damai Tbk. (BDSE)

PT Bumi Serpong Damai T beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Proyek real estat BSDE berupa Perumahan Bumi Serpong Damai yang berlokasi di Kecamatan Serpong, Kecamatan Legok, Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Pagedangan, Propinsi Banten. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BSDE adalah berusaha dalam bidang pembangunan real estat. BSDE telah dan sedang melaksanakan pembangunan kota baru sebagai wilayah pemukiman yang terencana dan terpadu yang dilengkapi dengan prasarana-prasarana, fasilitas lingkungan dan penghijauan dengan nama BSD City. Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham BSDE kepada masyarakat dan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Juni 2008. Obligasi Bumi Serpong Damai Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idA+ menjadi idAA- pada 9 April 2013.

8. Matahari Putera Prima Tbk. (MPPA)

PT Matahari Putra Prima Tbk beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Entitas Induk langsung MPPA adalah Perusahaan. Entitas Induk Terakhir Perusahaan adalah Lanius Limited. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan MPPA antara lain:


(61)

1. Jaringan toko serba ada yang menyediakan berbagai macam barang seperti kebutuhan sehari-hari, alat tulis, buku, mainan, obat-obatan, pakaian, perhiasan, tas, sepatu, kosmetik dan peralatan elektronik, dan

2. Pusat hiburan keluarga yang dikenal sebagai Time Zone.

Pada tanggal 29 Nopember 1992, MPPA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham MPPA kepada masyarakatda saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Desember 1992. Obligasi Matahari Putera Prima Tbk. mengalami kenaikan peringkat peringkat dari idA- menjadi idA+ pada 13 Maret 2013.

9. Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI)

PT Mitra Adiperkasa T Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan MAPI meliputi perdagangan, jasa, manufaktur, transportasi, pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Saat ini, kegiatan MAPI terutama dalam bidang perdagangan eceran pakaian, sepatu, asesoris, tas dan peralatan olahraga di lebih dari 1.000 toko/outlet yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Makassar, Batam, Manado dan kota-kota lainnya di Indonesia. Pada tanggal 29 Oktober 2004, MAPI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham MAPI kepada masyarakat dan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Nopember 2004. Obligasi Mitra Adiperkasa Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idA+ menjadi idAA- pada 24 September 2012.


(62)

10. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA)

PT Pembangunan Jaya Ancol T beroperasi secara komersial pada tahun 1996. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PJAA adalah berusaha dalam bidang pembangunan dan jasa. Saat ini PJAA berusaha dalam bidang, antara lain:

1. Real estat, yaitu pembangunan, penjualan dan penyewaan bangunan dan penjualan tanah kapling,

2. Pariwisata, yaitu mengelola pasar seni dan dermaga.

Pada tanggal 22 Juni 2004, PJAA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham PJAA kepada masyarakat. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 02 Juli 2004. Obligasi Pembangunan Jaya Ancol Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idA+ menjadi idAA- pada 2 Oktober 2012.

11. Summarecon Agung Tbk. (SMRA)

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) didirikan tanggal 26 November 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMRA bergerak dalam bidang pengembangan real estat, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran. Pada tanggal 1 Maret 1990, SMRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham SMRA kepada masyarakat. Obligasi Summarecon Agung Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idA menjadi idA+ pada 1 Mei 2012.


(63)

12. Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF)

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) dahulu PT Wahana Ometraco Multi Artha didirikan di Indonesia dengan nama PT Jakarta-Tokyo Leasing tanggal 23 Maret 1982 dan mulai memfokuskan kegiatannya pada pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda dua sejak tahun 1997. Pada saat ini, Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan dalam bidang lembaga pembiayaan meliputi: sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit. Pada tanggal 30 Nopember 2004, Perusahaan memperoleh Pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham dan saham perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 13 Desember 2004. Obligasi Wahana Ottomitra mengalami kenaikan peringkat dari idAA- menjadi idAA pada 24 Maret 2011.

13. Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)

PT Waskita Karya (Persero) Tbk Perusahaan Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari perusahaan asing bernama “Volker Aanemings Maatschappij NV” yang dinasionalisasi Pemerintah. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan WSKT adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan


(64)

kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi serta kepariwisataan dan pengembang dengan menerapkan prinsip-prinsip Perusahaan Terbatas. Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakuka kepada masyarakat dan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Desember 2012. Obligasi Waskita Karya Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idA- menjadi idA pada 1 Maret 2013.

14. XL Axiata Tbk. (EXCL)

PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk) didirikan tanggal 06 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1996. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan EXCL melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan jasa telekomunikasi dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau multimedia. Pada tanggal 16 September 2005, EXCL memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham EXCL kepada masyarakat dan saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 September 2005. Obligasi XL Axiata Tbk. mengalami kenaikan peringkat dari idAA- menjadi idAA+ pada 1 Maret 2011.


(1)

SUMMARECON AGUNG TBK.

Date Close

Price Actual Return

Close Price

(IHSG) Market Return May102012 835 0,00000 4133,63 0,00111

May92012 835 -0,04571 4129,06 -0,01244 May82012 875 -0,01685 4181,07 0,00534 May72012 890 0,00565 4158,86 -0,01371 May42012 885 -0,02210 4216,68 -0,00173

May32012 905 0,00556 4224 0,00112

May22012 900 0,02857 4219,29 0,00556

May12012 875 0,01156 4195,98 0,00365

Apr302012 865 0,01170 4180,73 0,00402 Apr272012 855 -0,01724 4163,98 -0,00391 Apr262012 870 0,03571 4180,31 0,00400 Apr252012 840 0,00000 4163,64 -0,00161 Apr242012 840 -0,01176 4170,35 0,00358 Apr232012 850 -0,00585 4155,49 -0,00619 Apr202012 855 0,02395 4181,37 0,00424

Apr192012 835 4163,72

WAHANA OTTOMITRA MULTHIARTHA TBK.

Date Close

Price Actual Return

Close Price

(IHSG) Market Return Apr42011 500 0,00000 3700,05 -0,00201 Apr12011 500 0,03093 3707,49 0,00783 Mar312011 485 -0,02020 3678,67 0,01035 Mar302011 495 0,03125 3640,98 0,01377 Mar292011 480 0,00000 3591,51 -0,00315 Mar282011 480 -0,01031 3602,86 -0,00118 Mar252011 485 0,00000 3607,11 -0,00125

Mar242011 485 0,02105 3611,64 0,02670

Mar222011 475 0,00000 3517,72 -0,00032 Mar212011 475 0,00000 3518,85 0,00709 Mar182011 475 0,00000 3494,07 0,00283 Mar172011 475 -0,02062 3484,21 -0,01339 Mar162011 485 0,02105 3531,48 0,00199 Mar152011 475 -0,01042 3524,48 -0,01271 Mar142011 480 0,00000 3569,84 0,00779


(2)

WASKITA KARYA TBK.

Date Close

Price Actual Return

Close Price

(IHSG) Market Return Mar 15, 2013 620 0,05085 4819,32 0,00688 Mar 14, 2013 590 -0,04839 4786,37 -0,01015 Mar 13, 2013 620 -0,01587 4835,44 -0,00389 Mar112013 630 0,00000 4854,31 -0,00414

Mar82013 630 0,05000 4874,5 0,00540

Mar72013 600 -0,01639 4848,3 0,02033 Mar52013 610 -0,01613 4751,7 -0,01245

Mar12013 620 0,01639 4811,61 0,00330

Feb282013 610 0,03390 4795,79 0,01683 Feb272013 590 0,01724 4716,42 0,01145 Feb262013 580 -0,01695 4663,03 -0,00704 Feb252013 590 -0,01667 4696,11 0,00967 Feb222013 600 0,03448 4651,12 0,00404 Feb212013 580 0,00000 4632,4 -0,00044 Feb202013 580 0,07407 4634,45 0,00486

Feb 18, 2013 540 4612,05

XL AXIATA TBK.

