1.1 PROFIL KELUARGA DAMPINGAN
No Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket 1.
I Ketut Sandi Kawin
70 SD
Buruh Ayah
2. Luh Rentianis
Kawin 68
- Pedagang
Ibu 3.
Kadek Suciana B. Kawin
40 -
Lain-lain Anak
Keluarga Bapak Sandi tinggal di lingkungan Asri, desa Gilimanuk. Bapak Ketut Sandi mempunyai istri yang bernama Luh Rentianis. Merekadikaruniai 10
orang anak, namun tiga dari 10 anak tersebut sudah meninggal. Anak perempuan berjumlah 4 orangdan anak laki-laki berjumlah 3 orang. Keenam dari anak pak
Sandi sudah menikah dan memiliki keluarga sedangkan satu anak laki-lakinya yang bernama Kadek Suciana masih tinggal dengan pak Sandi karena iamemiliki
penyakit keterbelakangan mental. Hingga saat ini bapak Sandi tinggal bersama istri dan satu orang anaknya tersebut.
Bapak sandi mempunyai rumah yang telah menjadi milik sendiri dengan luas rumah 5 m x 5 m. Rumah yang ditempatinya terdiri dari dua kamar tidur , dapur
dan dua buah kamar mandi yang letaknya terpisah dari kamar. Kondisi rumah sudah tidak layak karena terdapat genteng yang rusak sehingga kadang
menyebabkan air hujan masuk ke dalam rumah, lantai dari tegel yang sudah mulai timbul retakan, dapur yang berdindingkan kayu, dan kondisi kamar mandi yang
banyak lumut serta pintu kamar mandi yang rusak. Pekerjaan utama bapak Sandi adalah mencari kayu di hutan sedangkan ibu
Rentianis bekerja membuat porosan dan tekor segan alat persembahyangan bagi umat hindu . Kadang-kadang ibu Rentianis juga membuat jajanan bali yang
nantinya di titipkan di warung langganannya.
1.2 EKONOMI KELUARGA DAMPINGAN
1.2.1 Pendapatan keluarga Pekerjaan bapak Sandi adalah mencari kayu di hutan. Ia ke hutan
dengan mengendarai sepeda gayung yang sudah tua dan kadang-kadang sepeda tersebut rusak di tengah perjalanan saat ingin mencari kayu. Ia mencari
kayu dihutan tidak setiap hari karena ia sudah tua dan kondisi kesehatannya pun semakin berkurang. Kayu yang didapatkannya dikumpulkan lalu sebagian
dipakai untuk bahan bakar masak di rumah dan sebagian lagi dijual. Hasil dari menjual kayu hanya sebesar Rp. 20.000,00 dan itupun tidak setiap hari ada
yang beli. Ibu Rentianis bekerja sebagai pembuat porosan dan tekor segan.
Porosan dan tekor segan ini digunakan oleh umat hindu untuk perlengkap alat persembahyangan. Tidak banyak porosan dan tekor segan yang dapat dibuat
oleh ibu tiap harinya karena bahan yang diperlukan tidak setiap hari ada dan ibu rentianis tidak bisa berlama-lama duduk untuk membuat porosan dan
tekor segan tersebut. Bahan –bahan yang diperlukan untuk membuat tekor segan biasanya bapak Sandi yang mencarikannya dihutan dan jika ada bahan
yang tidak bisa didapatkan dihutan maka ibu Rentianis membelinya di pasar. Porosan dan tekor segan yang dibuat ibu Rentianis biasanya akan diambil oleh
pelanggan setiap 15 hari sekali dengan harga Rp. 25.000,00.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga Pengeluaran keluarga terbagi dalam aspek-aspek sebagai berikut :
Kebutuhan sehari-hari Untuk biaya sehari-hari keluarga bapak Sandi menghabiskan
kurang lebih Rp 30.000 sampai Rp. 35.000 dan itupun hanya dipergunakan untuk biaya makan ketiga anggota keluarganya. Jika
dalam satu hari beliau tidak memiliki uang untuk membeli lauk maka mereka hanya mengkonsumsi nasi saja.
Kesehatan Bapak Sandi memiliki penyakit yang kadang datang tiap
bulannya, yakni Ambeien. Bapak Sandi sudah memeriksakannya ke puskesmas dengan menggunakan kartu JKBM yang beliau dapatkan.