Date Close

Price Actual Return

Close Price

(IHSG) Market Return Mar102011 5650 -0,00877 3587,65 -0,00307

Mar92011 5700 0,00000 3598,68 0,00513 Mar82011 5700 -0,01724 3580,31 0,00522 Mar72011 5800 -0,00855 3561,72 0,00531 Mar42011 5850 -0,00847 3542,9 0,01384 Mar32011 5900 0,01724 3494,54 0,00239 Mar22011 5800 -0,00855 3486,2 -0,00752

Mar12011 5850 0,02632 3512,62 0,01218

Feb282011 5700 0,00885 3470,35 0,00779 Feb252011 5650 -0,00877 3443,53 0,00128 Feb242011 5700 0,00885 3439,13 -0,01007 Feb232011 5650 0,00000 3474,12 0,00667 Feb222011 5650 0,03670 3451,1 -0,01331 Feb212011 5450 -0,05217 3497,64 -0,00110 Feb182011 5750 0,03604 3501,5 0,01954


(3)

APEXINDO Date Close

Price

Actual Return

Close Price

(IHSG) Market Return Jul 9, 2012 2550 0,00000 3985,04 -0,01730 Jul 6, 2012 2550 0,00000 4055,2 -0,00360 Jul 5, 2012 2550 0,00000 4069,84 -0,00149 Jul 4, 2012 2550 0,00000 4075,92 0,00643 Jul 3, 2012 2550 0,00000 4049,89 0,01462 Jul 2, 2012 2550 0,00000 3991,54 0,00909 Jun 29, 2012 2550 0,00000 3955,58 0,01749 Jun 28, 2012 2550 0,00000 3887,57 -0,01202

Jun 27, 2012 2550 0,00000 3934,87 0,01378 Jun 26, 2012 2550 0,00000 3881,4 0,00617 Jun 25, 2012 2550 0,00000 3857,59 -0,00821 Jun 22, 2012 2550 0,00000 3889,52 -0,00314 Jun 21, 2012 2550 0,00000 3901,79 -0,01068 Jun 20, 2012 2550 0,00000 3943,9 0,01625 Jun 19, 2012 2550 0,00000 3880,82 0,00535


(4)

LAMPIRAN 5

Actual return dan market return perusahaan yang mengalami penurunan peringkat

obligasi.

BANK ICB BUMIPUTERA TBK.

Date Close

Price

Actual Return

Close Price (IHSG)

Market Return Mar-21-2012 132 0,00000 4036,23 0,00350 Mar-20-2012 132 0,00000 4022,17 -0,00064 Mar-19-2012 132 0,00000 4024,73 -0,00095 Mar-16-2012 132 0,20000 4028,54 -0,00283 Mar-15-2012 110 0,00000 4039,98 -0,00354 Mar-14-2012 110 0,20879 4054,33 0,01140 Mar-13-2012 91 0,00000 4008,64 0,00534

Mar-12-2012 91 0,00000 3987,35 -0,00105

Mar-9-2012 91 -0,32593 3991,54 0,00602 Mar-8-2012 135 0,00000 3967,67 0,00638 Mar-7-2012 135 0,00000 3942,52 -0,00619 Mar-6-2012 135 0,00000 3967,08 -0,00447 Mar-5-2012 135 -0,06897 3984,9 -0,00499 Mar-2-2012 145 0,00000 4004,87 0,01075 Mar-1-2012 145 -0,82099 3962,29 -0,00575

Feb-28-2012 810 3985,21

BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK.