Ibu Rentianis juga sering mengeluhkan penyakit yang menyerang dibagian kaki, ia sudah memeriksakannya ke dokter dan dibilang
bahwa ia terkena rematik. Kadang bapak Sandi dan Ibu Rentianis merasakan pegal-pegal karena terlalu kelelahan dalam bekerja, dan
biasanya dapat disembuhkan dengan istirahat yang cukup. Selain itu mata bapak sandi yang di sebelah kanan mengalami kebutaan sehingga
membuat penglihatan bapak Sandi terbatas. Anak bapak sandi yang mengalami keterbelakangan mental tidak selalu memerlukan
perawatan selagi ia tidak melakukan hal-hal yang buruk. Kerohanian
Keluarga bapak sandi merupakan keluarga yang beragama Hindu. Sehingga setiap harinya keluarga bapak sandi harus
menyisihkan uangnya untuk membeli keperluan persembahyangan. Belum lagi untuk setiap bulannya pasti ada hari besar agama hindu
seperti purnama, tilem, tumpek yang menyebabkan pengeluaran yang dibutuhkan harus lebih besar dari pada keperluan sembahyang pada
hari-hari biasa. Listrik dan air
Keluarga bapak Sandi menggunakan listrik PLN dan untuk airnya bapak sandi menggunakan air pompa. Mereka juga memiliki
sumur di halaman rumahnya. Untuk pembayaran Listrik dan Air biasanya bapak Sandi membayar sejumlah Rp. 50.000 per bulannya.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MAASALAH
2.1 PERMASALAHAN KELUARGA
Tujuan dari KKN ini adalah agar mahasiswa dapat membantu keluarga yang didampingi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam
keluarga tersebut baik itu masalah pribadi ataupun masalah sosial dengan cara memberikan saran ataupun dapat berupa sumbangan. Untuk permasalahan
keluarga dari keluarga Bapak Sandi adalah kurangnya pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari, rumah yang ditempati kurang layak dan permasalahan
kesehatan. Bapak sandi memiliki keterbatasan melihat karena satu matanya buta sehingga membuat bapak Sandi tidak dapat bekerja dengan maksimal. Ditambah
lagi dengan seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental yang sewaktu- waktu dapat membuat hal-hal aneh yang membuat keluarganya repot dan
khawatir. 2.1.1 Permasalahan Ekonomi pendapatan yang minimum
Perekonomian keluarga merupakan masalah utama yang nantinya akan mempengaruhi masalah yang lainnya. Pekerjaan yang dimiliki oleh
keluarga bapak Sandi dan ibu Rentianis tidak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari mereka. Uang yang didapatkan dari hasil bekerja
tidak mereka nikmati setiap harinya, karena uang dari hasil mencari kayu bakar dan membuat porosan mereka dapatkan setiap 15 hari sekali atau
pada saat kayu bakar dan porosan yang dimiliki oleh pelanggan sudah habis. Bapak Sandi dan ibu Rentianis hanya memiliki satu pelanggan yang
biasa membeli barang-barang hasil buatan mereka. Dan uang yang dihasilkanpun tidak besar hanya cukup untuk membeli lauk yang sederhana
saja. Bapak Sandi dan ibu Rentianislah yang menjadi tulang punggung karena keenam anaknya sudah semua menikah dan memiliki keluarga
sendiri. Dan hanya tersisa satu anak saja yang tidak mungkin bisa mencari pekerjaan karena memiliki keterbelakangan mental.
2.1.2 Permasalahan Lingkungan Rumah yang ditempati oleh keluarga bapak sandi merupakan rumah
yang sangat sederhana. Mereka sudah tinggal di rumah tersebut sejak kurang lebih 17 tahun yang lalu. Tanah yang luasnya 25 meter x 35 meter
dibangun 2 kamar tidur, ruang tamu yang kecil, satu dapur dan 2 buah kamar mandi. Kondisi rumah yang ditempati kini sudah tidak layak karena
banyak komponen-komponen rumah yang sudah rusak misalnya atap rumah yang sudah tua sehingga terdapat lubang, tembok rumah yang mulai
berlumut, lantai rumah yang sudah retak-retak, kamar mandi yang sudah berlumut dan kondisi pintu yang telah rusak, dan dapur yang terbuat dari
kayu. Dapur yang telah digunakan bertahun-tahun sempat roboh pada bulan juli 2016 kemarin dan hampir menimpa badan ibu Rentianis yang sedang
memasak pada saat itu. 2.1.3 Permasalahan Sandang
Dari sejak awal penulis melakukan kunjungan ke keluarga bapak sandi, penulis melihat pakaian yang digunakan oleh keluarga tersebut
sangat tidak layak. Sejak awal penulis mengunjungi keluarga tersebut, pakaian yang dikenakan tidak berganti, hanya itu-itu saja yang digunakan.
Terlebih lagi pakaian yang digunakan sudah kotor dan robek-robek. Keluarga bapak sandipun tidak memiliki satupun handuk. Mereka hanya
menggunakan pakaian bekas yang sudah robek sebagai lap untuk mengeringkan badan mereka.
2.1.4 Bahan-bahan dagangan Ibu Rentianis membantu meringankan beban keluarganya dengan
berjualan porosan dan tekor segan. Porosan dan tekor segan ini digunakan oleh umat hindu sebagai pelengkap persembahyangan. Bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat porosan dan tekor segan ini adalah daun kelapa, base sirih, buahpinang, dan pamor. Untuk membuat porosan dan tekor
segan biasanya bahan-bahan yang digunakan akan dicari oleh bapak sandi saat pergi ke hutan, hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya. Namun
jika bapak sandi tidak pergi ke hutan maka bahan-bahan akan dibeli di pasar. Jika bahan-bahan tersebut dibeli maka keuntungan yang diperoleh
akan tipis. Untuk memperoleh uang sebesar Rp. 25.000 , ibu Rentianis memerlukan waktu satu minggu untuk membuat porosan dan tekor segan.
2.2 MASALAH PRIORITAS