Date Close

Price

Actual Return

Close Price

(IHSG) Market Return Apr-16-2012 117 0,00000 4146,58 -0,00305 Apr-13-2012 117 0,03540 4159,28 0,00477 Apr-12-2012 113 -0,01739 4139,54 0,00231 Apr-11-2012 115 -0,02542 4130,01 -0,00477 Apr-10-2012 118 -0,01667 4149,8 -0,00103 Apr-9-2012 120 -0,01639 4154,07 -0,00295 Apr-5-2012 122 0,00000 4166,37 0,00782

Apr-4-2012 122 -0,02400 4134,04 -0,01931

Apr-3-2012 125 0,00000 4215,44 0,01185 Apr-2-2012 125 0,01626 4166,07 0,01080 Mar-30-2012 123 -0,02381 4121,55 0,00399 Mar-29-2012 126 0,02439 4105,17 0,00357 Mar-28-2012 123 -0,00806 4090,57 0,00274


(5)

BAKRIE TELECOM TBK.

Date Close

Price

Actual Return

Close Price (IHSG)

Market Return Jun-6-2012 240 0,00000 3841,33 0,03320 Jun-5-2012 240 -0,02041 3717,88 0,01732 Jun-4-2012 245 -0,12500 3654,58 -0,03821 Jun-1-2012 280 0,05660 3799,77 -0,00862 May-31-2012 265 0,10417 3832,82 -0,02172 May-30-2012 240 0,02128 3917,92 -0,00029 May-29-2012 235 -0,02083 3919,06 0,00009 May-28-2012 240 0,00000 3918,69 0,00415 May-25-2012 240 0,00000 3902,51 -0,02067 May-24-2012 240 0,02128 3984,87 0,00083 May-23-2012 235 0,00000 3981,58 -0,00983 May-22-2012 235 -0,04082 4021,1 0,02056 May-21-2012 245 0,06522 3940,11 -0,01015 May-16-2012 230 0,02222 3980,5 -0,01610 May-15-2012 225 -0,04255 4045,64 -0,00183

May-14-2012 235 4053,07

BW PLANTATION TBK.

Date Close

Price

Actual Return

Close Price (IHSG)

Market Return Aug-10-2012 1480 0,00000 4141,56 0,00252 Aug-9-2012 1480 0,00000 4131,17 0,00989 Aug-8-2012 1480 0,00000 4090,71 0,00126 Aug-7-2012 1480 0,00000 4085,58 -0,00485 Aug-6-2012 1480 0,00680 4105,5 0,00139 Aug-3-2012 1470 0,00000 4099,81 0,00164 Aug-2-2012 1470 -0,00676 4093,11 -0,00904 Aug-1-2012 1480 0,00000 4130,46 -0,00287 Jul-31-2012 1480 0,00680 4142,34 0,01054 Jul-30-2012 1470 0,01379 4099,12 0,00365 Jul-27-2012 1450 -0,02685 4084,21 0,01983 Jul-26-2012 1490 0,00000 4004,78 0,00098 Jul-25-2012 1490 -0,03247 4000,84 0,00219 Jul-24-2012 1540 0,00654 3992,11 -0,00441 Jul-23-2012 1530 -0,02548 4009,79 -0,01750


(6)

SALIM IVOMAS PRATAMA TBK.

Date Close

Price

Actual Return

Close Price (IHSG)

Market Return Sep-16-2011 1270 0,01600 3835,18 0,01612 Sep-15-2011 1250 -0,01575 3774,33 -0,00650 Sep-14-2011 1270 0,00000 3799,04 -0,01955 Sep-13-2011 1270 -0,00781 3874,78 -0,00548 Sep-12-2011 1280 -0,02290 3896,12 -0,02560 Sep-9-2011 1310 -0,02239 3998,5 -0,00172 Sep-8-2011 1340 0,03876 4005,39 0,00099 Sep-7-2011 1290 0,02381 4001,43 0,02865 Sep-6-2011 1260 0,00000 3889,97 0,00616 Sep-5-2011 1260 0,00800 3866,17 0,00636 Aug-26-2011 1250 0,00000 3841,73 -0,00069 Aug-25-2011 1250 0,01626 3844,38 -0,00069 Aug-24-2011 1230 -0,03150 3847,02 -0,00862 Aug-23-2011 1270 0,00794 3880,46 0,01064 Aug-22-2011 1260 0,00000 3839,62 -0,00081